Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : JURNAL INTEGRASI PROSES

PENGARUH JENIS DAN KADAR DEVELOPER PADA PEMANFAATAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA SEBAGAI PEWARNA RAMBUT Maria Inggrid; Stefani Neysa Devina; Yansen Hartanto
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 11 NOMOR 1 JUNI 2022
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v11i1.13035

Abstract

Bunga rosella mengandung antosianin yang bisa melindungi sel dari radikal bebas. Antosianin bisa digunakan sebagai pewarna alami untuk menggantikan pewarna sintetis yang bisa berdampak terhadap kesehatan manusia serta menyebabkan pencemaran lingkungan. Penggunaan ekstrak dari rosella sebagai pewarna rambut memiliki banyak manfaat seperti mengurangi rambut rontok dan dapat menstimulasi pertumbuhan rambut. Pemanfaatan pewarna alami memiliki beberapa kendala seperti zat warna yang kurang kuat serta lebih mudah luntur jika dibandingkan dengan pewarna sintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan ekstrak zat warna pada kelopak bunga rosella untuk pewarnaan rambut serta mempelajari pengaruh kadar dan jenis developer terhadap pewarnaan rambut. Percobaan dilakukan dengan variasi dua jenis developer yaitu hidrogen peroksida dan asam askorbat dengan kadar developer 3, 6, dan 10% (b/v). Analisis kadar warna terserap dan kelunturan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak. Analisis warna yang dihasilkan diukur dengan menggunakan tabel color chart. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi developer yang digunakan maka jumlah zat warna terserap akan semakin banyak dan kadar kelunturan akan semakin rendah. Selain itu developer hidrogen peroksida menghasilkan pewarnaan yang lebih baik dibandingkan dengan asam askorbat.
Pengaruh Jenis Pelarut Pada Distilasi Ekstraktif Aseton-Metanol Reynardi Risyad Raytama; Yansen Hartanto; Herry Santoso
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 10 NOMOR 1 JUNI 2021
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v10i1.9643

Abstract

Distilasi merupakan teknik pemisahan yang paling banyak digunakan di industri kimia. Tetapi cara ini tidak bisa digunakan untuk memisahkan campuran azeotropik. Jika dijumpai campuran azeotropik maka harus menggunakan distilasi yang termodifikasi seperti distilasi ekstraktif, distilasi azeotropik heterogen dan pressure swing distillation. Pada penelitian ini akan digunakan distilasi ekstraktif yang menggunakan tambahan entrainer/pelarut untuk melarutkan salah satu komponen sehingga titik azeotrop bisa terpecah lalu kedua komponen bisa dipisahkan. Teknik ini menggunakan 2 kolom yaitu kolom distilasi ekstraktif dan kolom pemurnian. Pada kolom distilasi ekstraktif terjadi kontak antara umpan dan entrainer sedangkan pada kolom pemurnian terjadi pemisahan antara umpan dan entrainer. Pada penelitian ini akan dipelajari bagaimana pengaruh jenis pelarut terhadap distilasi ekstraktif campuran aseton-metanol. Pelarut yang digunakan adalah DMSO, klorobenzena dan air. Variabel yang diamati adalah besarnya biaya peralatan, biaya utilitas, dan Total Annual Cost (TAC) untuk campuran umpan yang sama dan kemurnian produk yang dijaga konstan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, TAC untuk pelarut DMSO memiliki nilai yang paling rendah sedangkan TAC untuk pelarut klorobenzena memiliki nilai yang paling tinggi.
KINETIKA EKSTRAKSI ZAT WARNA ANTOSIANIN DARI BUNGA ROSELLA Alvian Pratama; Yansen Hartanto; Maria Inggrid
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 7 NOMOR 2 DESEMBER 2018
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v7i2.4120

Abstract

Penggunaan zat pewarna buatan pada makanan secara berlebihan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Pewarna alami merupakan alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti pewarna buatan. Salah satu zat warna alami yang bisa digunakan yaitu antosianin yang berwarna merah keunguan dan banyak terdapat pada tanaman di Indonesia, salah satunya yaitu rosella. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap kinetika ekstraksi antosianin menggunakan pelarut larutan etanol dalam air. Penelitian ini juga mengkaji beberapa model kinetika ekstraksi untuk mengetahui model mana yang paling cocok terhadap kinetika ekstraksi antosianin. Rasio massa antara umpan dan pelarut sebesar 1 :  50 dengan kecepatan pengadukan konstan sebesar 200 rpm. Temperatur yang digunakan yaitu 30oC, 45oC, dan 60oC untuk menghindari kerusakan antosianin, dan diperoleh konstanta laju ekstraksi sebesar 0,017 , 0,020 , dan 0,032 menit-1. Kinetika ekstraksi antosianin menggunakan larutan etanol mengikuti perilaku model kinetika linear seperti yang diusulkan oleh Spiro dan Jago.
KAJIAN AWAL KEEKONOMISAN PENGGUNAAN DIVIDING-WALL PADA DISTILASI EKSTRAKTIF Henry Saputra; Matthew Setiadi; Yansen Hartanto; Herry Santoso
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 8 NOMOR 2 DESEMBER 2019
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v8i2.6535

Abstract

Penggunaan dividing-wall pada distilasi ekstraktif tidak selalu efektif dalam segi ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi dan membandingkan keekonomian proses pada distilasi ekstraktif kolom konvensional dan extractive dividing wall column (EDWC) serta melakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi keekonomisan penggunaan dividing-wall pada distilasi ekstraktif. Pada penelitian ini dilakukan simulasi 3 campuran azeotrop yaitu campuran etanol-air, aseton-metanol dan THF-etanol menggunakan perangkat lunak Aspen Plus. Model kolom distilasi yang digunakan adalah RadFrac. Simulasi kolom konvensional dan EDWC yang telah dibuat selanjutnya akan diperhitungkan biaya alat, biaya energi dan TAC. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pada campuran aseton-metanol TAC yang dihemat sebesar 9,6%, sedangkan pada campuran etanol-air biaya TAC naik sebesar 4,1% dan pada campuran THF-etanol biaya naik sebesar 16,63%. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa faktor utama yang menyebabkan penggunaan dividing-wall menjadi efektif yaitu dalam hal penggunaan jenis kukus.
SIMULASI ABSORPSI GAS CO2 DENGAN PELARUT DIETANOLAMINA (DEA) MENGGUNAKAN SIMULATOR ASPEN HYSYS Yansen Hartanto; Aditya Putranto; Stephanie Cynthia
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 6 NOMOR 3 JUNI 2017
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.453 KB) | DOI: 10.36055/jip.v6i3.893

Abstract

Gas alam mengandung beberapa kontaminan yang harus dibersihkan terlebih dahulu. Kontaminan yang paling banyak dijumpai yaitu gas karbondioksida (CO2). Gas CO2 harus dihilangkan karena dapat menyebabkan korosi pada bagian perpipaan dan memperkecil nilai kalor dari gas alam. Salah satu teknologi penghilangan gas CO2 yang paling banyak digunakan adalah proses absorpsi dengan menggunakan pelarut alkanolamina. Dalam penelitian ini pelarut yang dikaji yaitu dietanolamina (DEA). Proses absorpsi kimia ini banyak terdapat dalam simulator komersial seperti Aspen Hysys. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi model kesetimbangan gas-cair yang terdapat dalam simulator, yaitu model Kent-Eisenberg dan elektrolit NRTL. Penelitian ini juga dilanjutkan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pelarut dan temperatur pelarut terhadap loading CO2 dan komposisi CO2 pada sweet gas. Hasil penelitian menunjukan bahwa model elektrolit NRTL merupakan model kesetimbangan gas-cair yang lebih baik untuk simulasi absorpsi gas CO2 dengan pelarut DEA. Semakin tinggi temperatur operasi maka loading CO2 makin tinggi sedangkan komposisi CO2 di sweet gas makin rendah. Semakin tinggi konsentrasi DEA maka loading CO2 dan komposisi CO2 di sweet gas makin rendah.
REACTIVE DIVIDING WALL COLUMN (RDWC) PADA PRODUKSI DIETIL KARBONAT Devina Affriani Reyga Riswandi; Michelle Tanujaya; Yansen Hartanto; Herry Santoso
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 8 NOMOR 1 JUNI 2019
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v8i1.5494

Abstract

In this era, the needs for chemicals are increasing. One of them is an additive called diethyl carbonate that is produced by the transesterification reaction of dimethyl carbonate and ethanol. To produce diethyl carbonate by conventional distillation with high purity is expensive and requires a lot of energy, so that new breakthroughs and innovations are needed to overcome this problem. The new breakthrough and innovation proposed in this study is Reactive Dividing Wall Column (RDWC). The purpose of this study is to design an RDWC model and optimize the Reactive Dividing Wall Column. In this study, Aspen Plus software was used. The operating unit model used was RadFrac. The thermodynamic model used was the UNIQUAC model. Then using the literature on reactive distillation, the data were validated. After it was valid, the data will be used to design and optimize RDWC. Variables for optimization are: number of reactive trays, number of trays with a wall, total tray number, and DMC feed location. The results showed that RDWC  for the production of diethyl carbonate produced a lower value of TAC than conventional methods. The TAC value obtained was $1,310,706,938 / year. The Reactive Dividing Wall Column design for optimum diethyl carbonate production has a total number of 24 reactive stages, a total number of 26 wall stages, 77 total stages and dimethyl carbonate feed locations on the 71st stage.
Studi Awal Pemanfaatan Ekstrak Kelopak Bunga Rosella sebagai Pewarna Kain Maria Inggrid; Adilavi Sima; Yansen Hartanto
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 9 NOMOR 1 JUNI 2020
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v9i1.8087

Abstract

Bunga rosella merupakan jenis tanaman yang memiliki banyak manfaat. Kandungan pada bunga rosella yang banyak digunakan yaitu senyawa antosianin. Pada umumnya antosianin digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah penyakit seperti penyakit jantung dan kanker. Selain sebagai antioksidan, antosianin juga dapat digunakan sebagai pewarna alami.  Penggunaan pewarna alami bertujuan untuk mengurangi permasalahan terkait dengan kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan dari pemakaian zat pewarna sintetis. Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan zat warna antosianin dari kelopak bunga rosella dalam pewarnaan tekstil, mempelajari pengaruh jenis dan metode mordan terhadap kadar warna yang diserap oleh kain. Zat warna diperoleh melalui proses ekstraksi menggunakan pelarut air. Mordan yang digunakan yaitu FeSO4, CuSO4 dan Al2(SO4)3. Sedangkan metode yang digunakan adalah premordanting dan metamordanting. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mordan yang paling baik dalam serapan zat warna yaitu FeSO4 sedangkan metode yang paling baik adalah premordanting.
DISTILASI EKSTRAKTIF PADA PEMISAHAN ASETON DAN METANOL Yansen Hartanto; Herry Santoso; Sandy Wijaya; Andrew Mardone
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 6 NOMOR 4 DESEMBER 2017
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1408.227 KB) | DOI: 10.36055/jip.v6i4.2505

Abstract

Distilasi merupakan proses pemisahan yang banyak digunakan pada industri kimia. Akan tetapi pemisahan ini tidak bisa digunakan untuk campuran azeotropik. Untuk memisahkan campuran ini distilasi harus dimodifikasi dengan penambahan komponen lain (entrainer) seperti distilasi azeotropik heterogen dan distilasi ekstraktif. Selain itu distilasi juga bisa dilakukan dengan menggunakan dua tekanan yang berbeda seandainya titik azeotrop dipengaruhi oleh tekanan. Pada penelitian ini digunakan campuran aseton dan metanol di mana kedua komponen ini banyak dijumpai pada industri kimia karena banyak digunakan sebagai pelarut. Distilasi yang dikaji pada penelitian ini yaitu distilasi ekstraktif dan entrainer yang digunakan yaitu air. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variabel desain yang optimum seperti jumlah tahap kolom distilasi, lokasi umpan masuk dan lokasi entrainer masuk menggunakan Aspen Plus. Fungsi objektif yang diminimumkan yaitu penjumlahan biaya kapital dan biaya operasi yang dikenal dengan Total Annual Cost (TAC). Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa kondisi optimum diperoleh saat jumlah tahap kolom distilasi pertama sebesar 70, umpan masuk pada tahap ke-61, dan entrainer masuk pada tahap ke-30. Sedangkan desain optimum kolom distilasi kedua yaitu jumlah tahap 26 dan umpan masuk pada tahap ke-13.Kata Kunci: distilasi, azeotropik, entrainer, TAC. 
PERANCANGAN DAN SIMULASI PROSES LIMBAH PENGOLAHAN SAWIT DENGAN ANAEROBIC DIGESTER DAN AEROBIC BIO-OXIDATION Giovanno Macario Purnomo; Abraham Zefanya; Yansen Hartanto; Herry Santoso; Antonius Indarto
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 13, No 1 (2024)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v13i1.22208

Abstract

Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Kebutuhan akan produk olahan minyak kelapa sawit meningkat setiap tahunnya dan limbah yang dihasilkan juga akan semakin besar. Limbah dari industri minyak kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi dan berpotensi untuk merusak lingkungan. Pengolahan yang biasa dilakukan untuk mengolah limbah minyak kelapa sawit yaitu sistem kolam (ponding). Sistem ini sederhana tetapi membutuhkan waktu pengolahan yang cukup lama. Penelitian ini mengkaji penggunaan anaerobic digester dan aerobic bio-oxidation untuk menurunkan kadar pencemaran di limbah seperti BOD, COD, TSS, dan kandungan minyak/lemak. Penelitian ini mencakup proses perancangan dan simulasi proses pengolahan limbah kelapa sawit. Perancangan dilakukan berdasarkan debit limbah 18 m3/jam, suhu 70°C, pH 4,3, TSS 4000 mg/l, BOD 22500 mg/l, COD 30500 mg/l, total nitrogen 550 mg/l, serta kandungan minyak/lemak 900 mg/l. Simulasi dilakukan dengan variasi kenaikan kandungan limbah seperti BOD dan COD, TSS, serta minyak/lemak untuk melihat kinerja pengolahan limbah yang telah dirancang. Dari penelitian ini diperoleh desain pengolahan limbah minyak kelapa sawit yang mampu memenuhi baku mutu limbah dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan proses konvensional. Proses yang dirancang mampu mengolah limbah dengan kenaikan COD, TSS, serta minyak dan lemak hingga mencapai 2 kali dari nilai semula. Sedangkan untuk kenaikan BOD, proses yang telah dirancang hanya dapat menangani kenaikan 1,5 kali dari BOD semula.  
OPTIMASI DISTILASI EKSTRAKTIF CAMPURAN METILAL-METANOL MENGGUNAKAN PELARUT DIMETILFORMAMIDA (DMF) DAN ETILEN GLIKOL Hartanto, Yansen; Valentino, Steven; Tangka, Adithya Margif Reinhard; Santoso, Herry
JURNAL INTEGRASI PROSES Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jip.v14i1.33117

Abstract

Dalam industri kimia tidak semua campuran dapat dipisahkan menggunakan distilasi biasa karena memiliki titik azeotrop. Salah satu campuran azeotrop, yaitu metilal-metanol yang dijumpai pada industri farmasi dan kosmetik. Penelitian ini meliputi perancangan dan optimasi distilasi ekstraktif menggunakan pelarut dimetilformamida (DMF) dan etilen glikol. Optimasi dilakukan secara bertahap dengan fungsi objektif yang digunakan, yaitu Total Annual Cost (TAC). Untuk pelarut DMF, desain optimal diperoleh saat jumlah tahap kolom pertama (N1) = 21, letak masukan umpan kolom pertama (NF1) = 11, letak masukan pelarut kolom pertama (NS1) = 4. jumlah tahap kolom kedua (N2) = 13 dan letak masukan umpan kolom kedua (NF2) = 6. Untuk pelarut etilen glikol, desain optimal adalah jumlah tahap kolom pertama (N1) = 20, letak masukan umpan kolom pertama (NF1) = 7, letak masukan pelarut kolom pertama (NS1) = 6, jumlah tahap kolom kedua (N2) = 6 dan letak masukan umpan kolom kedua (NF2) = 3. Setelah dilakukan optimasi, diketahui bahwa pelarut DMF merupakan pelarut yang lebih ekonomis dengan TAC sebesar $27.099,86/tahun dibandingkan dengan pelarut etilen glikol yang menghasilkan TAC sebesar $28.567,92/tahun.