Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .
Unknown Affiliation

Published : 55 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Mengungkap Praktik Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana Pada Desa Pakraman (Studi Kasus Pada Desa Pakraman Dharmajati, Tukadmungga) Komang Ayu Meitriani .; Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .; Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi, S.S.T .
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v8i2.13156

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang Desa Pakraman Dharmajati, menggunakan konsep Tri Hita Karana dalam pengelolaan keuangan, proses pengelolaan keuangan berlandaskan konsep Tri Hita Karana dan dampak yang ditimbulkan dari penerapan konsep Tri Hita Karana pada pengelolaan keuangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tri Hita Karana dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan di Desa Pakraman sesuai dengan awig-awig sehingga dana-dana yang diperoleh dialokasikan ke dalam 3 konsep dari Tri Hita Karana agar kegiatan-kegiatan berlandaskan Tri Hita Karana dapat terlaksana. 2) Proses pengelolaan keuangan terdiri dari 3 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban serta pertanggungjawaban yang dilakukan Desa Pakraman telah memenuhi jenis dan dimensi dari akuntabilitas. 3) Dampak yang ditimbulkan dari penerapan konsep Tri Hita Karana pada pengelolaan keuangan yaitu kegiatan lebih mudah untuk diidentifikasi karena ada pengelompokan-pengelompokan berdasarkan Tri Hita Karana, lebih mudah dalam pembagian tugas karena adanya konsep Tri Hita Karana, dan dapat memberikan penilaian kinerja di masing-masing baga yakni baga Parhyangan, baga Pawongan dan baga Palemahan.Kata Kunci : Akuntabilitas, Pengelolaan Keuangan, Tri Hita Karana, Baga. This study was aimed at finding out the rationale of the customary village of Dharmajati in applying the Tri Hita Karana concept in managing its finance, Tri Hita Karana based financial management process, and the effects of implementing the Tri Hita Karana concept in financial management. Qualitative method was applied in this study. Data were collected through in-dept interviews, observation and document studies. The techniques of data analysis applied were data collection, data reduction, data presentation, data analysis and conclusion drawing. The results of the analysis showed that 1) Tri Hita Karana was used as a guidance in conducting programs at the customary village was based on the internal regulation of the customary village. Concequently, the income obtained was alocated into the 3 concepts of Tri Hita Karana so that the programs that were based on the Tri Hita Karana concept could be conducted. 2) The financial management had 3 stages, namely: planning, executing, and reporting. The progress or program report done already fulfilled the types and dimensions of accountability. 3) The effects of the implementation of the Tri Hita Karana concept were it was easier to identify programs as they were classified based on the Tri Hita Karana, it was easier to divide the tasks, and it was possible to give performance assessment for each baga; baga Parahyangan, baga Pawongan and baga Palemahan.keyword : accountability, financial management, Tri Hita Karana, Baga
Analisis Praktik Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Pelaba Pura (Studi Fenomenologi Di Desa Pakraman Julah, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng) NI WAYAN MONLI ASIH .; Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .; I Putu Julianto, SE., M.Si., Ak. .
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v8i2.13174

Abstract

Salah satu aspek keuangan yang perlu diperhitungkan dalam Desa Pakraman adalah aset yang dimiliki oleh Desa Pakraman. Aset tersebut salah satunya berupa tanah yang sering disebut tanah Pelaba Pura. Desa Pakraman yang memiliki dan mengelola aset berupa tanah Pelaba Pura ini adalah Desa Pakraman Julah. Dalam pengelolaan Pelaba Pura, pencatatan merupakan hal penting dan mendasar dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui bagaimana proses pencatatan keuangan Pelaba Pura di Desa Pakraman Julah. (2) Alasan Desa Pakraman Julah mempertahankan eksistensi pencatatan keuangan Pelaba Puranya. (3) Bagaimana penerapan akuntabilitas dalam pengelolaan Keuangan Pelaba Pura di Desa Pakraman Julah. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen yang selanjutnya dianalisis dengan tiga tahapan yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pencatatan keuangan Pelaba Pura dilakukan dengan sistem sederhana dengan mencatat secara berdampingan pemasukan dan pengeluaran (2) tidak adanya perubahan dari sistem keuangan yang sederhana adalah karena kurangnya partisipasi masyarakat akibat rendahnya kemampuan krama dalam perubahan sistem serta sudah kuatnya kepercayaan krama terhadap prajuru (3) penerapan akuntabilitas dilakukan secara penuh oleh prajuru dalam hal ini melakukan pelaporan keuangan di muka semua krama adat saat sangkep desa. Kata Kunci : Pelaba Pura, Pencatatan, Akuntabilitas One of the financial aspects that needed to be taken into account in Pakraman Village was the assets owned by desa pakraman. One of the Asets was in the form of land which was often called Pelaba Pura land. The Pakraman village that owned and managed an asset in the form of Pelaba Pura land was Julah pakraman village. In the management of Pelaba Pura, recording was an important and fundamental thing to do. This study aimed at: (1) finding out how the process of financial recordings of Pelaba Pura in Julah pakraman village was. (2) The reason why Julah pakraman village maintained the existence of its Pelaba Pura financial records. (3) How the application of Pelaba Pura’s financial accountability in Julah pakraman village was. This research was done through a qualitative method. The data were collected through in-depth interview, observation and document study, which were then analyzed through three stages: (1) data reduction, (2) data presentation, (3) conclusions drawing. The result of the research showed that: (1) The financial records of Pelaba Pura were conducted through a simple system by recording both income and expenditure (2) the absence of change from simple financial system was due to lack of public participation that was caused by the low ability of krama in the system change and the strong trust of krama ‘village people’ to prajuru ‘village officials’ (3) the application of accountability was fully done by the prajuru, in this case to conduct financial reporting in front of all krama adat ‘village people’ during village meetings. keyword : Pelaba Pura, Recording, Accountability
Analisis Sistem Pengelolaan Keuangan Organisasi Lokal Wanita Dalam Bingkai Kearifan Lokal Pade Demen (Studi Fenomenologi pada Sekaa Demen Celek Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Provinsi Bali) Gusti Ayu Putu Candra Mahasari .; Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .; Made Aristia Prayudi, S.A., M.Sc., Ak. .
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v8i2.13175

Abstract

Sekaa merupakan kesatuan sosial lebih kecil dari banjar dalam sistem kemasyarakatan orang Bali yang dibentuk dari kesamaan fungisonal sosial.Sekaa demen celek merupakan salah satu sekaa yang beranggotakan ibu rumahtangga di Desa Pekutatan dengan aktivitas utama yaitu menabung.Fenomena unik yang didapatkan dari organisasi lokal wanita ini adalah segala aktivitas yang dijalankan dalam sekaa tidak terlepas dari adanya peran kearifan lokal pade demen yang bersinergi membangun keharmonisan dalam sekaa demen celek. Latar belakang inilah yang menjadikan sekaa demen celek Desa Pekutatan menarik dikaji untuk mengetahui 1) latar belakang pembentukan sekaa demen celek, 2) sistem pengelolaan dan pertanggunjawaban dalam sekaa demen celek, 3) eksitensi sekaa demen celek ditengah lembaga keuangan lainnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, analisis data dan penarikan kesimpulan berdasarkan teori yang telah ditentukan. Hasil penelitian yaitu: 1) pembentukan sekaa didasari atas kesamaan tujuan, 2) sistem pengelolaan keuangan tidak terlepas dari kearifan lokal pade demen, 3) eksistensi keberadaan sekaa dapat dipertahankan dengan modal sosial yang terjalin sangat kuat. Kata Kunci : Sekaa, sistem pengelolaan keuangan, Pade Demen “Sekaa” organization a smaller social unity than banjar in the social community system found in Bali which was established based on a social functional similarity. This social organization of “Sekaa demen celek” is an organization whose members involved housewives domicile in Pekutatan village with the main activities of saving money. The phenomena identified in this particular local women organization involved all activities run in this organization would be bound to the role of local genius “pade demen” which synergized in developing harmony among the members of the organization. This background of the organization made everything interesting to be studied in order to find out 1) the reasons of how the organization of “sekaa demen celek” was established, 2) the management and accountability system in the organization of “sekaa demen celek”, 3) the existence of the organization of “sekaa demen celek”among the other financial institutions. The study utilized a qualitative methodology. The data was collected by using intensive interview, observation, and documentation analysis. The analysis was conducted based on three phase techniques such as data reduction, data presentation and drawing conclusion based on the verified theory. The results indicated that: 1) the establishment of the organization was made based on the similarity of the goal. 2) the financial management system was determined based on local genius of “pade demen”, 3) the existence of this organization could be maintained by developing the social capital which was strongly intertwined. keyword : “Sekaa”, financial management system, “Pade Demen”
Analisis Partisipasi Krama Terhadap Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Pakraman Titigalar, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Ni Ketut Juli Artini .; Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .; I Putu Julianto, SE., M.Si., Ak. .
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v8i2.13177

Abstract

Desa Pakraman merupakan organisasi sosial religius yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat hindu secara turun temurun dalam ikatan kahyangan tiga/kahyangan desa,sehingga pertanggungjawaban pengelolaan keuangannya masih sangat sederhana dan belum ditunjang dengan prosedur dan sistem yang memadai. Namun dalam pelaksanaannya, pertanggungjawaban tersebut kurang mendapat partisipasi dari masyarakat, sehingga rentan akan adanya kegagalan dalam penyampaian informasi keuangan desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) mengapa krama apatis terhadap akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan desa, 2) apa implikasi rendahnya partisipasi krama terhadap akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan desa, 3) bagaimana cara meningkatkan tujuan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan desa Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menekankan pada deskripsi setiap persepsi dan prilaku manusia. Analisis data dilakukan dengan tiga tahapan antara lain: 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, 3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) rendahnya partisipasi krama terhadap akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan desa karena faktor kepercayaan, persepsi bahwa pendidikan prajuru sudah diatas pendidikan krama, kurangnya pemahaman mengenai pentingnya partisispasi dan adanya krama non-aktif. 2) dampak rendahnya partisipasi krama akan berimplikasi pada tidak tersalurkannya informasi keuangan yang seharusnya diketahui oleh seluruh krama 3) cara meningkatkan partisipasi krama yaitu dengan menumbuhkan kesadaran krama akan pentingnya partisipasi mereka untuk mengetahui aliran keuangan desa. Kata Kunci : Desa Pakraman, akuntabilitas, transparansi, partisipasi Local Traditional Village is a social religious organization having a unit of tradition and manners of social life communication among Hindu followers occurs from one generation to generation in the bounding form of three worshiping places, or village worshipping temples. In this connection the accountability of financial management remains considerably very simple which has not been supported by proper system and procedures. However, in the implementation people could not give sufficient participation, this might result a potential risk of failure in presenting the information of the village financial report. The study aimed at finding out 1) why do the people of the traditional village become apathetic towards the accountability and transparency of the traditional village financial management, 2) what was the implication of the people low participation towards the accountability and transparency of the traditional village financial management, 3) how to improve the purpose of the accountability and transparency of the traditional village financial management. The study was implementing a qualitative method focusing on describing every human perception and behavior. The data was analyzed by using three different phases, like 1) data reduction, 2) data presentation, 3) drawing conclusion. The results of the study indicated that 1) there was found a very low people participation towards the accountability and transparency of the traditional village financial management due to the following reasons, such as trust and perception of the people that the level of qualification of the management staff was considerably higher than their own level of education, insufficient understanding of the members about the importance of participation, and another factor such as there was found existing non-active membership. 2) the impact of the people low participation would imply to the lack of financial information which should be accepted by all people 3) the way how to improve the people participation was by developing their awareness on the importance of participation in order to find out the financial flow. keyword : traditional village, accountability, transparency, participation
ANALISIS KONTRIBUSI NAUB TERHADAP BESARNYA BIAYA UPACARA PADA BEBERAPA PURA DI LINGKUNGAN DESA PAKRAMAN TABOLA, KECAMATAN SIDEMEN, KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI BALI Made Ayu Ruscita Dewi .; Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .; Nyoman Trisna Herawati, S.E.Ak., M.Pd. .
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v8i2.13179

Abstract

Ngayah merupakan salah satu tradisi yang ada di Bali yang dilaksanakan pada saat menjelang diadakannya upacara. Dengan berbagai kondisi masyarakat saat ini, banyak krama yang tidak bisa ngayah sehingga memilih menjadi krama penaub. Krama penaub hanya perlu membayar satu kali dalam setahun. Di Desa Pakraman Tabola penentuan besaran yang harus dibayarkan ditentukan di masing-masing banjar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) alasan krama lebih memilih ngayah dibandingkan naub, 2) proses penentuan besaran dana naub dan akuntabilitas pengelolaannya, 3) kontribusi dana naub terhadap besarnya biaya upacara di pura. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif yang lebih menekankan pada persepsi dan perilaku manusia. Penelitian ini dilaksanakan dengan empat tahapan yaitu 1)pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Alasan Krama Desa Pakraman Tabola memilih ngayah dibandingkan dengan naub yaitu dapat berinteraksi dengan krama yang lain untuk meningkatkan rasa solidaritas antar krama, mendapat ilmu mengenai bebantenan, dan wujud bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 2) Proses penentuan besarnya dana naub didasarkan pada hasil kesepakatan pada saat sangkep dan akuntabilitas pengelolaannya juga disampaikan pada saat sangkep. 3) Dana naub tidak berkontribusi terhadap biaya upacara di Pura Puseh Tabola, tetapi berkontribusi terhadap biaya upacara di Pura Dalem dan juga Pura Melanting Desa Pakraman Tabola.Kata Kunci : Ngayah, banten, naub, akuntabilitas Ngayah is one of the traditions in Bali that is held just before a ceremony. With the various conditions of the society today, many village members who could not ngayah, so choose to be penaub members. Penaub members only need to pay once a year. In Tabola Pakraman Village, the determination of the amount to be paid was determined in each banjar ‘hamlet’. This research aimed at determining: 1) the reason village/hamlet members preferring ngayah than naub, 2) the process of determining the payment amount of naub and the accountability of its management, 3) the contribution of naub funds to the total amount of ceremonial costs at the temple. This research was conducted through a qualitative method that emphasized more on human perception and behavior. This study was conducted in four stages: 1) data collection, 2) data reduction, 3) data presentation, 4) conclusions drawing. The results of this study indicated that: 1) The reason of Tabola Pakraman Village members to choose ngayah than naub was to interact with other village members in order to increase the sense of solidarity among them, to obtain knowledge about bebantenan ‘offerings’, and as a form of devotion to Ida Sang Hyang Widhi Wasa ‘The Almighty God’. 2) The process of determining the amount of naub payment was based on the agreement at sangkep ‘village meetings’ and management accountability was also delivered at the time of sangkep. 3) Naub fund did not contribute to the ceremonial cost at Tabola’s Puseh temple, but contributed to the ceremonial cost at Dalem Temple and also at Melanting Temple of Tabola Pakraman Village.keyword : Ngayah, banten, naub, accountability
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA KOLEKTIF ORGANISASI BERLANDASKAN KEARIFAN BUDAYA LOKAL SARENG NUNAS LANTUR KERAHAYUAN (STUDI KASUS PADA SUBAK ABIAN GUNUNG MERTA SARI, DESA TIGAWASA, KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG) Ni Putu Yeny .; Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .; Putu Sukma Kurniawan, S.T., M.A. .
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v8i2.13180

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja dan dari mana sumber daya kolektif organisasi subak abian Gunung Merta Sari Desa Tigawasa serta untuk mengetahui implementasi pengelolaan sumber daya kolektif organisasi subak abian Gunung Merta Sari Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang berlandasakan kearifan budaya lokal sareng nunas lantur kerahayuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus pada suatu organisasi tradisional yaitu subak. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Data diolah dengan tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis sumber daya kolektif yang dimiliki oleh subak yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya keuangan (iuran, asil yang disebut sarin taun, dan denda), serta sumbangan dari anggota subak dalam bentuk hasil bumi saat upacara di subak. Kepemilikan dari sumber daya kolektif diantaranya, sumber daya manusia dimiliki oleh subak, sumber daya alam yang dimiliki individu secara tidak langsung dimiliki oleh subak, sumber daya keuangan dimiliki oleh anggota subak dan pemerintah, serta sumbangan bersumber dari anggota subak. Pengelolaan sumber daya kolektif berlandasakan atas penerapan nilai sareng nunas lantur kerahayuan yang berlaku untuk semua proses pengelolaan sumber daya kolektif dan kegiatan di subak termasuk mengenai rapat, sumbangan sukarela saat upacara disubak dalam bentuk hasil bumi (kelapa, janur, bambu, daun sirih, pelepah pisang, daun pisang, buah maja, dsbnya), dan sebagainya. Kata Kunci : Sumber Daya, Subak, Implementasi, Pengelolaan. The study aimed at finding out what and where did the colletive resource of organization of “subak abian Gunung Merta Sari Desa Tigawasa” come from, and to find out the result of the implementation of collective resource organization management of “subak abian Gunung Merta Sari Desa Tigawasa” based-on the concept of local culture “sareng nunas lantur kerahayuan”. The study implemented a qualitative design focusing on a case study at the traditional organization of subak. The data was collected by conducting an intense interview, observation, and documentation study. The data was analyzed in three different phases, such as data reduction, data presentation, and drawing conclusion. The results of the study indicated that the types of collective resources belonged to the subak involved human resources, natural resources, financial resources (membershp fee, yield like sarin tahun, and fine), and the member contribution in the form of crops when ritual subak was conducted. The ownership of the collective resources consisted of human resources belonged to the subak, natural resources belonged to the individual members, which indirectly belonged to the subak, financial resources belong to the member of organization as well as the government, and donation belonged to subak members. The management process of the collective resource was made based on the implementation value of “sareng nunas lantur kerahayuan” which was applied to all processes management of collective organization and their activities at the subak including meeting activities, volunteer donation when ritual was conducted in the form of crops (coconut, coconut leaves, bamboo, banana tree, banana leaves, any types of fruits, and so on). keyword : resources, subak, implementation, management
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI NON PERFOMANCE LOAN PADA BADAN USAHA MILIK DESA (Studi Kasus Pada BUM Desa "Karya Sari" Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng) Kadek Asmita Rani .; Nyoman Trisna Herawati, S.E.Ak., M.Pd. .; Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v8i2.13186

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi non perfomance loan pada badan usaha milik desa dan Faktor apakah yang dominan memengaruhi Non Perfomance Loan pada BUM Desa “Karya Sari” Desa Pakisan – Buleleng. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah kredit yang mempunyai pinjaman bermasalah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dalam penelitian ini untuk memecahkan masalah yang ada digunakan analisis faktor dengan bantuan program komputer SPSS. Lokasi penelitian di BUM Desa “Karya Sari” Desa Pakisan, kabupaten Buleleng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Diperoleh ada lima faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya pinjaman bermasalah pada BUM Desa “Karya Sari” Desa Pakisan a) faktor ekonomi nasabah, b) faktor kualitas pelayanan, c) faktor lingkungan, d) faktor sosial, e) faktor sikap dan karakter nasabah. (2) Berdasarkan nilai eigenvalues dan persentase varian maka faktor yang paling dominan memengaruhi pinjaman bermasalah adalah faktor ekonomi nasabah dengan nilai eigenvalues dan persentase varian paling besar yaitu eigenvalues sebesar 6,649 dan persentase varian sebesar 33,245%.Kata Kunci : Non Perfomance Loan, Badan Usaha Milik Desa This research was conducted to find out the factors that influence the non-perfomance loan in the badan usaha milik desa and what factors dominantly affect the Non Perfomance Loan on BUM Desa "Karya Sari" Desa Pakisan - Buleleng. The population in this study is all credit customers who have problem loans. This research uses quantitative method. In this research to solve existing problems used factor analysis with the help of SPSS computer program. Research location at BUM Desa "Karya Sari" Desa Pakisan, Buleleng district. The result of the research shows that: (1) There are five factors influencing the occurrence of problem loans at BUM Desa "Karya Sari" Desa Pakisan a) customer economic factor, b) service quality factor, c) environmental factor, d) social factor, e ) customer attitude and characteristic factors. (2) Based on the value of eigenvalues and percentage of variance, the most dominant factor affecting the problem loans is the economic factor of the customer with the value of eigenvalues and the largest percentage of variance ie eigenvalues of 6.649 and the variance percentage of 33.245%.keyword : Non Perfomance Loan, Badan Usaha Milik Desa
Rendahnya Partisipasi Krama Dadia dalam Pengelolaan Dana Upakara Pitra Yadnya (Ngangkid) (Studi Kasus pada Dadia Pasek Gelgel di Desa Pakraman Pedawa) Kadek Risma Jayanti .; Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .; Ni Luh Gede Erni Sulindawati, SE. Ak,M.P .
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v8i2.13243

Abstract

Dadia di daerah Bali Hindu dan Bali Aga adalah sekelompok kekerabatan yang merasa berasal dari satu nenek moyang garis keturunan laki-laki. Salah satu Dadia yang paling besar di Desa Pakraman Pedawa adalah Dadia Pasek Gelgel. Salah satu keunikan dadia pasek gelgel adalah sistem pengadaan upakara pitra yadnya (ngangkid) yang diadakan setiap 5 tahun sekali serta keterkaitan dengan keletehan dari pelaksanaan upakara tersebut jika menggunakan uang yang tidak suci dalam pelaksanaanya. Krama Dadia yang mempercayai tentang keteletahan upakara tersebut sering menolak jika adanya sumbangan dari orang yang memiliki citra buruk di desa tersebut. Tetapi ketika prajuru dadia tidak memberitahukan nama-nama dari pemberi sumbangan krama dadia tidak melakukan protes apapun ataupun menanyakan asal-usul sumbangan. Hal ini tentunya menimbulkan berbagai spekulasi tentang prajuru serta krama dadia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1) proses pelaporan keuangan biaya Upakara Pitra Yadnya (Ngangkid) Dadia Pasek Gegel di Desa Pakraman Pedawa, 2) alasan masyarakat tidak mempermasalahkan aspek akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan Dadia Pasek Gegel di Desa Pakraman Pedawa, 3) implikasi ketidakpedulian masyarakat terhadap pengeloaan keuangan Upakara Pitra Yadnya (Ngangkid) Dadia Pasek Gegel di Desa Pakraman Pedawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, antara lain 1) Reduksi Data, 2) Penyajian Data dan 3) Menarik Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) proses pelaporan keuangan dilakukan pada saat Rapat serta pemberian surat rekapan laporan keuangan kepada krama yang tidak hadir, 2) alasan tidak mempermasalahkan karena masyarakat mempercayai kinerja prajuru dadia jika tidak ada masalah dalam pelaksanaan maka mereka tidak mepermasalahkan, 3) implikasinya ada dua yaitu akibat secara skala dan niskala. Kata Kunci : Dadia, Upakara Ngangkid, Krama, Partisipasi Dadia in the area of Balinese Hinduism and Bali Aga is a group of kinship derived from one male lineage ancestor. One of the biggest dadia in Pakraman Pedawa Village is Dadia Pasek Gelgel. One of the uniqueness of dadia pasek gelgel is the system of pitra yadnya (ngangkid) ceremony, which is held every 5 years, and its link with keletehan ‘impurity’ of the implementation of the ceremony if the money used in its implementation is not sacred. Krama Dadia ‘a male-based descendent kinship association’, who believe in the impurity of the ceremony, often refuse if there is a donation from someone who held a bad image in the village. However, when the prajuru dadia ‘dadia head’ do not inform the names of the donators, krama dadia do not protest anything or ask about the origins of the donation. This certainly raises various speculations about prajuru and krama dadia. This study aimed at finding out, 1) the financial reporting process of Upakara Pitra Yadnya (Ngangkid) cost in Dadia Pasek Gegel in Pedawa Pakraman Village, 2) the reason the society did not question the accountability aspect of the financial management in Dadia Pasek Gegel in Pedawa Pakraman Village, 3) the implication of the society’s ignorance on the financial management on Upakara Pitra Yadnya (Ngangkid) in Dadia Pasek Gegel in Pedawa Pakraman Village. This study employed a qualitative method. The data analysis was done through three stages, such as 1) Data Reduction, 2) Data Presentation and 3) Conclusion Drawing. The results of the research indicated that 1) the financial reporting process was conducted in the meeting and was distributed to the absentees, 2) the reason not to raise any question was because the community trusted the performance of the prajuru if there were no problems in the implementation then they did not question anything, 3) there were implications, i.e., skala ‘worldly’ and niskala ‘unwordly’. keyword : Dadia ‘a male-based descendent kinship association’, Ngangkid Ceremony, Krama ‘association’, Participation
EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL MELALUI SANKSI ADAT PADA BUMDES DI DESA SUKAMAJU KECAMATAN KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG DALAM UPAYA MENGATASI KREDIT BERMASALAH Ni Luh Yeni Wulantari .; Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .; Ni Luh Gede Erni Sulindawati, SE. Ak,M.P .
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v8i2.13257

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) penyebab terjadinya kredit bermasalah pada BUMDes di Desa “Sukamaju” Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng, (2) kiat atau langkah dalam upaya mengatasi kredit bermasalah pada BUMDes di Desa “Sukamaju” dan (3) efektivitas pelaksanaan sanksi adat dalam mengatasi terjadinya kredit bermasalah pada BUMDes di Desa “Sukamaju”. Penelitian ini dilakukan di Desa “Sukamaju” Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng.Rancangan penelitian ini adalah kualiatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan cara wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data pada penelitian ini meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) BUMDes di Desa “Sukamaju” mengalami kredit bermasalah yang disebabkan karena adanya faktor internal dan faktor eksternal, (2) dalam mengatasi kredit bermasalah, langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak BUMDes adalah dengan melakukan kunjungan secara kekeluargaan, mengadakan pengawasan kepada debitur, memberikan surat peringatan, dan menerapkan sanksi adat apabila masyarakat yang bersangkutan hendak melaksanakan upacara pernikahan, dan (3) pelaksanaan sanksi manusa saksi yang diterapkan pada BUMDes di Desa “Sukamaju” sudah berjalan dengan baik.Kata Kunci : efektivitas sistem pengendalian internal, sanksi adat, kredit bermasalah. This study aimed at determining (1) the cause of non-performing loans at BUMDes in "Sukamaju" Village Kubutambahan Sub-district Buleleng District, (2) the tips or steps to overcome non-performing loans at BUMDes in Sukamaju Village and (3) the effectiveness of the application of adat ‘custom’ custom’s sanctions in addressing the non-performing loans on BUMDes in "Sukamaju" Village. This research was conducted in "Sukamaju" Village, Kubutambahan Sub-district, Buleleng Regency. The design of this study was descriptive qualitative. The data were collected through interview, documentation and observation. The data analysis techniques in this study consisted of data collection, data reduction, data display, and verification and conclusions. The results of the research indicated that (1) BUMDes in Sukamaju Village experienced non-performing loans due to internal factors and external factors, (2) in handling non-performing loans, the steps undertaken by BUMDes were by conducting visits in a familial way, supervising to the debtor, sending warning letters, and applying custom’s sanctions when the concerned community was going to conduct a marriage ceremony, and (3) the implementations of the sanctions on manusia saksi a ‘traditional ceremony for human’s wellbeing’ applied by BUMDes in "Sukamaju" Village were going well.keyword : effectiveness of internal control system, adat’s ‘custom’ sanctions, non-performing loans.
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, DAN REPUTASI TERHADAP KESENJANGAN ANGGARAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KABUPATEN JEMBRANA Ni Made Dwi Pranita Dewi .; Nyoman Trisna Herawati, S.E.Ak., M.Pd. .; Dr. Anantawikrama Tungga Atmadja, S.E., .
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol. 8 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v8i2.13259

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asimetri informasi, ketidakpastian lingkungan, dan reputasi terhadap kesenjangan anggaran pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Jembrana. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi yang digunakan yaitu seluruh Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Jembrana sebanyak 63. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 15 LPD yang mengalami kesenjangan anggaran. Responden dalam penelitian ini sebanyak 60 orang responden. Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi 23. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesenjangan anggaran, variabel ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesenjangan anggaran, dan reputasi juga berpengaruh positif signifikan terhadap kesenjangan anggaran. Kata Kunci : asimetri informasi, ketidakpastian lingkungan, reputasi, kesenjangan anggaran This research aimed at determining the effect of information asymmetry, environmental uncertainty, and reputation on the budget gap at Lembaga Perkreditan Desa ‘Village Credit Institution’ (LPD) in Jembrana regency. This type of research was quantitative research. The population used was all Village Credit Institutions (LPD) in Jembrana Regency as much as 63. The samples were selected through purposive sampling technique with the number of samples 15 LPD who ran into budget gap. The respondents of this study were 60 respondents. The data source used was primary data. The data were collected through questionnaire method. The analytic method used was multiple linear regression with the assistance of SPSS program version 23. The research results indicated that the variable of information asymmetry had a positive and significant effect on budget gap, the environmental uncertainty variable had a positive and significant influence on budget gap, and reputation also had a significant positive effect on budget gap. keyword : information asymmetry, environmental uncertainty, reputation, budget gap
Co-Authors Dewi, Putu Eka Dianita Marvilianti Gede Adi Yuniarta, S.E.Ak, M.Si. . GEDE GIRI KUSUMA . Gede Pandu Satria Perdana . Gusti Ayu Putu Candra Mahasari . I Dewa Gede Anom Jambe Adnyana . I Gusti Ayu Komang Laksmi Dewi . I Kadek Eta Gasendi . I Kadek Kusuma Wardana . I Komang Edi Purnawan . I Made Juli Arta Yasa . I Made Tistiawan Dwihana Putra . I Nyoman Adi Gunawan . I Nyoman Putra Yasa I Nyoman Widyantara . I Putu Julianto I Wayan Sukresna . Ida Ayu Alit Oktaviani . Ida Ayu Made Adi Sundari . IDA BAGUS ADITIYA . Ida Bagus Made Sutra Isvara Permas . Ida Bagus Putu Purwita . Indana Fajrinshanty . Kadek Asmita Rani . Kadek Dwi Purnama Devi . Kadek Endy Suwastawan . Kadek Reni Mariani . Kadek Risma Jayanti . Kadek Utari Kirana Sari . Kadek Veby Priandani . Kadek Widiyarta . Komang Ayu Meitriani . Luh Lita Darmayani . Made Arie Wahyuni Made Aristia Prayudi Made Ayu Ruscita Dewi . MADE RIO MAHENDRA . Mukhamad Najib Ni Kadek Sukradi . Ni Ketut Aci Ega Astari . Ni Ketut Juli Artini . Ni Ketut Onik Kartika Dewi . NI KOMANG ISMA DEWI . Ni Komang Maheni . Ni Luh Gede Erni Sulindawati Ni Luh Yeni Wulantari . Ni Luh Yuni Andriani . Ni Made Dwi Pranita Dewi . Ni Made Dwi Rasmayanti . Ni Made Linda Krisnawati . Ni Putu Yeny . Ni Putu Yulianti Astuti . NI WAYAN ENI PRAMITA . Ni Wayan Krisna Darma Yanti . NI WAYAN MONLI ASIH . Ni Wayan Wahyuni . Nyoman Trisna Herawati Putu Sukma Kurniawan, S.T., M.A. . PUTU YUNITA SARI . Septian Dimas Kristanto . Vina Marantika . Wahyu Dwi Prasojo .