Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Kualitas Organoleptik Es Krim Santan Thresia Dewi Kartini; Lydia Fanny; Magdalena Magdalena
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 7 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v7i2.506

Abstract

The results of Riskesdas 2018 show that the prevalence of malnourished under-five children in South Sulawesi is still high compared to the national figures and WHO targets. Makassar City has a higher number of children under five suffering from malnutrition than other cities/districts, namely 22.1% underweight, 25.2% stunting, and 9.4% wasting. Ice cream has a high nutritional value depending on the quality of the raw materials, so the raw materials used need to be known for certain. Coconut milk as a raw material for coconut milk ice cream has a high-fat content, the fat content makes the ice cream soft and of good quality. This study aims to determine the organoleptic quality of coconut milk ice cream. This type of experimental research is a completely randomized design (CRD), namely, there are 3 treatments of coconut milk with the addition of red bean and papaya pulp, namely F1=10g:50g, F2=20g:100g, and F3=30g:150g, each repetition 2 times, with F0 coconut milk without the addition of red bean pulp and papaya. Organoleptic quality was obtained from the organoleptic test of coconut milk ice cream to 40 untrained panelists at the Department of Nutrition of the Health Polytechnic of the Ministry of Health Makassar and of the Health Polytechnic of the Ministry of Health Banjarmasin. The results showed that the organoleptic quality in terms of color with p=0.001 and texture p=0.025 meant that there was an effect of adding red bean pulp and papaya. Meanwhile, from the aspect of aroma with p = 0.545 and taste p = 0.448, it shows that there is no effect of adding red bean porridge and papaya to coconut milk ice cream. The most acceptable coconut milk ice cream based on organoleptic quality was F1 (10g:50g) with a total score of 157.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SINDROM METABOLIK PADA PENDERITA RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN Magdalena Magdalena; Mahpolah Mahpolah; Alfian Yusuf
Jurnal Skala Kesehatan Vol 5 No 2 (2014): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.036 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v5i2.16

Abstract

Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala klinis meliputi rendahnya  kadar HDL-kolesterol, tingginya trigleserida, meningkatnya gula darah, meningkatnya tekanan darah dan abdomen obesitas. Diagnosis sindrom metabolik  ditegakkan jika didapatkan lebih atau sama dengan tiga gejala tersebut1.  Prevalensi sindrom metabolik pada populasi  dewasa yang terjadi di eropa saat ini dilaporkan sekitar 15 %2, di Korea Selatan 14,2 %3, di Amerika menyebutkan 24 % mengalami sindrom metabolik4. Sementara di Indonesia  sebanyak 23,34 % dari total populasi  mengalami sindrom metabolik, 26,2 % pada laki-laki dan 21,4 % perempuan5. Salah satu faktor seseorang panjang umur adalah keturunan. Genetik memegang peranan 50 persen terhadap munculnya sindrom metabolik6. Kegemukan dapat menyebabkan resiko untuk penderita penyakit kronis, seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan dapat memperpendek harapan hidup7. Gaya hidup yang kurang menggunakan aktifitas fisik tersebut untuk membakar kalori dalam tubuh. Bila pemasukan kalori berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktifitas fisik yang seimbang akan memudahkan seseorang menjadi gemuk8.Penelitian ini  di laksanakan di Poliklinik Penyakit Dalam dan Poliklinik Endokrin RSUD Ulin Banjarmasin. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian diskriftif analitik dengan menggunakan desain cross sectional studi.Jenis data yang di kumpulkan adalah karakteristik responden, diagnose syndrome metabolic, tingkat aktivitas dan tingkat konsumsi. Jumlah sampel 71 orang, pengolahan data menggunakan chi squer (p> 0,05).Hasil penelitian ini adalah  Identitas responden adalah :Jenis kelamin responden yang paling banyak adalah perempuan, yaitu 60,6%,  responden yang mengalami sindrom metabolik yang terbanyak adalah 73,2% ,tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah SMU yaitu 40,8%. tingkat konsumsi energi responden yang paling banyak adalah kategori   deficit, yaitu 62 %, tingkat aktivitas . responden paling banyak adalah sedang, yaitu 56,3% Tidak ada hubungan antara genetik, tingkat konsumsi dan tingkat aktivitas. Kata kunci  : genetik, tingkat aktivitas, tingkat konsumsi, sindrom metabolik
Tingkat Asupan Natrium Dan Kafein Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin Magdalena magdalena
Jurnal Skala Kesehatan Vol 7 No 2 (2016): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.439 KB)

Abstract

Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah, yaitu apabila tekanan darah pada saat jantung brkontraksi (sistol) sebesar 140 mmHg dan tekanan darah pada saat ototj antung rileks (diastol) sebesar 90 mm Hg. Penyebab hipertensi adalah keturunan, umur, jenis kelamin, kegemukan (makan berlebih), kurang olahraga, stress, konsumsi garam berlebih, pengaruh lain : kafein, merokok, konsumsi alkohol, minum obat-obatan. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan nama penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80mmHg. Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingka tasupan natrium dan kafein pada penderita hipertensi di Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian diskriftif kualitatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Accidental sampling, jumlah sampel adalah 51 0rang. Hasil penelitian ini adalah :Responden paling banyak adalah jenis kelamin perempuan, yaitu 40 orang (78,43%), umur responden paling banyak berkisar antara 41 – 50 tahun yaitu, 18 orang (3530%), Tingkat pendidikan responden paling banyak adalah SMU yaitu, 22 orang (43,14%). Sebagian besar responden hipertensi mengkonsumsi garam ≤ 2400 mg/ hari adalah 40 orang (78,43%). Sebagian besar responden hipertensi mengkonsumsi kopi ≤ 2 cangir/hariyaitu 40 Orang (94,12%). Saran : untuk mengetahui faktor lain penyebab hipertensi dengan menambah variabel lain diantaranya, keturunan,,stress, merokok, minum alkohol, tingkat aktifitas. Kata kunci :penggunaangaram, konsumsikafein, hipertensi
Pengaruh Formula Ikan Haruan pada Anak Penderita gizi buruk (di Puskesmas Berangas Kabupaten Batola Kalsel) magdalena magdalena; Mahpolah mahpolah
Jurnal Skala Kesehatan Vol 10 No 1 (2019): JURNAL SKALA KESEHATAN
Publisher : Politeknik Kementerian Kesehatan Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.195 KB) | DOI: 10.31964/jsk.v10i1.210

Abstract

Anak-anak merupakan penderita gizi buruk terbesar diseluruh dunia. Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG) yakni 15,5% angka prevalensi gizi buruk secara nasional harus diturunkan (Almawaddah,2016). Berdasarkan data Riskesda 2013, Kasus gizi buruk di Kalimantan Selatan adalah 8,2%, gizi kurang 19,2%. Angka tersebut menunjukkan kasus gizi buruk di Kalimantan Selatan masih tinggi, termasuk Kabupaten Batola. Data gizi buruk di Puskesmas Berangas Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala sampai dengan bulan Juni tahun 2016 adalah : gizi buruk 1 orang (0,045%), Balita BGM (bawah garis merah) 73 balita (3,3%) dan yang dirawat di TFC (Therapeutic Feeding Center) sebanyak 6 orang. Tujuan penelitian ini apakah ada pengaruh formula ikan haruan terhadap cita rasa dan asupan kalori serta protein pada anak penderita gizi buruk di Puskesmas Berangas Kabupaten Batola Kalsel Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, penelitian ini menggunakan satu kelompok dengan dua kali perlakuan. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Berangas Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan. Subjek penelitian sebanyak 20 orang, dengan kriteria balita gizi buruk atau balita BGM yang 2 kali berturut-turut tidak naik timbangan berat badannya. Analisis yang menggunakan wilconxon test dengan taraf signifikansi yang digunakan adalah p<0,05. Hasil peneliian ini adalah : Tidak ada perbedaan antara asupan kalori dan protein yang mendapat formula kentang dengan ikan haruan dengan formula kentang dengan ayam. Kata Kunci : cita rasa, asupan kalori dan zat protein
Pemahaman dan Praktik Mengenai Pemilihan Bahan Makanan sebagai Upaya Mempertahankan Imunitas Tubuh terhadap Virus Corona (di Wilayah Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin) Magdalena Magdalena
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.889 KB)

Abstract

Pola makan yang sehat untuk mencegah atau mengurangi resiko mengalami gangguan kesehatan yang fatal ketika terserang Covid-19 adalah hal yang lebih logis. Makanan yang mengandung gizi yang lengkap, meliputi makronutrien dan mikronutrien. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan masyarakat memahami dan mempraktikan pemilihan bahan makanan untuk mempertahankan imunitas tubuh terhadap virus corona. Jenis penelitian Evaluasi Analitik, penelitian ini dilakukan dengan online berdasarkan keadaan tertentu yang tidak memungkinkan untuk menemui responden secara langsung. Sampel 30 orang yang diambil dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian Karakteristik responden sebagian besar berumur > 35 tahun yaitu 90%, dan pendidikan responden sebagian besar adalah SMU yaitu 66,7%. Pemahaman responden mengenai pemilihan bahan makanan sebagai upaya mempertahankan imunitas tubuh adalah : Sayur : sebagian besar pemahaman responden adalah kategori cukup yaitu : 63,33%. Buah : sebagian besar pemahaman responden adalah kategori cukup yaitu : 63,33% Penilaian praktik responden. mengenai pemilihan bahan makanan sebagai upaya mempertahankan imunitas sebagian besar sesuai yaitu 96,67%. Disarankan pada penelitian ini perlu diberikan edukasi gizi kepada masyarakat mengenai pemahaman beberapa jenis sayuran dan buah-buahan yang mengandung zat antioksidan, sehingga berfungsi mempertahankan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit.
PENINGKATAN KEMAMPUAN KADER MEMANTAU PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU Fathurrahman Fathurrahman; Magdalena Magdalena; Nurhamidi Nurhamidi
COVIT (Community Service of Health) Vol. 3 No. 1 (2023): MARET 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/covit.v3i1.11087

Abstract

There is still a shortage of active posyandu cadres in Martapura Barat District. Some cadres were recruited to replace cadres who had dropped out and had never been trained. Many Posyandu cadres have difficulty measuring toddlers’s height and weighing correctly. The purpose of this activity is to improve the ability of cadres to monitor the growth of toddlers in posyandu. The target of the activity was 43 posyandu cadres in Martapura Barat District. The activities were divided into two stages, namely training for cadres in class in the form of theory and practice for two days, and the second stage was field practice as well as fostering posyadu activitie. Material training is theory and practice of weighing, measuring height and length, filling in KMS, and counseling on nutrition. As a result of the activity, training has been carried out to improve the ability of cadres in monitoring growth. The activity was carried out at the Sungai Batang Ilir Village Hall. Weighing practices are carried out according to posyandu opening days. From the results of the activity, there was an increase in the knowledge and skills of cadres in carrying out the process of weighing weight and measuring TB as well as filling in the KMS. Skills of cadres in nutrition counseling at table 4 need to be improved and further coaching by related parties. Suggestions, it is necessary to periodically coach and refresh cadres by related parties, procure standard anthropometric tools, and increase the ability of cadres to provide counseling and nutrition counseling. Keywords: Ability of cadres, monitoring, growth of toddlers
PENINGKATAN KEMAMPUAN KADER MEMANTAU PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU Fathurrahman Fathurrahman; Magdalena Magdalena; Nurhamidi Nurhamidi
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.11767

Abstract

Kader posyandu aktif di Kecamatan Martapura Barat masih kurang. Sebagian kader direkrut mengganti kader yang drop-out dan belum pernah dilatih. Banyak kader posyandu kesulitan melakukan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan dengan benar. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan pemantauan pertumbuhan balita di posyandu. Sasaran kegiatan adalah 43 orang kader posyandu di Desa Sungai Rangas Hambuku, Sungai Rangas Ulu, Sungai Batang Ilir, dan Sungai Batang. Kegiatan dibagi dalam dua tahap, yaitu pelatihan kader di kelas dalam bentuk teori dan praktik selama dua hari, yaitu 28-29 September 2022, dan tahap kedua adalah praktik lapangan sekaligus pembinaan kegiatan posyadu selama 3 bulan, mulai bulan September sampai dengan November 2022. Materi pelatihan adalah teori dan praktik penimbangan berat badan, pengukuran tinggi dan panjang badan, pengisian KMS, dan penyuluhan gizi di meja 4. Hasil kegiatan, telah dilaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam pemantauan pertumbuhan. Kegiatan dilaksanakan di Balai Desa Sungai Batang Ilir. Praktik penimbangan dilakukan sesuai dengan hari buka posyandu. Dari hasil kegiatan, ada peningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan proses penimbangan BB dan pengukuran TB serta pengisian KMS. Keterampilan kader dalam penyuluhan gizi di meja 4 perlu ditingkatkan dan pembinaan lebih lanjut oleh pihak terkait. Saran, perlu pembinaan dan refreshing kader secara berkala oleh pihak terkait, pengadaan alat antropometri yang standar, dan peningkatan kemampuan kader dalam memberikan penyuluhan dan konseling gizi.
Kualitas Organoleptik Es Krim Santan Thresia Dewi Kartini; Lydia Fanny; Magdalena Magdalena
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 7 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v7i2.506

Abstract

The results of Riskesdas 2018 show that the prevalence of malnourished under-five children in South Sulawesi is still high compared to the national figures and WHO targets. Makassar City has a higher number of children under five suffering from malnutrition than other cities/districts, namely 22.1% underweight, 25.2% stunting, and 9.4% wasting. Ice cream has a high nutritional value depending on the quality of the raw materials, so the raw materials used need to be known for certain. Coconut milk as a raw material for coconut milk ice cream has a high-fat content, the fat content makes the ice cream soft and of good quality. This study aims to determine the organoleptic quality of coconut milk ice cream. This type of experimental research is a completely randomized design (CRD), namely, there are 3 treatments of coconut milk with the addition of red bean and papaya pulp, namely F1=10g:50g, F2=20g:100g, and F3=30g:150g, each repetition 2 times, with F0 coconut milk without the addition of red bean pulp and papaya. Organoleptic quality was obtained from the organoleptic test of coconut milk ice cream to 40 untrained panelists at the Department of Nutrition of the Health Polytechnic of the Ministry of Health Makassar and of the Health Polytechnic of the Ministry of Health Banjarmasin. The results showed that the organoleptic quality in terms of color with p=0.001 and texture p=0.025 meant that there was an effect of adding red bean pulp and papaya. Meanwhile, from the aspect of aroma with p = 0.545 and taste p = 0.448, it shows that there is no effect of adding red bean porridge and papaya to coconut milk ice cream. The most acceptable coconut milk ice cream based on organoleptic quality was F1 (10g:50g) with a total score of 157.
Hubungan Kepatuhan Diet, Asupan Vitamin C, Aktivitas Fisik dan Edukasi dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 pada Masa Pandemi Asdiniyati Manalu; Rijanti Abdurrachim; Magdalena
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 4 No. 1 (2022): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v4i1.93

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh kenaikan gula darah. Penyakit ini berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dan berdampak pada peningkatan biaya kesehatan. DM juga merupakan salah satu penyakit penyerta COVID-19. Penelitian ini menganalisis hubungan antara kepatuhan diet, asupan vitamin C, aktivitas fisik dan edukasi dengan kadar gula darah pasien diabetes melitus tipe 2 pada masa pandemi COVID-19 di RSD Idaman Kota Banjarbaru. Jenis penelitian berupa observasional analitik dengan rancang penelitian cross sectional. Sampel diambil dengan teknik non probability sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 40 orang. Data primer diperoleh melalui wawancara. Data sekunder diperoleh melalui arsip dan dokumen di rekam medis RSD Idaman Banjarbaru. Analisa data menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil karakteristik responden berusia 46-55 tahun 40%; jenis kelamin perempuan 80%, pendidikan SMA/Sederajat 35%, pekerjaan ibu rumah tangga 52,5%; tidak menerapkan diet 60%; asupan vitamin C kurang 47,5%, aktivitas fisik ringan 37,5%, telah mendapatkan edukasi 55% dan kadar gula darah tidak terkontrol 67,5%. Sehingga didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara kepatuhan diet, asupan vitamin C, aktivitas fisik, dan edukasi dengan kadar gula darah pasien DM tipe 2 di RSD Idaman Banjarbaru.
Hubungan Praktik Pemberian Makan, Ketahanan Pangan dan Akses Informasi dengan Kejadian Stunting Feby Rahmawati; Magdalena; Rosihan Anawar
Jurnal Riset Pangan dan Gizi Vol. 5 No. 2 (2023): JURNAL RISET PANGAN DAN GIZI (JR-PANZI)
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31964/jr-panzi.v5i2.106

Abstract

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak yang mengalami kekurangan gizi, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Prevalensi stunting di Wilayah Puskesmas Rawat Inap Cempaka pada 2018 adalah 40%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan praktik pemberian makan, ketahanan pangan rumah tangga dan akses informasi dengan kejadian stunting pada baduta 6-23 bulan. Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Baduta stunting sebagian besar memiliki praktik pemberian makan yang cukup (67.2%). Baduta stunting didominasi ketahanan pangan rumah tangganya tergolong rawan pangan dengan derajat kelaparan sedang (31%). Akses informasi pada penelitian ini ditunjukkan paling banyak adalah kategori kurang (53.4%). Kesimpulan, ada hubungan praktik pemberian makan, ketahanan pangan rumah tangga, dan akses informasi dengan kejadian stunting.