. KAIMUDDIN
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

INTRODUKSI TEKNOLOGI TRASHPONIK DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN ANAK USIA SEKOLAH MENGENAI SWAKELOLA SAMPAH DI LINGKUNGAN PESANTREN Iswoyo, Hari; Ridwan, Ifayanti; Kaimuddin, .; Amin, Rusdayani; Dermawan, Rahmansyah
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 2 NO. 1 OKTOBER 2016
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v2i1.1479

Abstract

Tujuan kegiatan adalah untuk memberdayakan masyarakat pesantren mencakup santri, ustadz dan warga lainnya dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok mitra (pesantren) dalam memanfaatkan lahan untuk melakukan sistem budidaya dengan berbasis kepada pemanfaatan sampah sehari-hari baik sampah organik maupun anorganik. Konsep trashponik dapat menjadi alternatif untuk menjawab permasalahan limbah dan sampah yang juga bisa mendukung bagi kegiatan penghijauan di wilayah pesantren sekaligus sebagai sumber pangan untuk kebutuhan sendiri maupun untuk komersil sehingga dapat mendukung enterpreneurship bagi warga pesantren. Dengan sistem ini, penanaman dapat dilakukan dengan menggunakan kompos atau pupuk organik cair yang berasal dari sampah organik. Selain itu, sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai wadah tanaman, seperti botol atau gelas plastik bekas kemasan minuman. Budidaya tanaman dilakukan dengan teknik konvensional atau hidroponik atau budidaya tanaman tanpa tanah. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan telah dilaksanakan di Pesantren Putra IMMIM Makassar dan Sekolah Putri Darul Istiqamah. Hasil survei terhadap warga mitra pesantren menunjukkan relevansi kegiatan ini dalam peningkatan pemahaman warga pesantren terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Kegiatan yang dilakukan secara umum telah berhasil dalam: 1) peningkatan pengetahuan kelompok mitra dalam melakukan pemanfaatan lahan dengan kegiatan budidaya berbasis trashponik; 2) peningkatan pemahaman kelompok terhadap potensi pemanfaatan sampah organik sebagai media tanam dan pupuk dalam bentuk kompos dan pupuk organik cair; dan 3) peningkatan keterampilan mitra dalam membuat instalasi penanaman sederhana berbahan dasar barang bekas dari sampah anorganik. Kata kunci: trashponik, hidroponik, sampah, kompos, pupuk organik, pesantren 
PENGEMBANGAN USAHA TANI TERINTEGRASI (AGROSILVOPASTURA) DI DESA BENTENG GAJAH Mantja, Katriani; Mollah Jaya, Abdul; Kaimuddin, .; Farid BDR, Muh.; Nasaruddin, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 2 (2017): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 2 NO. 2 MEI 2017
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v2i2.2154

Abstract

Sistem agrosilvopastura sendiri pada dasarnya adalah sistem pertanian terpadu yang dapat menjadi pilihan strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan ketahanan, keamanan, kualitas pangan dan meningkatkan pendapatan petani. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok mitra dalam pengelolaan usaha tani dengan penerapan sistem agrosilvopastura. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah pelatihan dan penyuluhan mengenai sistem agrosilvopastura dalam membangun ketahanan pangan, pertanian organik dengan pemanfaatan bahan alami lokal dan pemanfaatan kebun dan pekarangan untuk pertanian organik serta praktek pembuatan pupuk kascing, pelatihan pembuatan silase dan pupuk hijau dan juga pembuatan demplot pertanian organik tanaman sayuran. Mitra kegiatan ini adalah kelompok tani Balocci dan kelompok tani Massulowalie, Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Dari kegiatan yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kelompok mitra telah berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan agrosilvopastura untuk membangun ketahanan pangan dalam rangka pemberdayaan masyarakat di desa Benteng Gajah Kata kunci: agrosilvopastura, pertanian organik, pupuk kascing
BIMBINGAN TEKNIS TEKNOLOGI TANAMAN HIDROPONIK DI LAHAN PEKARANGAN MENGGUNAKAN BARANG BEKAS DI KABUPATEN BONE Dermawan, Rahmansyah; Kaimuddin, .; Iswoyo, Hari
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 1 NO. 2 MEI 2016
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v1i2.2197

Abstract

Tujuan kegiatan adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar mengenai cara bercocok tanam sayuran sehat dengan menggunakan teknik hidroponik. Teknologi hidroponik yang diperkenalkan diharapkan dapat diterapkan dalam skala rumah tangga dengan memanfaatkan halaman rumah yang mungkin terbatas. Mitra kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah warga masyarakat Kelurahan Cellu, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone. Materi penyuluhan yang diberikan meliputi tentang jenis-jenis sayuran hidroponik dan materi tentang pembuatan nutrisi. Selanjutnya dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan nutrisi, penyemaian benih dan pembuatan instalasi hidroponik sederhana. Kegiatan pengabdian ini berhasil mentransfer ilmu dan keterampilan dasar dalam membuat instalasi hidroponik sederhana, yaitu dalam bentuk rakit apung dan wick system kepada ibu-ibu yang mendominasi sebagai peserta di lokasi mitra. Dari kegiatan pengabdian ini dapat disimpulkan minat ibu-ibu untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan penanaman secara hidroponik cukup besar, dimana sebagian besar peserta memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan dan waktu luang untuk melakukan kegiatan budidaya dengan sistem hidroponik. Kegiatan ini juga didukung oleh pemerintah setempat karena adanya aspek pemanfaatan sampah, dimana penggunaan bahan dari barang bekas membantu program kebersihan dari pemerintah setempat yaitu untuk mengurangi sampah baik organik maupun anorganik. Kata kunci: hidroponik, pekarangan, barang bekas, tanaman sayur
PEMBINAAN USAHATANI SISTEM PERTANIAN TERPADU (TANAMAN-TERNAK) BERBASIS PADI MELALUI SEKOLAH LAPANG IKLIM (SLI) Kaimuddin, .; Rafiuddin, .; Musa, Yunus
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. 1 OKTOBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4i1.5282

Abstract

Identifikasi wilayah menunjukkan bahwa Kelompok Tani Salokaraja Kelurahan Salokaraja Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng memerlukan kegiatan untuk meningkatkan sumberdaya petani dalam mengantisipasi kejadian iklim ekstrim (banjir dan kekeringan) dengan mengadopsi model sistem pertanian terpadu melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI) dengan pertimbangan sebagai berikut: (i) kelompok tani Salokaraja rentan terhadap perubahan iklim, (ii) jumlah petani yang terlibat cukup banyak, dan pemahaman teknologi pertanian masih relatif terbatas, (iii) kondisi sosial ekonomi petani, persepsi dan keinginan serta permasalahan-permasalahan yang timbul yang berhubungan dengan usahatani perlu diperdalam khususnya masalah pemanfaatan informasi iklim melalui SLI. Target luaran kegiatan ini adalah: (i) petani peserta Sekolah Lapang Iklim (SLI) dapat menyerap dengan baik materi aplikasi model sistem pertanian terpadu untuk antisipasi anomali iklim; (ii) peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola lahan usaha taninya; (iii) mampu beradaptasi terhadap kejadian anomali iklim; dan (iv) dampak anomali iklim dapat diatasi dan diteksi secara dini. Metode pelaksanaan kegiatan dalam bentuk penyuluhan / penyadaran.  Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa, Sekolah Lapang Iklim (SLI) memberikan gambaran permasalahan kepada peserta tentang pentingnya data meteorologi digunakan dalam bidang pertanian untuk pengembangan model sistem pertanian terpadu (padi – ternak) serta dapat menjadi solusi sebagai antisipasi dampak perubahan iklim. Perubahan Iklim dapat meningkatkan serangan OPT dan Sistem pertanian terpadu dapat mengurangi serangan OPT. Kata kunci: Sekolah lapang Iklim (SLI), Sistem pertanian terpadu, Kelompok Tani, Penyuluhan
TINGKAT KERENTANAN DAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM BERBASIS EKOSISTEM PADI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN Kamaluddin, Apiaty; Kaimuddin, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 5 No. 1 (2019): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 1 OKTOBER 2019
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i1.8125

Abstract

ABSTRAKStudi ini bertujuan untuk menilai kerentanan, resiliensi dan adaptasi petani terhadap perubahan iklim berbasis ekosistem padi. Informasi kerentanan dan adaptasi perubahan iklim pada ekosistem padi yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengambilan kebijakan untuk mendukung kegiatan pertanian di daerah-daerah di Indonesia, khusunya pada ekosistem padi. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yaitu bulan Mei – Oktober 2018. Penilaian kerentanan petani terhadap perubahan iklim pada ekosistem padi menggunakan tiga elemen kerentanan, yaitu: singkapan, kepekaan dan kemampuan adaptasi petani. Sampel penelitian di ambil dari sentra produksi padi di Sulawesi Selatan, yaitu Kabupaten Sidrap, Pinrang dan Wajo. Hasil studi menunjukkan Kabupaten Sidrap, Pinrang dan Wajo dapat dibagi menjadi delapan zona hujan utama. Hanya sebagian kecil masyarakat ekosistem padi yang menyatakan tidak tahu tentang perubahan iklim. Dampak perubahan iklim yang yang dirasakan responden antara lain: penurunan produksi (tanaman pangan, dan  perkebunan), gagalnya panen (puso) karena banjir dan kekeringan, kerusakan materi harta benda terkena banjir/longsor dan intensitas penyakit ISPA dan diare meningkat dan penurunan produksi merupakan dampak yang paling dirasakan masyarakat ekosistem padi. Indeks kumulatif kepekaan Kabupaten Sidrap, Pinrang dan Wajo berbeda dengan kategori berturut-turut adalah kelas agak rendah, kelas agak rendah dan kelas sedang, yang disebabkan nilai bobot dan skor dari tiap indiaktor kepekaan berbeda. Berdasarkan nilai indeks kumulatif kerentanan  dan indeks kapasitas adaptasi maka ketiga kabupaten studi menunjukkan dari rentan sampai sangat rentan. Kabupaten Wajo memiliki nilai indeks kerentanan tertinggi (sangat rentan), dibandingkan dengan kedua kabupaten studi lainnya, sehingga perlu mendapat perhatian utama.Kata kunci: perubahan iklim, kerentanan, sensitivitas, kapasitas adaptasi, resilensi. ABSTRACTThis study aims to assess the vulnerability, resilience and adaptation of farmers to climate change based on rice ecosystems. Information on the vulnerability and adaptation to climate change obtained from rice ecosystems is expected to be useful and provide input for local governments and other stakeholders in making policies to support agricultural activities in regions in Indonesia, especially in rice ecosystems. This research was carried out for six months, from May to October 2018. Assessment of farmers' vulnerability to climate change in rice ecosystems uses three elements of vulnerability, namely: outcrop, sensitivity and adaptability of farmers. The research sample was taken from rice production centers in South Sulawesi, namely the districts of Sidrap, Pinrang and Wajo. The study results show that the districts of Sidrap, Pinrang and Wajo can be divided into eight main rain zones. Only a small part of the rice ecosystem community said they did not know about climate change. The impacts of climate change felt by respondents include: a decrease in production (food crops and plantations), failure of harvest (puso) due to flooding and drought, damage to material property affected by floods / landslides and the intensity of ARI and diarrhea increases and decreases in production are impacts the most felt rice ecosystem community. The cumulative index sensitivity of Sidrap, Pinrang and Wajo regencies differ from successive categories, which is a rather low class, a rather low class and a moderate class, which is due to the weight and score values of each different sensitivity indicator. Based on the cumulative index value of vulnerability and adaptation capacity index, the three study districts show from vulnerable to very vulnerable. Wajo District has the highest (very vulnerable) vulnerability index value, compared to the other two study districts, so it needs to be given major attention.Keywords: climate change, vulnerability, sensitivity, adaptive capacity, resilience.