Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Studi Eksperimental Pemanfaatan Temperatur Gas Buang dari Kendaraan Bermotor Roda Dua untuk Pemanas Kotak Makanan (Delivery Box) pada Layanan Pesan Antar Ismail Thamrin; Surya Hadi
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 6 No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.656 KB)

Abstract

AbstrakPanas dari gas buang sisa pembakaran kendaraan bermotor roda dua, masih memilikitemperatur yang cukup tinggi. Sumber panas ini biasanya langsung dibuang / dikeluarkanmelalui knalpot ke udara bebas. Dalam penelitian ini, gas buang bertemperatur tinggi inidimanfaatkan kembali, dengan cara dimasukkan kedalam tempat khusus pada kotakmakanan untuk layanan pesan antar (delivery service box). Kotak ini didesain khusus untukmenjaga agar temperatur dalam kotak tidak cepat turun, agar makanan yang akan dikirimtetap dalam kondisi hangat. Instalasi yang dibuat untuk memanfaatkan panas dari gas buangini sangat sederhana, yaitu dengan memasang pipa bercabang pada knalpot, yang bergunauntuk mengalirkan gas buang ke bagian bawah kotak. Kotak bagian bawah ini telah dipasangibaffle agar panasnya dapat bertahan lebih lama. Setelah dimanfaatkan, gas buang itudialirkan kembali ke knalpot, untuk dibuang ke udara. Kotak penyimpan makananmembutuhkan panas ruangan yang cukup agar tidak terjadi penurunan temperatur padamakanan tersebut. Dari studi eksperimental yang telah dilakukan pada kotak penyimpanmakanan, kotak pemanas makanan ini diuji dengan putaran mesin dan jauhnya jarak tempuhmotor. Pengujian ini menghasilkan peningkatan atau kenaikan temperatur gas buang padavariasi putaran mesin yang berbeda. Putaran mesin yang dipakai adalah 800 rpm, 1500 rpm,2000 rpm, 2500 rpm, 3000 rpm, dan 3500 rpm, dan jarak tempuh yang diuji adalah 200, 400,600, 800 dan 1000 meter. Semakin tinggi putaran mesin, semakin tinggi juga panas yangdapat dimanfaatkan sehingga dapat memanaskan temperatur ruangan sesuai yangdiinginkan.Kata kunci: Gas buang, kotak makanan, putaran mesin, jarak tempuhAbstractHeat from combustion exhaust gas motorcycle still has a high enough temperature. The heatsource is usually directly discharged / expelled through the exhaust into the air. In this study,the high-temperature exhaust gas is re-used, by sending it into a special place in the food boxfor another service (delivery service box). This box is especially designed to keep thetemperature high enough inside the box so that the food to be delivered remains in warmcondition.Installation is made to utilize the heat from the flue gas is very simple namely byinstalling a branching pipe on the exhaust, which is useful for the exhaust gas to flow to thebottom of the box. The bottom box has been fitted with baffles, so that the heat can lastlonger. Once used, the flue gas is passed back to the exhaust, to be discharged into the air .Hot food storage boxes require enough space to prevent a decrease in the temperature of thefood.From this experimental study done on the box food storage, food heating box is tested todifferent engine speed and mileage. This test resulted in an increase in exhaust gastemperature at different engine speed variations. The engine speeds used were 800 rpm,1500 rpm, 2000 rpm , 2500 rpm , 3000 rpm, and 3500 rpm, and the mileage tested were 200,400, 600, 800, and 1000 meters. The results demonstrated that the higher the engine rpmused, the higher the heat that could be utilized to heat the room temperature as desired.Keywords: Exhaust gas, food boxes, engine rpm, mileage
FERMENTASI GLUKOSA HASIL HIDROLISIS BUAH KUMBI UNTUK BAHAN BAKU BIOETANOL Sri Seno Handayani; Surya Hadi; Haryanti Patmala
Jurnal Pijar Mipa Vol. 11 No. 1 (2016): Maret
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.299 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v11i1.5

Abstract

Abstrak. Kumbi atau Voacanga foetida (blume) rolfe merupakan tumbuhan dari family Apocynaceae. Pulau Lombok merupakan daerah utama tempat tumbuhnya ‘Kumbi’ ini. Kumbi memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan bioetanol. Sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan bioetanol dari buah Kumbi (Voacanga foetida (blume) rolfe) ini dengan kadar 14% dan % rendemen sebesar 14,793%. Hasil yang didapatkan ini sudah cukup tinggi namun belum memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai bahan baku campuran pada bahan bakar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh suhu fermentasi terhadap rendemen bioetanol dari buah kumbi menggunakan Saccharomyces cerevisiae dan Rhyzopus oryzae. Metode yang digunakan adalah hidrolisis dengan HCl dan fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae dan Rhyzopus oryzae. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bioetanol dari buah kumbi dapat diproduksi melalui proses hidrolisis dan fermentasi menggunakan Saccharomyces cerevisiae dan Rhyzopus oryzae dengan variasi suhu fermentasi 28°C, 30°C, 32°C, 34°C, 36°C, 38°C dan 40°C, dan destilasi pada suhu 78 oC, menghasilkan rendemen bioetanol kasar pada suhu optimum 36 °C sebesar 66,02% (w/w) menggunakan Saccharomyces cerevisiae sedangkan dengan rasio yang sama menggunakan Rhyzopus oryzae suhu optimum dicapai pada 32°C, menghasilkan rendemen bioetanol kasar sebesar 88,14% (w/w). Kata kunci: Bioetanol, Buah Kumbi, Hidrolisis, Fermentasi      Abstract.    Kumbi or Voacanga foetida (blume) Rolfe is a plant of the family Apocynaceae.  Lombok Island is the main area where the growth of Kumbi. Kumbi has a high cellulose content. Cellulose is a raw material in the manufacture of bioethanol. Research for bioethanol production from fruit Kumbi (Voacanga foetida (blume) Rolfe) generates yield of 14.793%. These results are not yet eligible to be used as raw material in the fuel mixture. This study aims to determine the effect of temperature on the yield of bioethanol fermentation of fruit Kumbi using Saccharomyces cerevisiae and Rhyzopus oryzae. The method used is by HCl hydrolysis and fermentation with Saccharomyces cerevisiae and Rhyzopus oryzae. The results showed that ethanol from Kumbi fruit can be produced by the hydrolysis and fermentation using Saccharomyces cerevisiae and Rhyzopus oryzae. Fermentation temperature variation used was 28 °C, 30 °C, 32 °C, 34 °C, 36 °C, 38 °C, 40 °C and distilled at a temperature of 78 C. The yield of bioethanol 66.02% (w/w ) obtained using Saccharomyces cerevisiae at a temperature of 36 °C while the same ratio used Rhyzopus oryzae produce bioethanol yield of 88.14% (w / w) at a temperature of 32 oC.Keywords: Bioethanol, Fruit Kumbi, hydrolysis, fermentation
MERCURY ANALYSIS AND CONCENTRATION IN SEAWATER OF SOUTHERN SUMBAWA Surya Hadi
Jurnal Pijar Mipa Vol. 4 No. 2 (2009): September
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.09 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v4i2.185

Abstract

Abstract. Current concerns over the negative impacts of Hg in the environment have led to the rapid progress of studies in this area. This progress has been directed to obtain analysis techniques that are able to accurately quantify Mercury (Hg) at extremely low concentration in which it frequently occurs. As part of a study on the environmental aspects of deep-sea submarine tailing placement at the Batu Hijau Mine, Sumbawa, this paper discusses recent progress in Hg analytical techniques, followed by the application of several techniques to investigate Hg concentration in seawater in the vicinity of the tailing discharge location. Using cold vapour atomic fluorescence spectrometry, dissolved Hg was found to be at sub-ng/l (ppt) levels. No dissolved Hg signal associated with the tailing discharge was found with concentrations being similar to adjacent coastal waters. Key words: tailing, STP system, Hg, analysis, and marine water
PENGOLAHAN MANDIRI LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN ORGANIK LAHAN SEMPIT Saprini Hamdiani; Nurul Ismillayli; Siti Raudhatul Kamali; Surya Hadi
Jurnal Pijar Mipa Vol. 13 No. 2 (2018): September
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1817.6 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v13i2.793

Abstract

Desa Lembuak adalah salah satu desa di Kecamatan Narmada. Desa ini, terdiri dari 8 dusun dengan jumlah penduduk 5209 jiwa dan luas 118 ha/m2. Lebih dari 70% penduduk terkonsentrasi dalam 3 dusun yaitu Lembuak Timur, Lembuak Barat dan Lembuak Kebon (Profil Desa Lembuak, 2016). Hal ini menjadikan ketiga dusun tersebut terbentuk menjadi perkampungan yang sangat padat. Permasalahan utama di 3 dusun terpadat adalah sampah yang mencemari lingkungan. Limbah-limbah organik rumah tangga memenuhi selokan saluran air, menimbulkan bau dan menjadi sarang penyakit. Limbah ini dapat diolah dengan proses fermentasi dengan EM4 menjadi pupuk organik. Pupuk organik yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai media tanam untuk pengembangan pertanian organik lahan sempit di Desa Lembuak Kecamatan Narmada. Melalui pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan kesehatan keluarga melalui pengolahan limbah organik dan aplikasi hasil pada pengembangan berbagai tanaman sayuran di pekarangan.
Characterization and Chemical Composition Analysis of Tea Tree (Meleuca alternifolia) Leaf Hydrosols Growing on Lombok Island Baiq Riyankati; Surya Hadi; Sri Seno Handayani
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol. 8 No. 1 (2022): January
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v8i1.1239

Abstract

Tea tree is an essential oil-producing plant from Australia which is also found growing in several parts of Indonesia, including the island of Lombok. So far, tea tree essential oil producers on the island of Lombok do not utilize by-products in the form of hydrosol (distilled water) produced in the process of making essential oils. In this study, the characterization and analysis of the chemical composition of the hydrosol of tea tree leaves growing on the island of Lombok was carried out. The characteristic aroma of hydrosol is similar to that of tea tree essential oil. The results of the GC-MS analysis also showed that the hydrosol of tea tree leaves also had similarities with the essential oil, composed of major compounds in the form of trans-caryophyllene (28.58%), limonene (13.98%) and terpinen-4-ol (16.27%). Other compounds detected were -pinene (4.14%), -pinene (6.50%), -myrcene (8.09%), -terpineol (10.10%) and -terpinene (5.77%).
Produk Olahan Buah Nenas - Upaya Peningkatan Daya Tarik Wisata dan Ketahanan Pangan di Desa Jurit Baru, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Maria Ulfa; Emmy Yuani; Ni Komang Tri Dharmayani; Sudirman; Surya Hadi
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 3 (2022): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.426 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.1946

Abstract

Pemanfaatan buah nanas yang keberadaannya melimpah di saat musim panen belum mampu meningkatkan penghasilan masyarakat di Desa Jurit Baru-Lombok Timur-Nusa Tenggara Barat dikarenakan harga jual yang sangat rendah. Pembuatan produk olahan buah nanas dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah tersebut sekaligus menjadikannya sebagai ikon desa untuk meningkatkan daya tarik wisatawan lokal maupun internasional serta mendukung gerakan ketahanan pangan secara mandiri. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat sasaran tentang pengolahan buah nanas menjadi produk olahan berkualitas, higienis, bergizi, berdaya tarik, dan kekinian, serta peningkatan kemampuan masyarakat dalam mempromosikan desa melalui produk olahan menjadi salah satu tujuan destinasi yang wajib dikunjungi wisatawan. Metode kegiatan yang digunakan adalah metode ceramah mengenai kualitas buah nenas; metode praktik tentang cara pengolahan buah nanas dengan teknologi sederhana; penyajian olahan buah nanas; dan evaluasi kegiatan melalui metode tanya jawab serta pendampingan kegiatan praktik pasca pelatihan dalam rangka penafsiran dan analisis untuk memperoleh simpulan dari semua kegiatan yang sudah dilaksanakan. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan masyarakat sangat antusias dan luar biasa dalam berinovasi mengolah buah nanas varian olahan seperti sirup, minuman modern, dan manisan, dari ampas dan sari buah nanas hasil penyaringan bubur nanas. Kegiatan pelatihan dan pembinaan perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan utama dari kegiatan ini yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat serta menjadikan Desa Jurit Baru menjadi desa wisata.
Pengaruh Jenis Semen Dan Lama Perawatan yang Berbeda Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Riska Komala; Surya Hadi; Jauhari Prasetiawan
JURNAL HANDASAH Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Handasah, September 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.317 KB)

Abstract

Beton banyak digunakan dalam dunia konstruksi karena harga yang cukup murah serta pelaksanaannya yang mudah. Salah satu bahan utama pembuatan beton yaitu semen. Semen Portland yang beredar di masyarakat banyak jenisnya yang semua jenis (merk) tersebut memungkinkan mutu dari semen itu sendiri berbeda-beda. Selain dari itu cara perawatan dan lama perawatan beton juga berpengaruh terhadap kekuatan beton itu sendiri, dimana pada tahap perawatan beton yaitu menjaga permukaan beton segar selalu lembab sehingga air didalam beton segar tidak keluar. Pada penelitian ini digunakan perawatan dengan karung goni basah dengan variasi merk semen dan lama perawatan yang berbeda terhadap kuat tekan beton normal, variasi lama perawatan yaitu tanpa perawatan, 14 hari, dan 28 hari. Variasi merk semen yang digunakan yaitu semen merek Tiga Roda, Gresik, dan Merah Putih. Uji kuat tekan dilakukan saat beton berumur 28 hari. Hasil penelitian kuat tekan beton dari variasi merk semen diambil kuat tekan tertinggi yaitu beton yang dirawat selama 28 hari memiliki kuat tekan rata-rata 24,06 MPa dengan merek semen Tiga Roda, dan untuk kuat tekan terendah yaitu pada beton tanpa perawatan yang memiliki kuat tekan rata-rata 10,47 MPa dengan merek semen Merah Putih. Perbandingan lama perawatan dengan karung goni yaitu pada perawatan 28 hari memiliki kuat tekan rata-rata tertinggi, sedangkan untuk kuat tekan rata-rata yang paling rendah yaitu terdapat pada beton yang tanpa perawatan.
Pengaruh Penambahan Serat Kulit Bambu Petung Terhadap Kuat Tekan Beton ahmad; Surya Hadi; Juanita; Prasetiawan, Jauhari
Jurnal Handasah Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Handasah, Maret 2023
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Islam Al-azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Salah satu upaya untuk meningkatkan sifat mekanik beton yaitu dengan menambahkan serat. Salah satunya dengan menggunakan serat bambu karena bambu banyak dijumpai, harga yang murah, memiliki kuat tarik yang cukup tinggi serta mudah dalam pengerjaannya. Pada penelitian ini menggunakan serat alami yaitu dari serat kulit bambu petung yang bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton. Persentase penambahan serat kulit bambu petung pada campuran beton sebesar 0,35%, 0,45%, dan 0,55% dari berat beton, panjang serat kulit bambu petung 2 cm dengan diameter 1 mm sampai 2 mm. Penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder (15 cm x 30 cm) dengan jumlah benda uji sebanyak 24 buah, pengujian dilakukan pada saat beton berumur 28 hari menggunakan alat Compression Testing Macine (CTM). Dari hasil penelitian didapatkan penambahan serat kulit bambu petung dapat meningkatkan kuat tekan beton. Dimana hasil uji kuat tekan beton normal sebesar 25,67 MPa, sedangkan penambahan serat kulit bambu petung sebesar 0,35%, 0,45%, 0,55% menghasilkan kuat tekan secara berturut-turut yaitu, 26,04 MPa, 26,94 MPa, dan 26,33 MPa. Penambahan serat kulit bambu petung lebih dari 0,55% dapat menurunkan nilai kuat tekan dari nilai maksimum karena terjadinya gumpalan serat. Peningkatan kuat tekan terbesar terdapat pada persentase 0,45%, meningkat 5% dari beton normal.