Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PEKANBARU KOTA TAHUN 2007 DAN TAHUN 2014 Lusiana Anjulian; Ali Nurman
Tunas Geografi Vol 6, No 2 (2017): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v6i2.8673

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Pekanbaru Kota, (2) Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan di kecamatan Pekanbaru Kota. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pekanbaru Kota pada tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Pekanbaru Kota atau total sampling. Penentuan sampel penggunaan lahan ditentukan menggunakan teknik Purposive random sampling.Teknik analisis data yang digunakan yaitu Sistem Informasi Geografi (Overlay) dan Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Perubahan penggunaan lahan dalam jangka waktu 7 tahun (2007 dan 2014) tidak terlalu signifikan perubahan luas penggunaan yang terjadi di Kecamatan Pekanbaru Kota tahun 2007 dan tahun 2014 adalah 79,37 ha dari seluruh luas wilayah Kecamatan Pekanbaru kota. Penggunaan lahan yang mengalami perubahan paling banyak adalah lahan Pekarangan yaitu 32,5 ha. Selanjutnya disusul penambahan penggunaan lahan pertokoan sebanyak 8,41 ha, perkantoran 3,9 ha, dan hotel 0,24 ha.(2) Faktor-faktor yang menyebabkan penggunaan lahan yaitu faktor eksternal yang disebabkan adanya pertumbuhan ekonomi kota yang meningkat dan faktor daya dukung pemerintah dalam merancang perkotaan. Arah perubahan lahan saat ini mengarah kepada pembangunan perdagangan dan perhotelan, ini sesuai dengan rencana tata ruang kota pekanbaru yang memfokuskan bagi kecamatan Pekanbaru Kota menjadi wilayah perdagangan/pusat bisnis.Kata kunci: Perubahan Penggunaan Lahan, Qucikbird
ANALISIS SPASIAL TERHADAP PERSEBARAN FASILITAS SEKUNDER PARIWISATA DI KOTA MEDAN Immanuel Sihombing; Ali Nurman
Tunas Geografi Vol 6, No 1 (2017): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v6i1.8347

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pola persebaran objek wisata di Kota Medan (2) Pola persebaran hotel berbinang, (3) Pola persebaran hotel melati (4) kesesuaian pola persebaran objek wisata dengan pola persebaran hotel berbintang dan (5) Kesesuaian pola persebaran objek wisata dengan pola persebaran hotel melati di Kota Medan. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh objek wisata (20 objek wisata), hotel berbintang (48 hotel) dan hotel melati (25 hotel). Mengingat data yang diperlukan adalah data persebaran maka populasi dijadikan sekaligus sebagai sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni teknik studi dokumenter dan pengukuran, data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Pola persebaran objek wisata di Kota Medan tergolong mengelompok, terutama disebabkan objek wisata menarik bagi wisatawan dan bernilai untuk dikunjungi hal ini ditunjukkan nilai T yang diperoleh adalah 0,15 sehingga menarik bagi wisatawan dan dapat melayani kebutuhan wisatawan di objek wisata, (2) Pola persebaran hotel berbintang termasuk mengelompok, ini disebabkan jarak hotel berbintang relatif dekat dengan objek wisata keadaan itu dibuktikan nilai T yang diperoleh yakni 0,18 menyebabkan dapat melayani kebutuhan wisatawan yang beranekaragam di hotel berbintang, (3) Pola persebaran hotel melati tergolong pola persebaran yang semakin mengelompok, kondisi ini ditunjukkan nilai T yang diperoleh yakni 0,09 menyebabkan kebutuhan pengunjung dapat terlayani di hotel melati, (4) Pola persebaran objek wisata memiliki kesesuaian dengan pola persebaan hotel berbintang. Dengan adanya kesesuaian kedua pola ini dapat memberikan pelayanan kebutuhan wisatawan di objek wisata dan pelayanan wisatawan yang beranekaragam di hotel berbintang yang pada gilirannya mendukung perkembangan fasilitas sekunder pariwisata. (5) Pola persebaran objek wisata memiliki kesesuaian dengan pola persebaran hotel melati. Adanya kesesuaian kedua pola tersebut, dapat melayani kebutuhan wisatawan di objek wisata sekaligus di hotel melati yang pada akhirnya dapat mendukung perkembangan pariwisata khususnya perkembangan pelayanan fasilitas sekunder pariwisata di Kota Medan.Kata kunci : sebaran, spasial, fasilitas, pariwisata, hotel
ANALISIS POTENSI PENYEBAB BANJIR SUB-DAS BABURA DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Wandi Prima; Ali Nurman
Tunas Geografi Vol 7, No 1 (2018): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v7i1.12225

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Besarnya nilai debit puncak di Sub DAS Babura (2) Parameter yang berpengaruh pada debit puncak Sub DAS Babura. Penelitian ini dilaksanakan di Sub Daerah Aliran Sungai Babura. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Babura. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yakni dengan mengambil titik penggunaan lahan menurut metode cook. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah interpretasi, kerja lapangan, studi dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Bahwa (1) Debit puncak di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Babura dengan berbagai periode ulang 1, 2, 5, 10 adalah sebesar 49. 16 m3/detik, 95.32 m3/detik, 126. 35 m3/detik, 148. 50 m3/detik. (2) Parameter yang berpengaruh pada debit puncak Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Babura adalah kemiringan lereng. Kemiringan lereng yang ada di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Babura bervariasi. Kemiringan lereng dengan konfigurasi relief perbukitan menjadi daerah yang paling luas di Daerah Aliran Sungai Babura yakni 3164, 356 Ha (61, 09%) dari luas keseluruhan Sub DAS Babura. Selain hal tersebut parameter yang juga mempengaruhi pada debit puncak sub DAS Babura yakni penggunaan lahan. Penggunaan lahan sebagian besar terdiri dari kebun campuran yaitu 2707, 484 Ha (52. 27 %) dari luas keseluruhan DAS Babura, dan banyak penduduk membangun permukiman di sekitar Daerah Aliran Sungai Babura tersebut.Kata kunci: Banjir, DAS, Penginderaan Jauh, SIG 
PEMANFAATAN BLOG PADA MATA KULIAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Muhammad Ridha S Damanik; Ali Nurman
JURNAL GEOGRAFI Vol 8, No 1 (2016): Jurnal Geografi
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v8i1.5248

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas pembelajaran melaluipemanfaatan blog sebagai media pembelajaran Sistem Informasi Geografis (2)Meningkatkan kemampuan mahasiswa dibidang teknologi informasi melaluipemanfaatan media blog dalam pembelajaran Sistem Informasi Geografis, (3)Meningkatkan tingkat ketuntasan mahasiswa pada mata kuliah Sistem InformasiGeografis.Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliahSistem Informasi Geografi pada semester ganjil tahun akademik 2013/2014. Dalampenelitian ini model pembelajaran yang diterapkan adalah melalui pemanfaatanteknologi informasi, dimana media blog digunakan sebagai sarana bagi mahasiswadan dosen untuk melakukan pembelajaran berbasis internet. Mahasiswa dituntutuntuk menggunakan media blog sebagai wadah diskusi dalam praktek pembuatanpeta digital berbasis SIG.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan Rata-rata tingkatketuntasan belajar mahasiswa dalam mata kuliah SIG meningkat dari 62,2 % padaawal penelitian menjadi menjadi 100% pada akhir penelitian. Pemanfaatan blogsebagai media pembelajaran sangat efektif untuk diterapkan dalam mata kuliahSistem Informasi Geografis di Jurusan Pendidikan Geografi. Selain itu, kemampuanmahasiswa dalam memanfaatkan blog dalam pembelajaran mengalami peningkatan.Hal ini terlihat tinggi keterlibatan mahasiswa dalam pemanfaatan blog untukmencapai ketuntasan belajarnya.Kata Kunci: Blog, Sistem Informasi Geografis.
Inovasi Pembelajaran Melalui Penguatan Keterampilan Pembuatan Peta Dasar Wilayah Pada Matakuliah Praktek Kartografi Asnidar Asnidar; Ali Nurman; Muhammad Ridha S. Damanik
JURNAL GEOGRAFI Vol 5, No 1 (2013): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v5i1.8086

Abstract

Penelitian pembuatan peta dasar wilayah melalui hasil pengukuran lapangan menggunakan meteran dan kompas bertujuan untuk memperkuat penguasaan kompetensi pembuatan peta oleh mahasiswa pada matakuliah Praktek Kartografi. Keterampilan ini sangat penting untuk mendukung berbagai keterampilan pembuatan peta lainnya, terutama peta-peta tematik kebutuhan pembelajaran yang menjadi muara dari perkuliahan ini. Sebagai calon guru geografi professional, keterampilan ini perlu terus dilatih dan dikembangkan bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA menuntut adanya keterampilan ini. Sebagai Lembaga Kependidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang memproduksi guru geografi, matakuliah Praktek Kartografi menjadi salah satu matakuliah yang dapat mengembangkan keterampilan tersebut, dengan demikian kebutuhan stake holder dapat dipenuhi dengan baik. Pengukuran wilayah dilakukan di wilayah Unimed yaitu Fakultas ILmu Sosial, Fakultas Teknik, Fakultas Bahasa dan Seni, Galeri Seni Rupa sampai ke UPPL, Sekolah Pascasarjana, dan Lapangan Tenis Unimed, yang dilaksanakan oleh 171 orang mahasiswa dari empat kelas paralel angkatan 2010 yang terdiri dari 32 kelompok kerja. Hasil penelitian dilaporkan oleh setiap kelompok menjadi laporan kegiatan praktek dan pada laporan ini dibuatkan tabel data hasil pengukuran dan peta dasar wilayah hasil pengukuran setiap kelompok dengan skala 1:250. Disamping itu pengukuran luas peta dasar hasil pengukuran juga dilakukan, dan luas semua peta dasar wilayah hasil  pengukuran yang dihitung melalui metoda bujur sangkar adalah 163.554,20 meter bujur sangkar. Aktivitas belajar meningkat rata-rata sebesar 24%. Dari tiga indikator yang diobservasi, kerjasama kelompok mengalami peningkatan yang paling besar (28%). Keterampilan pengukuran lapangan meningkat dengan rata-rata 67,83 pada pengukuran pertama, menjadi 88,38 pada pengukuran berikutnya.Nilai rata-rata yang diperoleh kelompok kerja mahasiswa 86,77.Kata Kunci : Inovasi Pembelajaran, Pembuatan Peta Dasar, Kartografi
KAJIAN GEOGRAFIS PERBATASAN LAUT ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA Riki Rahmad; Mona Adria Wirda; Ali Nurman
JURNAL GEOGRAFI Vol 8, No 2 (2016): Jurnal Geografi
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v8i2.5782

Abstract

Terjadinya berbagai ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia di kawasan perbatasan, salah satunya, adalah karena belum terselesaikannya batas maritim antara kedua negara di berbagai tempat. Ambalat adalah blok dasar laut (landas kontinen) yang berlokasi di sebelah timur Pulau Kalimantan. Sebagian besar atau seluruh Blok Ambalat berada pada jarak lebih dari 12 mil dari garis pangkal sehingga termasuk dalam rejim hak berdaulat (sovereign rights), bukan kedaulatan (sovereignty). Sengketa atas Blok Ambalat bermula saat Petronas memberikan blok konsesi kepada Shell untuk kawasan yang sebelumnya sudah dikonsesikan oleh Indonesia kepada Unocal dan ENI. Kunci penyelesaian kasus Ambalat pada dasarnya adalah penetapan batas maritim antara kedua negara di Laut Sulawesi. Penetapan garis batas maritim antarnegara adalah salah satu pekerjaan rumah yang harus selalu mendapat perhatian. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memandang laut sebagai satu kesatuan tak terpisahkan dari daratan, Indonesia memang sudah selayaknya memerhatikan wilayah dan yurisdiksi maritimnya.Kata Kunci: Indonesia, Batas Laut, Ambalat, UNCLOS, MaritimThe occurrence of tensions between Indonesia and Malaysia in the border region, one of which, is due to unresolved maritime boundaries between the two countries in various places. Ambalat is a block seabed (the continental shelf) located east of the island of Borneo. Most or all Ambalat located at a distance of more than 12 miles from the baselines that are included in the sovereign rights regime (sovereign rights) and not sovereignty (sovereignty). The dispute over Ambalat began when Petronas give concessions to Shell's block area that previously has been concessions by Indonesia to Unocal and ENI. Key completion Ambalat case is a maritime delimitation between the two countries in the Sulawesi Sea. The determination of the maritime boundary line between countries is one chore that should always get attention. As the largest archipelago in the world who see the ocean as a whole parcel of land, Indonesia had been properly noticed territory and maritime jurisdiction.Keywords: Indonesia, Sea Borders, Ambalat, UNCLOS, Maritime
Pelatihan Penyusunan RPP IPS Kurikulum 2013 Bagi Guru IPS SMP di Kabupaten Serdang Bedagai Tumiar Sidauruk; Elfayetty Elfayetty; Rosni Rosni; Nurjannah Nurjannah; Ali Nurman; Meilinda Suriani Harefa
JURNAL GEOGRAFI Vol 5, No 2 (2013): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v5i2.8158

Abstract

Hasil identifikasi pada tahun 2012 tentang kesiapan guru memenuhi 25 dokumen yang dibutuhkan dalam penilaian kinerja guru pada berbagai kegiatan pembinaan guru yang telah dipaparkan dimuka diperoleh, bahwa umumnya guru belum menyusun silabus dan RPP sendiri, dokumen yang ada adalah hasil perumusan di MGMP dan atau mengadopsi langsung model silabus dan RPP yang diterbitkan oleh PUSKUR.  Hal ini memerlukan pendampingan untuk membantu kesiapan guru dalam menyusun silabus, pembuatan RPP IPS kurikulum 2013 dan perbaikan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Model Pembelajaran Saintifik, untuk itu diadakanlah pelatihan kepada guru-guru  IPS SMP dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan SMP di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Kegiatan pokok yang dilakukan pada kegiatan pelatihan penyusunan RPP IPS Kurikulum 2013 bagi guru IPS SMP di Kabupaten Serdang Bedagai ada 4 (empat) yaitu: (1) diawali dengan penjajakan dan kesepakatan mekanisme pendampingan yang dilakukan kepada Guru IPS SMP yang dikoordinasikan dengan pihak Kepala dan Staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serdang Bedagai, (2) kegiatan membuat perencanaan  penyusunan RPP IPS Kurikulum 2013 pada pelajaran IPS di SMP, (3) kegiatan praktek perbaikan RPP IPS Kurikulum 2013 pada pelajaran IPS di SMP dan (4) kegiatan pengukuran efektifitas pendampingan.Hasil yang dicapai pada kegiatan ini terdiri dari: (1) pelaksanaan action plan pendampingan, pelaksanaan pre test (2) Diperolehnya laporan dan evaluasi serta refleksi melalui metode inovasi penyusunan RPP IPS SMP Kurikulum 2013 dan workshop (3) Diperolehnya laporan dan evaluasi serta refleksi melalui metode lesson study (4) Diperolehnya laporan akhir kegiatan yang didukung oleh metode wawancara, Observsi dan post tes yang merupakan proses dari kegiatan pengukuran efektifitas pendampingan.Kata Kunci :     Kurikulum 2013, SMP, Ilmu Pengetahuan Sosial, RPP dan pengabdian kepada masyarakat
PEMANFAATAN DATA MODIS UNTUK MENDETEKSI DAERAH TANGKAPAN IKAN PANTAI TIMUR DAN BARAT SUMATERA UTARA Ali Nurman
JURNAL GEOGRAFI Vol 2, No 2 (2010): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v2i2.6368

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi lokasipengakapan ikan disekitar perairan Sumatera Utara denganmemanfaatkan data citra Modis, sehingga nantinya petaprediksi daerah tangkapan ikan dapat dijakadikan sebagaipedoman bagi nelayan dalam melakukan tangkapan ikan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah denganmenggunakan data penginderaan jauh yaitu citra Modis untukmengetahui tingkat kandungan klorofil a serta suhu permukaanlaut yang digunakan sebagai indikator tempat berkumpulnyaikan. Informasi suhu permukaan laut digunakan untukmengetahui lokasi terjadinya upwelling yang merupakan lokasidimana ikan sangat banyak berkumpul. Sedangkan variabelchlorofil a digunaka untuk menunjukkantingkat kesuburanperairan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perubahansuhu perairan di sekitar pantai barat dan timur Sumatera Utaraterjadi dengan sangat cepat. Masing-masing waktu perekamanmenunjukkan variasi suhu yang cukup tinggi. Berdasarakanhasil analisis data, diperoleh 16 titik prediksi daerah tangkapanikan untuk 5 waktu perekaman citra modis berbeda yangtersebar di perairan pantai barat dan pantai timur SumateraUtara. Penentuan titik prediksi tersebut berdasaran konsentrasiklorofil a dan perubahan suhu permukaan yang drastis diperairan. Dari rangkaian analisis yang dilakukan, dapat dilihatbahwa titik prediksi yang paling banyak adalah pada bulanagustus 2009. Prediksi daerah tangkapan ikan lebih dominanberada di pantai timur dibandingkan dengan pantai baratSumatera Utara. Terdapat 10 titik berada disekitar pantai baratdan hanya 6 titik yang berada di pantai barat. Hal inimenunjukkan bahwa kelimpahan ikan di pantai barat SumateraUtara lebih tinggi dibandingkan pantai timur.Kata Kunci : Citra Modis, Derah Tangkapan Ikan, Klorofil a,Suhu Permukaan Laut
Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dalam Mengkaji Perubahan Luas Hutan di Kabupaten Kuantan Singingi (Riau) Tahun 2000-2010 Doni Saputra Berutu; Ali Nurman
JURNAL GEOGRAFI Vol 5, No 2 (2013): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v5i2.8159

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memetakan perubahan luas hutan di Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2000-2010, (2) Mengetahui perubahan luas hutan di Kabupaten Kuantan Singingi dalam 10 tahun terakhir (2000-2010), dan(3) Mengetahui arah perubahan (konversi) hutan yang terjadi di Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2000-2010.Penelitian dilakukan di Kabupaten Kuantan Singingi Parovinsi Riau. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah hutan di Kabupaten Kuantan Singingi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi dokumenter, interpretasi, kerja lapangan, dan analisis. Metode klasifikasi yang digunakan dalam menginterpretasi citra adalah metode interpretasi visual dengan teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.Hasil penelitian ini adalah (1) Peta luas hutan tahun 2000 dan 2010 serta peta perubahan luas hutan tahun 2000-2010 dengan tingkat keakuratan data 76,19%. (2) Perubahan luas hutan yang terjadi di Kabupaen Kuantan Singingi adalah 861,08 Km2 dengan kecamatan yang mengalami perubahan luas hutan yang paling besar adalah Kecamatan Kuantan Mudik yaitu 24,44%, dan kecamatan yang mengalami perubahan luas hutan yang paling sedikit adalah Kecamatan Gunung Toar yaitu 0,299% dari seluruh perubahan luas hutan yang terjadi di Kabupaten Kuantan Singingi. (3) Perubahan (konversi) hutan yang terbesar adalah ke lahan perkebunan rakyat yaitu 89,78% dari seluruh jumlah perubahan luas hutan yang terjadi di Kabupaten Kuantan Singingi dengan jenis hutan yang paling besar terkonversi adalah jenis hutan produksi.Kata Kunci : Penginderaan jauh, SIG, Perubahan Luas Hutan