Sitinjak, Linda
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Vokalista Divina: Penerapan Eksistensi Transjender pada Paduan Suara Sebagai Sebuah Identitas Sosial Linda Sitinjak
PROMUSIKA Vol 4, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v4i1.2272

Abstract

Vocalista Divina adalah kelompok paduan suara di Semarang yang didukung oleh para penyanyi transjender. Keberadaan transjender selalu memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya di Indonesia, dan seringkali mereka ditentang oleh sebagian masyarakat tersebut. Namun demikian jika kita amati lebih cermat, para transjender sebenarnya telah dilegitimasi dan diinstitusionalkan melalui praktik kebudayaan seni-seni di Indonesia. Walaupun demikian tidak semua masyarakat di Indonesia dapat menerima keberadaan dan identitasnya. Suatu identitas kelompok, seperti terdapat pada Vokalista Divina, terbangun dari identitas individual para anggotanya. Pada peningkatan identitas positif terdapat tiga strategi dasar, yaitu mobilitas individual, kreativitas social, dan kompetisi social. Identitas kelompok tranjender dapat terlihat dari cara mereka menunjukkan eksistensinya. Ketika mereka terfokus pada aktivitasnya sendiri masyarakat dapat mengidentifikasi mereka melalui apa yang mereka lakukan. Walaupun sejumlah jumlah besar kelompok tranjender di Indonesia masih enggan menunjukkan identitasnya terdapat beberapa kelompok  yang mulai berasimilasi ke dalam aktivits seni di masyarakat, seperti khususnya kegiatan sen paduan suara. Menyadari kenyataan tersebut peneliti tertarik untuk mempelajari paduan suara transjender, Vokalista Divina, di kota Semarang. Keberadaan  transjender melalui aktivitas paduan suara telah menjadi identitas social mereka yang kini telah dimaklumi masyarakat. Guna mengungkap keberadaanya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Melalui pendekatan ini telah diperoleh temuan-temuan yang komprehensif bahwa identitas transjender dapat dibangung  melalui mediasi aktivitas paduan suara. Malaupun eksistensi mereka belum sepenuhnya diterima masyarakat setiddak-tidaknya studi ini dapat menginspirasi kelompok-kelompok mereka yang lain untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang positif seperti halnya latihan paduan suara.
Transformasi Musik Iringan dalam Peribadatan di Gereja Methodist Indonesia Yogyakarta Wielvan Christian; Linda Sitinjak; Ezra Deardo Purba
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses transformasi yang terjadi pada musik iringan peribadatan serta untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan iringan musik peribadatan di Gereja Methodist Indonesia Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi literatur. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori transformasi menurut Antoniades (1992) yang menejalaskan bahwa transformasi merupakan proses perubahan secara berangsur dalam pencapaian tahap perhentian yang terakhir. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses transformasi akan terus berlangsung mengikuti perkembangan gereja, situasi, dan kondisi sosial gereja. Gereja mengimani bahwa melalui proses transformasi, Tuhan akan menolong untuk mencapai tujuan transformasi. Tuhan akan memberkati setiap usaha yang dilakukan gereja dalam transformasi. The Transformation of Music Accompaniment in Worship at Methodist Church Yogyakarta The purpose of this research is to find out the transformation process that occurs in worship music accompaniment and to find out the obstacles faced in the implementation of worship music accompaniment at the Indonesian Methodist Church Yogyakarta. This research uses a qualitative research method with a case study approach. Data were collected through observation, interview, and literature study. The theory used in this research is the theory of transformation according to Antoniades (1992) which explains that transformation is a process of gradual change in achieving the last stop stage. The results of this study show that the transformation process will continue to take place following the development of the church, the situation, and the social conditions of the church. The church believes that through the transformation process, God will help to achieve the goal of transformation. God will bless every effort made by the church in transformation.
Pengaruh Nyanyian Buku Ende terhadap Kualitas Bernyanyi Jemaat Gereja HKBP Yogyakarta Sitinjak, Linda
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan Vol 24, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v24i1.8054

Abstract

ABSTRACTThe Influence of the Buku Ende Hymn on the Quality of Singing Among the Congregation of the HKBP Church in Yogyakarta. This paper talks about Ende book, a collection of worship songs for the HKBP congregation composed by European composers in the 16th and 17th centuries. Conveyed by missionaries to Batak land, these songs were later translated into Toba Batak language and some were composed to suit the rhythms of Batak indigenous music. In singing the songs, HKBP Yogyakarta congregation sing the original notation (not transfused lower) that frequently consists of high notes, causing the congregation having low vocal range to sing the song in one octave below the basic tone. The objective of the study is to examine how immense Ende Book influences the vocal quality of HKBP Yogyakarta congregation. The author implemented descriptive qualitative method by adapting the theory of 'The Power of Habit' by Charles Duhigg. Data collection techniques used by the author were observation, interview, and documentation. The results of this study reveal that habit plays a major role in the routines to achieve a satisfactory quality of singing. When singing Ende book, HKBP Yogyakarta congregation have unconsciously acquainted several elements of vocal techniques. The vocal techniques in particular are breathing, resonance, voice range, and interpretation, in which a significant impact on the quality of the singing voices of HKBP Yogyakarta congregation retain. By implementing the original range and sentence structure (phrasing) in Ende book, the learning process taken place e every Sunday worshipping has unconsciously imporoved the singing quality of HKBP Yogyakarta congregation.ABSTRAKBuku Ende merupakan buku yang berisi nyanyian ibadah bagi jemaat HKBP yang sebagian besar diciptakan oleh komponis Eropa pada abad ke-16 dan ke-17 Masehi. Nyanyian ini dibawa oleh para misionaris ke tanah Batak lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Batak Toba dan ada juga yang digubah untuk disesuaikan dengan irama musik Batak. Menyanyikan nyanyian buku Ende ini jemaat HKBP Yogyakarta bernyanyi dengan tangga nada aslinya (tidak ditransfus lebih rendah) sehingga ketika menyanyikan nada-nada tinggi, bagi jemaat yang mempunyai ambitus suara yang rendah sering menyanyikannya dengan nada satu oktaf dibawah nada dasar. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh nyanyian pada Buku Ende ini terhadap kualitas bernyanyi jemaat HKBP Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan memakai teori ‘The Power of Habit’ dari Charles Duhigg. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kebiasaan menjadi salah satu rutinitas untuk mencapai kualitas bernyanyi yang memuaskan. Dalam menyanyikan buku Ende ini terdapat banyak unsur-unsur teknik vokal yang tanpa disadari telah memberikan pembelajaran vokal, khususnya kepada jemaat HKBP Yogyakarta. Teknik vokal yang dimaksud, antara lain: pernapasan, resonansi, ambitus suara, dan interpretasi, berdampak besar bagi kualitas suara bernyanyi jemaat HKBP Yogyakarta. Dengan nyanyikan tangga nada asli pada buku Ende dan kebiasaan menerapkan teknik vokal yang baik dan benar, tanpa disadari proses pembelajaran berlangsung setiap Minggu. Hal ini yang menyebabkan suara jemaat gereja HKBP Yogyakarta semakin berkualitas baik.
Pengaruh Manajemen Produksi Sequencer dalam Penyajian Musik Ibadah “Influence Generation” Timung, Matthew Adriel; Sitinjak, Linda; Nugroho, Titis Setyono Adi
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 19, No 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v19i1.14812

Abstract

Digitalisasi memengaruhi penyajian musik era ini, meskipun gereja masih menghadapi tantangan dalam beradaptasi. Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh manajemen produksi sequencer pada musik ibadah di Influence Generation menggunakan metode kualitatif dengan data primer dari observasi dan wawancara, serta data sekunder dari sumber relevan. Hasil menunjukkan bahwa manajemen produksi sequencer berpengaruh pada implementasi perangkat seperti teknik panning routing dan persiapan pengguna, termasuk worship leader, musisi, dan sound engineer. Pengaruhnya terlihat pada adaptasi pengguna, evaluasi, serta audisi untuk meningkatkan kualitas musik ibadah. Manajemen produksi sequencer dinilai efektif, namun dapat ditingkatkan melalui perbaikan perangkat, evaluasi rutin, dan peran tambahan playback engineer.
Kajian Musikologis Penerapan Perangkat Singing Bowl pada Terapi Psikologis di Amazing Point Oof Balance Yogyakarta Silitonga, Novita Sondang Monica; Indrawan, Andre; Sitinjak, Linda
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i1.12055

Abstract

AbstrakMusik sebagaimana dikenal dalam budaya Barat, sudah lama digunakan sebagai media terapi psikologi yang dikenal dengan tindakan terapi musik. Sementara itu di dunia pengobatan tradisional penggunaan media-media bunyi, yang dalam perspektif budaya Barat tidak dikenali sebagai musik, bahkan telah lebih lama lagi digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dimensi-dimensi musikologis dari salah satu media bunyi yang digunakan dalam terapi psikologis di Yogyakarta baru-baru ini, yaitu perangkat singing bowls. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif musikologis melalui observasi berpartisipasi dengan mengambil peran pengamat, dalam hal ini peneliti, sebagai partisipan yang identitasnya dikenali oleh subjek namun tetap menjaga jarak dalam wawancara. Penelitian dilakukan di biro psikologi Amazing Point of Balance di Yogyakarta. Berdasarkan pengamatan terhadap proses terapi bunyi oleh terapis terhadap pasien penelitian ini melakukan analisis berdasarkan perspektif musikologi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan singing bowl dalam terapi psikologis mengandung dimensi-dimensi musikologis yang meliputi beberapa aspek musikal seperti repertoar, struktur, melodi, harmoni, ritme dan tempo.Kata kunci: musikologi, singing bowl, terapi musikAbsctractMusic as it is known in Western culture, has long been utilised as a medium of psychological therapy, known as music therapy treatment. Meanwhile, in the world of traditional medicine the use of sound media, which in the perspective of Western culture is not recognized as music, has even been used earlier. This study aims to reveal the musicological dimensions of the sound media application used recently in psychological therapy in Yogyakarta, namely the set of singing bowls. This research design applies a qualitative musicological approach through the participation observation by positioning the observer’s role, in this case, the researcher, as a participant whose identity is recognized by the subject but still maintains distance in the interview. The research was conducted at the psychology bureau Amazing Point of Balance in Yogyakarta. Based on observations of the sound therapy process by therapists on patients, this study analyzed from a musicological perspective. This study concluded that the application of the “singing bowls” in psychological therapy contains musicological dimensions which include several musical aspects such as repertoire, structure, melody, harmony, rhythm and tempo.Keywords: musicology, singing bowl, music therapy 
Analisis Situasi Belajar Vokal Anak Di The Sound Of Music School Yogyakarta GINTING, RADU JENARI; BINTARTO, GATHUT; SITINJAK, LINDA
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/idea.v18i1.12511

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebaruan yang terjadi di Lembaga Kursus Musik The Sound of Music School Yogyakarta yang baru berdiri selama 1 tahun. Fasilitas, guru, silabus, buku ajar, dan siswa yang baru menciptakan suatu adaptasi suasana belajar dengan dinamika yang unik. Penelitian ini memaparkan penerapan silabus dan materi ajar yang dibuat oleh guru pertama sekaligus supervisor lembaga kursus musik untuk diajarkan kepada siswa. Analisis terhadap situasi belajar di lembaga tersebut difokuskan pada pembelajaran vokal anak yang sementara ini paling banyak diminati. Tinjauan penyusunan silabus didasarkan pada pendekatan sintetik dan analitik yang dipaparkan oleh Wilkins dan Krahnke. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan observasi lapangan, pengumpulan data primer berupa observasi situasi belajar yang diamati langsung di kelas, wawancara mendalam kepada guru, dan pengumpulan data sekunder berupa silabus dan buku ajar. Tinjauan analisis situasi belajar didasarkan pada rekomendasi baku pedagogi vokal anak berdasarkan studi Molchanova dan Rooney baik yang sudah maupun belum diterapkan oleh guru pada saat mengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan sintetik yang mengajarkan pengetahuan musik secara akumulatif sudah dilakukan oleh guru dengan dukungan materi ajar dari buku ajar berupa pengenalan notasi, vokalisasi (warm up), sight singing, aural dan pembelajaran lagu. Sementara itu pendekatan analitik dilakukan ketika siswa sudah menyelesaikan materi buku ajar dan dilatih untuk tampil pada acara khusus. Guru hanya berfokus pada bagian vokalisasi dan pembelajaran lagu. Beberapa  inkonsistensi terjadi pada materi silabus seperti pengenalan notasi diarahkan untuk membuat karya musik yang tidak terdapat materinya di buku ajar dan tidak cocok diajarkan untuk siswa grade 1, kesalahan penulisan simbol-simbol notasi, dan paparan sukat lagu yang belum diajarkan pada materi pengenalan notasi. Pembelajaran secara analitik juga mendapati bahwa materi vokalisasi yang dilakukan guru belum memadai secara teori musik dan teknis olah vokal untuk membawakan lagu Karena Ku Sanggup dari Agnes Monica yang relatif sulit. Hal tersebut menjadi bahan revisi buku ajar dan penyusunan materi silabus untuk grade yang lebih tinggi yang belum disusun sampai saat penelitian ini selesai dilakukan.Kata kunci: Analisis, Situasi Belajar, Vokal Anak, Silabus Sintetik, Silabus AnalitikAnalysis of Vocal Learning Situation of Children at The Sound Of Music School YogyakartaAbstractThis research is undermined by the novelty that has occurred at the Institute of Music Course The Sound of Music School Yogyakarta which has just been in existence for 1 year. Facilities, teachers, syllabus, textbooks, and new students create an adaptation of learning atmosphere with unique dynamics. This study shows the application of syllabus and teaching materials created by the first teacher as well as the supervisor of the institute of music courses to be taught to students. The analysis of the learning situation at the institute focused on the vocal learning of children who are currently most in demand. The review of the preparation of the syllabus is based on the synthetic and analytical approaches presented by Wilkins dan Krahnke. The study uses qualitative research methods with field observation, the collection of primary data such as observation of learning situations observed directly in the classroom, in-depth interviews with teachers, and collection of secondary data in the form of syllabus and textbooks. The results of the research shows that the synthetic approach that teaches music knowledge accumulatively has been done by teachers with the support of textbooks such as introduction of notation, vocalization (warm up), sight singing, aural and song learning. Meanwhile, the analytical approach is done when students have completed textbooks and are trained to perform at special events. The teacher focuses only on the vocalization and song learning part. Some inconsistencies occurred in the curriculum material such as the introduction of notations directed to make musical works that do not contain the substance in the textbook and are not suitable to be taught to grade 1 students, errors in the writing of the notation symbols, and the exhibition of songs that have not been taught on the introductory notation material. Learning analytically also found that the vocalization material performed by the teacher was not sufficient in music theory and vocal technique to bring the song “Karena Ku Sanggup” from Agnes Monica, which was relatively difficult. This is a revision of the textbook and the preparation of the syllabus material for higher grades that has not been prepared until this research is completed.Keywords: Analysis, Learning Situation, Child Vocals, Synthetic Syllabus, Analytical Syllabus 
Proses Pembelajaran Teknik Melismatis dalam Repertoar Messiah Karya G.F. Handel pada Mata Kuliah Ensambel Vokal Sitinjak, Linda; Hutagalung, Shinta P.D.; Widodo, Tri Wahyu
PROMUSIKA Vol 9, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v9i2.5168

Abstract

Mata kuliah Ensambel vokal di Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia pada semester genap mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari pada semester gasal. Alasannya adalah karena pada semester gasal mahasiswa sudah beradaptasi dengan mata kuliah pendukung lain yaitu teori musik, solfegio, dan harmoni. Mahasiswa yang menempuh mata kuliah ini tidak hanya berasal dari mahasiswa instrumen mayor vokal saja, namun berasal dari instrumen yang lainnya. Oleh sebab itu ketika mereka menyanyikan sebuah lagu, masih terdengar suara yang masih belum terbentuk dengan baik dan benar, terlebih ketika menyanyikan melodi melismatis yang panjang. Maka dari itu repertoar yang mempunyai melodi melismatis panjang menjadi repertoar wajib pada semester genap.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengajarkan seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah ensambel vokal dapat menyanyikan melodi melismatis dengan baik dan benar. Metode penelitian yang dipakai adalah metode Penelitian Tindakan Kelas.  Dimana peneliti juga bertindak sebagai pengajar untuk mengidentifikasi penelitian kelas dan memahami apa yang sedang terjadi, serta terlibat dalam proses perbaikan. Penerapan teknik vokal staccato, legato dan aksen menjadi jawaban ketika diperhadapkan dengan repertoar yang mempunyai melodi melismatis. AbstractMelismatic Technique Learning Process in Repertoire Messiah by G.F. Handel on Vocal Ensemble Courses. The vocal ensemble course in the Department of Music, Faculty of Performing Arts, the Indonesian Institute of the Arts in the even semester has a difficulty level that is more than the odd semester. The reason is that in odd semesters students have adapted to supporting subjects such as music theory, solfeggio, and harmony. Students who take this course come not only from major vocal instrument students but consist of all other instruments so that when they sing a song, there is still a sound that is still raw and has not been formed properly and correctly, especially when faced with a melody. melismatic length. Therefore, a repertoire that has a long melismatic melody becomes a mandatory repertoire in the even semester. The purpose of this study is to teach all students who take vocal ensemble courses to sing melismatic melodies properly and correctly. The research method used is the Classroom Action Research method. Where the researcher also acts as a teacher to identify classroom research and understand what is going on, while being involved in the improvement process. The application of staccato, legato and accent vocal techniques is the answer when faced with a repertoire that has a melismatic melody.Keywords: Melismatic, Messiah, Vocal Ensemble