Ramadhini, Fitri
Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini (STPPA Tidak Tercapai) di TK Aisyiah Bustanul Athfal 2 Padangsidimpuan Mahdi, Nur Imam; Ramadhini, Fitri
Darul Ilmi: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is motivated by the low development of cognitive abilities of chidren. This is because teachers still use conventional methods in learning plus family environmental factors that do not support. The purpose of this study is to determine the achievement of cognitive development of Sadewa  in Class B TK Aisyiah Bustanul Athfal 2 Padangsidimpuan. In this study the subject of the study is a boy aged 5 years 7 months. This research is a qualitative research. The data that the author obtained include interviews with class teachers and parents Sadewa. From the results of the study authors conclude that Sadewa showed extreme cognitive left or low cognitive development
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SIMBOLIK AWAL ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING Puji Lestari Kurniasih; Fitri Ramadhini
BUHUTS AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.094 KB) | DOI: 10.24952/alathfal.v1i1.3512

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis simbolik awal anak usia 4-5 Tahun. Penelitian dilaksanakan di PAUD Mawar, Pondok Kopi,Jakarta Timur. Subjek penelitian adalah anak kelompok A di PAUD Mawar sebanyak 6 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan data kuantitatif diperoleh persentase kenaikan kemampuan menulis simbolik awal anak 44% pada pra penelitian dan pada siklus I sebesar 66%. Hasil tersebut menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis tindakan terjadi kenaikan dari pra penelitian ke siklus I melebihi 20% maka hipotesis diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kegiatan finger painting dapat meningkatkan kemampuan menulis simbolik awal anak usia 4-5 tahun di PAUD Mawar. Hasil analisis data kualitatif menemukan bahwa kegiatan finger painting dapat meningkatkan kemampuan menulis simbolik awal anak. Anak dapat membuat coretan menyerupai huruf, angka, bentuk dan gambar. Peningkatan tersebut dinyatakan signifikan. Kegiatan finger painting dapat membuat anak aktif dan memberikan pengalam langsung terhadap sensoris anak.
Augmented reality pictorial storybook: How does it influence on elementary school mathematics anxiety? Azmil Hasan Lubis; Muhammad Darwis Dasopang; Fitri Ramadhini; Efrida Mandasari Dalimunthe
Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/pe.v12i1.12393

Abstract

This study aims to explore the effect of media Augmented reality pictorial storybook on the anxiety of elementary school students in mathematics learning. This study used a quantitative approach with a quasi-experimental type of research. The experimental design used was a pretest-posttest control group design. The sample of this study was 60 students of fifth grade elementary school which were divided into two groups, namely the experimental group and the control group. The sampling technique used is cluster random sampling. The data were collected by using a mathematical anxiety questionnaire which was analyzed by means of a comparison technique, score trend test, and t-test. The results showed that the use of Augmented reality pictorial storybooks can reduce students' anxiety levels in mathematics learning. This can be seen from the average value of the pretest and posttest in the experimental class which showed a more significant decrease in anxiety towards mathematics learning (47.73%) than the decrease in anxiety in the control class (4.73%). The t-test results show that the significance value is 0.00 (<0.05), which means that Augmented reality pictorial storybooks have a significant effect on students' anxiety in mathematics learning.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI KEGIATAN CIRCLE TIME Rena Agustiana; Fitri Ramadhini
PERNIK : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 3, No 1 (2020): Pernik : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/pernik.v3i2.4818

Abstract

Abstrak :Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun. Penelitian dilaksanakan di PAUD Tunas, Jakarta Selatan. Subjek penelitian adalah anak usia 4-5 tahun di PAUD Tunas yang mempunyai masalah dalam kemampuan berbicara yaitu sebanyak 10 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Pengumpulan data menggunakan tes dan non tes untuk memperoleh data tentang data pelaksanaan tindakan. Data kemampuan berbicara anak dilakukan melalui beberapa teknik yaitu, catatan lapangan, lembar instrumen observasi, catatan wawancara, dan catatan dokumentasi.Validitas instrumen menggunakan expert judgement dengan dosen yang ahli pada bidang bahasa.Analisis data kualitatif diperoleh melalui reduksi, display, dan verifikasi.Pada akhir siklus II, kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan.Anak sudah mampu menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.Hampir semua anak sudah berkembang dalam menyatakan sesuatu dengan lancar dan telah dapat menggunakan kata ganti orang, waktu, dan tempat ketika berbicara.Anak mulai berkembang dalam kemampuan mengajukan pertanyaan.Anak juga sudah mulai berkembang dalam hal bahasa tubuh dan intonasi yang sesuai ketika berbicara. Analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil  perbandingan antara kemampuan berbicara sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan presentase sebesar 51%, pada akhir siklus II meningkat menjadi 76%.Hasil akhir dari keseluruhan analisis presentasi data adalah peningkatan sebesar 25%. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa penerapan kegiatan circle time dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia 4-5 tahun di PAUD Tunas, Jakarta Selatan. Kata Kunci: Circle Time, Kemampuan Berbicara, Anak Usia 4-5 Tahun Abstract :This study aims to improve the speech of children aged 4-5 years. The experiment was conducted in PAUD Tunas, South Jakarta. Subjects were children aged 4-5 years in PAUD Tunas have problems in the ability to speak as many as 10 people. The method used was a class action research using a model Kemmis and Taggart. Collecting data using test and non-test to obtain data about data implementation of the action. Children's speech data was done through several techniques, there are, field notes, sheet instruments observation, interview notes, and documentation notes. The validity of the instrument using expert judgment with lecturers who are experts in the field of language. Analysis of qualitative data obtained through reduction, display, and verification. At the end of the second cycle, the ability to speak of the children has increased. Children are able to answer questions from researcher appropriately. Almost all children are already grown in stating something smoothly and has been able to use personal pronouns, time, and place when speaking. Children begin to develop the ability to ask questions. Children have also begun to develop in terms of body language and intonation appropriate when speaking. Analysis of the quantitative data obtained from the results of the comparison between the ability to speak before and after the implementation of the action. The results of the study in the first cycle shows a percentage of 51%, at the end of the second cycle increased to 76%. The final results of the overall analysis of data presentation is an increase of 25%. The implication of these results is that the application of circle time activities can be used as an alternative to increase the speech of children aged 4-5 years in PAUD Tunas, South Jakarta. Keywords: Circle Time, Speech, Children Aged 4-5 Years  
PENGUKURAN KESIAPAN SEKOLAH : ANALISIS EMPIRIK BERDASAR TEORI TES KLASIK Fitri Ramadhini; Leoly Ahadiathul Akhiriah Nasution
BUHUTS AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/alathfal.v2i1.5274

Abstract

Penelitian  ini  adalah  penelitian  kuantitatif deskriptif  guna melihat kualitas Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test (NST) sebagai salah satu dari berbagai alat tes untuk mengukur kesiapan seorang anak memasuki sekolah dasar. Subjek penelitian ini adalah siswa TK IT Darul Hasan Padangsidimpuan yang akan memasuki Sekolah Dasar. Jumlah subjek penelitian  adalah  37 orang  anak  TK B.  Alat  ukur  yang  dipakai  pada penelitian  ini  adalah Nijmeegse  Schoolbekwaamheids  Test  (NST)  dan  juga  observasi. Berdasarkan hasil  penelitian menunjukkan  bahwa  dari  37  orang  subyek,  sejumlah 35 orang anak dengan persentase  94,6%  dinyatakan memiliki kesiapan untuk masuk sekolah dasar.  Sejumlah 1 orang anak dengan persentase 2,7% dinyatakan cukup siap atau dipertimbangkan untuk masuk sekolah dasar. 1 orang anak dengan persentase 2,7% dinyatakan belum siap untuk masuk sekolah dasar. Aspek yang paling menonjol tingkat kematangannya adalah aspek ketajaman pengamatan pada subtes 4 yaitu sebanyak 100% yaitu sejumlah 37 orang anak. Serta aspek menguraikan cerita pada subtes 9 sebanyak 100% yaitu sejumlah 37 orang anak. Aspek yang paling kurang adalah motorik halus yaitu 56,75 % sejumlah 22 orang anak dikatakan matang atau siap. Secara deskriptif, aspek-aspek kesiapan memasuki sekolah dasar sangat erat kaitannya dengan kognitif diantaranya adalah pemahaman tentang besaran, jumlah, dan perbandingan, pengamatan kritis, pengamatan dan kemampuan membedakan, konsentrasi, pengamatan tajam, memahami cerita, penilaian situasi dan menggambar orang adalah aspek-aspek yang dinyatakan masuk dalam kategori cukup optimal. Sedangkan pada spek yang terkaitan dengan kemampuan motorik halus masuk dalam kategori belum optimal.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Simbolik Awal Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Kegiatan Finger Painting Puji Lestari Kurniasih; Fitri Ramadhini
BUHUTS AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.094 KB) | DOI: 10.24952/alathfal.v1i1.3512

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis simbolik awal anak usia 4-5 Tahun. Penelitian dilaksanakan di PAUD Mawar, Pondok Kopi,Jakarta Timur. Subjek penelitian adalah anak kelompok A di PAUD Mawar sebanyak 6 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan data kuantitatif diperoleh persentase kenaikan kemampuan menulis simbolik awal anak 44% pada pra penelitian dan pada siklus I sebesar 66%. Hasil tersebut menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis tindakan terjadi kenaikan dari pra penelitian ke siklus I melebihi 20% maka hipotesis diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kegiatan finger painting dapat meningkatkan kemampuan menulis simbolik awal anak usia 4-5 tahun di PAUD Mawar. Hasil analisis data kualitatif menemukan bahwa kegiatan finger painting dapat meningkatkan kemampuan menulis simbolik awal anak. Anak dapat membuat coretan menyerupai huruf, angka, bentuk dan gambar. Peningkatan tersebut dinyatakan signifikan. Kegiatan finger painting dapat membuat anak aktif dan memberikan pengalam langsung terhadap sensoris anak.
Pengukuran Kesiapan Sekolah : Analisis Empirik Berdasar Teori Tes Klasik Fitri Ramadhini; Leoly Ahadiathul Akhiriah Nasution
BUHUTS AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan dan Anak Usia Dini Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.146 KB) | DOI: 10.24952/alathfal.v2i1.5274

Abstract

Penelitian  ini  adalah  penelitian  kuantitatif deskriptif  guna melihat kualitas Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test (NST) sebagai salah satu dari berbagai alat tes untuk mengukur kesiapan seorang anak memasuki sekolah dasar. Subjek penelitian ini adalah siswa TK IT Darul Hasan Padangsidimpuan yang akan memasuki Sekolah Dasar. Jumlah subjek penelitian  adalah  37 orang  anak  TK B.  Alat  ukur  yang  dipakai  pada penelitian  ini  adalah Nijmeegse  Schoolbekwaamheids  Test  (NST)  dan  juga  observasi. Berdasarkan hasil  penelitian menunjukkan  bahwa  dari  37  orang  subyek,  sejumlah 35 orang anak dengan persentase  94,6%  dinyatakan memiliki kesiapan untuk masuk sekolah dasar.  Sejumlah 1 orang anak dengan persentase 2,7% dinyatakan cukup siap atau dipertimbangkan untuk masuk sekolah dasar. 1 orang anak dengan persentase 2,7% dinyatakan belum siap untuk masuk sekolah dasar. Aspek yang paling menonjol tingkat kematangannya adalah aspek ketajaman pengamatan pada subtes 4 yaitu sebanyak 100% yaitu sejumlah 37 orang anak. Serta aspek menguraikan cerita pada subtes 9 sebanyak 100% yaitu sejumlah 37 orang anak. Aspek yang paling kurang adalah motorik halus yaitu 56,75 % sejumlah 22 orang anak dikatakan matang atau siap. Secara deskriptif, aspek-aspek kesiapan memasuki sekolah dasar sangat erat kaitannya dengan kognitif diantaranya adalah pemahaman tentang besaran, jumlah, dan perbandingan, pengamatan kritis, pengamatan dan kemampuan membedakan, konsentrasi, pengamatan tajam, memahami cerita, penilaian situasi dan menggambar orang adalah aspek-aspek yang dinyatakan masuk dalam kategori cukup optimal. Sedangkan pada spek yang terkaitan dengan kemampuan motorik halus masuk dalam kategori belum optimal.
PENINGKATAN PEMAHAMAN BENTUK GEOMETRI ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN SENI DAN KERAJINAN TANGAN (ART AND CRAFT) Fitri Ramadhini; Nur Imam Mahdi
FORUM PAEDAGOGIK Vol 11, No 1 (2020): 10 Articles, Pages 1-148
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/paedagogik.v12i1.2597

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses dan hasil dengan menggunakan kegiatan Seni dan Kerajinan Tangan (Art And Craft) dalam meningkatkan pemahaman bentuk geometri anak usia 5-6 tahun di PAUD Al-Ikhlas Salemba Tengah, Jakarta Pusat pada tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah model penelitian tindakan Kemmis Taggart yang terdiri dari: (a) perencanaan, (b) tindakan dan observasi, dan (c) refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Skor data dari pemahaman bentuk geometri anak dianalisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa pemahaman bentuk geometri anak telah meningkat. Bila pre test pemahaman geometri anak secara signifikan 46% dan pada siklus I menjadi 61%. Skor pada siklus II meningkat sekitar 12,19% dan mendapat skor 86%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) proses penggunaan kegiatan art and craft dapat meningkatkan pemahaman bentuk geometri anak pada PAUD Al-Ikhlas Salemba Tengah, Jakarta Pusat 2015, (2) pemahaman bentuk geometri anak di PAUD Al-Ikhlas Salemba Tengah, Jakarta Pusat pada tahun 2015 meningkat dari pra siklus ke siklus pertama dan siklus kedua.
Pemikiran Ibnu Qayyim Al Jauziyyah Tentang Pendidikan Anak Usia Dini Fitri Ramadhini
Darul Ilmi: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : IAIN Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/di.v9i2.4741

Abstract

In this research, the background is how to educate children from an early age. In educating early childhood is one that must be developed with all its potential. Therefore,in the scope of the family in early childhood, he gets his first education is  both  parents,  who  have  been  given  the  mandate  also  responsibility.  But  the reality  is  sometimes  parents  lack  interaction  with  their  children  and  also  their sense of caring. So that children also do not have a good interaction with parents, families, people, and  the environment. The method used in research is the method of  library  research  (Library  Research), with a  qualitative  approach.  Of  the problems  discussed,  the  researcher  uses  a  philosophical  approach.  So  that  the object  of  research  is  the  thought  of  early  childhood  education  according  to  Ibnu Qayyim Al Jauziyyah.  In  data  collection  techniques,  the  researchers  used documentation materials. And the researchers themselves are the core instrument. Researchers use content analysis (content analysis). Based on the results of early childhood education research according  to  Ibn  Qayyim's  thinking  is  very important  for  children's  education  from  an  early  age. 
PERAN GURU DAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS III SD NEGERI 153071 SIBABANGUN KABUPATEN TAPANULI TENGAH Fitri Ramadhini; Rahmadani Tanjung; Dwi Maulida Sari; Efrida Mandasari Dalimunthe
PEMA (JURNAL PENDIDIKAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia (PERMAPENDIS) Prov. Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.481 KB) | DOI: 10.56832/pema.v1i2.177

Abstract

Kecerdasan emosional siswa merupakan suatu hal yang penting dalam pencapaian pendidikan serta mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kegiatan proses belajar siswa dan sangat kuat untuk mengarahkan siswa senantiasa berusaha mewujudkan tujuannya yang dikehendaki oleh objek tersebut dapat tercapai. Penelitian ini dilatar belakang oleh siswa kelas III SD kurangnya dalam mengelolah kecerdasan emosional, sehingga mereka butuh bantuan untuk merajut dengan baik. Karena di usia seperti ini bagus untuk mengelolah kecerdasan emosional siswa baik itu potensi afektif, potensi kognitif maupun potensi psikomotorik. Kondisi moral saat ini sangat memprihatikan, sehingga perlu sentuhan-sentuhan hangat yang dapat mengembangkan kecerdasan emosional siswa agar tumbuh menjadi generasi bangsa yang baik. Rumusan masalah penelitian ini bagaimana peran guru dan orangtua dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa kelas III SD Negeri 153071 Sibabangun, Kelurahan Sibabangun, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah? Dan apakah faktor-faktor yang mempengaruhi guru dan orangtua dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa Kelas III SD Negeri 153071 Sibabangun, Kelurahan Sibabangun, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumentasi pada seluruh siswa, guru dan orangtua dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Setelah dilakukan penelitian, maka disimpulkan bahwa perlu kerja sama antara guru dan orangtua untuk mengembangkan potensi-potensi siswa, baik itu di sekolah, di rumah dan di lingkungan sekitarnya. Mereka butuh kedekatan dan perhatian yang lebih, seperti memberi motivasi atau dukungan agar siswa tersebut merasa percayadiri, karena dengan adanya motivasi dari hasil kerja sama antara guru dan orangtua bisa membuat kecerdasan emosional anak semakin berkembang dengan bagus, sehingga pola pikir siswa dapat menampung dan mengaplikasikan pembelajaran dengan baik, mengembangkan kecerdasan emosional siswa kelas III SD Negeri 153071 Sibabangun, Kelurahan Sibabangun, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah sangat penting dalam pertumbuhan pola pikir siswa untuk melakukan segala hal dengan semaksimal mungkin.