Suyanu Suyanu
Universitas Mataram

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Telaah Isi dan Bahasa Buku Ajar MKWU Bahasa Indonesia Dirjen Belmawa Ristekdikti: Proyeksi Model Standar Materi Ajar MKWU Bahasa Indonesia Rahmad Hidayat; Mochammad Asyhar; Suyanu Suyanu; Yuniar Nuri Nazir; Murahim Murahim
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Vol. 11 No. 4 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpbs.v11i4.42054

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan telaah isi dan bahasa buku ajar MKWU Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Dirjen Belmawa Ristekdikti. Penelaahan dimaksud merupakan bagian dari Metode Research and Development (R&D) Borg & Garl pada siklus pengujian produk. Penelaahan berbentuk evaluasi buku berdasarkan realitas penggunaannya di lapangan. Hasil penelaahan tersebut selanjutnya akan menjadi dasar proyeksi model standar materi ajar MKWU Bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Penelaahan isi dan bahasa dilakukan dengan mengacu pada standar penilaian buku ajar Badan Standar Nasional Pendidikan dengan sedikit modifikasi. Pada tahapan pengumpulan data, digunakan Metode Cakap. Pada tahapan penganalisisan data, dilaksanakan pengujian realitas buku menggunakan instrumen Skala Likert untuk mengetahui tingkat kekuatan masing-masing unsur. Penilaian dilakukan oleh responden berkualifikasi ahli dan dosen pengguna buku. Akumulasi penskoran selanjutnya dikonversi ke dalam rumus perhitungan sehingga ditemukan persentase masing-masing standar kemudian diskalakan/dikategorikan dengan statistik deskriptif. Pada tahapan penyajian hasil penganalisisan data, digunakan metode formal dan metode informal. Hasil penelitian menunjukkan kelayakan isi berdasarkan penilaian ahli termasuk dalam kategori baik dengan skor 81,67 sedangkan berdasarkan penilaian dosen pengguna buku termasuk dalam kategori baik dengan skor 76,30. Kelayakan bahasa berdasarkan penilaian ahli termasuk dalam kategori baik dengan skor 83,81 sedangkan berdasarkan penilaian dosen pengguna termasuk dalam kategori baik dengan skor 69,21Kata Kunci: Bahasa, Buku Ajar; MKWU Bahasa Indonesia; Kelayakan; Isi.
Kemampuan Mengonstruksi Teks Negosiasi Siswa Kelas X IPS 2 MA NW AIK AMPAT Anita Sapinatun Naza; Siti Rohana Hariana Intiana; Suyanu Suyanu
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.909

Abstract

Kemampuan mengonstruksi terdengar seperti hal yang baru pada kurikulum 2013, pada hakikatnya pengertian mengonstruksi berasal dari kata dasar “konstruksi” yang berarti susunan (model, tata letak), kata pengonstruksian berarti proses, cara, perbuatan mengonstruksi. Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengonstruksi adalah membangun/ membentuk/menyusun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengonstruksi teks negosiasi siswa kelas X IPS 2 MA NW AIK AMPAT berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan, adapun aspek yang dinilai orientasi, permintaan, penawaran, persetujuan dan penutup, sedangkan aspek kaidah kebahasaan terdiri atas aspek partisipan dan kata sapaan, pasangan tuturan, kalimat deklaratif dan kalimat interogatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS 2 MA NW AIK AMPAT yang berjumlah 17 orang siswa. Pengumpulan data menggunakan teknik tes/penugasan. Berdasarkan hasil dan pembahasan menunjukkan siswa kelas X IPS 2 MA NW AIK AMPAT berdasarkan aspek struktur berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata 70,58. Pemerolehan skor 90 ke atas  sebanyak 3 orang dengan kategori sangat baik, hanya satu orang yang memperoleh skor 79-90 dengan kategori baik, ada 5 siswa yang memproleh nilai 70 dengan kategori cukup dan ada 8 siswa yang memperoleh nilai 67 kategori kurang. Selanjutnya berdasarkan aspek kaidah kebahasaan, hanya ada satu siswa yang memperoleh skor di atas 90 dengan kategori sangat baik, ada 6 siswa yang memperoleh nilai di atas 78 dengan kategori baik, lalu ada 6 siswa yang memperoleh nilai di bawah 66 dengan kategori kurang. Berdasarkan aspek struktur dan kaidah kebahasaan maka dapat disimpulkan kemampuan mengonstruksi teks negosiasi siswa kelas X IPS 2 MA NW AIK AMPAT berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata 71 dan siswa dapat mengonstruksi teks negosiasi dengan cukup baik.
Analisis Aspek Edukatif Pada Novel Halaman Terakhir Karya Yudhi Herwibowo dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di SMA Yana Fitriani; Suyanu Suyanu; Mahmudi Efendi
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.923

Abstract

Analisis aspek edukatif, dalam karya sastra novel, memiliki beragam nilai-nilai pendidikan di dalamnya. Oleh karenanya, nilai pendidkan menjadi nilai yang sangat penting dalam kehidupan. Nilai-nilai pendidikan dapat disampaikan guru di sekolah sebagai motivasi terhadap dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek edukatif yang ada pada novel Halaman Terakhir karya Yudhi Herwibowo dan hubungan pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan, yaitu deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data studi kepustakaan dan teknik baca catat. Berdasarkan hasil dan pembahasaan menunjukkan aspek edukatif yang terdapat di antaranya: (1). Nilai religius yang terdapat pada novel Halaman Terakhir menunjukkan sifat tokoh sebagai hamba yang sentiasa menjalankan ibadah, seperti berdoa, melakukan kebaikan dan akhlak terhadap sesama. (2). Nilai moral, tokoh yang terdapat pada novel menujukkan rasa moralitas, yang berkaitan tentang rasa saling menghormati, kepedulian, kebijaksanaan terhadap sesama. Pendidikan moral berkaitan erat dengan nilai agama dalam membentuk karakter dan kepribadian. (3). Nilai sosial berkaitan dengan interaksi sosial dalam masyarakat yang berperan sebagai perlindungan sosial. Salah satu bentuk nilai pendidikan sosial, yaitu peraturan yang telah diterapkan di dalam negara atau lembaga lainnya. Tokoh Hoegeng, menunjukkan salah satu bentuk peraturan yang diterapkan dalam semua lapisan masyarakat. Di tengah hiruk-pikuk kasus Sumaryah, Hoegeng mengeluarkan peraturan soal pemakaian helm bagi pengendara bermotor serta anjuran bagi pembonceng untuk duduk dengan mengangkang, tidak menyamping. Tokoh Hoegeng telah mampu memberikan contoh yang baik sebagai bentuk perubahan tingkah laku dan pengetahuan. Sehingga, menambah wawasan tentang pentingnya menaati peraturan serta menjaga keselamatan.(4). Nilai budaya. Tokoh Hoegeng menunjukkan kesenanggannya atau kebiasaannya bermain alat musik yang diturunkan kepada   anak-anaknya. Keahliaan yang ditunjukkan bisa menjadi pengajaran untuk sentiasa melestarikan budaya yang dimiliki. Hubungan novel Halaman Terakhir dengan aspek edukatif sesuai dengan pembelajaran sastra di SMA dalam menunjang proses pencapaian tujuan pembelajaran yang diajarkan pada kompetensi dasar (KD).
Kemampuan Mengonstruksi Teks Negosiasi Siswa Kelas X IPS 2 MA NW AIK AMPAT Anita Sapinatun Naza; Siti Rohana Hariana Intiana; Suyanu Suyanu
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.909

Abstract

Kemampuan mengonstruksi terdengar seperti hal yang baru pada kurikulum 2013, pada hakikatnya pengertian mengonstruksi berasal dari kata dasar “konstruksi” yang berarti susunan (model, tata letak), kata pengonstruksian berarti proses, cara, perbuatan mengonstruksi. Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengonstruksi adalah membangun/ membentuk/menyusun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengonstruksi teks negosiasi siswa kelas X IPS 2 MA NW AIK AMPAT berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan, adapun aspek yang dinilai orientasi, permintaan, penawaran, persetujuan dan penutup, sedangkan aspek kaidah kebahasaan terdiri atas aspek partisipan dan kata sapaan, pasangan tuturan, kalimat deklaratif dan kalimat interogatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS 2 MA NW AIK AMPAT yang berjumlah 17 orang siswa. Pengumpulan data menggunakan teknik tes/penugasan. Berdasarkan hasil dan pembahasan menunjukkan siswa kelas X IPS 2 MA NW AIK AMPAT berdasarkan aspek struktur berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata 70,58. Pemerolehan skor 90 ke atas  sebanyak 3 orang dengan kategori sangat baik, hanya satu orang yang memperoleh skor 79-90 dengan kategori baik, ada 5 siswa yang memproleh nilai 70 dengan kategori cukup dan ada 8 siswa yang memperoleh nilai 67 kategori kurang. Selanjutnya berdasarkan aspek kaidah kebahasaan, hanya ada satu siswa yang memperoleh skor di atas 90 dengan kategori sangat baik, ada 6 siswa yang memperoleh nilai di atas 78 dengan kategori baik, lalu ada 6 siswa yang memperoleh nilai di bawah 66 dengan kategori kurang. Berdasarkan aspek struktur dan kaidah kebahasaan maka dapat disimpulkan kemampuan mengonstruksi teks negosiasi siswa kelas X IPS 2 MA NW AIK AMPAT berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata 71 dan siswa dapat mengonstruksi teks negosiasi dengan cukup baik.
Analisis Aspek Edukatif Pada Novel Halaman Terakhir Karya Yudhi Herwibowo dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di SMA Yana Fitriani; Suyanu Suyanu; Mahmudi Efendi
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4.923

Abstract

Analisis aspek edukatif, dalam karya sastra novel, memiliki beragam nilai-nilai pendidikan di dalamnya. Oleh karenanya, nilai pendidkan menjadi nilai yang sangat penting dalam kehidupan. Nilai-nilai pendidikan dapat disampaikan guru di sekolah sebagai motivasi terhadap dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek edukatif yang ada pada novel Halaman Terakhir karya Yudhi Herwibowo dan hubungan pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan, yaitu deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data studi kepustakaan dan teknik baca catat. Berdasarkan hasil dan pembahasaan menunjukkan aspek edukatif yang terdapat di antaranya: (1). Nilai religius yang terdapat pada novel Halaman Terakhir menunjukkan sifat tokoh sebagai hamba yang sentiasa menjalankan ibadah, seperti berdoa, melakukan kebaikan dan akhlak terhadap sesama. (2). Nilai moral, tokoh yang terdapat pada novel menujukkan rasa moralitas, yang berkaitan tentang rasa saling menghormati, kepedulian, kebijaksanaan terhadap sesama. Pendidikan moral berkaitan erat dengan nilai agama dalam membentuk karakter dan kepribadian. (3). Nilai sosial berkaitan dengan interaksi sosial dalam masyarakat yang berperan sebagai perlindungan sosial. Salah satu bentuk nilai pendidikan sosial, yaitu peraturan yang telah diterapkan di dalam negara atau lembaga lainnya. Tokoh Hoegeng, menunjukkan salah satu bentuk peraturan yang diterapkan dalam semua lapisan masyarakat. Di tengah hiruk-pikuk kasus Sumaryah, Hoegeng mengeluarkan peraturan soal pemakaian helm bagi pengendara bermotor serta anjuran bagi pembonceng untuk duduk dengan mengangkang, tidak menyamping. Tokoh Hoegeng telah mampu memberikan contoh yang baik sebagai bentuk perubahan tingkah laku dan pengetahuan. Sehingga, menambah wawasan tentang pentingnya menaati peraturan serta menjaga keselamatan.(4). Nilai budaya. Tokoh Hoegeng menunjukkan kesenanggannya atau kebiasaannya bermain alat musik yang diturunkan kepada   anak-anaknya. Keahliaan yang ditunjukkan bisa menjadi pengajaran untuk sentiasa melestarikan budaya yang dimiliki. Hubungan novel Halaman Terakhir dengan aspek edukatif sesuai dengan pembelajaran sastra di SMA dalam menunjang proses pencapaian tujuan pembelajaran yang diajarkan pada kompetensi dasar (KD).