Desak Gde Diah Dharma Santhi
Departemen Patologi Klinis, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Dislipidemia pada penderita nefropati diabetik di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Bali tahun 2018 I Nyoman Santa Wijaya; Desak Gde Diah Dharma Santhi; Anak Agung Wiradewi Lestari
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 2 (2020): (Available online: 1 August 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.493 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i2.689

Abstract

Background: Diabeticcnephropathy isaa commonacomplication of diabetes and the main cause of chronic kidney disease in developed countries. Diabetics develop toward nephropathy in about 40% of cases. This condition is characterized by increased albuminuria or decreased glomerular filtration levels. Patient with diabetic nephropathy and dyslipidemia have higher renal parameters such as blood ureum and serum creatinine.Aim:  The study aims to determine gender, age, blood pressure, smoking habit, and lipid profile, ureum and creatinine characteristic in patients with diabetic nephropathy.Method: This research was descriptive cross-sectional approach applying 40 patient with diabetic nephropaty who visited Sanglah General Hospital Denpasar in Januari-Desember 2018. The sampling technique used consecutive sampling techniques and used secondary data in the form of medical records. Results and Conclusion: Most of diabetic nephropathy patients was male (55%), belong to age range of 51 to 60 years (50%), had hypertension (55%) and smoking history (15%).  Lipid profile parameter found that diabetic nephropathy patients had 52% increase in triglycerides and 62.5% decrease in HDL levels.  Results for urea levels found that 57.5% samples had urea levels >23 mg/dL and 80% had creatinine levels >0.90 mg/dL.  Latar Belakang: Nefropati diabetik adalahh komplikasi umum dari diabetes dan penyebab utama penyakit ginjal kronis di negara maju. Sekitar 40% penderita diabetes berkembang ke arah nefropati, dimana kondisi ini ditandai dengan peningkatan albuminuria atau penurunan tingkat filtrasi glomerulus. Penderita nefropati diabetik dengan dislipidemia memiliki parameter ginjal seperti ureum darah dan serum kreatinin yang lebih tinggi.Tujuan: Untuk mengetahui untuk mengetahui gambaran jenis kelamin, usia, tekanan darah dan riwayat merokok serta profil lipid, ureum dan keratinin padaapenderitaadiabetes mellitusstipe 2 (DMT2)ddengan nefropatii diabetik.Metodee: PenelitianNini bersifat deskritif dengann metode crosss-sectional. Sampel penelitiann adalah 40 orang penderita nefropati diabetik yang mmelakukan perawatann di RumahSSakit UmumPPusat (RSUP) SanglahDDenpasar pada bulan jJanuari – Desember 2018. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik consecutive samplingg dann menggunakann dataasekunder berupaarekam medis.Hasil dan Simpulan: Mayoritas pasien nefropati diabetik adalah berjenis kelamin laki-laki (55%), dengan umur bekisar 51 – 60 tahun (50%), mengalami hipertensi (55%) dan memiliki riwayat merokok (15%). Gambaran profil lipid pasien nefropati diabetik didapatkan peningkatan trigliserida (52%) dan penurunan kadar HDL (62,5%). Hasil untuk parameter kadar ureum mendapatkan sebanyak 57,5% pasien memiliki kadar ureum >23 mg/dL dan sebanyak 80% memiliki kadar keratinin >0,90 mg/dL.
Prevalensi dan komplikasi pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2018 Ida Ayu Ari Utami; Desak Gede Diah Dharma Santhi; Anak Agung Wiradewi Lestari
Intisari Sains Medis Vol. 11 No. 3 (2020): (Available online: 1 December 2020)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.909 KB) | DOI: 10.15562/ism.v11i3.691

Abstract

Background: The prevalence of chronic kidney failure in Australia, Japan and Europe is 6-11%, increased relatively about 5-8% per year. Meanwhile, in Indonesia, the prevalence of chronic kidney failure is 0.2% of total. Only 60% of patients with chronic kidney failure had dialysis therapy.Aim: This study aims to determine the prevalence of patients with chronic kidney failure who do hemodialysis at RSUP Sanglah and to determine the description of complications in patients with chronic kidney failure who do hemodialysis at RSUP Sanglah.Method: This was a categorical descriptive study looking at medical records of chronic renal failure patients do hemodialysis at RSUP Sanglah in 2018 with a sample of 45 patients who had met the inclusion and exclusion criteria. The study sample consisted of chronic kidney failure patients do hemodialysis and complications.Results and conclusion: There were 16 patients with chronic renal failure do hemodialysis at RSUP Sanglah and there were complications consisting of complications of hypertension, hyperuremia, hyperkalemia, metabolic acidosis and anemia. Prevalensi gagal ginjal kronik di negara Australia, Jepang dan Eropa adalah 6 – 11%, terjadi peningkatan 5 – 8% pertahun. Sedangkan, di Indonesia terdapat prevalensi gagal ginjal kronik 0,2% dari penduduk di Indonesia. Hanya 60% dari pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi dialisis.Tujuan: untuk mengetahui prevalensi pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah dan untuk mengetahui gambaran komplikasi pada pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisis di RSUP Sanglah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategorik melihat dari catatan rekam medis pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Sanglah pada tahun 2018 dengan sampel sebanyak 45 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel penelitian terdiri dari pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dan terdapat komplikasi.Hasil dan simpulan: Terdapat 16 pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Sanglah dan terdapat komplikasi yang terdiri dari komplikasi hipertensi, hiperuremia, hiperkalemia, asidosis metabolik dan anemia.