Luhut Sihombing
Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

INTEGRASI PASAR TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PERDESAAN ASAHAN DENGAN PASAR NASIONAL Martin ML Pasaribu; Luhut Sihombing; Thomson Sebayang
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 2, No 5 (2013): Vol 2 No. 5 Mei 2013
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.587 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan elastisitas transmisi harga tandan buah segar (TBS) Kelapa Sawit di perdesaan kabupaten Asahan khususnya kecamatan Bandar Pasir Mandoge dengan harga nasional dan menjelaskan integrasi pasar tandan buah segar (TBS) Kelapa Sawit antara perdesaan kabupaten Asahan dengan pasar nasional. Metode penentuan subjek penelitian ditentukan secara insidental sampling dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 24 KK yang terdapat di lima desa yaitu desa B.P Mandoge, desa Huta Padang, desa Gotting Sidodadi, desa Silau Jawa, desa Suka Makmur. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis elastisitas transmisi harga dan integrasi pasar. Hasil penelitian menjelaskan bahwa dari  lima desa yang diteliti,  hanya desa Bandar Pasir Mandoge saja  yang elastisitas transmisi harganya >1. Artinya produsen (petani) mendapat keuntungan yang lebih besar dari perubahan harga. Di lain pihak  yaitu Desa Gotting Sidodadi, Desa Huta Padang, Desa Silau Jawa dan Desa Suka Makmur  elastisitas trasmisi harga < 1. Artinya kurang mendapat keuntungan dari perubahan harga. Integrasi pasar vertikal tandan buah segar kelapa sawit relatif sudah kuat di seluruh pasar Kecamatan Bandar Pasir Mandoge. Untuk Integrasi pasar dalam jangka pendek terjadi hanya di beberapa desa. Hal ini ditunjukkan dari index of market connection (IMC) > 1 yang menjelaskan bahwa pasar nasional tidak terintegrasi jangka pendek secara keseluruhan dengan pasar lokal. Untuk integrasi jangka panjang setiap desa dengan pasar nasional memiliki integrasi. Kata Kunci  :Integrasi Pasar,Elastisitas Harga, Kelapa Sawit
ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) Monika M.S. Hutagalung; Luhut Sihombing; Thomson Sebayang
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 2, No 5 (2013): Vol 2 No. 5 Mei 2013
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.448 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh input produksi (bibit, tenaga kerja, mulsa plastik, pupuk, dan pestisida) terhadap produktivitas cabai dan efisiensi teknis produksi usahatani cabai di daerah penelitian. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah random sampling, dimana populasi petani cabai sebanyak 192 orang dengan jumlah sampel petani cabai sebanyak 66 orang. Analisis data yang digunakan adalah metode Cobb Douglass , analisis koefisien beta dan metode perbandingan produksi aktual dan potensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan input produksi (bibit, tenaga kerja, mulsa plastik, pupuk dan pestisida)  berpengaruh nyata secara serempak terhadap produktivitas cabai. Secara parsial penggunaan input produksi bibit dan mulsa plastik berpengaruh nyata dan tenaga kerja, pupuk dan pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas cabai. Bibit merupakan input produksi yang paling besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Efisiensi teknis cabai di Kelurahan Tiga Runggu sebesar 0,57 dan tergolong tidak efisien karena ET<1. Kata Kunci      : efisiensi teknis, produktivitas, cabai
ANALISIS PERMINTAAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM L) DI KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA Nia Novalita Purba; Kelin Tarigan; Luhut Sihombing
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 2, No 8 (2013): Vol 2 No 8 Agustus 2013
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.763 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis permintaan bawang merah di daerah penelitian, menganalisis faktor pendapatan, menganalisis faktor harga, menganalisis faktor jumlah tanggungan yang mempengaruhi permintaan bawang merah dan menganalisis elastisitas permintaan bawang merah di daerah penelitian. Lokasi penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra perdagangan terbesar dan sebagai jalur lintas pemasaran komoditi pertanian yang ada di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel konsumen digunakan dengan metode penelusuran (Accidental) yakni konsumen yang sedang membeli Bawang Merah dan besar sampel ditentukan dengan rumus Slovin, sehingga sampel diperoleh sebanyak 101 orang. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi  digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda dengan alat bantu SPSS.  Untuk menganalisis koefisien elastisitas permintaan bawang merah  digunakan adalah Analisis Regresi Logaritma Natural (LN) dengan alat bantu SPSS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa permintaan bawang merah di Kota Medan dipengaruhi oleh  pendapatan, harga bawang merah dan jumlah tanggungan keluarga penduduk (rumah tangga). Berdasarkan hasil pengujian (uji beta) yang dilakukan, faktor yang paling dominan terbesar mempengaruhi permintaan bawang merah adalah pendapatan dan yang paling dominan terendah mempengaruhi adalah jumlah tanggungan. Pengaruh perubahan pendapatan terhadap  permintaan bawang merah sebesar 1,76 satuan yang berarti bersifat elastis. Artinya perubahan pendapatan sebesar 1% akan  memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih besar dari 1%. Pengaruh perubahan harga terhadap  permintaan bawang merah sebesar sebesar 0,58 satuan yang berarti bersifat inelastis. Artinya dimana perubahan harga sebesar 1% akan  memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih kecil dari 1%. Pengaruh perubahan jumlah tanggungan terhadap  permintaan bawang merah sebesar 1,19 satuan yang berarti bersifat elastis. Artinya perubahan jumlah tanggungan sebesar 1% akan  memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih kecil dari 1%. Kata Kunci : Permintaan, Bawang Merah, Elastisitas
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP SISTEM PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) Tasnim Ahsanu Amala; Diana Chalil; Luhut Sihombing
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 2, No 11 (2013): Vol 2 No 11 November 2013
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.293 KB)

Abstract

ABSTRAK Sejak tahun 2001, Pemerintah Indonesia telah mensosialisasikan pertanian organik. Dengan program “Go Organic 2010” ditargetkan pada tahun 2010 dapat terealisasikan berbagai hal seperti: pengembangan produksi dan distribusi pupuk organik, mengalokasikan dana pembinaan dan alokasi subsidi pupuk organik, mengalokasikan dana pengadaan sarana dan membangun fasilitas pendukung yang dibutuhkan, sistem distribusi pupuk organik secara pabrikan serta adanya program-program pelatihan tentang manfaat penggunaan pupuk organik melalui demplot dan kelompok tani. Namun kenyataannya sampai dengan tahun 2010 masih sangat sedikit petani padi yang menerapkan pertanian organik. Untuk menganalisis hal tersebut dilakukan penelitian di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Data dikumpulkan dari 40 petani yang ditentukan secara Cluster Propotional Sampling. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif dan dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat adopsi petani terhadap sistem pertanian padi organik dikatakan tinggi. Faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan tingkat adopsi petani terhadap sistem pertanian padi organik adalah keuntungan relatif, kesesuaian, kerumitan, kemungkinan dicoba, kemungkinan diamati, pengalaman bertani, tingkat kosmopolitan, tingkat partisipasi, saluran antarpribadi. Kata kunci: tingkat adopsi, faktor yang berhubungan, padi organik
ANALISIS TINGKAT PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT BERDASARKAN SKALA USAHA MINIMUM (Studi Kasus: Desa Naman Jahe, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat) Murni Artha Christy Tampubolon; Tavi Supriana; Luhut Sihombing
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 3, No 4 (2014): Vol 3 No. 4 April 2014
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.921 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui berapa produksi dan produktivitas perkebunan karet rakyat di daerah penelitian, (2) Untuk menganalisis berapa pendapatan petani perkebunan karet rakyat per hektar di daerah penelitian, (3) Untuk menganalisis berapa skala usaha minimum untuk memenuhi skala efisien dan kebutuhan hidup petani perkebunan karet rakyat. Penentuan daerah penelitian  dilakukan secara purposive dengan jumlah sampel 50 petani yang dihitung menggunakan rumus slovin. Pengujian hipotesis menggunakan metode (1) metode deskriptif yaitu dengan menjelaskan bagaimana produksi karet di daerah penelitian, (2) besar pendapatan yang dicari dengan rumus pengurangan dari penerimaan dengan biaya total, (3) metode analisis skala ekonomi dengan menggunakan pendekatan analisis Minimum Efficient Scale (MES). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa (1) produksi dan produktivitas perkebunan karet rakyat di desa Naman Jahe, Kec.Salapian, Kab.Langkat Sumatera Utara untuk untuk skala  (≤ 1) ha produksinya 78.055 kg/tahun, produktivitas 2.054,07 kg/ha/tahun dan untuk skala (> 1) ha produksinya 22.127 kg/tahun, produktivitas 2.011,54 kg/ha/tahun.  (2) Pendapatan petani untuk skala (≤ 1) ha Rp 6.208.400/ha/tahun dan untuk skala (> 1) ha Rp 5.715.800/ha/tahun, (3) Skala usaha minimum untuk perkebunan karet rakyat berada pada skala usaha 1 ha, dimana petani akan mengeluarkan biaya rata-rata yang lebih efisien dengan hasil produksi yang  banyak dan memberikan pendapatan yang menguntungkan kepada petani.   Kata kunci : karet, produksi, analisis pendapatan, analisis Minimum Efficient Scale.