Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Tingkat Ketahanan Hidup Penderita Kanker Nasofaring pada Berbagai Modalitas Terapi Studi Kasus yang Menjalani Terapi Konvensional dan Pengobatan Komplementer Alternatif Jessica Christanti; Awal Prasetyo
MEDIA MEDIKA INDONESIANA 2012:MMI VOLUME 46 ISSUE 2 YEAR 2012
Publisher : MEDIA MEDIKA INDONESIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.828 KB)

Abstract

Survival rate of patients with nasopharyngeal cancer on various modalitie: Case study of patients on conventional therapy and Indonesian complementary and alternative medicineBackground: There are no data on survival rate of patients with nasopharyngeal cancer (NPC) on complementary alternative medicine in Indonesia. The aim of this study was to analyze the survival rate of patients with nasopharyngeal cancer (NPC) on conventional (modern) and complementary and alternative medicine (CAM) treatments.Methods: A cross-sectional observational study of 33 NPC patients from each conventional (modern) treatment and CAM group was performed. The guided intervews were conducted to describe CAM treatment in NPC patients by using a validated questionnaire based CAM therapies of California Health Interview Survey 2001. Survival analysis was conducted by the Kaplan-Meir method.Results: Most patients (52.3%) used CAM treatments.Multivitamin and herbal medicines were among the commonly used CAM (52.8%). Kaplan-Meier analysis showed no significant results (p=0.444) between groups. The first and second year of survival rate was comparable between groups (66.6% vs. 54.5%; 45.5% vs 33.3%). Furthermore, the median overall survival (OS) was shown (16; 95% CI: 1.58-8.90) in CAM treatment patients and conventional (modern) treatment (12; 95% CI: 8.477-0.00). The prevalenceratio (PR) obtained in this study was 1.2 (95% CI: 0.79-1.69).Conclusion: CAM treatment on NPC patients had no effect on survival rate compared with conventional (modern) treatment.Keywords: NPC, CAM, survival rateABSTRAKLatar belakang: Saat ini, belum ada data tingkat ketahanan hidup penderita kanker nasofaring (KNF) yang menjalani pengobatan komplementer alternatif di Indonesia. Fakta menunjukkan bahwa pengobatan komplementer alternatif di Indonesia merupakan bagian aktivitas sosial budaya. Penelitian ini menganalisis tingkat ketahanan hidup penderita KNF yang memperoleh pengobatan modern konvensional disertai pengobatan komplementer dan alternatif (PKA).Metode: Penelitian cross sectional dilakukan pada 33 penderita KNF di tiap kelompok yang menjalani PKA dan kelompok yang menggunakan pengobatan modern konvensional di wilayah Semarang dan sekitarnya. Wawancara terpimpin untuk terapi PKA dengan menggunakan California Health Interview Survey 2001 yang telah divalidasi. Tingkat ketahanan hidup dianalisis dengan uji Kaplan Meier.Hasil: Sebanyak (52,3%) penderita menjalani PKA, dimana yang tersering adalah dengan multivitamin dan jamu (52,8%). Tingkat ketahanan hidup kelompok PKA di tahun pertama (66,6%) dan tahun ke-2 (45,4%). Tingkat ketahanan hidup tahun pertama dan kedua kelompok obat konvensional 54,5% dan 33,3%. Analisis Kaplan Meier menunjukkan hasil yang tidak bermakna (p=0,444). Analisis median tingkat ketahanan hidup, penderita kelompok PKA didapatkan nilai 16 (CI 95%:1,581-8,900), dan pada kelompok pengobatan modern konvensional didapatkan nilai 12 (CI 95%: 8,477-0,00). Nilai PR didapatkan 1,158 (CI 95%: 0,792-1,692).Simpulan: Penggunaan PKA dan terapi modern konvensional tidak mempengaruhi tingkat ketahanan hidup penderita KNF.
PENGARUH PIJAT AKUPUNTUR (ACCUPRESSURE) TELINGA TERHADAP KADAR LEPTIN PADA OBESITAS Ariosta Ariosta; Dwi Retnoningrum; Aryu Candra; Darmawati Ayu Indraswari; Salma S Salma S; Vonny Folanda; Josevaldo Bagus P; Jessica Christanti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.214 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27674

Abstract

Latar Belakang: Obesitas merupakan suatu kelainan metabolik yang disebabkan banyak faktor, salah satu diantranya adalah pola makan dan kadar leptin yang menghambat nafsu makan. Pijat akupunktur pada telinga (acupressure) merupakan salah satu traditional chinese medicine yang dapat mengurangi nafsu makan sehingga berat badan menurun. Penelitian ini berfungsi untuk melihat apakah terdapat pengaruh acupressure terhadap kadar leptin, dan food frequency questionnaire. Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan desain one  group pre and post test design. Sampel penelitian berjumlah 31 sampel pasien obesitas sesuai kriteria BMI menurut Asia. Kadar leptin dan asupan makanan karbohidrat, protein dan lemak sebelum dan sesudah acupressure dihitung dengan menggunakan food frequency questionnaire. Uji normalitas menggunakan uji saphiro wilk. Sampel penelitian adalah pasien obesitas. Uji beda antara kadar leptin sebelum dan sesudah dialkukan acupressure menggunakan uji wilcoxon. Uji beda asupan karbohidrat dan asupan lemak sebelum dan sesudah acupressure menggunakan paired t test, sedangkan asupan protein sebelum dan sesudah acupressure menggunakan uji wilcoxoon. Hasil: Didapatkan penurunan kadar leptin secara bermakna sebelum dan sesudah acupressure sebesar -4,67 ± 6,12 ng/ml dimana p<0,05 dengan uji wilcoxon. Didapatkan perbedaan bermakna asupan karbohidrat dan protein dimana p<0,05, namun tidak didapatkan perbedaan bermakna asupan lemak sebelum dan sesudah acupressure p>0,05. Kesimpulan: Acupresure akan menurunkan kadar leptin seiring dengan penurunan berat badan selain itu akan menurunkan asupan karbohidrat dan protein namun tidak mempengaruhi asupan lemak.
Studi Literatur Digitalisasi Model 5A untuk Pengendalian Obesitas Saat Pandemi COVID-19 Florentina Dewi Pramesuari; Daniel Aryo Wibowo; Ezra Clement Lie; Jessica Christanti
Praxis : Jurnal Sains, Teknologi, Masyarakat dan Jejaring Vol 4, No 1: September 2021
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/praxis.v4i1.3382

Abstract

The COVID-19 pandemic has had an impact on health regulations made by WHO and the Indonesian Ministry of Health. Recent studies have shown a significant association with self-isolation and behavioral changes such as decreased physical activity and decreased diet with risk of obesity. The existence of social media and mobile apps as a medium of communication can help change lifestyle behaviors and unhealthy diet patterns. The purpose of study was to collect and analize healthcare digitalization articles especially obesity management and 5A model. The study method was literature review. Fulltext Articles was collected from google scholar and pubmed with some keywords such as obesity, epidemiology, COVID-19, pandemic, technology, communication, education, promotion, prevention. The result stated that the digitalization of obesity management with social media and machine learning mobile app could increase patients independence to improve their weight such as behaviour change, lifestyle and dietary pattern.
Analisis Ketersediaan Tenaga Kesehatan Terhadap Capaian Indikator Kinerja Puskesmas Di Kabupaten Ketapang Tahun 2019 Jessica Christanti; Megi Juliantini
Praxis : Jurnal Sains, Teknologi, Masyarakat dan Jejaring Vol 3, No 1: September 2020
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/praxis.v3i1.2652

Abstract

Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) setiap daerah bervariasi setiap tahunnya dan dipengaruhi berbagai faktor salah satunya adalah tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan kelengkapan dan kesesuaian tenaga kesehatan terhadap ketercapaian target indikator SPM. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi sebanyak 24 Puskesmas di Kabupaten Ketapang dengan teknik pengambilan total populasi. Profil Kesehatan Kabupaten Ketapang Tahun 2019 merupakan sumber data sekunder. Sebanyak 25% puskesmas memiliki ketercapaian target SPM lebih dari 15%, sedangkan 75% puskesmas memiliki ketercapaian target SPM kurang dari 15%. Sebanyak 37,5% puskesmas memiliki jumlah kesehatan sesuai dan 62,5% puskesmas tidak sesuai dengan standar. Sebanyak 41,7% puskesmas memiliki jenis tenaga kesehatan yang lengkap dan 58,3% puskesmas tidak lengkap sesuai standar. Hasil uji fisher menunjukan tidak ada hubungan dengan kelengkapan jenis (p=0,665) dengan kesesuaian jumlah tenaga kesehatan (p=0,635) terhadap ketercapaian target indikator SPM. Banyak faktor yang mempengaruhi ketercapaian target indikator SPM.
Analisis Unit Cost Di Klinik Pratama Non Profit Semarang Di Masa Pandemi COVID-19 Jessica Christanti. M.Kes; Ariosta Setyadi
Praxis : Jurnal Sains, Teknologi, Masyarakat dan Jejaring Vol 4, No 2: Maret 2022
Publisher : Soegijapranata Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/praxis.v4i2.4747

Abstract

Pandemi berdampak kepada fasilitas kesehatan sehingga meningkatkan beban alat dan bahan yang berdampak pada unit cost pelayanan medik umum dan gigi mulut di klinik pratama. Metode Activity Based Costing (ABC) merupakan analisa unit cost berdasarkan aktivitas dan sering diimplementasikan pada studi tarif di layanan kesehatan. Oleh karena itu analisa unit cost klinik pratama dengan metode ABC diperlukan untuk menyesuaikan kondisi yang ada. Penelitian ini dilakukan di klinik pratama non profit di Semarang dengan data perhitungan yang digunakan adalah data biaya bulan Januari-Desember tahun 2020. Analisa data dengan template perhitungan Unit Cost  Widina Management dari Microsoft Excel. Hasil penelitian menemukan bahwa tarif pelayanan sebelum pandemi lebih rendah dari unit cost sistem ABC saat pandemi. Total biaya tahunan klinik pratama yang ditemukan sebanyak 88% merupakan biaya langsung dan 12% merupakan biaya tidak langsung. Penyesuaian unit cost diperlukan agar kegiatan operasional klinik dapat berjalan. 
STATUS MEROKOK MEMPENGARUHI MOLEKUL ADHESI SEL VASKULAR-1 PADA PEROKOK PRIA DENGAN PENYAKIT KARDIOVASKULAR Jessica Christanti; Fransisca P Hardimarta; ariosta setyadi
Jurnal Pranata Biomedika Vol 2, No 1: Maret 2023
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/jpb.v2i1.10137

Abstract

Latar belakang: Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit tidak menular pada orang yang berusia lebih dari 35 tahun di seluruh dunia.VCAM-1 sebagai biomarker diagnostik potensial untuk memprediksi disfungsi endotel sebagai bagian dari proses kronis dari faktor risiko kardiovaskular menjadi penyakit kardiovaskular.8 Namun, belum ada laporan tentang hubungan antara VCAM-1 dengan faktor risiko kardiovaskular pada laki-laki Indonesia dengan penyakit kardiovaskular.Tujuan penelitian: Perbedaan  kadar serum VCAM-1 pada faktor risiko kardiovaskular seperti status merokok, status diabetes, riwayat hipertensi, dan Body Mass Index (BMI) pasien pria dengan penyakit kardiovaskular.Metode: Penelitian cross-sectional retrospektif ini dilakukan dengan melibatkan pasien penyakit kardiovaskular. Semua pasien dengan rentang usia antara 30 hingga 65 tahun. Periode pendaftaran antara Januari 2021 dan September 2021 dengan 46 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Karakteristik pasien dikumpulkan dari rekam medis pasien dengan informasi umur dan jenis kelamin. Status kesehatan meliputi faktor risiko kardiovaskular seperti Body Mass Index (BMI), diabetes, riwayat merokok, riwayat hipertensi, dan data laboratorium seperti VCAM-1. Perbandingan variabel BMI dan Diabetes dengan tiga kelompok atau lebih, uji One-way ANOVA untuk data parametrik untuk menemukan perbedaan dengan level VCAM-1. Perbedaan antara VCAM-1 dengan riwayat merokok dan hipertensi diperiksa menggunakan uji-t.Hasil: Semua BMI (p=0,693) dan diabetes (p=0,647) tidak memiliki signifikansi statistik dengan tingkat VCAM-1. Perbandingan riwayat merokok dengan kadar VCAM-1 bermakna secara statistik dengan nilai p 0,001 namun tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara riwayat hipertensi dengan kadar VCAM-1.Kesimpulan: Terdapat perbedaan kadar  VCAM-1 pada pasien dengan status merokok.