Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN AMPHIBIA DI KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI Liando, Greace Kurniawati; Katili, Deidy Yulius; Wahyudi, Lalu
PHARMACON Vol 8, No 3 (2019): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.8.2019.29337

Abstract

Amphibia is a vertebrate animal that lives in two realms: water and land. Amphibia consists of three orders, namely Caecilia, Caudata and Anura. Most amphibians have limbs such as limbs and fingers. This research aims to determine the extent of amphibian diversity that exists at the University Sam Ratulagi Manado campus based on the value of Shannon-Wiener index. The study used purposive sampling methods conducted in September-November 2017. Based on the research results there are six types of amphibia found namely, Peltophryne Lemur, Phrynoidis asper, Ingerophrynus biporcatus, Bufo melanostictus, Bufo bankorensis, and Bufo Gargarizans. The most widely discovered amphibian is Phrynoidis asper and the fewest found is Bufo bankorensis. The diversity index of amphibians observed on the campus of Unsrat is included in the medium with the value of Indeks1,783.Keywords: Diversity, Amphibia.ABSTRAKAmphibia merupakan hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam yaitu air dan darat. Amphibia terdiri dari tiga ordo, yaitu Caecilia, Caudata dan Anura. Sebagian besar amphibia mempunyai anggota gerak seperti tungkai dan jari-jari. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat keanekaragaman amphibia yang ada di Kampus Universitas Sam Ratulagi Manado berdasarkan nilai indeks Shannon-Wiener. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang dilaksanakan pada bulan September-November 2017. Berdasarkan hasil penelitian terdapat enam jenis amphibia yang ditemukan yaitu, Peltophryne lemur, Phrynoidis asper, Ingerophrynus biporcatus, Bufo melanostictus, Bufo bankorensis, dan Bufo gargarizans. Amphibia yang paling banyak ditemukan adalah Phrynoidis asper dan yang paling sedikit ditemukan adalah Bufo bankorensis. Indeks keanekaragaman dari amphibia yang diamati terdapat di kampus Unsrat termasuk dalam kategori sedang dengan nilai indeks1,783.Kata kunci: Keanekaragaman, Amphibia.
Kebiasaan Makanan Ikan Gelodok (Periophthalmus sp.) di Kawasan Mangrove Pantai Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara (The Food Habit of Mudskipper Fish, Periophthalmus sp. in Mangrove Areas of Meras Beach, Bunaken District, Manado City, No Gosal, Lidyana Maya; Katili, Deidy Yulius; Singkoh, Marina FO; Tamanampo, Jan EWS
JURNAL BIOS LOGOS Vol 3, No 2 (2013): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.3.2.2013.4429

Abstract

AbstrakTelah dilakukan penelitian untuk mengamati kebiasaan makanan ikan gelodok di kawasan mangrove Pantai Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. Kebiasaan makanan ikan gelodok menyangkut jenis-jenis makanan, persentase nilai dari suatu jenis makanan dan nilai bagian terbesar dari komposisi makanannya. Metode yang digunakan di lapangan adalah metode random sampling dengan 30 individu ikan sebagai sampel. Identifikasi jenis-jenis makanan ikan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100x. Hasil analisis dengan menggunakan Indeks Bagian Terbesar didapatkan bahwa makanan utama adalah Crustacea, makanan pelengkap adalah zooplankton, fitoplankton, Polychaeta dan makanan tambahan adalah Hexapoda.Kata kunci : Ikan gelodok, kebiasaan makananAbstractA study to observe the food habit of mudskipper fish in mangrove areas of Meras Beach, Bunaken District, Manado City, and North Sulawesi was conducted. This feeding manner included food types, the percentage value of a particular food and the largest value of food composition. The random sampling method using 30 fish was applied in the site location. The food type of this fish was identified using a microscope with 100x magnification. Results of this research showed that the main food was crustacean, the complementary food was zooplankton, phytoplankton, Polychaeta, and the supplementary food was Hexapoda.Keywords : mudskipper fish, food habits
Aplikasi Teknologi Tepat Guna Dalam Pencegahan Banjir Dengan Pembuatan Lubang Resapan Biopori Bagi Para Ibu Di Kelurahan Pandu Kecamatan Bunaken Langoy, Marnix; Katili, Deidy Yulius; Umboh, Stella Deiby
JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia Vol 2, No 2 (2021): JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/jpai.2.2.2021.32339

Abstract

Salah satu akibat dari permasalahan jumlah penduduk di Kelurahan Pandu adalah buruknya sistem drainase yang dapat menyebabkan bencana banjir jika terjadi hujan. Di samping curah hujan yang tinggi, pengelolaan sampah perkotaan menjadi faktor pendorong terjadinya banjir akibat tersumbatnya sistem drainase. Salah satu upaya untuk mencegah banjir dan mengelola sampah organik adalah pembuatan lubang resapan biopori. Tujuan dan target khusus yang ingin dicapai pada kegiatan PKM ini adalah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan Masyarakat (Ibu-Ibu) Kelurahan Pandu dalam penggunaan lubang resapan biopori sebagai teknologi tepat guna untuk mencegah terjadinya banjir. Untuk mengatasi permasalahan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan lubang resapan biopori, digunakan metode penyuluhan dan pelatihan penggunaan lubang resapan biopori. Kegiatan PKM ini dilaksanakan selama 8 bulan. Sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan pretest dan postest, dan untuk melihat pemahaman peserta akan materi dilakukan evaluasi topik belajar. Dari 10 soal yang diberikan pada pretest ternyata pemahaman peserta akan materi masih kurang, ini ditandai dengan tidak adanya peserta yang memiliki nilai di atas 50. Prosentasi nilai tertinggi hanyalah pada pada interval 0-10 dengan 16 peserta (42,10%) dan yang terendah pada interval nilai 31-40 dengan 2 orang (5,26%). Pada hasil postest, pemahaman peserta akan materi meningkat pesat, hal ini terlihat dari jumlah peserta yang mendapatkan nilai di atas 50 bahkanpun sampai ada yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi di antara interval nilai 91-100 sebanyak 3 orang peserta (7,89%). Peserta terbanyak dengan nilai prosentase 28,98% sebanyak 11 orang terdapat pada interval nilai 71-80.
Keanekaragaman Lamun di Pantai Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Manado Ngongira, Klion; Langoy, Marnix L. D.; Katili, Deidy Yulius; Maabuat, Pience V.
Jurnal MIPA Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.1.2014.3895

Abstract

Lamun adalah tumbuhan berbunga yang dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan laut dangkal. Penelitian ini dilaksanakan di pantai Tongkaina dengan menggunakan metode observasi lapangan pada purposive sampling dengan garis transek kuadrat. Analisis data meliputi perhitungan dengan rumus Krebs dan Fachrul, identifikasi jenis lamun dan penentuan indeks keanekaragaman menggunakan Shannon Wiener. Berdasarkan hasil penelitian terdapat tujuh jenis lamun yang ditemukan yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Holodule pinifolia dan Syringodium isoetifolium. Lamun Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii memiliki penyebaran terluas, karena ditemukan di seluruh transek pada lokasi penelitian. Jenis yang jarang dijumpai adalah Halophila ovalis dan Holodule pinifolia. Jumlah individu yang ditemukan adalah 2993 individu. Nilai indeks keanekaragaman di pesisir Pantai Molas memperlihatkan bahwa di wilayah ini keanekaragaman jenis lamun sedang bila dibandingkan dengan 13 lokasi lainnya di Indonesia.Sea grasses are flowering plants that can grow well in shallow marine environments. This research was conducted in Tongkaina Beach using field observation, with purposive sampling using line transect squares. Data analysis was performed using the formula of Krebs and Fachrul. Identification of sea grass and determination of diversity index is done using Shannon Wiener. Results obtained in this research showed that there are seven types of sea grasses, namely Enhalus acaroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Cymodecea rotundata, Cymodocea serrulata, Holodule pinifolia, and Syringodium isoetifolium. Enhalus acoroides and Thalassia hemprichii have wide distribution because they can be found in all transect line at research site. Species that are rarely found are Halophila ovalis and Holodule pinifolia. Number of individual found was 2993. Value of diversity index at Tongkaina Beach showed that this area has moderate sea grass diversity compared to other 13 locations in Indonesia.
Seleksi Aktivitas Antibakteri dari Beberapa Gorgonia dari Perairan Manado Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Edwarsiella tarda Kandou, Febby Ester Fany; Maabuat, Pience Veralyn; Katili, Deidy Yulius
Jurnal MIPA Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jmuo.8.3.2019.26207

Abstract

Telah dilakukan penelitian dengan tujuan menguji aktivitas antibakteri dari beberapa Gorgonia yang berasal dari Perairan Pulau Bunaken Manado. Tahapan penelitian yaitu pengambilan sampel gorgonia pada lokasi Perairan Bunaken Manado dengan metode purposive sampling, identifikasi, ekstraksi dengan metode maserasi, peremajaan bakteri uji dengan metode goresan, pembuatan larutan Mc. Farland, pengujian aktivitas antibakteri dengan metode Kirby-Bauer. Bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Edwarsiella tarda. Hasil penelitian dari ke 9 sampel Gorgonia teridentifikasi 7 sampel Gorgonia yaitu Annella sp, Melithaea sp, Astrogorgia sp, Mopsella sp *cf, Siphonogorgia geodeffry *cf,  Gorgonia sp, dan Iciligorgia sp *cf serta 2 sampel yang belum teridentifikasi. Pengujian antibakteri didapatkan untuk bakteri uji Staphylococcus aureus, ada 4 sampel yang memiliki zona hambat dengan kategori sedang, 1 sampel dengan kategori kuat dan 4 sampel tidak memiliki zona hambat tetapi memiliki zona halo. Bakteri uji Escherichia coli, ada 5 sampel memiliki zona hambat dengan kategori sedang, 1 sampel dengan kategori kuat dan 3 sampel tidak memiliki zona hambat tetapi memiliki zona halo. Bakteri uji Edwarsiella tarda, ada 2 sampel memiliki zona hambat dengan kategori sedang, dan 7 sampel tidak memiliki zona hambat tetapi memiliki zona halo. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ke 9 sampel Gorgonian memiliki sifat bakterisida (membunuh bakteri) dan bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri)The aim of the research to examine the antibacterial activity of some Gorgonian from Bunaken Island Waters. The stages of the research are Gorgonian sampling, identification, extraction by maceration method, making Mc. Farland solution, and testing the antibacterial activity by the Kirby-Bauer method. The test bacteria used Staphylococcus aureus, Escherichia coli, and Edwarsiella tarda. The results of the nine Gorgonian samples were identified namely Annella sp, Melithaea sp, Astrogorgia sp, Mopsella sp *cf, Siphonogorgia geodeffry *cf, Gorgonia sp, and Iciligorgia sp and three unidentified samples. Antibacterial testing was obtained for the Staphylococcus aureus bacteria, there were four samples that had medium inhibitory categories, one sample with strong category and four samples did not have inhibitory zones but had a halo zone. Escherichia coli bacteria, there are five samples having inhibition zone with medium categories, one sample with strong category and three samples do not have inhibitory zone but have a halo zone. Edwarsiella tarda bacteria, there are two samples having inhibition zone with medium categories, and seven samples do not have inhibitory zone but have a halo zone. Based on the results of the study it can be concluded that the nine Gorgonian samples have bactericidal and bacteriostatic properties
PKM WKI Kelurahan Malalayang I Timur tentang Eksplorasi dan Bahaya Jamur Patogen pada Ikan Mujair yang Siap Dipasarkan dan Dikonsumsi Katili, Deidy Yulius; Umboh, Stella Deiby; Pontororing, Hanny H.
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/rtz2z185

Abstract

Tilapia fish is much sought after by the lower middle class. The increasing public interest in tilapia fish is not accompanied by an increase in tilapia fish production. Tilapia fish production is often hampered by attacks by pathogenic fungi on tilapia fish. This pathogenic fungus also attacks tilapia fish that are ready to be marketed to consumers. The specific aim and target to be achieved in this PKM activity is to increase the knowledge and skills of WKI (Women) in exploring pathogenic fungi of tilapia fish that are ready to be marketed and consumed. To overcome the problem of mothers' lack of knowledge about the dangers of pathogenic fungi for tilapia fish, counseling methods and exploration training will be used and the dangers of pathogenic fungi for tilapia fish on human health. Based on the results of the analysis of participants' answers, it can be seen that there is an increase in the value in each measured value interval. In this final test, there were no longer any participants below the 50 score interval, in fact there were 3 people who could reach the score up to the 91-100 interval. The results of the analysis of the evaluation of learning topics found that there were no participants who did not understand the material provided by the guide. There were 7 participants who understood the material provided very well.