Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

KARAKTERISASI DAN REKONSTRUKSI KURVA R(T) SENSOR SUHU POSITIVETEMPERATURE COEFFICIENT (PTC) DARI KURVA I(V) MENGGUNAKANMODUL I-V CHARACTERIZER BERBASIS ARDUINO Elsa Maulina; Lazuardi Umar
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 13 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.804 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.13.933-937

Abstract

Studi tentang sensor suhu PTC biasanya dilakukan dengan mengukur resistensi atas suhusekitarnya dan digunakan untuk menggambarkan sensor karakteristik (kurva R-T). Metodekonvensional untuk mengkarakterisasi parameter sensor membutuhkan waktu yang cukuplama untuk menjaga suhu pada permukaan sensor. Penelitian ini menyajikan suatu metodeuntuk menentukan parameter sensor dari Siemens B59050 D1120 menggunakan I-V ModulCharacterizer berbasis Arduino. Proses karakterisasi dilakukan dalam keadaan self-heatingdengan tegangan diprogram dari Modul I-V di 1s dan kenaikan tegangan 10mV, sementarasuhu lingkungan TM diukur secara bersamaan dan dipertahankan konstan dalam ruangadiabatis Fa. Heraus T6060. Pengaruh suhu variasi pada kurva I(V) sensor diselidiki denganmenempatkan sensor pada berbagai suhu 303K, 313K, 323K dan 333K. Kurva I(V)menunjukkan hasil parameter sensor RT0, R0, B, RW, TC dengan nilai masing-masing230.98Ω, 117.01Ω, 63,99, 219.09K/W, 402.67K pada daerah kesetimbangan termal denganmenggunakan MathCad. Karakteristik sensor disajikan oleh kurva R(T) yang direkonstruksimenggunakan parameter yang diperoleh pada suhu sensor Ts simulasi dari 398,87K sampaidengan 409,68K dan hasil menunjukkan kesalahan kurang dari 2%.
PEMBUATAN DETEKTOR FREKUENSI TUNGGAL BERBASIS PRINSIP EDDY CURRENT UNTUK PENGUKURAN KETEBALAN LOGAM NON MAGNETIK CU DAN AL Santi T Sidabukke; Ari Sulistyo Rini; Tengku Emrinaldi; Lazuardi Umar
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 14, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.922 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.14.1.1020-1025

Abstract

Metode-metode yang telah dilakukan dalam pengukuran ketebalan logam adalah metode manual (jangka sorong) dan metode ultrasonic thickness. Kelemahan dari kedua metode ini yaitu data yang dihasilkan kurang akurat karena sulitnya proses pembacaan dan harga yang relative mahal. Pengembangan teknologi di bidang sensor memungkinkan pembuatan detektor ketebalan logam yang dapat mengatasi kelemahan dari kedua metode tersebut yaitu menggunakan eddy current. Sensor eddy current dapat mengukur ketebalan lapisan logam non magnetik melalui hubungan tegangan dengan variasi ketebalan dimana ketebalan yang digunakan untuk Cu yaitu 0,4 mm, 1 mm, 1,5 mm, 2 mm, 4 mm, 4,2 mm, 5 mm, 5,1 mm sedangkan Al yang digunakan yaitu 0,25 mm, 0,4 mm, 0,5 mm, 0,6 mm, 1 mm, 1,2 mm, 1,5 mm, 2 mm, 2,2 mm, 3 mm, 4 mm, 5 mm dengan frekuensi yang diperoleh 700 KHz, 1 MHz dan 1,33 MHz. Kurva tegangan vs ketebalan untuk alumunium dan tembaga memiliki hubungan eksponensial. Jarak antara sensor dengan material non magnetik dijaga konstan sebesar 2 mm.
ANALISA SIFAT NUTRISI TANAH PERKEBUNAN YANG DIBERI PUPUK UREA (CO(NH2)2) MENGGUNAKAN SENSOR NUTRISI TANAH Yanuar Hamzah; Lazuardi Umar; Susi '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 11 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.722 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.11.707-713

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisa sifat nutrisi tanah perkebunan kelapa sawit yang diberi pupuk urea CO(NH2)2 menggunakan sensor nutrisi tanah modifikasi Wenner. Konsentrasi nutrisi tanah disimulasikan dengan memvariasikan jumlah massa pupuk, dimana massa pupuk yang digunakan adalah 5, 10, dan 15 gram. Kemudian dilakukan pengukuran untuk melihat pergeseran frekuensi dan amplitudo. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi pergeseran frekuensi ¨I kHz dari masing – masing massa pupuk 5 gram ,10 gram dan 15 gram. Perbedaan frekuensi tidak cukup signifikan jika dibanding dengan perubahan amplitudo pada kurva (U0) untuk masingmasing massa pupuk urea. Dengan menggunakan persamaan model matematis dapat ditentukan puncak dari grafik tersebut. Daerah puncak untuk massa urea 5 gram yaitu 5.5 MHz, massa urea 10 dan 15 gram pada 5.45 MHz.
KARAKTERISASI DAN SIMULASI DIODA PN MEMPERGUNAKAN ALAT UJI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8A Dian Putri Oktavia; Yanuar Hamzah; Rahmondia N.S '; Lazuardi Umar
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 12 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.693 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.12.781-786

Abstract

Program uji otomatis untuk mengkarakterisasi kurva I-U pada dioda berbasis modul Arduino dengan mikrokontroler Atmega8A telah dilakukan. Empat jenis dioda yang digunakan adalah 1N4007, 1N5401, 1N5392, dan 1N4148 yang dikarakterisasi pada suhu 303K dengan masing-masing tegangan uji (dU) 1mV, 5mV, 10mV, 20mV, 50mV, 100mV, dan 500mV. Pengamatan pengaruh suhu pada dioda menggunakan ruang adiabatis untuk pengukuran tiga suhu yang berbeda yaitu 313K, 323K dan 333K yang kemudian menghasilkan kurva I-U. Hasil pengukuran memperlihatkan kenaikan pada kurva I-U dioda secara eksponensial pada kuadran I (wilayah panjar maju). Untuk parameter dioda, kurva I-U dimodelkan dan disimulasikan yang merujuk pada persamaan dioda dan persen error maksimum sebesar 10,57% berbanding dengan pengukuran dalam full scale.
PENGEMBANGAN DAN OPTIMALISASI ELEMEN PELTIER SEBAGAI GENERATOR TERMAL MEMANFAATKAN ENERGI PANAS TERBUANG Walfred Tambunan; Lazuardi Umar; Dara Fuji
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 11 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.657 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.11.720-726

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya listrik dari elemen Peltier. Energi listrik merupakan kebutuhan primer bagi manusia, namun penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan kelangkaan energi listrik, sehingga diperlukan upaya untuk mencari energi alternatif yang terbarukan. Salah satunya dengan memanfaatkan panas buangan menggunakan elemen Peltier yang akan dirubah menjadi energi listrik dan diaplikasikan menjadi pembangkit daya termoelektrik. Pembangkit daya termoelektrik TEG (Thermoelectric Generator) dapat menghasilkan energi listrik ketika ada perbedaan suhu yang terjadi antara dua material semi konduktor yang berbeda prinsip ini dikenal dengan nama “efek Seebeck” yang merupakan kebalikan dari efek Peltier TEC (Termoelectric Cooling), dimana variasi tegangan travo toroid pada pemanas sebagai simulasi dari panas terbuang pada kendaraan yakni sebesar 10 volt mulai dari 30 volt hingga 80 volt selama 40 menit. Hasil pengujian menunjukan tegangan bergantung pada perbedaan suhu antara sisi panas dan dingin. Dimana tegangan yang dihasilkan berbanding lurus dengan perbedaan suhu elements peltier, begitu juga dengan arus dan daya yang dihasilkan. Penelitian tentang TEG ini memiliki prospek yang cerah untuk masa depan sebagai sumber energi listrik.
PENGEMBANGAN SENSOR MAGNETIK MAGNETORESISTIF (MR) UNTUK APLIKASI KOMPAS ELEKTRONIK Lazuardi Umar; Rahmondia Nanda Setiadi; Siska Maulana
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 11 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.412 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.11.759-763

Abstract

Dewasa ini sangat dibutuhkan peralatan-peralatan elektronik yang dapat memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas. Pembuatan kompas ini menggunakan sensor medan magnet yaitu sensor HMC5883L. Alat telah diuji dan dikalibrasi menggunakan kalibrator standar medan magnet yaitu Teslameter FH51. Dalam penentuan arah sensor HMC5883L dihubungkan dengan Arduino Uno yang dihubungkan ke PC dengan menjalankan aplikasi perangkat lunak berbasis Visual C++. Sensor HMC5883L mengandalkan efek magnetoresistif dengan sensitivitas linearitas untuk mengukur medan magnet bumi yang lemah. HMC5883L merupakan elemen sensor medan yang yang dilengkapi dengan set/reset dan kompensasi kumparan terintegrasi. Selain elemen sensor, unit pengkondisian sinyal dan unit penentuan arah juga diperlukan untuk membangun sebuah kompas elektronik. Fungsi utama dari unit pengkondisian sinyal adalah amplifikasi sensor sinyal dan kompensasi offset. Kedua teknik kompensasi dapat diimplementasikan hanya dengan mengendalikan set terpadu/ ulang dan kumparan kompensasi HMC5883L tersebut. Teknik kalibrasi juga berhubungan dengan gangguan, deklinasi dan kemiringan yang ditunjukkan. Akhirnya akan menghasilkan sistem kompas yang lengkap.
DETEKTOR KELEMBABAN GABAH BERDASARKAN PENGUKURAN KAPASITANSI Syafitri Wahyuni; Lazuardi Umar
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 13 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.388 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.13.912-918

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk membuat prototipe alat untuk mengukur tingkat kelembaban gabah padi yang dapat mengubah masukan berupa tingkat kelembaban menjadi keluaran berupa tegangan. Varietas gabah yang diuji adalah Anak Daro, BB 42, dan Sokan. Pengukuran tingkat kelembaban gabah padi terhadap tegangan keluaran osilator LC untuk tingkat kelembaban yang berkisar dari 13% sampai 26% telah dilakukan. Nilai tegangan keluaran osilator paling besar dimiliki oleh varietas Sokan sebesar 1887,8 mV dengan tingkat kelembaban 12,36% dan tegangan paling kecil diperoleh dari varietas BB 42 sebesar 1383,4 mV pada tingkat kelembaban 18,10%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kelembaban berbanding terbalik dengan tegangan keluaran osilator LC.
SENSOR KOIL DATAR UNTUK ENGSEL ELEKTRONIK DENGAN ALGORITMA KOREKSI SUHU LINGKUNGAN Usman Malik; Lazuardi Umar; Widya Nora Nasution
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 12, No 11 (2015)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.073 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.12.11.701-706

Abstract

Telah dilakukan penelitian meggunakan sensor koil datar sebagai elemen pengindra terhadap pengembangan engsel elektronik untuk aplikasi rumah pintar. Dalam pengukuran ini jarak minimum yang diukur ialah 5 mm dan jarak maksimum 20 mm. penelitian ini dilakukan dengan suhu bervariasi yaitu 30C, 40C, 50C dan 60C. Nilai tegangan keluaran untuk suhu 30C hingga 60C berkisar antara 1,468 mV sampai dengan 2,863 mV. Hasil yang diperoleh ialah grafik dengan kurva berlapis. Dari hasil grafik dilakukan pemodelan menggunakan persamaan matematis. Dan hasil yang didapat ialah berupa persamaan umum yaitu ܷUo(d,0)=yo(0)+a(0)e^[-(b(0))d].
SIMULASI 3 DIMENSI DISTRIBUSI PANAS PLAT KNALPOT MOBIL UNTUK ELEMEN TERMOELEKTRIK Wildan Adli; Walfred Tambunan; Defrianto '; Lazuardi Umar
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 12 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.713 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.12.793-800

Abstract

Penelitian ini mensimulasikan distribusi panas pada plat penghantar modul pembangkit energi mikro berbasis Thermoelectric Generator (TEG) tipe 40-40-10/100 untuk optimalisasi serapan panas dari panas terbuang knalpot kendaraan. Modul memiliki ketahanan panas maksimum 423K. Pemodelan menggunakan MATLAB memakai persamaan difusi yang dimodifikasi dengan penerapan syarat batas suhu 900K pada permukaan alas plat yang bersentuhan dengan sumber panas. Bentuk plat yang dimodelkan berbahan aluminium bervariasi yaitu pejal, hollow, hollow gitter, hollow heatsink, dengan dimensi panjang 110mm, lebar 60mm, tebal alas 30mm dan tebal tonjolan 30mm. Penurunan suhu paling baik diperoleh sebesar ∆T=178,67K (19,85%) dihasilkan oleh bentuk plat hollow heatsink. Suhu yang dihasilkan pada pemodelan ini kemudian diturunkan kembali dengan memvariasikan jenis material berupa bahan aluminium, tembaga, besi, dan stainless steel, serta dengan memvariasikan jumlah larik TEG yaitu 1-array sampai dengan 4-array masing-masing terdiri dari 2 modul. Penurunan suhu yang paling mendekati suhu maksimal TEG adalah suhu akhir mencapai 402K, diperoleh dari plat stainless steel hollow heatsink berketebalan 50mm yang disusun 4-array TEG.
PENGUKURAN OKSIGEN TERLARUT DARI FOTOSINTESIS ALGA CHLORELLA VULGARISDENGAN BIOCHIP-G Toni Albertus Sinaga; Lazuardi Umar
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.632 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.14.2.1103-1108

Abstract

Alga dapat memproduksi oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO) melalui proses fotosintesis dan menjadikannya sebagai indikator penting dalam menentukan kualitas air berdasarkan perubahan kadarDO. Penelitian ini membahas biosensor berbasis biochip-G untuk mengukur DO. Alga chlorella vulgaris yang ditumbuhkan dalam media tumbuh alga dideteksi dengan menggunakan pencahayaan buatan sebagai pengganti cahaya matahari pada proses fotosintesis. Perlakuan gelap terang dengan durasi gelap 1 jam dan terang 1 jam dilakukan untuk mendeteksi aktivitas fotosintesis. Pada kondisi gelap 60 menit pertama menunjukkan terjadinya penurunan kadarDO sementara pada kondisi lampu menyala selama 60 menit berikutnya terjadi kenaikan produksi oksigen dari proses fotosintesis alga. Selama proses fotosintesis, alga chlorella vulgaris berkembang biak sehingga penurunan tegangan yang terjadi pada durasi gelap mengalami perbedaan. Hubungan tegangan dan kadarDO yang dihasilkan dari proses kalibrasi adalah berbanding terbalik.