Articles
ANALISIS KESALAHAN MENULIS SURAT RESMI BAHASA JERMAN
Tanti Kurnia Sari
BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS
Publisher : BAHAS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/bhs.v0i69TH XXXV.2429
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menguraikan pikiran utama (Berücksichtigung der Leitpunkte), koherensi kalimat (Kommunikative Gestaltung) dan menerapkan tata bahasa (Formale Richtigkeit) dalam menulis surat resmi bahasa Jerman. Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Jurusan Bahasa Asing, FBS Unimed, terhadap 24 orang mahasiswa semester IV angkatan tahun 2006 yang sedang mengikuti perkuliahan pada matakuliah ZIDS-Vorbereitung. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Instrument penelitiannya adalah tes menulis surat resmi dalam Bahasa Jerman. Hasil penelitian menunjukkan, dari 68 pucuk surat balasan yang ditulis mahasiswa dalam penelitian ini, 19 pucuk surat dinyatakan lulus (27,94%), sedangkan 49 pucuk surat lainnya dinyatakan tidak lulus (72,06%), karena tidak memenuhi criteria penilaian menulis surat yang berlaku dalam ujian ZIDS. Adapun penyebab kesalahan dalam menulis surat yaitu minimnya penguasaan kosa kata dan tata bahasa Jerman. Data ini menunjukkan, bahwa mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menulis surat resmi bahasa Jerman. Kata Kunci : analisis kesalahan, surat resmi bahasa jerman
CIRI AKUSTIK BAHASA JERMAN
Tanti Kurnia Sari
BAHAS No 76 TH 37 (2010): BAHAS
Publisher : BAHAS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/bhs.v0i76 TH 37.2590
Ciri universal dari bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan. Yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa atau yang termasuk lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Apabila variasi nada yang diujarkan tidak menggambarkan keteraturan nada yang telah disepakati para penuturnya, ujaran tersebut dapat menimbulkan ketaksaan. Bahasa bervariasi dan ciri akustik bervariasi, kekeliruan menggunakan ciri akustik akan menyebabkab terjadinya ketaksaan atau perubahan makna. Dengan mengetahui ciri-ciri akustik, penutur bahasa mampu mengurangi ketaksaan atau ketakbermaknaan ciri akustik atau suprasegmental yang dituturkan. Data dalam penelitian ini yang berupa kalimat dalam modus deklaratif, imperatif dan interogatif diolah dengan menggunakan program Praat versi 4.0.27 yaitu program perangkat lunak yang menganalisis fonetik dengan komputer. Dari hasil penelitian terlihat bahwa Frekuensi nada awal tuturan wanita pada modus deklaratif dan imperatif lebih tinggi 115,1Hz dan 72,6Hz daripada tuturan laki-laki, namun hal yang sebaliknya terjadi pada modus interogatif. perbedaan yang sangat signifikan antara tuturan laki-laki dan tuturan perempuan terjadi pada nada akhir dimana tuturan perempuan dalam ketiga modus jauh lebih tinggi dibandingkan tuturan laki-laki. Demikian juga nada tertinggi. Namun hal yang sebaliknya terjadi pada nada terrendah. Durasi tuturan perempuan lebih panjang pada modus imperatif dan interogatif sedangkan durasi tuturan laki-laki lebih panjang pada modus deklaratif. Kata Kunci : ciri akustik, deklaratif, imperatif, interogarif, frekuensi, durasi
ANALISIS TEKS IKLAN SUSU FORMULA ANAK
LINA RUSLI;
TANTI KURNIA SARI
BAHAS No 85 TH 39 (2013): BAHAS
Publisher : BAHAS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/bhs.v0i85 TH 39.2420
Kebutuhan manusia yang semakin hari semakin bertambah dan beragam memicu produsen untuk menciptakan produk yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Iklan sebagai media yang digunakan produsen untuk memasarkan produknya memiliki fungsi sosial, karena iklan selalu dikemas dengan memberi informasi menarik baik melalui teks visual maupun teks verbalnya karena dengan iklan inilah kesempatan produsen untuk menjaring konsumennya. Salah satu produk yang dewasa ini sangat dibutuhkan dan bervariasi adalah susu formula anak. Iklan susu formula mempunyai genre yang bermacam-macam, misalnya eksposisi, eksplanasi, dan lain sebagainya. Data penelitian ini adalah data primer berupa teks iklan susu formula yaitu susu Pediasure dan susu Dancow 1+ yang diperoleh melalui media cetak, yakni Tabloid, Koran dan Majalah. Dari analisa kedua iklan produk susu formula anak tersebut diketahui bahwa Fungsi sosial dari iklan produk susu formula anak adalah untuk memperkenalkan, memberi informasi dan memasarkan produk dengan tujuan menarik konsumen. Selain itu kedua iklan produk susu formula anak termasuk jenis genre deskripsi dan genre eksposisi dan dalam menjelaskan fungsi produk menggunakan proses material dan lebih banyak menggunakan kalimat pasif. Kata kunci : Iklan susu formula, genre, fungsi sosial, fitur bahasa
CIRI AKUSTIK BAHASA JERMAN
Tanti Kurnia Sari
BAHAS No 80 TH 38 (2011): BAHAS
Publisher : BAHAS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/bhs.v0i80 TH 38.2459
Ciri universal dari bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan. Yang dimaksud dengan bunyi pada bahasa atau yang termasuk lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Apabila variasi nada yang diujarkan tidak menggambarkan keteraturan nada yang telah disepakati para penuturnya, ujaran tersebut dapat menimbulkan ketaksaan. Bahasa bervariasi dan ciri akustik bervariasi, kekeliruan menggunakan ciri akustik akan menyebabkab terjadinya ketaksaan atau perubahan makna. Dengan mengetahui ciri-ciri akustik, penutur bahasa mampu mengurangi ketaksaan atau ketakbermaknaan ciri akustik atau suprasegmental yang dituturkan. Data dalam penelitian ini yang berupa kalimat dalam modus deklaratif, imperatif dan interogatif diolah dengan menggunakan program Praat versi 4.0.27 yaitu program perangkat lunak yang menganalisis fonetik dengan komputer. Dari hasil penelitian terlihat bahwa Frekuensi nada awal tuturan wanita pada modus deklaratif dan imperatif lebih tinggi 115,1Hz dan 72,6Hz daripada tuturan laki-laki, namun hal yang sebaliknya terjadi pada modus interogatif. perbedaan yang sangat signifikan antara tuturan laki-laki dan tuturan perempuan terjadi pada nada akhir dimana tuturan perempuan dalam ketiga modus jauh lebih tinggi dibandingkan tuturan laki-laki. Demikian juga nada tertinggi. Namun hal yang sebaliknya terjadi pada nada terrendah. Durasi tuturan perempuan lebih panjang pada modus imperatif dan interogatif sedangkan durasi tuturan laki-laki lebih panjang pada modus deklaratif. Kata Kunci : ciri akustik, deklaratif, imperatif, interogarif, frekuensi, durasi
KESULITAN BAHASA DALAM PROSES TERJEMAHAN
TANTI KURNIA SARI
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2337
Setiap bahasa mempunyai sistem tersendiri, dan sistem dalam setiap bahasa merupakan polisistemik karena setiap bahasa mempunyai struktur sintaksis, sintagmatik, leksikal, dan morfem yang berbeda dari sistem hahasa lainnya. Perbedaan dalam hal sistem tersebut tidak hanya terdapat pada bahasa-bahasa yang tidak serumpun, melainkan juga terjadi pada bahasa-bahasa yang serumpun. Perbedaan-perbedaan dalam hal sistem bahasa itulah yang menyebabkan timbulnya kesulitan-kesulitan dalam penerjemahan. Kesulitan-kesulitan bahasa dalam penerjemahan mencakup kesulitan pada sarana leksikal yaitu aneka makna, diferensiasi/nondiferensiasi, meddan semantis. Juga pada sarana gramatikal yaitu bentuk-bentuk tunggal dan jamak, kategori aspek, genus, serta sarana stilistis. Kesulitan-kesulitan tersebut merupakan kesulitan mencari padanan makna/padanan formal dan upaya mencegah timbulnya rintangan stilistis dalam proses terjemahan.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS SURAT BAHASA JERMAN
Ahmad Sahat Perdamean;
Tanti Kurnia Sari
BAHAS Vol 30, No 1 (2019): BAHAS
Publisher : BAHAS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/bhs.v30i1.16671
This study aims to develop a media of letter-writing (Brief). The reference of this research is the design of material development by Jolly and Bolito (in Tomlinson, 1998:96) consisting of: i. Identification of material needs, ii. Exploration needs, iii. Contextual realization, iv. The realization of pedagogy, v. The preparation of the material includes the use of the product by the learners, vi. Evaluation of material in accordance with material development objectives. The research instruments used are: a. Instrument of student response to instructional media, b. Instrument observation of student activity in learning, c. documentation, d. Test and assessment criteria in the ZiDS-exam to find out student learning outcomes. Development of learning media to write letters (Brief) in accordance with the procedures that have been determined and have good quality because it is valid, practical and effective. The application of learning media to write letters proved to improve the learning achievement of student writing skill, from 76,92% to 100% from 26 people able to write reply letter. Thus the learning media to write letters feasible to be used in lectures Schreibfertigkeit subject and to be a supporting medium for students.Kata kunci: pengembangan bahan, media pembelajaran, keterampilan menulis
MEMBACA EFEKTIF
Tanti Kurnia Sari
BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS
Publisher : BAHAS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/bhs.v0i69TH XXXV.2389
Belajar bahasa membutuhkan banyak faktor yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Beberapa faktor tersebut seperti ketekunan dan kesabaran, disamping tentu saja kesempatan untuk terus menerus menggunakan bahasa yang dipelajari merupakan faktor yang amat sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar bahasa. Tentu saja faktor-faktor yang lain seperti tersedianya materi yang memadai serta motivasi yang cukup tinggi dari pembelajar juga perlu diperhitungkan. Pemahaman terhadap salah satu elemen dasar dalam belajar bahasa adalah membaca, khususnya pemahaman aspek-aspek teknis dan kendala-kendalanya. Hal tersebut memang tidak menjamin bahwa sebuah program pengajaran bahasa akan berhasil dengan baik. Tetapi dengan sedikit memahami aspek-aspek teknis semacam ini, para pembelajar dan khususnya para pengajar, diharapkan akan lebih mampu menyempurnakan proses belajar mengajar yang akan membawa mereka ketujuan akhir yang diharapkan. Kata Kunci : membaca, strategi, keterampilan dasar, efektif
KESULITAN BAHASA DALAM PROSES TERJEMAHAN
TANTI KURNIA SARI
BAHAS No 84 TH 38 (2012): BAHAS
Publisher : BAHAS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/bhs.v0i84 TH 38.2338
Setiap bahasa mempunyai sistem tersendiri, dan sistem dalam setiap bahasa merupakan polisistemik karena setiap bahasa mempunyai struktur sintaksis, sintagmatik, leksikal, dan morfem yang berbeda dari sistem hahasa lainnya. Perbedaan dalam hal sistem tersebut tidak hanya terdapat pada bahasa-bahasa yang tidak serumpun, melainkan juga terjadi pada bahasa-bahasa yang serumpun. Perbedaan-perbedaan dalam hal sistem bahasa itulah yang menyebabkan timbulnya kesulitan-kesulitan dalam penerjemahan. Kesulitan-kesulitan bahasa dalam penerjemahan mencakup kesulitan pada sarana leksikal yaitu aneka makna, diferensiasi/nondiferensiasi, meddan semantis. Juga pada sarana gramatikal yaitu bentuk-bentuk tunggal dan jamak, kategori aspek, genus, serta sarana stilistis. Kesulitan-kesulitan tersebut merupakan kesulitan mencari padanan makna/padanan formal dan upaya mencegah timbulnya rintangan stilistis dalam proses terjemahan.
PEMEROLEHAN PRAGMATIK ANAK USIA 4-12 TAHUN:Penggunaan Kata Sapaan
Tanti Kurnia Sari;
Lina Rusli
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 19, No 72 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/jpkm.v19i72.4731
Pemerolehan bahasa adalah fenomena tingkah laku manusia yang penting dan rumit. Olehkarena kerumitan prosesnya inilah maka bahasa merupakan milik manusia yang paling unikdalam proses menguasai kaidah-kaidah bahasa, ternyata ditemukan bahwa bahasa anak secarafundamental sangat kreatif. Kekreatifan ini dapat diamati berdasarkan konstruksi kaidah bahasayang digunakan anak, baik sewaktu anak berbicara sendiri, maupun sewaktu berdialog denganorang lain. Penerapan kaidah secara bertahap dipandu oleh mekanisme kognitif yang dibawaanak sejak lahir yang mampu mengaktifkan strategi mengatur masukan bahasa. Pemerolehanbahasa perlu mengamati bagaimana anak mengembangkan kemampuan pragmatiknya, karenapragmatik merupakan bagian dari perilaku berbahasa.Subjek Penelitian ini adalah 3 orang anak dengan jenis kelamin dan tingkat usia yang berbeda.Subjek pertama bernama Yasmin, usia 4 tahun. Subjek kedua bernama Helmi, usia 8 tahun dansubjek ketiga bernama Harri, usia 12 tahun.Dari hasil penelitian diketahui bahwaanak-anak umumnya menyapa bila ada motif tertentu,misalnya memerlukan bantuan, menginginkan sesuatu dan menyampaikan sesuatu dan dalammengiyakan atau menyetujui apa yang diminta oleh orangtuanya.
PEMEROLEHAN PRAGMATIKANAK USIA 4-12 TAHUNPENGGUNAAN KATA SAPAAN
Tanti Kurnia Sari;
Lina Rusli
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 19, No 71 (2013)
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/jpkm.v19i71.4705
Pemerolehan bahasa adalah fenomena tingkah laku manusia yang penting dan rumit. Olehkarena kerumitan prosesnya inilah maka bahasa merupakan milik manusia yang paling unikdalam proses menguasai kaidah-kaidah bahasa, ternyata ditemukan bahwa bahasa anak secarafundamental sangat kreatif. Kekreatifan ini dapat diamati berdasarkan konstruksi kaidah bahasayang digunakan anak, baik sewaktu anak berbicara sendiri, maupun sewaktu berdialog denganorang lain. Penerapan kaidah secara bertahap dipandu oleh mekanisme kognitif yang dibawaanak sejak lahir yang mampu mengaktifkan strategi mengatur masukan bahasa. Pemerolehanbahasa perlu mengamati bagaimana anak mengembangkan kemampuan pragmatiknya, karenapragmatik merupakan bagian dari perilaku berbahasa.Subjek Penelitian ini adalah 3 orang anak dengan jenis kelamin dan tingkat usia yang berbeda.Subjek pertama bernama Yasmin, usia 4 tahun. Subjek kedua bernama Helmi, usia 8 tahun dansubjek ketiga bernama Harri, usia 12 tahun.Dari hasil penelitian diketahui bahwa anak-anak umumnya menyapa bila ada motif tertentu,misalnya memerlukan bantuan, menginginkan sesuatu dan menyampaikan sesuatu dan dalammengiyakan atau menyetujui apa yang diminta oleh orangtuanya.