Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Means-Ends Analysis Rahimatul Islami Elmujahidah; Mulyono Mulyono; Humuntal Banjarnahor
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 11, No 2 (2018): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v11i2.22890

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan kemampuan komunikasi dan motivasi belajar matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Means ends Analysis (MeA) dan pembelajaran biasa, (2) interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan komunikasi dan motivasi belajar matematis siswa. Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Al-Washliyah Tembung Kabupaten Deli serdang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa MTs. Al-Washliyah Tembung, sedangkan sampelnya terbagi dua jenis yaitu VIII-1 sebagai kelas eksperimen dan VIII-2 sebagai kelas kontrol yang masing-masing beerjumlah 32 siswa. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematis dan angket motivasi belajar matematis siswa. Analisis data dilakukan dengan analisis kovarian (ANAKOVA) dan N-Gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar matematika siswa yang memperoleh model pembelajaran Means ends Analysis (MeA) lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar matematika siswa yang memperoleh model pembelajaran biasa. Hasil rerata peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang diberi model pembelajaran Means ends Analysis (MeA) dan model pembelajaran biasa masing-masing sebesar 0,46 dan 0,13, dan rerata peningkatan motivasi belajar matematis siswa masing-masing sebesar 0,52 dan 0,18. (2) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan awal matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan motivasi belajar matematika siswa.Kata Kunci: pembelajaran means ends analysis (MeA), kemampuan komunikasi matematis, motivasi belajar
DIFFERENCES IN THE ABILITY TO UNDERSTAND MATHEMATICAL CONCEPTS OF STUDENTS TAUGHT BY USING GUIDED DISCOVERY LEARNING ANDCONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MODELS ASSISTED BY AUTOGRAPH SOFTWARE VIEWED FROM STUDENT LEARNING STYLES Rosauli Novalina Samosir; Pargaulan Siagian; Humuntal Banjarnahor
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 11, No 2 (2018): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v11i3.22929

Abstract

This study aims to determine (1) whether the ability to understand mathematical concepts of students taught by Guided Discovery Learning (GDL) assisted by Autograph Software is higher than students taught by Contextual Teaching and Learning (CTL) assisted by Autograph Software, (2) whether the ability students' understanding of mathematical concepts in the convergent learning style group is higher than that of the divergent learning style group. This type of research is a quasi-experimental study with a research population of all grade X students of Parulian 1 Medan Private High School. This study uses 2x2 two-way ANAVA. Then proceed with the t test to see whether the two groups differ significantly. Based on the t test statistical calculations and confirmed with spss, it can be concluded that (1) The ability to understand mathematical concepts of students taught by Guided Discovery Learning (GDL) assisted by Autograph Software is higher than students taught by Contextual Teaching and Learning (CTL) with Software Autograph, (2) The ability to understand students' mathematical concepts in the convergent learning style group is higher than that of the divergent learning style group.Keywords: Contextual Teaching and Learning, Guided Discovery Learning, Concept Understanding Ability, Autograph Software
ANALISIS KESULITAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN TAPPS (THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING) DI SMA IT NUUR AR RADHIYYAH Nur Hasanah; Humuntal Banjarnahor; Yulita Molliq
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 14, No 2 (2021): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v14i2.28800

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui: (1) tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam Pembelajaran TAPPS; (2) Kesulitan proses pemecahan masalah matematis siswa dalam pembelajaran TAPPS. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Ar Radhiyyah Kelas XI-A yang berjumlah 32 orang, kemudian diangkat subjek wawancara berdasarkan tingkat kemampuan pemecahan masalah, proses jawaban siswa berdasarkan indikator dan aspek kesalahan. Adapun hasil penelitian sebagai berikut : (1) Hasil penelitian pada kemampuan pemecahan masalah dengan interpretasi tingkat tinggi pada indikator memahami masalah sebesar 59%, pada indikator merencanakan masalah sebesar 44% , pada indikator melaksanakan masalah sebesar 19% dan. Pada interpretasi tingkat sedang indikator memahami masalah sebesar 28%, indikator merencanakan masalah sebesar 34%, indikator mengenal dan melaksanak masalah sebesar 50%. Pada interpretasi tingkat rendah indikator memahami masalah sebesar 13%, indikator merencanakan masalah sebesar 22%, indikator melaksanakan masalah sebesar 31%. (2) Kesulitan dalam pemecahan masalah (a) pada kategori tinggi siswa tidak mengalami kesulitan; (b) pada kategori sedang siswa mengalami kesulitan memahami konsep dan mengoperasikan pertidaksamaan linear matematika; (c) pada kategori rendah siswa mengalami kesulitan mensintesiskan ide, siswa kesulitan memahami konsep dan siswa kesulitan prinsip dalam pemecahan masalah.Kata Kunci: Pemecahan Masalah Matematis, Pembelajaran Thinking Pair Problem Solving.
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial Siswa Pada Materi Dimensi Tiga Kiki Franselaa; Edi Syahputra; Humuntal Banjarnahor
PARADIKMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 14, No 2 (2021): PARADIKMA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Study Program of Mathematics Education of Unimed Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/paradikma.v14i2.32096

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk  mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis Macromedia Flash pada materi Dimensi Tiga yang valid, praktis, dan efektif sehingga dapat meningkatkan kemampuan spasial matematis siswa.  Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model 4 – D Thiagarajan dengan subjek penelitian 15 orang siswa/i kelas XI RPL 1 dan 15 orang siswa/i XI RPL 2 SMK PAB 2 Helvetia. Objek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis Macromedia Flash pada materi Dimensi Tiga. Kevalidan media pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari analisis hasil validitas media pembelajaran oleh para validator ahli media dan ahli materi dengan nilai rata-rata total sebesar 3,64 (kategori ‘Sangat Valid’) dan 3,34 (kategori ‘Sangat Valid’). Sementara itu, kepraktisan media pembelajaran dilihat dari skor skor angket guru dan siswa dimana pada uji coba II yaitu sebesar 0,875 (kategori ‘Sangat Praktis) dan 0,889 (kategori ‘Sangat Praktis’). Keefektifan media pembelajaran ditinjau dari tiga aspek yaitu ketuntasan klasikal, respon siswa serta pencapaian waktu pembelajaran. Ketuntasan klasikal kemampuan spasial matematis siswa pada uji coba II sebesar 93,3% (14 siswa). Rata-rata respon siswa 88% (kategori ‘Positif’) pada uji coba II. Pencapaian waktu pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran waktu biasa. Berdasarkan indeks gain ternormalisasi, diperoleh bahwa pada uji coba II terjadi peningkatan nilai dengan kriteria ‘sedang’ dengan skor 0,53 (0,3<g<0,7). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis Macromedia Flash yang dikembangkan ini valid, praktis, dan efektif dalam meningkatkan kemampuan spasial matematis siswa pada materi Dimensi Tiga. 
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK PAKAM Echo Genesis Perangin-angin; Humuntal Banjarnahor
INSPIRATIF : JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 3, No 1 (2017): Inspiratif : Jurnal Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.068 KB) | DOI: 10.24114/jpmi.v3i1.8881

Abstract

ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh  model pembelajaran problem posing berbantuan scaffolding terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa  dan mengetahui bagaimanakah peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA  yang terdiri dari 10 kelas dan jumlah keseluruhan siswa kelas X sebanyak 407 orang. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih dua kelas yang menjadi sampel penelitian secara random sampling, didapat kelas X MIA 6 dan X MIA 5 yang masing-masing berjumlah 40 orang. Kelas experiment yaitu kelas X MIA 6 menggunakan Model Pembelajaran Problem Posing Berbantuan Scaffolding dan kelas kontrol yaitu kelas X MIA 5 menggunakan Model Pembelajaran Konvensional. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Sebagai alat pengumpul data digunakan data pretest dan postest dalam bentuk test isian pada materi teorema phytagoras untuk pretest dan materi aturan sinus dan cosinus untuk postest, dimana masing-masing soal berjumlah 9 soal yang sudah divalidkan. Selanjutnya untuk alat pengumpul data yang lain digunakan juga data N-Gain, data ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas experiment dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai syarat uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan dua rata-rata data pretest.  Hasil penelitian  kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran problem posing berbantuan scaffolding lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran problem posing berbantuan scaffolding dengan kata lain “terdapat pengaruh  model pembelajaran problem posing berbantuan scaffolding terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa”.Pada data N-Gain untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas experiment dan kelas kontrol diperoleh hasil bahwa jumlah siswa pada kelas experiment yang memiliki N-Gain tinggi sebanyak 10 siswa ataupun 25% , jumlah siswa pada kelas experiment yang memiliki N-Gain sedang sebanyak 23 siswa ataupun 57,5%, dan jumlah siswa pada kelas experiment yang memiliki N-Gain rendah sebanyak 7 siswa 17,5%, sedangkan jumlah siswa pada kelas kontrol yang memiliki N-Gain tinggi sebanyak 6 siswa ataupun 15%, jumlah siswa pada kelas kontrol yang memiliki N-Gain sedang sebanyak 13 siswa ataupun 32,5%, dan jumlah siswa pada kelas kontrol yang memiliki N-Gain rendah sebanyak 21 siswa 52,5%, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis kelas experiment lebih tinggi daripada kelas kontrol. Kata Kunci : Quasi Experiment, Problem Posing, Scaffolding ABSTRACTThis study aims to determine whether there is an effect of learning model of problem posing scaffolding assisted to the mathematical communication ability of grade X S and know how improvement of mathematical communication ability students. The population in this study is the entire which consists of 10 classes and the total number of students of class X as much as 407 people. While the sample in this study selected two classes that become random sampling samples, obtained class X MIA 6 and X MIA 5, each amounting to 40 people. The experiment class is X Class MIA 6 using model of Problem Posing Scaffolding Assisted and control class ie class X MIA 5 using Conventional Learning Model. This type of research is quasi experiment. As a data collection tool, we use pretest and postest data in the form of content test on phytagoras theorem material for pretest and sine and cosine rules for posttest, where each problem is 9 validated questions. Furthermore, for other data collection tools used also N-Gain data, this data is needed to know how to improve students' mathematical communication ability in experiment class and control class. Prior to the normality and homogeneity test as a condition of hypothesis testing, firstly tested the similarity of two average pretest data.  Research result  can be concluded that the mathematical communication ability of grade X students which is taught using learning model of scaled-assisted problem posing is higher than mathematical communication ability of grade X students which is taught without using problem learning model with scaffolding assisted by word Other "there is the influence of learning model of problem posing scaffolding assisted to the mathematical communication ability ". In N-Gain data to find out how to improve students' mathematical communication ability in experiment and control class, it is found that the number of students in experiment class with high N-Gain is 10 students or 25%, the number of students in the experiment class that has N-Gain 23 students or 57.5%, and the number of students in the experimental class with low N-Gain were 7 students 17.5%, while the number of students in the control class with N-Gain was 6 students or 15% Students in the control class who had N-Gain were 13 students or 32.5%, and the number of students in the control class who had low N-Gain was 21 students 52.5%, it can be concluded that the improvement of mathematical communication ability of higher experiment class Than the control class. Keywords : Quasi Experiment, Problem Posing, Scaffolding.
Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Serbajadi Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Mata Pelajaran Matematika Irma Amelia Putri; Humuntal Banjarnahor
Nautical : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 1 No. 9 (2022): Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa kelas VII – 4 SMP Negeri 1 Serbajadi yang berjumlah 32 orang dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual pada materi pokok himpunan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara kolaborasi antara guru dengan peneliti. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana di akhir setiap siklus diberikan tes kemampuan kreativitas matematis. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, terjadi peningkatan kemampuan kreativitas mateamtis siswa yang diperoleh setelah diterapkan model pembelajaran kontekstual, terlihat dari jumlah siswa yang memiliki kemampuan kreativitas minimal pada kriteria baik sebesar 0% pada tes awal dengan nilai rata-rata kelas 41,99 meningkat menjadi 40,63% pada siklus I dengan nilai rata – rata 60,93 dan meningkat menjadi 90,63% pada siklus II dengan nilai rata – rata 91,79. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan kreativitas siswa pada materi himpunan di kelas VII-4 SMP Negeri 1 Serbajadi.