Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

GAMBARAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Triana Arisdiani; Livana PH
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 4, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.521 KB) | DOI: 10.26714/jkj.4.2.2016.137-140

Abstract

Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik pada awal usia kehidupan bayi yang dapat memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun di beberapa wilayah masih ditemukan fenomena beberapa faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif diantaranya faktor ketidaktahuan dan kesibukan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap ibu tentang pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Patebon I Kendal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif survey. Sampel penelitian ini adalah 62 orang ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.  Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 tahun mempunyai sikap mendukung sebanyak 55 (88,7%), dan bersikap cukup mendukung 7 (11,3%). Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian yang serupa menggunakan variabel yang berbeda. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, ASI Eksklusif DESCRIBE THE MOTHER'S ATTITUDE ABOUT EXCLUSIVE BREASTFEEDING ABSTRACTMother's milk (ASI) is the best nutrition at the beginning of the baby's life age that can meet the needs for baby's growth and development. However, in some regions there are still phenomena that cause mothers not to give exclusive breastfeeding, including the factors of ignorance and busyness of the mother. This study aims to describe the mother's attitude about exclusive breastfeeding in the Patebon I Kendal Community Health Center Working Area. This study uses quantitative research methods using descriptive survey research designs. The sample of this study was 62 mothers who had babies aged 0-6 months. The sampling technique in this study used total sampling. The results of the study showed that most mothers who had babies aged 0-6 years had a supportive attitude of 55 (88.7%), and were quite supportive of 7 (11.3%). This research is expected to be used as a reference for developing similar research using different variables. Keywords: Knowledge, attitude, exclusive breastfeeding
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT ANSIETAS PASIEN PRE OPERASI MAYOR Reza Maghfirotun Nisa; Livana PH; Triana Arisdiani
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.122 KB) | DOI: 10.26714/jkj.6.2.2018.116-120

Abstract

ABSTRAKPasien yang menjalani operasi akan muncul perasaan ansietas seperti ketakutan atau perasaan tidak tenang, marah dan kekhawatiran. Ansietas tersebut dapat dilihat dari dukungan keluarga salah satu anggota keluarga sangat berperan aktif dalam mengurangi tingkat ansietas. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan karakateristik dan dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pasien pre operasi mayor. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui pendekatan cross sectional, pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan 16 pertanyaan tentang dukungan keluarga yang telah dilakukan uji validitas dengan nilai r variabel 0,90, tekhnik sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel167 responden. Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara karakteristik dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pasien pre operasi mayor dengan nilai p value <0,005. Keluarga disarankan dapat melakukan dukungan terhadap anggota keluarga yang akan dilakukan tindakan operasi.  Kata kunci :Karakteristik, Dukungan Keluarga, Ansietas Pre-operasi THE RELATIONSHIP KARAKATERISTIK AND FAMILY SUPPORT WITH ANXIETY LEVELS OF PATIENTS PRE MAJOR SURGERY ABSTRACTPatients undergoing surgery are afraid of anesthesia, fear of pain and death about ignorance or deformity or other threats to the body image resulting in anxiety, the anxiety can be seen from several characteristics of age, sex, education level, and occupation, so family support of one family member plays an active role in reducing the level of anxiety. This study aims to determine the relationship karakateristik and family support with anxiety levels of patients pre major surgery in RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. This research uses quantitative method through cross sectional approach, data collecting using  questionnaires with 16 question about family support which has been done validity test with r value of variable 0,90, the sample technique used purposive sampling with 167 respondents. The results showed that there was a significant relationship between the characteristics of family support with anxiety levels of patients pre major surgery with p value <0.005. Families are advised to support family members for surgery. Keywords: Characteristics, Family Support, Ansietas Pre-operation
GAMBARAN TINGKAT ANSIETAS SUAMI ATAU ISTRI YANG DITINGGAL PASANGANNYA BEKERJA DILUAR NEGERI Livana PH; Nur Fatoni; Mohammad Fatkhul Mubin
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 5, No 1 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.055 KB) | DOI: 10.26714/jkj.5.1.2017.48-52

Abstract

ABSTRAKAnsietas merupakan respon emosional terhadap penelitian individu yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas merupakan reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, baik yang nyata maupun yang hanya dibayangkan. Ansietas yang dirasakan pada pasangannya yang ditinggal keluar negeri yaitu Ansietas ringan sampai berat yang dialami oleh semua orang. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat Ansietas pada suami atau istri yang ditinggal pasangannya bekerja diluar negeri di desa Tambaksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Metode penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Populasi penelitian ini adalah suami atau istri yang ditinggal pasangnnya bekerja keluar negeri dengan ukuran sampel  54 orang. Teknik sampel dalam penelitian ini adalah Simpel random sampling. Data dianalisis dengan sentral tendensi dan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden mengalami ansietas sedang sebanyak 33 responden (61,1%). Saran diharapkan masyarakat tidak terlalu Ansietas karena memikirkan suami atau istri yang bekerja keluar negeri, sehingga bisa bekerja dirumah untuk membantu suami/istri yang bekerja diluar negeri dan diharapakn bisa menjalin komunikasi yang baik antara suami dan istri Kata kunci: Ansietas, suami atau istri, bekerja keluar negeri DESCRIPTION OF THE HUSBAND ANSIETAS OR WIFE LETED BY THE COUPLE WORKING OUTSIDE THE STATE ABSTRACTAnxiety is an emotional response to individual research that is subjective, which is influenced by the subconscious and is not specifically known for the cause. Anxiety is an emotional reaction to the perception of danger, both real and imagined. Anxiety is felt in the partner who is left out of the country namely mild to severe anxiety experienced by everyone. The purpose of this research is to describe the level of anxiety in the husband or wife who left their spouse working abroad in the village of Tambaksari, Rowosari Subdistrict, Kendal Regency. This research method is descriptive explorative. The population of this study was the husband or wife who were left behind and worked abroad with a sample size of 54 people. The sample technique in this study is Simple random sampling. Data were analyzed by central tendency and frequency distribution. The results showed that the majority of respondents experienced moderate anxiety as many as 33 respondents (61.1%). The suggestion is that the community is not too anxious because they think of a husband or wife who works abroad, so they can work at home to help their spouse who works abroad and is expected to establish good communication between husband and wife Keywords: Anxiety, husband or wife, working abroad
GAMBARAN PENYAKIT PENYERTA PASIEN GANGGUAN JIWA Livana PH; Sujarwo Sujarwo; Siti Musyarofah; Novi Indrayati
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 5, No 2 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.262 KB) | DOI: 10.26714/jkj.5.2.2017.115-123

Abstract

Manusia saat ini banyak yang mengalami gangguan, gangguan fisik ataupun mental yang akan mempengaruhi sosial dan budaya sehari-hari seorang manusia. Gangguan fisik ataupun mental dapat terjadi kepada siapa saja, yang dimana kondisi mental yang mengalami gangguan dapat mempengaruhi kesehatan fisik, sehingga tidak menutup kemungkinan seorang yang mengalami gangguan jiwa juga akan mempunyai penyakit penyerta yang lain. Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui gambaran penyakit penyerta terbanyak di ruang Kresno RSJD Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang. Metode penelitian yang digunakan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang ada selama 6 bulan terakhir (Mei-November) sejumlah 284 pasien. Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Adapun besar sampel dalam penelitian ini adalah 284 responden. Penelitian ini dilaksanakan di RSJD Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang di ruang Kresno. Data dianalisis secara univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit penyerta terbanyak pasien gangguan jiwa adalah Diabetes Melitus sebanyak 52 pasien, hipertensi sebanyak 43 pasien dan epilepsi sebanyak 40 pasien. Penelitian selanjutnya disarankan meneliti tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit penyerta pada pasien. Kata kunci: Penyakit penyerta, pasien gangguan jiwa DESCRIPTION OF DISEASE DISEASE PATIENTS OF SOUL DISORDERS ABSTRACTHumans today have many disorders, physical or mental disorders that will affect the social and cultural everyday of a human. Physical or mental disorders can occur to anyone, where a mental condition that has an impairment can affect physical health, so that it is possible for a person who has a mental disorder to have other comorbidities. The purpose of this study was to determine the description of the most common comorbidities in the Kresno Room at the RSJD Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang. The research method used is descriptive. The population in this study were all patients who had been in the last 6 months (May-November) totaling 284 patients. The sample technique in this study used total sampling. The sample size in this study was 284 respondents. This research was conducted at the RSJD Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang in the Kresno room. Data were analyzed univariately using frequency distribution. The results showed that the most comorbidities of mental patients were 52 diabetes mellitus patients, 43 patients with hypertension and 40 patients with epilepsy. Further research is suggested to examine the factors that can influence the occurrence of comorbidities in patients.  Keywords: co-morbidities, mental patients.
Pengaruh pemberian terapi kelompok terapeutik anak usia toddler terhadap perkembangan psikososial anak usia toller Livana PH; Yulia Susanti
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 7, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.192 KB) | DOI: 10.26714/jkj.7.2.2019.229-234

Abstract

Karakteristik anak usia toddler di kota Kendal bervariasi: ada yang sangat ceria saat  bermain dengan anak yang lain,  ada yang tampak mudah kesal, ada yang menangis ketika melihat  orang  baru,  dan ada anak  yang  cenderung  memilih  bermain  sendiri.  Perkembangan kepribadian saling berkaitan dengan hubungan sosial. Kombinasi perkembangan kepribadaian dan hubungan sosial disebut perkembangan psikososial. Perkembangan psikososial pada anak usia toddler dapat dicapai secara optimal melalui peran serta orangtua. Upaya yang dapat dilakukan perawat dalam mencegah keterlambatan perkembangan psikososial anak usia toddler yaitu dengan menstimulasinya melalui terapi kelompok terapeutik (TKT) untuk meningkatkan respons motorik, kognitif, emosional dan psikososialnya. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap perkembangan psikososial anak usia toddler. Penelitian dilakukan di Bandengan, Kota Kendal. Desain penelitian quasi experiment dengan rancangan penelitian pre and post test without control group dengan menggunakan Purposive sampling berjumlah 42 anak.  Hasil  penelitian  dianalisis  menggunakan paired t test.   Hasil   penelitian  menunjukkan ada pengaruh pemberian terapi kelompok terapeutik anak usia toddler terhadap perkembangan psikososial anak usia toller denga nilai p = 0,000. Kata kunci: terapi kelompok terapeutik anak usia toddler, perkembangan psikososial anak usia toddler THE EFFECT OF PROVIDING THERAPEUTIC THERAPY FOR TODDLER-AGE CHILDREN ON THE PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT OF TOLL-AGE CHILDREN ABSTRACTThe characteristics of toddler-age children in Kendal city vary: some are very cheerful when playing with other children, some look irritable, some cry when they see a new person, and there are children who tend to choose to play alone. Personality development is related to social relations. The combination of personality development and social relations is called psychosocial development. Psychosocial development in toddler age can be achieved optimally through parental participation. Efforts that nurses can take to prevent delays in toddler psychosocial development are to stimulate them through therapeutic group therapy (TKT) to improve their motor, cognitive, emotional and psychosocial responses. The research aims to analyze the effect of therapeutic group therapy on the psychosocial development of toddler age children. The study was conducted in Bandengan, Kendal City. Quasi experiment research design with pre and post test without control group research design using purposive sampling totaling 42 children. The results of the study were analyzed using the paired t test. The results showed that there was an effect of therapeutic therapy for toddler age children on the psychosocial development of toll-age children with p = 0,000. Keywords: therapeutic group therapy for toddler, psychosocial development of toddler
GAMBARAN TINGKAT ANSIETAS PASIEN DAN KELUARGA PASIEN HEMODIALISIS Livana PH; Yulia Susanti; Dewi Rahmawati
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 5, No 1 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.667 KB) | DOI: 10.26714/jkj.5.1.2017.10-13

Abstract

Hemodialisis (cuci darah) merupakan suatu tindakan terapi pengganti ginjal yang telah rusak. Pasien yang menjalani hemodialisis mengalami masalah psikologis salah satunya yaitu ansietas. Ansietas terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat ansietas, pasien dan keluarga pasien hemodialisis di RS Kendal. Metode penelitian menggunakan survey deskriptif kuantitatif.Alat ukur menggunakan 14 pertanyaan terkait ansietas pada kuesioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale).Sampel penelitian berjumlah 60 pasien dan 60 keluarga pasien.Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien dan keluarga pasien mengalami ansietas pada tingkat berat. Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya agar dapat memberikan intervensi yang efektif untuk mengatasi ansietas pasien dan keluarga pasien hemodialisis. Kata kunci: Ansietas, Pasien dan Keluarga pasien hemodialisis DESCRIPTION OF PATIENT ANSIETAS LEVELS AND FAMILY OF HEMODIALYSIS PATIENTS ABSTRACTHemodialysis (dialysis) is an action therapy for kidney replacement that has been damaged. Patients who undergo hemodialysis experience psychological problems, one of which is anxiety. Anxiety occurs due to lack of knowledge. The study aims to describe the level of anxiety, patients and families of hemodialysis patients in Kendal Hospital. The research method used a quantitative descriptive survey. Measuring instruments used 14 questions related to anxiety on the DASS questionnaire (Depression Anxiety Stress Scale). The research samples were 60 patients and 60 patient families. The results showed that the majority of patients and families of patients experienced anxiety at a severe level. The results of this study were recommended to future researchers in order to be able to provide effective interventions to overcome the anxiety of patients and families of hemodialysis patients.  Keywords: Anxiety, Patients and Families of hemodialysis patients
GAMBARAN TINGKAT STRES KELUARGA LANSIA Mohammad Fatkhul Mubin; Livana PH; Azizah Rahma Mahmudah
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 6, No 2 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.788 KB) | DOI: 10.26714/jkj.6.2.2018.128-133

Abstract

Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah lansia terus meningkat dari tahun ketahun. Begitu juga dengan jumlah lansia diseluruh indonesia juga mengalami peningkatan tiap decade. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terkait dalam perkawinan, hubungan darah, adopsi dan tinggal dalam satu rumah. Adanya kejadian-kejadian yang signifikan seperti anggota keluarga yang mempunyai lansia dalam satu rumah menciptakan kondisi stres bagi keluarga yang merawatnya sehingga menjadi tuntutan yang memaksa keluarga untuk dapat beradaptasi terhadap adanya berubahan dalam segi membagi waktu untuk merawat lansia tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada keluarga yang mempunyai lansia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, total sampel 55 responden. Penelitian dilakukan di Desa Mororejo kec. Kaliwungu menggunakan kuesioner Weber State Sniversity dan dianalisis dengan metode deskriptif presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga mengalami tingkat stres sedang sebanyak 37 responden (67.27%) sedangkan tingkat stres berat sebanyak 8 responden (14.55%) dan tingkat stres ringan sebanyak 10 responden (18.18). Penelitian ini diharapkan keluarga dan lansia untuk lebih memaksimalkan peran sertanya didalam memberikan dukungan kepada keluarga dan lansia guna mengurangi tingkat stres keluarga yang pada akhirnya dapat tercipta kehidupan mental yang lebih sehat baik bagi keluarga maupun lansia dan Sebagai tolak ukur keluarga dalam meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan dalam memberi perawatan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kata kunci : Tingkat Stres, Keluarga. DESCRIPTION OF THE ELDERLY FAMILY STRESS LEVEL ABSTRACTThe family is the unity of the people involved in the marriage, blood relationship, adoption and living in one house. The presence of significant events such as family members who have elderly in a home creates stres for families who care for them so that the demands are forcing the family to be able to adapt to the berubahan in terms of allocating their time to care for the elderly. This study aims to describe the level of stress in families with elderly. This study used a descriptive exploratory method, the total sample of 55 respondents. The study was carried out in the village of Mororejo Kec. Kaliwungu used the Weber State Sniversity questionnaire and analyzed it using descriptive percentage method. The results showed that most families experienced moderate stress levels as much as 37 respondents (67.27%) while severe stress levels were 8 respondents (14.55%) and mild stress levels as many as 10 respondents (18.18). This research is expected that families and elderly people to maximize their participation in providing support to families and the elderly to reduce the level of family stress which ultimately can create a healthier mental life for both families and the elderly and as a family benchmark in increasing knowledge and skills in giving daily life care activities. Keywords: Tinhkat Stress, Family
GAMBARAN TINGKAT STRES KELUARGA YANG DITINGGALKAN KERJA KE LUAR NEGERI OLEH ANGGOTA KELUARGA Livana PH; Failila Khosandika; Mohammad Fatkhul Mubin
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 5, No 2 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.4 KB) | DOI: 10.26714/jkj.5.2.2017.91-95

Abstract

Perubahan kondisi sosial akan mempengaruhi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berkerja di luar negeri maupun keluarganya, awalnya tentu membawa dampak yang cukup berat baik yang dirasakan oleh yang bersangkutan maupun anggota keluarganya. Kondisi ini secara kejiwaan akan berdampak pada tingkat stres yang bersangkutan dan anggota keluarganya yang cukup tinggi. Dari kebiasaan bersama menjadi tidak ada, hal ini langsung atau tidak langsung berdampak pada pola fikir dan sikap para keluarga yang ditinggalkan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres keluarga  yang ditinggal kerja ke luar negeri oleh anggota keluarga. Jenis penelitian deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang ditinggalkan oleh anggota keluarganya ke luar negeri di Desa Taman Gede Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal sebanyak 55 responden. Teknik sampling menggunakan sampling jenuh. Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengisi lembar observasi berupa kuesioner. Data dianalisis secara univariat dengan menghitung distribusi frekuensinya. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas keluarga  yang ditinggal kerja ke luar negeri oleh anggota keluarga mengalami stres pada tingkat stres sedang. Pelayanan kesehatan dapat memberukan intervensi kepada keluarga yang ditinggal kerja ke luar negeri oleh anggota keluarganya sebagai upaya untuk mengatasi tingkat stres yang dialaminya. Kata kunci: Keluarga yang ditinggal kerja ke luar negeri, stres.  FAMILY STRESS LEVEL THAT LEFT WORK OUTSIDE BY FAMILY MEMBERS ABSTRACTChanges in social conditions will affect Indonesian Workers (TKI) who work abroad and their families, initially it will have a quite heavy impact both felt by those concerned and their family members. This condition will have a psychological impact on the stress level concerned and family members who are quite high. From shared habits to non-existent, this directly or indirectly affects the thinking patterns and attitudes of the families left behind. The study aims to describe the level of family stress left by work abroad by family members. Type of explorative descriptive research. The population in this study were families left by family members abroad in Taman Gede Village, Gemuh District, Kendal District, as many as 55 respondents. The sampling technique uses saturated sampling. The process of data collection is done by filling in the observation sheet in the form of a questionnaire. Data were analyzed univariately by calculating the frequency distribution. The results showed that the majority of families left to work abroad by family members experience stress at moderate stress levels. Health services can provide intervention to families who are left to work abroad by family members in an effort to overcome the level of stress they experience. Keywords: Families left behind to work abroad, stress.