Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK GAYA AERODINAMIKA PADA BURUNG MERPATI (COLUMBA LIVIA) Dahrun, Melantika; Langoy, Marnix L. D.; Wahyudi, Lalu
PHARMACON Vol 8, No 3 (2019): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.8.2019.29392

Abstract

ABSTRACT Pigeon (Columba livia) is a type of bird which is nurtured and cultivated by human. Pigeon is one of the vertebrate aves group that has wings and feathers in which the majority of their activities are flying. Pigeon has unique advantages over other bird species which it has high ability to remember location and can also fly up to 65-80 km/hour. In one day, pigeon can fly as far as 965 km. The beautiful style of pigeon when flying allows it to fly quickly in aerodynamics. Based on the research background, we investigated the characteristics of aerodynamics of pigeons. The aim of this study was to determine the lift and thrust forces produced by pigeons during flying. The results of this study ware expected to be source of information on the biophysical aspects of aerodynamic forces of birds. As a result, body’s morphometric measurements among bird one, two, and three such as, The lift and thrust force of the first Pigeon (L= 16.71 N and F= 8.16 N), second dove (L= 6.21 N and F= 6.82 N) and third Pigeon (L= 9.18 N and F= 6.29 N). Keywords : Pigeon, Aerodynamic Force Characteristics, Morphomentrik.  ABSTRAK Burung merpati (Columba livia) merupakan jenis burung yang dipelihara dan dibudidayakan para penggemar burung. Burung merpati adalah salah satu kelompok aves bertulang belakang (vertebrata) yang mempunyai sayap dan bulu mayoritas aktivitasnya adalah terbang. Burung merpati ini mempunyai kelebihan-kelebihan unik dari pada jenis burung lainnya, yaitu burung merpati mempunyai kemampuan mengingat lokasi sangat baik serta burung ini juga mempu terbang hingga 65-80 km/jam, dalam satu hari burung merpati dapat terbang sejauh 965 km. Gaya burung merpati yang indah saat terbang memungkinkan mereka terbang dengan cepat secara aerodinamika. Berdasarkan latar belakang tersebut telah dilakukan penelitian tentang karakteritik gaya aerodinamika pada burung merpati . Dengan tujuan mengetahuai berapa gaya angkat dan gaya dorong yang dihasilkan burung merpati ketika terbang. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi pada aspek biofisika terhadap gaya aerodinamika pada burung. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengukuran Morfometrik tubuh burung merpati satu, dua, dan ketiga. Perhitungan gaya angkat dan gaya dorong pada burung merpati pertama (L= 16,71 N dan F= 8,16 N), burung ke dua (L= 6,21 N dan F= 6,82 N) dan burung ke tiga (L= 9,18 N dan F= 6,29 N) dapat dilihat bahwa adanya perbedaan gaya angkat dan gaya dorong burung merpati satu, dua, dan tiga. Kata kunci : Burung Merpati, Karakteristik Gaya Aerodinamika, Morfomentrik
Keanekaragaman Lamun di Pantai Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Manado Ngongira, Klion; Langoy, Marnix L. D.; Katili, Deidy Yulius; Maabuat, Pience V.
Jurnal MIPA Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.1.2014.3895

Abstract

Lamun adalah tumbuhan berbunga yang dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan laut dangkal. Penelitian ini dilaksanakan di pantai Tongkaina dengan menggunakan metode observasi lapangan pada purposive sampling dengan garis transek kuadrat. Analisis data meliputi perhitungan dengan rumus Krebs dan Fachrul, identifikasi jenis lamun dan penentuan indeks keanekaragaman menggunakan Shannon Wiener. Berdasarkan hasil penelitian terdapat tujuh jenis lamun yang ditemukan yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Holodule pinifolia dan Syringodium isoetifolium. Lamun Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii memiliki penyebaran terluas, karena ditemukan di seluruh transek pada lokasi penelitian. Jenis yang jarang dijumpai adalah Halophila ovalis dan Holodule pinifolia. Jumlah individu yang ditemukan adalah 2993 individu. Nilai indeks keanekaragaman di pesisir Pantai Molas memperlihatkan bahwa di wilayah ini keanekaragaman jenis lamun sedang bila dibandingkan dengan 13 lokasi lainnya di Indonesia.Sea grasses are flowering plants that can grow well in shallow marine environments. This research was conducted in Tongkaina Beach using field observation, with purposive sampling using line transect squares. Data analysis was performed using the formula of Krebs and Fachrul. Identification of sea grass and determination of diversity index is done using Shannon Wiener. Results obtained in this research showed that there are seven types of sea grasses, namely Enhalus acaroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Cymodecea rotundata, Cymodocea serrulata, Holodule pinifolia, and Syringodium isoetifolium. Enhalus acoroides and Thalassia hemprichii have wide distribution because they can be found in all transect line at research site. Species that are rarely found are Halophila ovalis and Holodule pinifolia. Number of individual found was 2993. Value of diversity index at Tongkaina Beach showed that this area has moderate sea grass diversity compared to other 13 locations in Indonesia.
Keanekaragaman Echinodermata di Pantai Basaan Satu Kecamatan Ratatotok Sulawesi Utara Budiman, Chika Christianti; Maabuat, Pience V.; Langoy, Marnix L. D.; Katili, Deidy Y.
Jurnal MIPA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.2.2014.5859

Abstract

Keanekaragaman fauna banyak ditemukan di ekosistem pesisir. Salah satu Filum yang memiliki daya tarik tersendiri di lingkungan pesisir yaitu Echinodermata. Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh, di Pantai Basaan Satu Kecamatan Ratatotok Sulawesi Utara belum pernah ada penelitian Echinodermata sebelumnya. Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Random Sampling dan metode kuadrat. Hasil Penelitian didapatkan 13 spesies Echinodermata yaitu kelas Asteroidea diwakili oleh Linckia laevigata, Protoreaster nodosus dan Nardoa tuberculata. Ophiomastix annulosa termasuk pada kelas Ophiuroidea. Kelas Echinoidea diwakili oleh Diadema setosum, Tripneustes gratilla, Echinometra mathaei, Echinothrix diadema dan Echinothrix calamaris. Kelas Holothuroidea  diwakili oleh Synapta maculata, Holothuria atra, Holothuria scabra dan Bohadschia marmmota. Indeks keanekaragaman Echinodermata sedang ditemukan pada habitat mangrove yaitu H'=1,21 dan habitat terumbu karang H'=1,97, sedangkan pada habitat padang lamun indeks keanekaragamannya rendah dengan H'=0,88.The animal diversity can be found in beach-side ecosystem. One of animal phylum wich has its own uniqueness is Echinoderms. According to the information and data, in Basaan Satu beach, Ratatotok district, North Sulawesi, there’s no research related to Echinoderms has been done there yet. Method used in sampling was Purposive Random Sampling and square method. In this research, 13 species of Echinoderms were found. They are Linckia laevigata, Protoreaster nodosus and Nardoa tuberculata from Asteroidea class. Ophiomastix annulosa from Ophiuroidea class. Diadema setosum, Tripneustes gratilla, Echinometra mathaei, Echinothrix diadema and Echinothrix calamaris from Echinoidea class. Synapta maculata, Holothuria atra, Holothuria scabra and Bohadschia marmmota from Holothuroidea class. Diversity index of Echinoderms in mangrove habitat and coral habitat are moderate (H'=1,21 and H'=1,97, respectively), while in seagrass habitat it is low (H'=0,88).
Biodiversitas Lamun (Seagrass) di Pesisir Kecamatan Pulutan Kabupaten Kepulauan Talaud Sebagai Database Keanekaragaman Hayati di Propinsi Sulawesi Utara Maabuat, Pience Veralyn; Kolondam, Beivy Jonathan; Langoy, Marnix L. D.; Loho, Jesica C. M.; Makagansa, Marbela
Kalwedo Sains (KASA) Vol 5 No 2 (2024): Kalwedo Sains (KASA), September 2024
Publisher : Program Studi Di Luar Kampus Utama Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/kasav5i2p83-90

Abstract

Lamun (Seagrass) merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang berbeda dengan alga (Seaweed). Ekosistem padang lamun memiliki fungsi penting di lingkungan perairan bagi biota yang hidup di laut. Ekosistem Padang Lamun berfungsi sebagai habitat bagi berbagai biota laut, termasuk ikan kecil, Moluska, dugong dan penyu. Lamun menjadi sumber makanan, menjadi tempat asuhan dan tempat berlindung, selain itu sebagai tempat sirkulasi nutrien Begitu juga dari segi manfaatnya secara ekonomis tinggi dengan dimanfaatan sebagai bahan obat tradisional sampai dijual dalam bentuk kerajinan tangan. Penelitian menyangkut ekosistem ini masih kurang memperoleh perhatian dibandingkan dengan ekosistem Mangrove dan Terumbu Karang, padahal secara fungsional penting dan saling berhubungan erat di pesisir. Selain itu informasi data masih kurang sehingga perlu dilakukan suatu penelitian untuk memperoleh informasi berupa data base keanekaragaman lamun di perairan Indonesia. Lamun tumbuh di Pantai Desa Pulutan Kabupaten Kepulauan Talaud, akan tetapi belum ada informasi tentang keberadaannya. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2024 pada saat surut terendah dengan menggunakan metode Purposive random sampling. Hasil penelitian menemukan tiga jenis lamun yaitu Thalassia hemprichii, Cymodocea serrulata dan Cymodocea rotundata. Indeks keanekaragaman diperoleh H’ = 0.99 dengan keanekaragaman rendah