Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Inovasi Proses

Pengambilan Zat Tanin dari Daun Alpukat (Persea americana Mill.) melalui Proses Ekstraksi dengan Pelarut Etanol(Variabel Suhu Ekstraksi) Lintang P. Hamboroputro; Murni Yuniwati
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 1 (2017): Maret 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai negara agraris tentu memiliki beraneka ragam bahan alam dengan senyawa kimianya yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu di bidang kimia organik bahan alam. Tanin merupakan salah satu senyawa kimia yang hanya dapat ditemukan dari bahan alam. Salah satu bahan alam tersebut adalah tanaman alpukat (Persea americana Mill.).Bersifat sebagai senyawa fenol, tanin secara kimia mempunyai aksi astringensia, antiseptik, dan pemberi warna. Sedangkan, secara biologis dapat berperan sebagai khelat logam. Untuk memperoleh senyawa tanin dari tanaman alpukat, khususnya dari daun alpukat, dilakukan proses ekstraksi 10 gram daun alpukat yang sudah dikeringkan dan dihaluskan dengan pelarut etanol 96% sebanyak 200 mL dalam labu leher tiga, dengan kecepatan pengadukan 500 rpm, dan dengan menggunakan pemanas water bath. Suhu pemanasan yang digunakan divariasikan. Setiap selang waktu tertentu, hasil ekstraksi dianalisa untuk mengetahui kadarnya dengan metode Folin-Ciocalteu. Pada penelitian ini diperoleh kadar tanin terekstrak terbesar pada suhu 65oC sebesar 4,515116279% dengan nilai koefisien transfer massa 0,0037427331/menit.
PENGAMBILAN ZAT TANIN DARI DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) MELALUI PROSES EKSTRAKSI DENGAN PELARUT ETANOL (Variabel Kecepatan Pengadukan) Maria Dian Putri Maharia; Murni Yuniwati
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri di Indonesia saat ini sangat gencar dalam penggunaan bahan-bahan alam untuk dijadikan bahan baku industri misalnya pewarna kain dan obat. Bahan-bahan alam ini dapat diperoleh dari berbagai tanaman. Tanaman alpukat adalah salah satu jenis tanaman penting dan banyak dijumpai di Indonesia. Tanaman ini memiliki kandungan senyawa kimia yang cukup banyak. Salah satunya adalah senyawa tanin. Tanin merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan yang bersifat fenol mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Tanin ditemukan hampir di setiap bagian tanaman. Tanin dapat diaplikasikan sebagai antiseptik, pewarna, penyamak kulit, dan penghilang khlor. Pengambilan senyawa tanin dari daun alpukat dilakukan menggunakan metode ekstraksi. Ekstraksi tanin dari daun alpukat (Persea americana Mill.) pada penelitian ini dilakukan menggunakan pelarut etanol. Prosedur ekstraksi diawali dengan persiapan bahan dan merangkai alat. Selanjutnya 10 gram bahan dan 200 mL etanol 96% dimasukkan dalam labu leher tiga, kemudian dipanaskan pada temperatur 650C dengan kecepatan pengadukan yang divariasikan. Proses dilakukan selama 300 menit. Analisis hasil dilakukan setiap selang waktu 30 menit dengan metode Folin-Ciocalteu. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh persentase (%) tanin terekstrak terbesar pada kecepatan pengadukan 500 rpm adalah 4,515116279%. Nilai koefisien transfer terbesar adalah pada kecepatan pengadukan 400 rpm dengan nilai sebesar 0,008323048/menit.
PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN PERBANDINGAN BAHAN TERHADAP KUAT TARIK PADA PROSES PEMBUATAN PLASTIK DARI GANAS (GADUNG DAN SERAT DAUN NANAS) Selvina Wahyu Kristanti; Murni Yuniwati
Jurnal Inovasi Proses Vol. 2 No. 2 (2017): September 2017
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastik merupakan senyawa sintetis yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai keperluan manusia, mulai dari keperluan rumah tangga hingga industri. Namun, terlepas dari manfaatnya yang banyak, plastik konvensionan dapat menimbulkan berbagai masalah mulai dari keamanan produk bagi kesehatan hingga masalah limbah. Seharusnya dilakukan antisipasi dengan berbagai upaya untuk menanggulangi permasalah yang timbul. Salah satunya dengan menggantikan penggunaan plastik konvensional dengan plastik biodegradable yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Plastik biodegradable memiliki kegunaan dan fungsi yang sama dengan plastik konvensional. Namun, sifat plastik biodegradable lebih aman bagi kesehatan dan dapat terurai sehingga tidak menimbulkan penumpukan limbah. Plastik biodegradable dapat dibuat dari produk pertanian seperti sellulosa dan pati. Sebelumnya, plastik biodegradable telah dibuat dari berbagai sumber yang berbeda namun kekuatan plastik yang dihasilkan masih kurang. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam pembuatan plastik biodegradable. Plastik Biodegradable dalam penelitian ini dibuat dari pati umbi gadung, dengan gliserin serta serat daun nanas. Penelitian dilakukan dengan menggunakan variabel kecepatan pengadukan dan perbandingan massa bahan (pati umbi gadung : serat daun nanas) untuk mengetahui kondisi optimal agar dapat dihasilkan plastik biodegradable dengan kualitas yang baik. Tahapan dalam proses pembuatannya meliputi preparasi bahan (pembuatan tepung umbi gadung, dan pengambilan serat daun nanas), pencampuran dan pemanasan bahan, pencetakan serta pengeringan plastik. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan suhu proses 80 OC, waktu proses 90 menit, volume pelarut asan asetat 1% 50 mL, volume aquades 50 mL, volume gliserin sebagai plastilizer 3 mL, diperoleh kondisi optimal untuk mendapatkan kuat tarik terbesar dengan menggunakan kecepatan pengadukan 300 rpm dan perbandingan massa bahan 10:1 (pati umbi gadung : serat daun nanas) yaitu didapat kuat tarik sebesar 3,8708 MPa.
PEMANFAATAN KULIT JAGUNG DAN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays) SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN KERTAS SENI DENGAN PENAMBAHAN NATRIUM HIDROKSIDA (NaOH) (Variabel Konsentrasi NaOH dengan Waktu Pemasakan) Rahmat Fikri; Murni Yuniwati
Jurnal Inovasi Proses Vol. 7 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : JURNAL INOVASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34151/jip.v7i2.4226

Abstract

Limbah kulit dan tonkol jagung banyak dijumpai setelah paska panen dan hanya dibuang oleh masyarakat, akan menyebabkan pencemaran lingkungan jika tidak ditangani. Limbah kulit dan tongkol jagung merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kertas seni, yang memiliki kandungan selulosa tinggi. Kertas seni dalam penelitian ini dibuat dari kulit jagung dan tongkol jagung. Penelitian ini dilakukan Laboratorium Proses Kimia Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunakan variable konsentrasi NaOH dan waktu pemasakan. Proses pembuatan kertas seni diawali dengan pencucian, pemotongan, serta pengeringan kulit dan tongkol jagung. Pencucian berfungsi membersihkan kotoran yang menempel pada kulit dan tongkol jagung. Pemotongan berfungsi mempermudah proses pemasakan. Pengeringan berfungsi agar kandungan air dalam kulit dan tongkol jagung semakin rendah. Pemasakan dilakukan dengan menggunkan larutan NaOH konsentrasi yang ditentukan. Setelah itu dicuci, menggunakan aquadest sampai pH netral. Penggilingan pulp (blender) dengan penambahan lem PVAc dan garam (NaCl), kemudian dilakukan pencetakan dan pengeringan kertas dibawah sinar matahari. Setelah kertas kering kemudian dianalisis untuk mengetahui kuat sobek, kuat tarik dari kertas seni berbahan dasar kulit dan tongkol jagung dengan penambahan NaOH. Berdasarkan penelitian diperoleh kondisi proses yang terbaik dengan menggunakan konsentrasi NaOH 4% dan waktu pemasakan 80 menit. Dengan kondisi proses tersebut diperoleh kadar alfa selulosa 83,33%, kuat sobek 6,36 mN, dan kuat tarik 5,73 MPa.