Soleman Saidi
Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Khairun

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Guru Matematika

Learning Obstacle Siswa dalam Memahami Konsep Turunan Fungsi Ditinjau dari Struktur Materi Aco Aldi La Misi; Soleman Saidi; Marwia Tamrin Bakar
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 3, No 1 (2023): Januari
Publisher : Jurnal Pendidikan Guru Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.544 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan learning obstacle siswa SMA Negeri 1 Kota Ternate dalam memahami konsep turunan fungsi ditinjau dari struktur materi. Penelitian ini dipilih 5 orang siswa yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan dari siswa kelas XII IPA 2 sebagai subjek penelitian yang ditentukan berdasarkan hasil tes. Siswa yang terpilih sebagai subjek penelitian tersebut, merupakan perwakilan dari siswa yang mengalami learning obstacle. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dan wawancara. Tes digunakan untuk menganalisis pemahaman konsep turunan fungsi siswa, dan wawancara digunaan untuk menelusuri penyebab learning obstacle siswa. Metode analisis data yang digunakan adalah kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian pada siswa SMA Negeri 1 Kota Ternate kelas XII IPA 2 yang berjumlah 32 siswa dapat disimpulkan bahwa terdapat masing-masing 3 siswa (9,375%) yang kaberhasilannya kategori sangat tinggi, 6 siswa (18,75%) kategori tinggi, 12 siswa (37,5%) kategori sedang, 7 siswa (21,875%) kategori rendah, dan 4 siswa (12,5%) kategori sangat rendah. Berdasarkan hasil kerja dan wawancara terhadap siswa yang mewakili setiap kategori disimpulkan bahwa siswa yang mewakili tingkat keberhasilan sangat tinggi memiliki learning obstacle kategori didaktis atau didactical obstacle, siswa yang mewakili tingkat keberhasilan tinggi memiliki ontegenic obstacle dan dedaktical obstacle, siswa yang mewakili tingkat keberhasilan sedang memiliki didactical obstacle dan epistemological obstacle, siswa yang mewakili tingkat keberhasilan rendah memiliki tiga hambatan sekaligus yaitu ontogenic obstacle, didactical obstacle, dan epistemological obstacles, dan begitupun dengan siswa yang mewakili tingkat keberhasilan sangat rendah juga memiliki tiga hambatan sekaligus. Hasil wawancara menunjukan beberapa materi yang harus dilalui oleh peserta didik sebelum mempelajari materi turunan fungsi bilangan pecahan, bentuk aljabar, bentuk akar dan pangkat, turunan fungsi biasa, turunan fungsi trigonometri dan yang terakhir adalah turunan fungsi yang dikomposisikan. Subjek penelitian yang dipilih berdasarkan kategori tersebut tidak menyebutkan materi limit, walau begitu materi limit tidak bisa dilepaskan dengan materi turunan fungsi karena definisi turunan fungsi melalui materi limit.
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Bentuk Aljabar Hikma Haji Muda; Idrus Alhaddad; Soleman Saidi
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 1, No 2 (2021): Mei
Publisher : Jurnal Pendidikan Guru Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.649 KB)

Abstract

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi operasi hitung bentuk aljabar. Pengumpulan data kesalahan siswa menggunakan teknik observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Instrument tes yang digunakan adalah 4 butir soal tentang operasi hitung bentuk aljabar yang telah divalidasi. Data yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dengan cara mereduksi, penyajian, dan penarikan kesimpula. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-E SMP Negri 1 Kota Ternate sebanyak 30 siswa yang mengikuti proses penelitian, kemudian dipilih 5 siswa sebagai perwakilan subjek penilitian berdasarkan kategori kesalahan siswa (Rendah ddan sangat rendah) untuk diwawancarai sebagai triangulasi. Hasil penilitian menunjukan bahwa kesalahan siswa kelas VII-E SMP NEGRI 1 Kota Ternate dalam mempelajari materi operasi hitung bentuk aljabar dengan rata-rata sebesar 29,5 yang   dikategorikan rendah. Berdasarkan analisis data hasil tes siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Kota Ternat, dalam menyelesaikan soal operasi hitung bentuk aljabar di peroleh bahwa 3 siswa (10.00%) dalam kategori tinggi, 8 siswa (26.67%) dalam kategori sedang, 6 siswa (20.00%) dalam kategori rendah, dan 13 siswa (43.33 %) dalam kategori sangat rendah. Adapun jenis kesalahan yang dilakukan siswa adalah kesalahan fakta, konsep, prinsip, operasi.
Karakteristik Berpikir Mahasiswa Matematika Lulusan SNMPTN dan SBMPTN dalam Menyelesaikan Masalah Statistik Ditinjau Teori Pemrosesan Informasi Soleman Saidi; Lily Suratmi; Purwati Purwati
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 3, No 1 (2023): Januari
Publisher : Jurnal Pendidikan Guru Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.873 KB)

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada kajian teoritik dan empirik tentang proses berpikir mahasiswa dalam memecahkan masalah statistik khususnya bagaimana menguji hipotesis statistik dalam penelitian. Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk melihat proses berpikir mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika pada mata kuliah pengantar statistik. Sementara tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu ingin memotret tahapan proses berpikir mahasiswa dalam menguji hipotesis statistik berdasarkan teori pemrosesan informasi. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:1) Mahasiswa diberi problem tentang langkah pengujian hipotesis statistik. 2) Mahasiswa mengutarakan apa yang dipikirkan pada saat memecahkan masalah pengujian hipotesis statistik. Dalam hal ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah Think Out Louds (TOL) atau juga yang dikenal dengan Think Aloud. Peneliti merekam secara verbal hal tersebut.3) Hasil pekerjaan mahasiswa dianalisa oleh peneliti berdasarkan teori pemrosesan informasi yang terdiri dari delapan aspek yaitu sensori register, attention, perception, retrieval, rehersal, encoding, short term memory, dan long term memory.4) Wawancara yang dilakukan hanya digunakan untuk memperjelas, mendalami masalah atau mengklarifikasi karakteristik proses berpikir yang dikemukakan oleh mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua karakteristik berpikir yang terjadi pada mahasiswa program studi pendidikan matematika lulusan jalur Mandiri, yaitu 1) proses berpikir tanpa verifikasi (non-verify thinking process) dan, 2) Proses berpikir dengan verifikasi (verify thinking process).
Habits of Mind Matematis Pedagang Pasar Barito Yusril M. Pakaya; Karman La Nani; Soleman Saidi
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 1, No 3 (2021): September
Publisher : Jurnal Pendidikan Guru Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.16 KB)

Abstract

Penelitian kualitatif dengan desain etnografi ini bertujuan untuk mendeskripsikan habits of mind matematis pedagang Pasar Barito yang ditinjau dari aktivitas penggunakan alat ukur, penentuan harga jual berdasarkan hasil pengukuran, dan aktivitas menghitung total bayaran dan uang kembalian. Pengumpulan data habits of mind matematis pedagang Pasar Barito menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi dan wawancara yang telah di validasi. Data yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dengan cara mereduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Subjek dalam penelitian ini adalah pedagang pangan pasar Barito Bahari Berkesan sebanyak 6 pedagang. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan cara mengambil perwakilan berdasarkan alat ukur yang digunakan dan variasi perhitungan yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habits of mind matematis yang dilakukan pedagang dalam aktivitas penggunaan alat ukur, meliputi: penggunaan bilangan pecahan, mengkonversi ukuran berat menjadi ukuran volume, dan penggunaan intuisi matematis dalam proses penakaran. Habits of mind matematis dalam aktivitas penentuan harga jual berdasarkan hasil pengukuran, terdiri dari: pembulatan, mengestimasi harga jual untuk memperoleh keuntungan, operasi perkalian, operasi pembagian, penggunaan kelipatan 5, dan melakukan perbandingan. Habits of mind matematis dalam aktivitas menghitung total bayaran dan uang kembalian, meliputi: operasi penjumlahan, operasi pengurangan, operasi pembagian, operasi perkalian, penggunaan kelipatan 3 dan 10, pemanfaatan perhitungan dengan merubah angka 100 ke dalam angka 10, dan mengabaikan angka nol yang berperan sebagai ribuan.
Analisis Kemampuan Penalaran Deduktif Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Mulyadi Manyira; Soleman Saidi; Hasan Hamid
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 1, No 3 (2021): September
Publisher : Jurnal Pendidikan Guru Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (956.373 KB)

Abstract

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran deduktif matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanana Utara dalam menyelesaikan masalah pertidaksamaan linear satu variabel. Pengumpulan data kemampuan penalaran deduktif matematis siswa menggunakan teknik tes, wawancara, dan dokumentasi. Instrument tes yang digunakan adalah soal uraian yang berjumlah 2 butir soal kemampuan penalaran deduktif matematis yang telah divalidasi. Data yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dengan cara mereduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sanana Utara sebanyak 10 siswa, kemudian menganalisis 3 subjek penelitian berdasarkan kategori kemampuan penalaran deduktif matematis dan diwawancarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualifikasi kemampuan penalaran matematis deduktif dalam kategori tinggi dicapai oleh 2 siswa (20%) yang mampu: memahami masalah, memperkirakan jawaban dan proses solusi tapi tidak lengkap, serta mampu menarik kesimpulan logis terhadap penyelesaian soal pertidaksamaan linear satu variabel. Selanjutnya, kategori sedang dicapai oleh 5 siswa (50%) yang mampu: memahami masalah, memperkirakan jawaban dan proses solusi tapi tidak lengkap, serta mampu menarik kesimpulan logis terhadap penyelesaian soal pertidaksamaan linear satu variabel tapi tidak lengkap. Kemudian terdapat 3 siswa (30%) kategori rendah karena tidak mampu memahami masalah, tidak dapat memperkirakan jawaban dan proses solusi, serta tidak dapat menarik kesimpulan logis karena penyelesaiannya tidak lengkap.
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP pada Materi Persamaan Linear Dua Variabel Julia Tidore; Soleman Saidi; Joko Suratno
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 2, No 3 (2022): September
Publisher : Jurnal Pendidikan Guru Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.168 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada materi persamaan linear dua variabel. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Nasional Banau Kota Ternate yang berjumlah 20 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada materi persamaan linear dua variabel sebagai berikut: kemampuan berpikir kritis matematis siswa subjek S-1 dengan kategori tinggi, subjek S-4 dengan kategori sedang, dan subjek S-18 dengan kategori rendah, dapat disimpulkan bahwa: 1) Siswa yang dikategorikan tinggi mampu menuliskan apa yang di ketahui dan ditanyakan dengan tepat dan menuliskan pemisalan variabel, membuat model matematika dari soal dengan benar dan menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal kemudian membuat kesimpulan yang sesuai dengan konteks soal, 2) siswa yang dikategorikan sedang yang dapat menuliskan apa yang di ketahui dan ditanyakan dengan tepat dan menuliskan pemisalan variabel, membuat model matematika dan menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal tapi bingung dalam membuat kesimpulan, sedangkan 3) Sedangkan siswa yang dikategorikan rendah tidak mampu atau siswa yang masih kurang dalam menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, masih bingung dalam menuliskan pemisalan variabel dan model matematika serta membuat kesimpulan.
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kota Ternate dalam Menyelesaikan Soal pada Materi Statistik Monisa Siden; Soleman Saidi; Karman La Nani
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 2, No 1 (2022): Januari
Publisher : Jurnal Pendidikan Guru Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.743 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII-3 SMP Negeri 5 Kota Ternate dalam mempelajari materi statistik mencapai rata-rata sebesar 51,4% dalam kategori rendah. Pengumpulan data kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan instrument tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrument tes yang digunakan adalah soal uraian yang berjumlah 3 butir soal tentang kemampuan komunikasi matematis yang telah divalidasi. Data yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dengan cara mereduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah tiga siswa kelas VII-3 SMP Negeri 5 Kota Ternate. Kualifikasi kemampuan komunikasi matematis subjek mencapai kategori tinggi dapat menghubungkan benda nyata, gambar, diagram kedalam ide matematika, menjelaskan ide, situasi matematis secara tertulis dengan benda nyata, gambar dan diagram, dan sudah dapat menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematis, subjek kategori sedang sudah dapat  menghubungkan benda nyata, gambar, diagram kedalam ide matematika, menjelaskan ide, situasi matematis secara tertulis dengan benda nyata, gambar dan diagram dan belum dapat memenuhi indikator ke 3 yaitu menyatakan peristiwa sehari-hari kedalam bahasa matematis, serta subjek dengan kategori rendah sudah dapat menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematis, belum dapat menghubungkan benda nyata, gambar, diagram kedalam ide matematika, , menjelaskan ide, situasi matematis secara tertulis dengan benda nyata, gambar dan diagram. Namun hampir keseluruhan siswa dalam menyelesaikan soal tes yang diberikan rata-rata siswa tidak mendapatkan hasil akhir yang tepat.
Defragmenting Proses Berpikir Matematis Siswa dalam Menyelesaikan soal Matematika pada Materi Pangkat dan Bentuk Akar Muhammad Faisal; Hery Suharna; Soleman Saidi
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 1, No 1 (2021): Januari
Publisher : Jurnal Pendidikan Guru Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.982 KB)

Abstract

This study aims to describe the defragmenting of mathematical thinking processes based on students' ability to solve mathematical problems in the material rank and root form. This research is a qualitative descriptive study using test and interview methods. The subjects in this study were students of SMA Negeri 3 Tidore Kepulauan amounting to 3 people and students of SMA Negeri 4 Ternate City totaling 3 people based on the level of student ability (each low, medium, and high). The research instrument consisted of test questions on the process of defragmenting. The results showed that: (1) the students included in the category of high mathematical ability process defragmenting carried out 5 times with the same error indication, as well as the process defragmenting in the same way namely defragmenting through reflection, defragmenting through mathematical connections, and defragmenting with the provision of scaffolding. (2) the students included in the category of mathematical ability are in the process of defragmenting which is done 3 to 6 times with an indication of an error that is not much different, and the process of defragmenting in the same way that is, defragmenting through reflection, defragmenting through mathematical connections, defragmenting by giving scaffolding and defragmenting with cognitive conflict formation. (3) Students who are included in the category of low mathematical ability process defragmenting carried out as much as 4 to 8 times with an error indication that is not much different, and the process of defragmenting, in the same way, is defragmenting through mathematical connections, defragmenting through reflection, defragmenting by giving scaffolding and defragmenting with cognitive conflict formation.
Penerapan Pendekatan Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan berpikir Kritis Matematis Siswa pada Materi Persamaan Kuadrat Siswa SMP Nasrun Ode Amir; Nurma Angkotasan; Soleman Saidi
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 2, No 2 (2022): Mei
Publisher : Jurnal Pendidikan Guru Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.265 KB)

Abstract

Kemampuan berpikir kritis sangat penting dan butuhkan untuk menyikapi kemajuan ilmu pengetahuan yang kian pesat di zaman modern ini. Oleh karenanya, kemampuan berpikir kritis disetiap jenjang pendidikan mulai dilatih dengan diterapkannya berbagai model dan pendekatan pembelajaran. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, peneliti mulai melakukan penelitian dengan judul Penerapan Pendekatan Open-Ended Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Pada Materi Persamaan Kuadrat Siswa SMP. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebelum dan setelah penerepan pendekatan Open-Ended pada materi persamaan kuadrat. 2) Untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah diterapkan pendekatan Open-Ended pada materi persamaan kuadrat. 3) Mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah diterapkan pendekatan Open-Ended. Desain penelitian ini yaitu One Group Pretests-Posttest Design. Subjek penelitian ini yaitu kelas VIII-3 denga jumlah siswa sebanyak 22 orang siswa. Instrument pengumpulan data terdiri atas soal Pretest dan Posttest berbentuk soal uraian yang disusun berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah penerapan pendekatan Open-Ended pada materi persamaan kuadrat, teknik analisis data menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP) Skala 5. Untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis setelah diterapkan pendekatan Open-Ended pada materi persamaan kuadrat, teknik analisis data menggunakan uji hipotesis. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pembelanjaan Open-Ended, data dianalisis dengan menggunakan kriteria N-Gain. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran pendekatan Open-Ended dapat diklasifikasikan untuk Pre-test kategori baik sekali 1 siswa, baik 3 siswa, cukup 3 siswa, kurang baik 3 siswa, dan gagal 12 siswa. Sedangkan untuk Post-test kategori baik sekali 6 siswa, baik 7 siswa, cukup 6 siswa, kurang baik 2 siswa, dan gagal 1 siswa. 2) Pendekatan Open-Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada materi persamaan kuadrat setelah diberikan perlakuan. 3) Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah diterapkan pendekatan Open-ended dengan nilai N-Gain yaitu 0,45 terdapat pada interpretasi sedang.
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Aljabar ditinjau dari Gaya Kognitif Nur Asriani Ega; Joko Suratno; Soleman Saidi
Jurnal Pendidikan Guru Matematika Vol 3, No 2 (2023): Mei
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jpgm.v3i2.6131

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Aljabar Ditinjau dari Gaya Kognitif Di MTs Alkhairaat Diakui Labuha. Pengumpulan data kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan teknik tes dan wawancara. Instrumen tes yang digunakan 2 butir soal tentang kemampuan berpikir kritis matematis yang telah divalidasi. Data kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang dikumpulkan dianalisis secara kualitatif dengan cara mereduksi data, penyajian data, triangulasi, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VIII C MTs Alkhairaat Diakui Labuha sebanyak 26 siswa, kemudian dipilih 6 siswa sebagai perwakilan subjek penelitian berdasarkan kategori gaya kognitif (strongly field dependent, slighty field dependent, strongly field independent, dan slighty field independent) untuk dilakukan wawancara sebagai bentuk triangulasi dan dilihat kepastian jawaban siswa. Hasil penelitiam menunjukkan bahwa berdasarkan gaya kognitif siswa diperoleh 3 subjek kemampuan berpikir kritisnya tingkat rendah dan 3 subjek kemampuan berpikir kritisnya tingkat tinggi. Kategori tingkat rendah tergolong bergaya kognitif FD yaitu tidak mampu memenuhi ke lima indikator yang ingin dicapai sedangkan kategori tingkat tinggi tergolong bergaya kognitif FI yaitu mampu memenuhi kelima indikator yang ingin dicapai walaupun masih salah dan kurang lengkap dalam penulisannya.