Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PEMILIHAN MANAJEMEN AIR BALLAS PADA KAPAL (SHIP BALLAST WATER MANAGEMENT) DI INDONESIA Arif, Mohammad Sholikhan; Kurniawati, Hesty Anita; Misbah, M. Nurul
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 13, No 3 (2016): Oktober
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.81 KB) | DOI: 10.14710/kpl.v13i3.12351

Abstract

Peraturan yang mengatur dan manajemen dari air ballas dikeluarkan oleh IMO (International Maritime Organization) melalui konvensi Manajemen air ballas. Konvensi tersebut menyatakan bahwa organisme yang berbahaya terhadap lingkungan, kesehatan manusia, properti atau sumber daya merusak keanekaragaman hayati atau mengganggu pemanfaatan terhadap suatu area jika dilepaskan di air laut. Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden No. 132 tahun 2015 mengenai pengesahan Konvensi internasional untuk pengendalian dan manajemen air ballas dan sedimen dari kapal 2004 (The  International Convention for the control and management of ships ballast water and sediment’s 2004). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sejauh mana kesiapan Indonesia dalam ratifikasi peraturan (come into force) Ballast water Management serta dampak yang diakibatkan setelah peraturan tersebut diratifikasi. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan 3 pendekatan yaitu dari aspek hukum, aspek teknis dan aspek ekonomis. Hasil dari penelitian ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim sebagai jabaran dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, telah sejalan dengan Konvensi Internasional untuk Pengendalian dan Manajemen Air Ballas dan Sedimen dari Kapal, 2004 dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan United Nations Convention on the LAW of the Sea (UNCLOS). Serta Penggunaan sistem manajemen air ballas untuk kapal di perairan Indonesia lebih efektif dan efisien menggunakan filtration + electrolysis
Analisis Teknis dan Ekonomis Konversi Landing Craft Tank (LCT) Menjadi Self-Propelled Oil Barge (SPOB) Zainul Arifin Fatahillah; Hesty Anita Kurniawati
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (978.086 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2480

Abstract

Konversi Landing Craft Tank (LCT) menjadi Self - Propelled Oil Barge (SPOB) makin marak dilakukan. Hal ini dilakukan karena LCT sudah tidak dapat digunakan sebagai sarana pengangkut  minyak karena secara teknis tidak memenuhi persyaratan sebagai oil tank dan tertuang dalam kebijakan Direktur PT Pertamina Nomor: 754/F34100/2011-SO. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai konversi LCT menjadi SPOB serta penambahan satu ruang muat sepanjang 6 meter. Analisa teknis yang dilakukan yaitu kapal hasil konversi harus memenuhi owner’s requirement, harus memenuhi batasan Lambung Timbul minimum berdasarkan Peraturan Garis Muat Indonesia, memenuhi kekuatan memanjang kapal sesuai dengan Rules BKI, serta memenuhi stabilitas kapal berdasarkan IMO. Dari hasil perhitungan didapatkan SPOB Kuda Laut 8 dengan Kapasitas Ruang Muat 202.656 ton Diesel Oil dengan Massa jenis 0.84 tom/m3. Lambung timbul minimum kapal sebesar 231.90 mm dengan sarat kapal maksimal adalah 1.74 m, serta tegangan  maksimum kapal sebesar  484.395 kg/cm2 terjadi pada saat kapal mengalami Hogging. Analisa ekonomis dapat dihitung biaya yang dibutuhkan untuk melakukan konversi dari Landing Craft Tank menjadi Self-Propelled Oil Barge.  Biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan konversi LCT Kuda Laut menjadi SPOB Kuda Laut 8 adalah sebesar 3.036.830.850,00 Rupiah.
Studi Perancangan Trash-Skimmer Boat di Perairan Teluk Jakarta Arifin Gustian Pramoko; Hesty Anita Kurniawati
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.076 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2481

Abstract

Tidak tertanganinya sampah yang setiap hari memenuhi perairan Teluk Jakarta menjadi latar belakang dari dilakukannya studi ini. Penelitian ini bertujuan menghasilkan sebuah desain kapal kerja pengumpul sampah yang tersebar di perairan laut khususnya perairan Teluk Jakarta dengan luas area 285 km2. Proses desain diawali dengan penentuan ukuran utama menggunakan metode optimasi, lalu peralatan geladak dan kapasitas muatan ditentukan dengan metode design layout. Konfigurasi peralatan geladak dan sistem bongkar-muat dibuat berdasarkan kebutuhan dan jumlah sampah yang terdapat di Teluk Jakarta. Dengan mengasumsikan bahwa luasan wilayah yang ditinjau sebagai rute yang harus ditempuh kapal, maka didapatkan jumlah kapal dalam armada agar semua sampah terapung dapat terangkut. Desain yang optimum didapatkan melalui metode optimasi dengan variabel, parameter, dan constraints yang telah ditentukan. Yakni berukuran L = 12,497 m, B = 6 m, H = 2 m, T = 1,124 m. Selanjutnya dari ukuran utama yang diperoleh ini dibuat linesplan dan general arrangements sesuai dengan konfigurasi peralatan bongkar muatnya.
Analisis Teknis dan Ekonomis Pemasangan Towing kite dalam Upaya Penghematan Bahan Bakar pada Tanker 6500 DWT di Wilayah Perairan Indonesia Andik Eko Saputro; Hesty Anita Kurniawati
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1391.684 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2483

Abstract

Semakin menipisnya ketersediaan sumber energi mengakibatkan harga bahan bakar minyak menjadi tinggi. Kenaikan harga bahan bakar minyak ini berdampak pada dunia maritime. Hal ini dikarenakan kapal merupakan salah satu alat transportasi yang menggunakan bahan bakar minyak dalam jumlah besar. Berangkat dari permasalahan tersebut, tugas akhir ini mencoba menghadirkan satu solusi untuk mengurangi pemakaian bahan bakar minyak dengan cara memanfaatkan potensi energi angin di wilayah perairan Indonesia. energi angin tersebut digunakan sebagai penggerak towing kite yang dipasang pada Tanker 6500 DWT untuk memberikan tambahan daya dorong pada kapal dan mengurangi beban kerja mesin induk pada saat kapal beroperasi. Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan tipe dan ukuran towing kite yang optimum serta memiliki biaya investasi yang rendah dari beberapa jenis dan ukuran towing kite. Analisis kerja towing kite yang dilakukan adalah pada kecepatan kapal 12 knot, kecepatan angin 10,9 knot dan sudut vektor relative angin terhadap laju kapal sebesar 45°. Dari hasil analisis didapatkan towing kite yang optimum untuk dipasang di kapal adalah Skysails SKS 320 tipe Flexyfoil. Dengan menggunakan rumus teoritis didapatkan penghematan bahan bakar akibat pemasangan towing kite sebesar 3,0234 ton untuk sekali trip atau 99,7813 ton per tahun. Berdasar hasil analisis ekonomis, dengan biaya investasi sebesar Rp. 5.690.917.960 pemasangan towing kite diperkirakan dapat tercapai Break Even Point pada tahun ke 9 dari 20 tahun investasi.
Desain Kapal 3-in-1 Penumpang-Barang-Container Rute Surabaya – Lombok I Gede Hadi Saputra; Hesty Anita Kurniawati
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1199 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16878

Abstract

Dalam proses pembangunan ekonomi Indonesia, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah antara lain program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan juga Program Tol Laut. Program-program tersebut diambil oleh pemerintah agar terjadi pemerataan pembangunan ekonomi di setiap daerah demi meningkatkan kondisi ekonomi Indonesia. Dalam mengaplikasikan program tersebut, pemerintah membutuhkan sarana transportasi yang efisien dan salah satu alat transportasi tersebut adalah kapal 3-in-1. Kapal ini diharapkan mampu menjadi sarana transportasi dan juga sarana dalam pendistribusian barang dari Jawa ke Indonesia Timur sehingga mampu meningkatkan ekonomi di Indonesia bagian timur khususnya. Kapal 3-in-1 ini akan berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Pelabuhan Lembar, Lombok dengan kecepatan 17 knot. Dalam mendesain kapal dilakukan analisis teknis dan juga analisis ekonomis berupa menghitung biaya pembangunan kapal. Kapal yang didesain memiliki ukuran utama Length of Waterline (LWL): 130 meter, length of perpendicular (LPP): 125 meter, Breadth (B): 22 meter, Height (H): 11.7 meter, dan Draft (T): 6.6 meter. Dengan ukuran tersebut kapal ini mampu mengangkut penumpang sebanyak 488 orang, kontainer sebanyak 161 TEUs, dan semen sebanyak 3200 ton (di dalam bentuk sak di mana 1 sak semen sama dengan 40 kg). Dengan ukuran dan jumlah muatan tersebut seluruh regulasi dan ketentuan teknis telah terpenuhi. Besar biaya pembangunan kapal adalah sebesar Rp 77,302,629,498.00.
Desain Landing Craft Utility (LCU) Guna Menunjang Program Pemerataan Pembangunan di Daerah Tertinggal. Studi Kasus: Sungai Ketingan, Sidoarjo Esna Tri Nurdiyanto; Hesty Anita Kurniawati
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.76 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.27937

Abstract

Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengsahkan Peraturan Menteri Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No. 21 Tahun 2015 tentang penetapan prioritas pembangunan di daerah tertinggal sebagai bukti keseriusan untuk mensuseskan program pemerataan pembangunan yang dicanangkan presiden terpilih. Di Kecamatan Sidoarjo di mana merupakan daerah penyangga kota metropolitan Surabaya terdapat daerah terpencil bernama Desa Ketingan yang pembangunannya jauh tertinggal dari desa lainnya di Kecamatan Sidoarjo. Bantuan yang disalurkan oleh pemerintah terkendala belum adanya jalur darat dan belum memadainya sarana angkutan jalur sungai yang menjadi akses utama menuju desa tersebut. LCU Ketingan 01 adalah suatu gagasan desain kapal penumpang serta barang sebagai solusi untuk membantu mobilitas warga serta mendistribusikan bantuan dari pemerintah dalam rangka program pemerataan pembangunan yang ada di daerah Sungai Ketingan, Sidoarjo. Kapal ini akan beroperasi dari dermaga Desa Ketingan sampai dermaga Depo Ikan di Desa Bluru Timur, Jl. Lingkar Timur Kabupaten Sidoarjo sepanjang 10 KM. Waktu yang dibutuhkan kapal ini dalam sekali trip 62 menit. Dalam menentukan ukuran utama, kapal ini menggunakan metode sesuai dengan kapasitas muatan yang akan dibawa dan juga menyesuaikan dengan keadaan sungai. Selanjutnya dilakukan pembuatan layout awal untuk melakukan analisis teknis seperti displasmen, berat kapal, stabilitas dan perhitungan freeboard. Akhirnya didapatkan desain kapal LCU dengan payload 30 orang, muatan barang maksimal 3 ton beserta 3 kru. Ukuran utama yang didapatkan adalah Lpp = 17 m; B = 3.5 m; H = 1.2 m; T = 0.75 m. Tinggi freeboard minimum sebesar 0.45 m, dan kondisi stabilitas Kapal Motor Penyeberangan memenuhi kriteria Intact Stability (IS) Code Reg. III/3.1. Setelah itu dilakukan analisis ekonomis sehingga didapatkan harga LCU sebesar  Rp727,333,887.07
Pelatihan Perbaikan Perahu Kayu dengan Laminasi Fiberglass Untuk Nelayan di Desa Gisik Cemandi, Sidoarjo Hasanudin, Hasanudin; Aryawan, Wasis Dwi; Kurniawati, Hesty Anita; Nasirudin, Ahmad; Utama, Danu; Putra, Erzad Iskandar; Yulianto, Ardi Nugroho
Sewagati Vol 9 No 1 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v9i1.2494

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan perbaikan perahu kayu dengan laminasi fiberglass dilakukan dalam rangka penguatan aktivitas nelayan di Desa Gisik Cemandi. Kegiatan ini dirancang untuk mengatasi tantangan yang sering dihadapi nelayan, seperti kerusakan kapal kayu yang rentan terhadap air laut dan organisme perusak. Pelatihan dilaksanakan dalam tiga tahapan utama: penyampaian materi tentang dasar-dasar perawatan kapal, pengenalan alat dan bahan untuk aplikasi fiberglass, dan praktik perbaikan kapal kayu dengan laminasi fiberglass secara langsung. Sebanyak 29 peserta, yang mayoritas merupakan nelayan, serta beberapa pemuda setempat, mengikuti pelatihan ini dengan antusias diikuti semua peserta muali awal sampai selesai. Melalui pelatihan ini, peserta tidak hanya memperoleh pemahaman teoritis, tetapi juga keterampilan praktis dalam menggunakan laminasi fiberglass pada kapal kayu sebagai solusi modern untuk memperpanjang umur kapal. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian nelayan dalam perawatan kapal, mengurangi biaya perbaikan jangka panjang, serta meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Secara keseluruhan, program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan nelayan, tetapi juga berkontribusi pada penguatan ekonomi masyarakat pesisir melalui pengurangan biaya perbaikan dan peningkatan daya tahan kapal terhadap kerusakan.