Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN PERAHU MESIN TEMPEL DI KELURAHAN BELAWAN BAHAGIA KECAMATAN BELAWAN KOTA MEDAN Nuraini Hutabarat; Walbiden Lumbantoruan
Tunas Geografi Vol 7, No 2 (2018): JURNAL TUNAS GEOGRAFI
Publisher : Department of Geography Education, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/tgeo.v7i2.12229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pendapatan keluarga nelayan perahu mesin tempel di kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Belawan Kota Medan, (2) Tingkat kesejahteraan keluarga nelayan perahu mesin tempel di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Belawan Kota Medan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Belawan Kota Medan tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Nelayan Perahu Mesin Tempel di Kelurahan Belawan Bahagia yang berjumlah 33 kepala keluarga. Sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung dan teknik studi dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pendapatan keluarga nelayan perahu mesin tempel di Kelurahan Belawan Bahagia 16 (48,49%) keluarga tergolong dalam kategori sedang, 9 (27,27%) keluarga tergolong dalam kategori tinggi, dan 8 (24,24%) keluarga yang tergolong dalam kategori rendah. Bila dikaitkan dengan UMR kota Medan 2018 (Rp.2.132.188) maka pendapatan keluaraga nelayan perahu mesin tempel seluruhnya berada di atas UMR kota Medan. (2) Tingkat kesejahteraan keluarga nelayan perahu mesin tempel di kelurahan Belawan Bahagia 8 (24,24%) keluarga tergolong Keluarga Pra Sejahtera, 19 (57,58%) keluarga tergolong Keluarga Sejahtera I, 3 (9,09%) keluarga tergolong Keluarga Sejahtera II, 2 (6,06%) keluarga tergolong Keluarga Sejahtera III, dan 1 (3,03%) keluarga tergolong Keluarga Sejahtera III+. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga, yang mana semakin tinggi pendapatan keluarga, semakin tinggi pula tingkat kesejahateran keluarga tersebut. Kata kunci: Nelayan, Kesejahteraan, Pendapatan
Keadaan Permukiman Penduduk di Kelurahan Tigaraja Kecamatan Girsang Si Pangan Bolon Kabupaten Simalungun Sonya Simangunsong; Walbiden Lumbantoruan
JURNAL GEOGRAFI Vol 3, No 2 (2011): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v3i2.7357

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Keadaan permukiman penduduk ditinjau dari kualitas rumah, kebersihan rumah, penataan bangunan rumah tinggal di Kelurahan Tigaraja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk yang berumah tangga dan bermukim di Kelurahan Tigaraja dengan jumlah 490. Sampel ditentukan 10% sehingga jumlahnya 49 KK. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi tidak langsung dan observasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Keadaan permukiman ditinjau dari kualitas rumah tinggal di Kelurahan Tigaraja adalah pada umumnya (95,91%) penduduk menghuni rumah berlantai semen dan keramik/ubin berarti tergolong layak huni. Di lihat dari jenis atap rumah sudah seluruhnya penduduk menghuni rumah dengan atap seng/asbes dan atap genteng sehingga sudah layak huni. Dilihat dari dinding sebahagian besar penduduk (63,37%) menghuni rumah dengan dinding keramik dan batu bata atau sudah sesuai dengan syarat kesehatan, selanjutnya dari luas ruang kamar tidur, sebahagian besar (71,43%) penduduk memiliki luas ruang kamar tidur tidak seimbang dengan jumlah anggota rumah tangga atau tidak layak huni. (2) Keadaan permukiman ditinjau dari kebersihan lingkungan rumah tinggal mayoritas (83,70%) penduduk membuang sampah tidak pada tempatnya tidak sesuai dengan syarat kesehatan, kemudian di lihat dari pembuangan air limbah sebahagian besar (60,46%) penduduk memiliki saluran air yang lancar atau sesuai dengan syarat kesehatan. (3) Keadaan permukiman ditinjau dari penataan bangunan rumah tinggal adalah sebahagian besar (69,39%) penduduk belum memenuhi persyaratan penataan bangunan atau (jarak bangunan terhadap tepian danau toba minimal 50 meter) sehingga belum sesuai dengan syarat.Kata Kunci : Permukiman Penduduk, Kualitas, Kebersihan, Penataan.
Keadaan Desa Balimbingan Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Walbiden Lumbantoruan
JURNAL GEOGRAFI Vol 3, No 1 (2011): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v3i1.7287

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan Desa Balimbingan ditinjau dari matapencaharian, penerapan teknologi baru, pendidikan, sarana dan prasarana serta pengelolaan administrasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Desa Balimbingan dan sekaligus sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni studi dokumenter dan analisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Matapencaharian penduduk di Desa Balimbingan sudah Beraneka ragam yang mayoritas (91,30 %) hidup dari usaha non pertanian (2) Pada umumnya (90%) petani telah menerapkan teknologi baru sehingga produksi padi meningkat dari 3-5 ton/ha menjadi 4-5,8 ton/ha, produksi jagung dari 3-4 ton/ha menjadi 4-4,5 ton/ha,kelapa sawit dari 0,5-1 ton/ha menjadi 0,5-1,6 ton/ha dan kakao dari 0,5-0,75 ton/ha menjadi 0,5-0,96 ton/ha (3) Pendidikan formal penduduk mencapai 69,70 % tamat SD (sudah melebihi standar yaitu 60%). (4) Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi serta komunikasi menyebabkan hubungan Desa Balimbingan semakin lancar ke kota Kecamatan Tanah Jawa dan Kota Kabupaten Simalungun, ini diperlihatkan ketersediaan sarana mobil penumpang (30 unit), becak bermotor (225 unit), truk (10 unit), dan prasarana jalan (sepanjang 8 km jalan aspal dan diperkeras) sehingga arus barang dan manusia menjadi lancar. Selain itu juga karena ketersediaan sarana komunikasi televisi (sudah seluruhnya penduduk memanfaatkannya), radio (800 unit), handphone (600 unit), telepon rumah (120 unit) dan wartel (7 unit) sehingga mereka lebih akses terhadap perubahan, (5) Pengelolaan desa oleh setiap perangkat desa sudah terlaksana sesuai dengan tugasnya atau sistim administrasi telah berjalan dengan baik. Dengan demikian Desa Balimbingan ditinjau dari matapencaharian, penerapan teknologi baru, pendidikan, sarana dan prasarana serta pengelolaan administrasi tergolong desa swasembada.Kata Kunci : Desa Balimbingan, Desa Swasembada
ANALISIS PERSEBARAN INTRUSI AIR LAUT PADA AIRTANAH FREATIK DI DESA RUGEMUK KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG Nahor M Simanungkalit; Walbiden Lumbantoruan
JURNAL GEOGRAFI Vol 8, No 2 (2016): Jurnal Geografi
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v8i2.5778

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui salinitas airtanah oleh intrusi air laut pada aqifer air tanah freatik di Desa Rugemuk (2) Mengetahui ketinggian batasan antara air tawar dan air asin (zona interface ) pada air tanah di Desa Rugemuk, (3) Mengetahui sebaran intrusi air laut pada aqifer airtanah freatik melalui sumur penduduk di Desa Rugemuk.Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rugemuk. Populasi dari penelitian ini adalah air tanah di Desa Rugemuk, dengan sumur gali sebagai sumber data. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik acak sistematis random (systematic random sampling) yaitu sebanyak 27 sumur gali mewakili 27 grid (bujur sangkar) 2 cm x 2 cm.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, studi dokumenter, dan teknik pengukuran. Teknis analisis data yaitu dengan teknis analisis deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Intrusi air laut pada air tanah freatik di Desa Rugemuk memiliki nilai salinitas yang bervariasi berkisar 0,9 – 3,55 g/l. Salinitas berbahaya (kadar garam > 2,1 %o) berkisar 40,74 % , salinitas meragukan (kadar garam 0,525 – 1,4 %o) berkisar 22,23 %, dan salinitas diizinkan (kadar garam 0,525 – 1,4 %o) berkisar 37,03 %. (2) Keadaan zona interface di Desa Rugemuk masih dalam kondisi yang seimbanga (masih jauh dibawah muka air tanah yaitu berkisar 16 s/d 179,2 m). (3) Persebaran intrusi airlaut di Desa Rugemuk bervariasi, ditandai dengan perbedaan kadar garam pada jarak geometrik yang sama dari garis pantai.Kata Kunci : Intrusi Air Laut, Interface, Sebaran Intrusi Air Laut
ANALISIS MIGRASI PENDUDUK KE DESA NDOKUMSIROGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO Walbiden Lumbantoruan
JURNAL GEOGRAFI Vol 1, No 1 (2009): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v1i1.6361

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arus migrasi menuju DesaNdokumsiroga, faktor-faktor pendorong dari daerah asal, faktor-faktorpenarik migran di Desa Ndokumsiroga, dampak positif dan negatif yangditimbulkan migran di Desa Ndokumsiroga.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga migranyang bertempat tinggal di Desa Ndokumsiroga (150 KK), sampel ditentukan30% dari populasi yakni 45 orang. Teknik pengambilannya dilakukan dengancara acak sederhana. Teknik pengumpulan data adalah komunikasi tidaklangsung dan teknik analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan : (1) Arus migrasi ke DesaNdokumsiroga sebahagian besar (77,78%) dengan cara langsung dan hanyasebahagian kecil migran (22,22%) dengan cara tidak langsung atau melaluidaerah lain. (2) Faktor-faktor pendorong dari daerah asal, disebabkan faktorekonomi (60%) migran, faktor sosial (22,22%) dan faktor politik (17,78%). (3)Faktor-faktor penarik di Desa Ndokumsiroga adalah seluruhnya (100%)disebabkan oleh faktor ekonomi. (4) Dampak yang ditimbulkan migran adalahdampak positif meliputi meningkatnya rata-rata pendapatan keluarga migran,meningkatnya pendapatan daerah melalui pembayaran pajak bumi danbangunan serta iuran listrik, terciptanya kekerabatan antara penduduk aslidengan pendatang dan terciptanya kerjasama melalui gotong royong. Dampaknegatif yakni pendapatan rata-rata perkapita migran sebahagian kecil (21%)belum dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dan semakin berkurangnyaluas lahan pertanian yang dimiliki penduduk asli.Kata Kunci : Migrasi penduduk dan permasalahannya
Analisis Faktor-Faktor Industri Kecil Terasi di Desa Pulau Kampai Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Hilpa Nurul Fitri; Walbiden Lumbantoruan
JURNAL GEOGRAFI Vol 5, No 1 (2013): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v5i1.8082

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui : (1)dinamika perkembangan Industri kecil terasi di Desa Pulau Kampai, (2)Keadaan Faktor-faktor industri ditinjau dari modal, bahan baku,tenaga kerja,transportasi dan pemasaran dan (3)pendapatan pengusaha pada industri terasi di Desa Pulau Kampai Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha industri terasi dengan jumlah 114 pengusaha. Sampel ditentukan30% dari jumlah populasi sehingga sampel berjumlah 34 pengusaha yang diambil secara acak sederhana.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik deskripif.            Hasil penelitian menunjukkan : (1)dinamika perkembangan industri kecil terasi di Desa Pulau Kampai selama periode 1988 - 1998 telah mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dari pertambahan unit industrinyasebesar 21,87% dengan rata-rata2,19% pertahun. Namun selama periode 1998 - 2011 mengalami penurunan sebesar 146,12% dengan rata-rata  11,24% pertahun(2) Keadaan faktor-faktor industri pada umumnya sudah mendukung kegiatan industri terasi, akan tetapi ditinjau dari bahan baku (udang rebon) semakin berkurang populasinya sehingga harus mendatangkandari luar desa. Demikian juga dalam hal pemasaran telah mengalami persaingan pasar yang semakin ketat.  (3) Pendapatan pengusaha rata-rata Rp. 4.575.959/bulan. Oleh karena itu seluruh pengusaha terasi memiliki pendapatan di atas UMR Kabupatn Langkat (Rp.1.150.000) atau mereka sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Namun, bila dicermati dari pendapatan perkapita pengusaha makasebahagian besar (61,76%) pengusaha memiliki pendapatan di bawah UMR, hal itu berarti bahwa mereka belum mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnyaKata Kunci : Faktor-Faktor Industri Kecil, Terasi, Desa Pulau Kampai.
STUDI PERKEMBANGAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SIG Walbiden Lumbantoruan
JURNAL GEOGRAFI Vol 2, No 2 (2010): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v2i2.6373

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) Untukmengtetahui perubahan ruang sebagai permukiman di KotaMedan dalam kurun waktu 1989-2002, dan (2) mengetahuipola perkembangan Kota Medan dalam kurun waktu 1989-2002. Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini adalah (1)sebagai informasi awal tentang perkembangan lahanpermukiman yang terjadi di Kota Medan dalam kurun waktu1989-2002 yang dapat digunakan dalam evaluasipenggunaan lahan oleh instansi terkait, serta (2) sebagaidata pendukung bagi pengambil kebijakan untuk melakukanpengembangan kota sehingga dampak negatif yang mungkinterjadi akibat adanya perubahan penggunaan dalam rangkapembangunan daerah dapat diminimalkan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmelalui pendekatan data penginderaan jauh dan analisisspasial sistem informasi geografis untuk memperolehinformasi perubahan pemukiman. Perkembangan kota dalampenelitian ini dibatasi pada pola perkembangan permukiman.Cakupan lokasi penelitian ini yaitu Kota Medan.Berdasarkan hasil klasifikasi citra Landsat, luas pemukimanKota Medan pada tahun 1989 kurang lebih 84,56 km2 atausekitar 31,90 % dari total luas Kota Medan. Pada tahun2002, luas pemukiman di Kota Medan meningkat menjadi199,50 km2 atau sekitar 75,26 % dari luas Kota Medan. Hasilini menunjukkan bahwa dalam kisara waktu 13 tahun, telahterjadi konversi lahan menjadi pemukiman sekitar 114,95 km2atau 43,36 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkatkebutuhan masyarakat kota Medan terhadap ruang untukpemukiman semakin bertambah. Perkembangan Kota Medanpada tahun 1989 menunjukkan pola perkembangan kataklompat (leap frog development) sedangkan pada tahun 2002menunjukkan pola perkembangan konsentris (concentricdevelopment).Kata Kunci : Perkembangan Kota, Penginderaan Jauh danSIG
Penggunaan Model Kooperatif Teams Games Tournament Pada Materi Biosfer Di Kelas XI SMA N I Bintang Bayu Kecematan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai T.A 2011/2012 Daniati Larasati; Walbiden Lumbantoruan
JURNAL GEOGRAFI Vol 4, No 2 (2012): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v4i2.8071

Abstract

Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Aktivitas belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) pada materi biosfer di kelas XI IPS-2 SMAN 1 Bintang Bayu T.A 2011/2012, (2) Hasil belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament pada materi biosfer di kelas XI IPS-2 SMAN 1 Bintang Bayu T.A 2011/2012.    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek kelas XI IPS-2 SMAN 1 Bintang Bayu yang berjumlah 36 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan teknik komunikasi tidak langsung, kemudian data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif.   Hasil penelitian menunjukkan : (1) Bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament dapat meningkatkan persentase aktivitas belajar siswa, ini terlihat dari siklus I persentase aktivitas siwa sebesar 71,54% meningkat menjadi 86,74% pada siklus II, (2) Penggunaan model Kooperatif Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dari siklus I yakni 72,22% menjadi 91,66% pada siklus II. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament pada materi biosfer di kelas XI IPS-2 SMAN 1 Bintang Bayu telah mencapai nilai standar KKM. Hal itu ditunjukkan ketuntasan belajar siswa secara individu berada di atas nilai 63 dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan persentase sebesar 91,66%.Kata Kunci : Kooperatif Teams Games Tournament, Materi Biosfer
MEKANISME DAN RANCANGAN KONVERGENSI MEDIA PADA MATA KULIAH GEOLOGI DASAR JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FIS UNIMED Nahor M Simanungkalit; Walbiden Lumbantoruan
JURNAL GEOGRAFI Vol 8, No 1 (2016): Jurnal Geografi
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v8i1.5331

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan proses pembelajaran geologi dasarmelalui pemanfaatan konvergensi multi media, (2) Meningkatkan ketuntasan pembelajaranmahasiswa pada mata kuliah geologi dasar dengan penggunaan konvergensi multi mediamelalui .Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliahgeologi dasar pada semester ganjil tahun akademik 2013/2014. Dalam penelitian inipembelajaran geologi yang kompleks dapat dijelaskan menggunakan multi media(penggabungan berbagai tipe media- teks, foto, grafik, suara, video, dan animasi) untukmenjelaskan konsep-konsep ilmiah dan fenomena geologi. Bagaimana mekanismekonvergensi media pembelajaran diterapkan untuk meningkatkan aktifitas/proses danketuntasan pembelajaran bagi mahasiswa. Data aktifitas pembelajaran diperoleh melaluiobservasi, dan data hasil belajar diperoleh melalui pretest dan posttest.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mekanisme konvergensi multi media (1)Objek langsung di lapangan berupa batuan beku, batuan sedimen, tanah, lapisan batuan danlapisan tanah, (2) Animasi computer : lapisan bumi, lapisan batuan, pergerakan lapisankerak bumi, (3) Lembar gambar dan maket pergerakan lapisan kerak bumi, dapatmeningkatkan aktifitas pembelajaran dengan partisipasi lebih dari 70 % pada siklus II,dibandingkan dengan konvergensi multi media pada siklus I : (1) lembar gambar, dan (2)animasi computer, menunjukkan aktifitas pembelajaran kurang aktif dengan persentasepartisipasi kurang dari 70 %. Ketuntasan pembelajaran klasikal dengan nilai KKM 70 padasiklus II 91,66 % sedangkan siklus I 87,5 %.Kata Kunci : Mekanisme konvergensi media, rancangan konvergensi media
Analisis Faktor-Faktor Industri Kecil Mebel Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Yohana Simanjuntak; Walbiden Lumbantoruan
JURNAL GEOGRAFI Vol 4, No 1 (2012): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v4i1.7931

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) keadaan faktor-faktor industri ditinjau dari modal, bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran. (2) pendapatan pengusaha industri kecil mebel di Kecamatan Sei Rampah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha yang bekerja dalam usaha industri mebel di Kecamatan Sei Rampah dengan jumlah 33 pengusaha. Mengingat populasi yang jumlahnya terbatas maka populasi dijadikan sekaligus sebagai sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni komunikasi langsung, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) modal operasionalrata-rata pengusaha mebel di Kecamatan Sei Rampah adalah  Rp.14.166.666, dimana 66,67% bersumber dari modal pribadi dan yang 33,33% merupakan modal pribadi ditambah modal pinjaman. Bahan baku yang digunakan pengusahaadalah kayu durianyang diperoleh dari luar Kecamatan Sei Rampah. Jumlah bahan baku yang digunakan paling banyak 67.848 m3 dan paling sedikit 1.027 m3 dengan rata-rata 19.846 m3. Tenaga kerjayang dipekerjakan berasal dari daerah sekitar industri dengan jumlah 5 - 19 orang. Dilihat dari pemasaran, pada umumnya (81,82%) pengusaha melakukan pemasaran secara tidak langsung (melalui agen) dan daerah pemasarannya mayoritas ke luar daerah sehingga tergolong dalam pemasaran regional. (2)Pendapatanrata-rata pengusaha adalah Rp.11.214.010, dimana nilai ini sudah berada diatas UMK Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2011 Bila dilhat dari pendapatan perkapita, maka 96,96% pengusaha berpenghasilan berada diatas UMK atau hanya 3,04% yang berada dibawah UMK.Kata Kunci : Industri Kecil Mebel, Faktor-faktor industri