Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Terminologi Rumah Adat Dalam Loka Sumbawa: Sebuah Tinjauan Antropolinguistik Wawan Hermansyah
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 2 No. 2 (2016): October 2016
Publisher : Magister of Linguistic, Postgraduated Program, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.666 KB) | DOI: 10.22225/jr.2.2.62.293-312

Abstract

Rumah adat Dalam Loka yang kini masih berdiri kokoh di tengah kota Sumbawa Besar, merupakan saksi sejarah yang memperlihatkan kejayaan Kesultanan Sumbawa pada zamannya. Kekayaan terminologi yang terdapat dalam rumah adat Dalam Loka, memberikan ruang bagi pengkaji bahasa dan budaya untuk memahami lebih dalam apa saja yang terjadi di masa lampau berdasarkan simbol-simbol nomina serta menyiratkan bagaimana kehidupan zaman dahulu sarat makna yang mendalam. Dengan demikian, untuk mengungkapkan bentuk-bentuk terminologi dan memahami nilai-nilai yang dimiliki dalam rumah adat Dalam Loka, perlu ditelusuri melalui pendekatan linguistik kebudayaan atau disebut dengan kajian antropolinguistik. Oleh karena itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori antropolinguistik dan teori semiotik sosial. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis dan sumber data yang digunakan dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu data primer dan data skunder. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode simak dan metode cakap. Data dianalisis dengan menggunakan metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, ditemukan bentuk-bentuk terminologi dalam rumah adat Dalam Loka Sumbawa berasal bahasa-bahasa nusantara, yaitu berasal dari bahasa Jawa, Makassar dan Melayu. Selain itu, adapun ditemukan bentuk-bentuk terminologi dalam rumah adat Dalam Loka Sumbawa yang berasal dari bahasa asing, seperti bahasa Arab dan bahasa Sanskerta. Konteks budaya bentuk-bentuk terminologi dalam rumah adat Dalam Loka Sumbawa menunjukkan keberadaan sebuah pradaban dengan sistem pemerintahan dan sistem kerajaan dalam bentuk aristokrasi. Tatanan pemerintahan yang bertumpu pada raja (sultan) adalah sebuah sistem yang mencakup adat, pemerintahan dan hukum. Kata Kunci: Rumah adat, Dalam Loka, antropolinguistik
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang Terkandung Dalam Khazanah Leksikon Istana Raja Sumbawa (Dalam Loka) di Kabupaten Sumbawa: Menemukan Model Baru Penguatan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Wawan Hermansyah; Hendra Gunawan
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 5, No 4 (2021): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jisip.v5i4.2612

Abstract

This research tried to find the values of local wisdom in the lexicon treasures of Raja Sumbawa Palace (Dalam Loka) which was further directed to be a model in strengthening character education. Character education is expected to be contained in formal, non-formal and informal educational activities in Sumbawa Regency. Of course by considering the mechanisms and procedures that apply, for example by reviewing the local curriculum content in elementary and secondary schools. There are two main theories used by researchers in developing research directions, namely anthropolinguistic theory and social semiotics. This research is qualitative descriptive, which seeks to describe systematically, factually and accurately about the facts about various lexicon in the Palace of King Sumbawa (In Loka). Data is obtained from observations, interview results, shooting results, document analysis and field records. Data in the analysis with three stages, namely; Presentation of data, stage of data comparation, and stage of presentation of research results. The results of this study found, 20 forms of lexicon contained in the Palace of King Sumbawa (In Loka). Of the 20 Lexicon can represent seven (7) forms of character education from eighteen values developed in character education.
Strengthening the capacity of tourism aware groups through citizens journalism assistance as a promotion effort for village tourism labuhan burung village towards tourism 4.0 Griwandani Griwandani; Hendra Gunawan; Tati Hidayati; L. Kandera Ilham; Khairunnisah; Asrul Fusaini; Rusmi Hasanah; Hasbullah Hasbullah; Najamudin; Wawan Hermansyah
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Vol. 1 No. 6 (2021)
Publisher : Peneliti Teknologi Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59247/jppmi.v1i6.26

Abstract

The purpose of this service is to facilitate the availability of trained resources in promoting the tourist village of Labuhan Burung Village, In addition, it can help reduce unemployment through productive activities that can generate a source of income for residents, become a source of Village PAD so that the formation of an independent and independent Labuhan Burung Village prosperous. However, due to the lack of understanding and competence of POKDARAWIS in Labuhan Burung Village in promoting and introducing tourism potential in Labuhan Burung Village, this has become a significant problem and obstacle. The implementation methods in this service are preparation and team consolidation, providing training/assistance in managing citizen journalism, distributing and establishing work divisions, evaluation and monitoring. The results of the implementation of this activity, namely, the implementation of tourism promotion training activities, training on the management of citizen journalism, the dissemination of activities to all target areas. From the implementation of this activity, we can conclude that, there has been a tourism priority program in Labuhan Burung Village, the formation of ready and professional tourism activists. In addition, the promotion of tourism in Labuhan Burung Village is maximized, such as the Village Tourism Facebook, the Labuhan Burung Village Tourism Website, and the establishment of sustainable collaboration between the IISBUD SAREA PHP2D Team and Pokdarwis, the Labuhan Burung Village government, and several related institutions.
TANTANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR NEGERI KEREKEH KECAMATAN UNTER IWES KABUPATEN SUMBAWA Hermansyah, Wawan
NIVEDANA : Jurnal Komunikasi dan Bahasa Vol. 4 No. 2 (2023): NIVEDANA: Jurnal Komunikasi & Bahasa
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53565/nivedana.v4i2.1072

Abstract

Abstrak – Perubahan kurikulum selalu memiliki dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Implementasi kurikukum baru memiliki tantangan tersendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tantangan implementasi pembelajaran berdifernsiasi kuriukulum Merdeka di Khususnya Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri Kerekeh Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan infroman dalam hal ini guru kelas dan kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri Kerekeh. Hasil Penelitian menunjukan terdapat 4 hambatan dominan dalam implementasi kurikulum Merdeka yakni; 1) Terbatasnya sarana dan prasarana, 2) Tantangan dalam menyesuaikan waktu pembelajaran, 3) Biaya yang relatif tinggi, 4) Tuntutan agar guru memiliki kemampuan manajemen kelas yang baik.
Maksim Kesantunan Berbahasa Penutur Bahasa Samawa di Desa Labuhan Burung Gunawan, Hendra; Hermansyah, Wawan
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 5, No 4 (2021): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v5i4.2550

Abstract

In communicating, there are people who everyday use polite, ordinary, even rude or sarcastic language, one of which includes speakers of the Sumawa language in Labuhan Burung Village. This study was conducted to determine the maxims of politeness that occur in Samawa language speakers in Labuhan Burung Village. The method used in this research is descriptive qualitative with tapping and recording techniques. Then the data obtained is transcribed, then data reduction and display are carried out. The results of this study contained 6 data on compliance with the maxim of politeness in language, and 4 data on violation of the maxim of politeness in language. There is 1 data each on the maxim of wisdom, the maxim of generosity, the maxim of simplicity, the maxim of consensus, and the maxim of sympathy. As for the violation of the maxim of politeness in language, only four data were found, in the form of a violation of the maxim of consensus, a violation of the maxim of sympathy, a violation of the maxim of appreciation, and a violation of the maxim of generosity. The results of this study indicate that in the Labuhan Burung village community, the observance of the maxim of politeness in language is still more dominant than the violation of the maxim of politeness in language.
Estetika Budaya Sastra Lisan Sakeco dan Integrasinya dalam Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Muatan Lokal Sekolah Dasar di Kabupaten Sumbawa Wawan Hermansyah; Rusmin Nurjadin
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI) Vol. 4 No. 4 (2024): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 2024 (4)
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/jppi.v4i4.742

Abstract

Sastra lisan Sakeco merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Sumbawa yang kaya akan nilai estetika, moral, dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi upaya pelestarian Sakeco melalui integrasinya dalam pembelajaran muatan lokal di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan data dikumpulkan melalui wawancara dengan tokoh budaya, guru muatan lokal, dan observasi lapangan terhadap pertunjukan Sakeco. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dengan Langkah-langkah analisis yang meliputi; Reduksi Data, Penyajian data, dan penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sakeco tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sarat dengan pesan moral dan nilai-nilai sosial, seperti gotong royong, penghormatan kepada orang tua, dan kebersamaan. Elemen penting dalam Sakeco mencakup bahasa, musikalitas, simbolisme, serta performa dan ekspresi emosional penutur. Integrasi Sakeco dalam pembelajaran muatan lokal di sekolah dasar perlu memperhatikan kesesuaian materi dengan tingkat pemahaman siswa, penggunaan metode pembelajaran interaktif, dan keterlibatan tokoh budaya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi sastra lisan Sakeco dalam pendidikan dasar berpotensi meningkatkan kesadaran budaya dan memperkaya pendidikan karakter siswa.
Membingkai Kasih Ibu Lewat Diksi: Studi Semantik dan Emosi dalam Lirik Lagu Ina’ (Ibu) Karya Apang Hermansyah, Wawan
Ruang Kata Vol 5 No 01 (2025): Ruang Kata
Publisher : Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53863/jrk.v5i01.1700

Abstract

This study aims to examine the semantic meanings and emotional content embedded in the lyrics of Ina’, a traditional song by Apang from Sumbawa, which centers the figure of a mother as the embodiment of love and sacrifice. Unlike previous studies that rarely combine semantic and emotional analysis within the context of Sumbawan folk songs, this research applies a lexical semantic approach and emotion analysis grounded in cultural linguistics to explore how word choices convey deep affective, spiritual, and social values. The study employs a qualitative-descriptive method, collecting data through lyric documentation, observations of local cultural contexts, and semi-structured interviews with native speakers and cultural practitioners. Data were analyzed by identifying denotative and connotative meanings, as well as interpreting emerging emotional themes. The findings reveal that the lyrics of Ina’ contain positively connoted expressions that evoke empathy, gratitude, and respect toward the mother figure. This highlights that language in traditional music serves not only as an aesthetic medium but also as a means of transmitting familial and spiritual values deeply rooted in Sumbawan culture. The implications of this research are expected to enrich cultural linguistic and semantic studies based on local wisdom, while also supporting efforts to preserve oral literature through scholarly approaches