Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Pendekatan Lean Manufacturing Dengan Value Stream Mapping (VSM) Dan Kaizen Pada Proses Produksi Tas Kulit Cyrilla Indri Parwati; I Wayan Adi Arsa; Imam Sodikin
Nusantara of Engineering (NOE) Vol 6 No 1 (2023): Volume 6 No 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/noe.v6i1.19906

Abstract

The production process is said to be efficient and effective if the process does not produce waste or waste, but in reality a company in carrying out its production process cannot be separated from waste. PT. Mandiri Jogja Internasional is an industry engaged in manufacturing, with production in the form of leather products, namely leather bags, leather shoes, leather wallets and others. In the process there is still waste as indicated by the large number of raw materials in the process of work scattered on the floor, there are still tools and materials that have not been considered by employees for storage, there is waiting time for sewing work, and there are old raw materials that have not been used. The existing waste must be minimized and eliminated so as not to harm the company. This study uses lean manufacturing with value stream mapping and kaizen to minimize waste and implement 5s. The results obtained by waste that often occur in the leather bag production process are overprocessing 3, transportation 1.8, waiting 1.5, defects 1.5, inventory 1, unnecesary 0.6 and overproduction 0. There are Non Value Added Activities (NVA) ) of the entire product manufacturing process is 157s from the analysis of the current state value stream mapping and value stream activity which has the largest percentage is value added with a percentage of 46%, while for non value added with a percentage of 29.10% and the smallest percentage is necessary but non-value added by 22.53%. Key word : Kaizen, Lean Manufacturing, Value Stream Mapping
PENERAPAN CELLULAR MANUFACTURING SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC SIMILARITY COEFICIENT UNTUK MEMINIMASI WAKTU SIKLUS DAN BIAYA MATERIAL HANDLING Imam Sodikin; Winarni Winarni; Ngakan Jacky Prasatya
Jurnal Teknologi Vol 1 No 1 (2008): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tata letak fasilitas produksi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan manufaktur, karena hubungannya sangat erat dengan material handling. Aktifitas material handling akan mempengaruhi waktu siklus suatu produk dan biaya produksi. Adanya faktor-faktor tersebut menjadikan persaingan manufaktur cenderung meningkat, di samping pemicu lain yaitu meningkatkan keinginan konsumen yang berubah-ubah. Akibat adanya perubahan kuantitas dan variasi produk, maka perlu strategi manufaktur untuk menghadapi tantangan dan untuk memenangkan pasar pada masa yang akan datang.Perusda Pabrik Logam Batur merupakan perusahaan manufaktur dengan tipe job shop. Tata letak fasilitas produksi pada perusahaan tersebut memerlukan pembenahan dikarenakan adanya perubahan kuantitas dan variasi produk. Adapun tata letak yang dimaksud adalah tata letak berdasarkan group technology. Cellular manufacturing system merupakan penerapan dari group technology yang mengelompokkan part yang akan dibuat berdasarkan kemiripan desain dan proses produksinya.Metode yang digunakan adalah Single Linkage Clustering (SLC), Complete Linkage Clustering (CLC) dan Average Linkage Clustering (ALC). Metode-metode tersebut digunakan untuk mengelompokan part dan mesin ke dalam sel manufaktur. Dengan adanya sel manufaktur diharapkan dapat mengurangi total jarak material handling sehingga waktu siklus dan biaya material handling dapat dikurangi.Metode yang terbaik yaitu Single Linkage Clustering (SLC) yang mengelompokan 10 mesin dan 17 part ke dalam 3 sel manufaktur. Sel I terdiri dari mesin 1, 10 dan part 5, 6, 7, 8, 3, 2, 4, 1, 12. Sel II teridiri dari mesin 2, 5, 6, 7, 8 dan part 14, 15, 16, 17. Sel III terdiri dari mesin 3, 9, 4 dan part 10, 11, 9, 13. Relay out berdasarkan pengelompokan di atas menghasilkan total pengurangan jarak material handling sebesar 71.48 meter/produk, pengurangan waktu siklus sebesar 1.51 menit/produk, dan pengurangan biaya material handling sebesar Rp. 829.983,03/30produk atau Rp 27.666,1/produk.
PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN PREVENTIF KOMPONEN ELEKTRIK DAN KOMPONEN MEKANIK YANG OPTIMAL PADA MESIN EXCAVATOR SERI PC 200-6 DENGAN PENDEKATAN MODEL JARDINE Imam Sodikin
Jurnal Teknologi Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Gunung Madu Plantations merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pertanian dengan hasil utamanya berupa gula. Peralatan produksi yang digunakan adalah alat-alat pertanian dan alat-alat bantu pertanian. Salah satu hal yang mendukung kelancaran kegiatan operasi adalah kesiapan mesin-mesin produksi dalam melaksanakan tugasnya, maka diperlukan suatu sistem perawatan yang baik. Perusahaan perlu meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja di dalam penggunaan alat-alat pertanian tersebut melalui perencanaan penjadualan perawatan agar mesin atau unit yang akan digunakan dapat beroperasi dengan baik, dan tidak mengalami gangguan kerusakan pada saat digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat kerusakan dari komponen elektrik dan mekanik alat berat excavator seri PC200-6, menghitung dan menganalisis nilai laju kerusakan komponen elektrik dan mekanik alat berat excavator seri PC200-6, menentukan waktu yang baik untuk tindakan preventive replacement, dan menentukan ekspektasi jadual interval waktu perawatan preventif yang optimal. Hasil yang diperoleh meliputi performansi komponen elektrik dan mekanik berbeda, yang tercermin dari rata-rata waktu antar kerusakan dan down timenya. Secara keseluruhan tingkat keandalan mengalami penurunan selama periode waktu operasi, sehingga laju kerusakan selama penggunaan masing-masing komponen mengalami peningkatan. Rata-rata interval waktu kerusakan komponen elektrik adalah 9,99 hari, sedangkan untuk komponen mekanik adalah 10,18 hari. Rata-rata down time komponen elektrik adalah 0,885 jam, sedangkan komponen mekanik adalah 1,98 jam. Rata-rata waktu perawatan preventif komponen elektrik adalah 0,86 jam, sedangkan komponen mekanik adalah 1,02 jam. Probabilitas banyaknya kerusakan komponen elektrik adalah 1,82 % s/d 34,92 %, sedangkan komponen mekanik adalah 2,27 % s/d 32,58 %. Nilai total down time komponen elektrik
ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DARI PRODUK SUSU SGM SEREAL BERAS MERAH DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KAPASITAS PRODUKSI, WAKTU KADALUWARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISKON Yuliastuti Ramadhani; Imam Sodikin
Jurnal Teknologi Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Inventory problem in manufacturing system can not be avoid. In food and drink industrial have need material inventory, because material inventory seriously to determined smooth. Production process, but much inventory will spent any cost. To avoid that need research to minimize purchasing cost with advantage discount factor much more material that ordered louse reach discount, will give effect amount saved so much and so long that will loused material that saved become expired, even it is increase total inventory cost. One of method which can be used to control the inventory is method EOQ. EOQ method incremental discount is order method that able to minimize total inventory cost based on discount level that ordered. This research aim to determine the amount of ordering and frequency of ordering raw material pursuant to capacity produce by considering factor discount and also expired time material. Based research result expired time influence at inventory system, material purchasing that that so much, it caused reach cutting price is discount in not usually giving profit, coused as much material that borght, purchase will much also material that expired, this is give effect, high total inventory cost.
ANALISIS PENENTUAN WAKTU PERAWATAN DAN JUMLAH PERSEDIAAN SUKU CADANG RANTAI GARU YANG OPTIMAL Imam Sodikin
Jurnal Teknologi Vol 3 No 1 (2010): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Madukismo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pertanian dengan hasil utamanya berupa gula. Salah satu hal yang mendukung kelancaran kegiatan operasi adalah kesiapan mesin-mesin produksi dalam melaksanakan tugasnya, maka diperlukan suatu sistem perawatan yang baik. Perusahaan perlu meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja di dalam penggunaan mesin produksi tersebut melalui perencanaan penjadwalan perawatan agar mesin atau unit yang akan digunakan dapat beroperasi dengan baik, dan tidak mengalami gangguan kerusakan pada saat digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilai laju kerusakan, parameter realiability, maintainability, availability, serta menganalisis tingkat kebutuhan jumlah spare-part yang optimal dengan pendekatan Spare-part requirement nomograph. Adanya upaya tersebut dimaksudkan agar dapat meningkatkan ketersediaan dan keandalan yang tinggi dengan memaksimalkan umur peralatan, serta pemeliharaan yang efektif. Hasil yang diperoleh meliputi tingkat keandalan mengalami penurunan selama periode waktu operasi, sehingga laju kerusakan komponen rantai garu (mata rantai) selama penggunaan mengalami peningkatan. Nilai MTBM komponen adalah 152,86 jam, nilai MTBF komponen adalah 314,71 jam, nilai Availability komponen antara 88,10 % hingga 90,10 %, nilai Reliability komponen yaitu 99,53 %, dan cenderung menurun dengan laju 0,00792 kerusakan per jam, dan jumlah suku cadang komponen yang harus disediakan pada Unit Mesin Penggiling Tebu minimal 30 unit. Kata kunci: Kehandalan, kemudahan perawatan, ketersediaan, waktu perawatan