Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

SENDRATARI RAMAYANA TINJAUAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT EFITA ELVANDARI
Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang PROSIDING DOSEN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG EDISI 9
Publisher : Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSendratari Ramayana: Tinjauan Sosial Budaya Masyarakat.Sendratari Ramayana merupakan bentuk pertunjukan drama tari Jawa yang tidak menggunakan dialog. Dialog dalam pertunjukan sendratari diganti dengan gerak- gerak gestikulasi atau gerak maknawi, terutama dengan sikap-sikap, gerak tangan, dan kepala. Gerak gestikulasi atau gerak maknawi adalah gerak-gerak yang secara visual memiliki makna atau maksud tertentu yang bisa dimengerti dan dipahami oleh orang yang melihatnya. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek sosial budaya sendratari Ramayana dalam masyarakatpenikmatnya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifkualitatif dengan pendekatan kultural, yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan aspek-aspek sosial budaya dalam sendratari Ramayana. Dalam pembahasannya akan dipergunakan konsep Raymond William tentang elemen-elemen sosiologi budaya yang meliputi lembaga budaya, isi budaya, dan efek budaya darikeberadaan sendratari Ramayana. Lembaga budaya membahas tentangi penghasil produk budaya, pengontrol produk budaya, dan bagaimana kontrol itu dilakukan; isi budaya membahas tentang apa yang dihasilkan dan simbol apa yang terdapat dalam suatu hasil dari produk budaya tersebut; efek budaya, membahas tentang konsekuensi atau tujuan dan manfaat yang diharapkan dari suatu proses budaya dalam masyarakat penghasil produk budaya.Kata kunci: sendratari ramayana, sosial budaya, masyarakat
Berjiwa Seni Melalui Olah Tubuh Sehat Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Di SMA Negeri 4 OKU Treny Hera; Nurdin Nurdin; Efita Elvandari; Naomi Diah Budi Setyaningrum; Rio Eka Putra; Deria Sepdwiko; Rully Rochayati; Auzy Madona Adoma
Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan Vol 5, No 1 (2022): Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/dedikasi.v5i1.6081

Abstract

Kegitan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) adalah salah satu tugas pokok di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas PGRI Palembang. Capaian kegiatan PkM yang dilakukan adalah guru dan siswa khususnya di SMA Negeri 4 OKU agar mampu menguasai gerak sehat melalui seni “Zapin Corona”. Pendidikan kesenian khususnya seni memiliki banyak potensi dan peran dalam menghadapi pandemi Covid-19 terutama untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan yang meangkibatkan sesorang bisa stress. Melalui seni jiwa kita bisa mengungkapkan potensi seni sehingga daya ekspresi bisa menimbulkan relaksasi bagi kita yang telah mengalami kejenuhan di rumah saja. Melaui olah tubuh seni jiwa menjadi sehat dan pikiran menjadi terhibur sehingga kecemasan terhadap pandemi bisa berkurang. Seni merupakan sesuatu yang menarik untuk diapresiasi. Peran seni dapat mendalam pada pikiran dan tubuh. kesenian memiliki dampak secara aktif menjadi kreatif. Kegiatan PkM merupakan kegiatan melatih guru dan siswa menari tari Zapin Corona melalui workshop berjiwa seni melalui olah tubuh sehat dalam menghadapi pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4 OKU Sumatera Selatan
PERTUNJUKAN SENDRATARI RAMAYANA: ANTARA TONTONAN DAN TUNTUNAN Efita Elvandari
Jurnal Sitakara Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v1i1.706

Abstract

ABSTRAKSendratari Ramayana merupakan bentuk pertunjukan drama tari Jawa yang tidak menggunakan dialog. Dialog dalam pertunjukan sendratari diganti dengan gerak-gerak gestikulasi atau gerak maknawi, terutama dengan sikap-sikap, gerak tangan, dan kepala. Gerak gestikulasi atau gerak maknawi adalah gerak-gerak yang secara visual memiliki makna atau maksud tertentu yang bisa dimengerti dan dipahami oleh orang yang melihatnya. Kajian ini bertujuan untuk memahami  pertunjukan  sendratari Ramayana yang dipandang sebagai tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat penikmatnya (penonton), dalam kajian ini akan mengambil objek pertunjukan sendratari Ramayana di Candi Prambanan Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan kultural, yaitu bertujuan untuk memahami  pertunjukan sendratari Ramayana yang dipandang sebagai tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat penikmatnya (penonton). Dalam pembahasannya akan dipergunakan teori-teori dan pernyataan-pernyataan dari para ahli yang dapat memperkuat pembahasan kajian ini berkaitan dengan pertunjukan sendratari Ramayana sebagai tontonan dan tuntunan bagi masyarakat penikmatnya (penonton).Kata kunci: Sendratari Ramayana, tontonan dan tuntunan
TARI GAJAH MENUNGGANG DALAM PERSPEKTIF SOSIO-KULTURAL MASYARAKAT SUKU SAWANG BELITUNG Efita Elvandari
Jurnal Sitakara Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v2i2.1189

Abstract

ABSTRAKSuku Sawang adalah suku asli pulau Belitung, dimana mereka adalah orang-orang nomaden yang hidup di atas perahu dan mengembara di kawasan perairan di wilayah Bangka terutama Belitung. Mereka biasanya hidup dalam kelompok kecil dimana satu perahu ditempati oleh satu keluarga terdiri dari 5-6 orang anggota keluarga. Masyarakat suku Sawang, merupakan  pelaut, perenang, dan penyelam yang handal yang membuat perahunya sendiri serta melengkapinya dengan alat-alat menangkap ikan sederhana seperti panah, tombak, pancing, jala. Mereka mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dari laut, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk ditukar dengan kebutuhan lain (sembako) (Salim Y.A.H. dalam Renaldhi, 2012:32). Sebagai “orang laut”, begitulah suku ini dikenal, suku Sawang mempunyai kedekatan dengan alam laut tempat mereka menyandarkan kehidupannya, mereka mengenal adanya mitos Gaja Mina, sebagai bentuk legitimasi hubungan antara suku Sawang dengan laut itu sendiri. Dari mitos Gaja Mina ini terbentuklah tari Gajah Menunggang, yang merupakan salah satu tari tradisi suku Sawang, sebagai bentuk ekspresi mereka yang berbudaya maritim. Berdasarkan budaya maritim yang dianut oleh suku Sawang, tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tari Gajah Menunggang dari perspektif sosio-kultural masyarakatnya (suku Sawang), dengan menggunakan teori Raymond Williams yang menganalisis sosio-kultural masyarakat dari sisi lembaga budaya, isi budaya dan efek budaya (masyarakatnya).Kata kunci: Tari Gajah Menunggang, Sosio-Kultural, Suku Sawang
PENERAPAN KONSEP HASTHA SAWANDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MENARI Efita Elvandari
Jurnal Sitakara Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v2i1.866

Abstract

AbstrakHastha Sawanda adalah delapan unsur dalam bidang seni tari yang merupakan syarat mutlak untuk diperhatikan oleh seorang penari. Dalam ensiklopedi Tari  Indonesia dijelaskan bahwa Hastha Sawanda adalah istilah dalam seni tari Jawa (Surakarta), terdiri atas kata Hastha yang berarti delapan  dan Sawanda yang berarti unsur. Hastha Sawanda terdiri dari (a) pacak, (b) pancat, (c) ulat, (d) wiled, (e) luwes, (f) lulut, (g) wirama, dan (h) gendhing. (Depdikbud Jakarta, 1985: 4)  Konsep Hastha Sawanda pertama kali muncul pada tahun 1950 dalam sarasehan tari yang dihadiri oleh dewan ahli tari Himpunan Budaya Surakarta. Dalam sarasehan tari yang diikuti oleh dewan ahli di organisasi kesenian tersebut, diduga oleh S. Ngaliman bahwa konsep Hastha Sawanda yang telah dikemukakan adalah konsep R.T. Koesumokesowo, karena ia paling banyak menjelaskan tentang Hastha Sawanda, bahkan menurut Ny. Sri Sutjiati Djoko Suhardjo, yang merupakan penari dan tokoh tari gaya Surakarta juga menyatakan bahwa pencetus konsep Hastha Sawanda adalah R.T. Koesumokesowo (mertuanya), mengingat yang menjelaskan pengertian Hastha Sawanda secara rinci kepadanya adalah R.T. Koesumokesowo. Kajian  ini bertujuan untuk menguraikan penerapan konsep Hastha Sawanda yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kemampuan (seseorang) dalam menari.Kata kunci: konsep Hastha Sawanda, kemampuan menari
DESAIN ATAS (AIR DESIGN) DALAM DIMENSI ESTETIK PERTUNJUKAN KARYA TARI Efita Elvandari
Jurnal Sitakara Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v3i1.1531

Abstract

ABSTRAK             Tari sebagai sebuah produk karya seni, apapun jenis dan bentuknya tentunya akan mengandung suatu nilai keindahan. Nilai keindahan ini seyogyanya dihadirkan dalam setiap penampilan karya tari, sehingga tidak ada kesan bahwa sajian sebuah karya tari bukan hanya sekedar bentuk rangkaian gerak tubuh semata. Salah satu hal yang membuat penikmat tari dapat merasakan keindahan sebuah gerak tari adalah ketika pelakunya (penari) mampu menarikan dengan kekuatan, kelenturan, keseimbangan, dan koordinasi yang sempurna sehingga rasa gerak yang dilakukan dapat dirasakan oleh penonton. Esensi dan makna gerak menjadi jiwa dunia tari dan manusianya, sehingga segala hal yang berkaitan dengan gerak (tari) menjadi faktor penentu berhasilnya sebuah karya tari dalam berkomunikasi dengan penontonnya. Kajian ini bertujuan untuk membahas penggunaan desain atas (air design), sebagai salah satu penambah nilai estetik  dalam sebuah pertunjukan karya tari; melalui desain-desain ini penari dapat menonjolkan watak/karakter tertentu serta dapat membangkitkan suatu perasaan emosional tertentu bagi penontonnya. Dalam pembahasannya digunakan konsep La Meri mengenai jenis-jenis desain atas (air design) dan sifat-sifatnya. Kata kunci: desain atas, dimensi estetik, pertunjukan karya tari
ICE BREAKER GAMES: MENCIPTAKAN MOTIVASI BELAJAR SENI BUDAYA DI SMA NEGERI 1 SUMBER JAYA LAMPUNG BARAT Hera, Treny; Nurdin; Rully Rochayati; Deria Sepdwiko; Efita Elvandari; Rio Eka Putra; Auzi Madona Adoma; Nofroza Yelli
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2023): Mei
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppm.v6i2.4819

Abstract

Ice Breaker Games: Menciptakan Motivasi Belajar Seni Budaya Di SMA Negeri 1 Sumber  Jaya Lampung Barat” merupakan salah satu tridarma dosen untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, merealisasikan program kerja Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas PGRI Palembang, memberikan kumpulan permainan penggugah semangat belajar siswa melalui pemanfaatan ice breaking sebagai permainan edukasi dalam mengadakan keterampilan memberi penguatan, dan memberikan pengalaman kepada siswa sebagai Ice breaker gamer dalam system pembelajaran masa kini. Kegiatan ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat. Hasil kegiatan PKM menunjukkan bahwa pemateri terampil dalam memberi penguatan kepada peserta dan mampu mengubah suasana kebekuan dalam kelompok PkM melalui ice breaking games untuk pembelajaran seni budaya di sekolah menengah atas.  Keberhasilan strategi pendahuluan pada pembelajaran ditunjukkan pada meningkatnya motivasi dan peserta kompak dapat mengikuti Ice Breaking Games dalam pola Bunga Rampai, Pengamatan, dan Kursi Goyang dengan sangat antusias sehingga suasana PkM berjalan dengan sangat kondusif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui Ice Breaker Games Dapat Menciptakan Motivasi Belajar Seni Budaya Di SMA Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat.
Bentuk Tari Anak Tengah Di Sanggar Seni Tuah Merindu Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten Oku Selatan Rani Rahma Dewi; Hasan; Efita Elvandari
Misterius : Publikasi Ilmu Seni dan Desain Komunikasi Visual. Vol. 1 No. 2 (2024): Juni : Misterius : Publikasi Ilmu Seni dan Desain Komunikasi Visual
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/misterius.v1i2.179

Abstract

This research aims to find out and describe the dance forms of middle children in the Tuah Merindu art studio, PulauBeringin District, South OKU Regency. The method used in this research is a qualitative descriptive method discussing the dance forms of middle children. This research uses primary data sources and secondary data sources. The data collection techniques used are observation techniques, interview techniques and documentation techniques. The results of this research, the middle child dance was created in 2019 which has the meaning "nak iduptareknyawe" where middle children are required to be tougher and tougher in living life. Over time, this dance is carried out with the aim of preserving and maintaining regional traditional dances that have been passed down from generation to generation so that they are known to the outside community and are not lost over time. The forms in the middle child's dance at the Tuah Merindu art studio, PulauBeringin District, South OKU Regency have elements, namely 1). Theme, 2). Motion, 3). Dancer, 4), Property, 5). Music, 6). Makeup 7). Clothing, 8). Floor Patterns, 9). Expression/Pattern, 10). Storyline, 11). Dramatic Plot, 12). Settings, 13). Stage, 14). Lighting.
Pengaruh Metode Tutor Sebaya Pada Pembelajarn Tari Begambo di SMA Negeri 2 Babat Toman Zaina Fitriyani; Efita Elvandari; Hasan Hasan
Imajinasi : Jurnal Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi Vol. 1 No. 2 (2024): Juni : Imajinasi : Jurnal Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi
Publisher : Asosiasi Seni Desain dan Komunikasi Visual Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/imajinasi.v1i2.166

Abstract

This research aims to find out whether the peer tutoring learning method influences the learning outcomes of begambo dance. This method is used in experimental research methods (one group pretest and posttest design). The subjects of this research were students in class X E 5 of SMA Negeri 2 Babat Toman. The samples were taken based on the criteria used by the researcher, so the samples were taken using a purposive sampling technique and obtained class X E 5 experimental classes. The data analysis used is the t-test, data collection using observation techniques, the work test is the implementation of the pretest and posttest and the supporting data collection is documentation. Based on data analysis, the research results show that the students' scores on the posttest are greater than the students' scores on the pretest. H_(0) is accepted if t_(count)≤t_tabel while t_(count) is 3.19 and t_tabel 1.98. So it can be said that there is an influence of the use of the peer tutoring method on Begambo dance learning at SMA Negeri 2 Babat Toman with the hypothesis testing criteria Hadi Accepted and H0 is rejected. This shows that there is an influence of the peer tutoring method on the value of learning outcomes of begambo dance in class X E 5 SMA Negeri 2 Babat Toman.
Penerapan Metode Resitasi dalam Pembelajaran Tari Zapin Anvaya pada Kegiatan Ekstrakurikuler di Sanggar Xavitri SMP Xaverius 3 Palembang: Penelitian Salsabilla Anggia; Efita Elvandari; Dedy Firmansyah
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.1455

Abstract

This study discusses the use of the recitation method in learning Zapin Anvaya dance in extracurricular activities at SMP Xaverius 3 Palembang. The recitation method learning model used in learning Zapin Anvaya dance is the main focus of this study. The research method used in this study is Pre-Experimental Design, especially One-Group Pretest-Posttest Design. A total of 15 children who participated in extracurricular activities were used as the population and sample of this study. Practical tests and t-tests were used as testing methods in data collection and processing. Based on the results of the researcher's research, the average pre-test score of students was 62.3 and the average post-test score of students was 96. After obtaining the results of the student test, the researcher used the t-test formula to analyze the data and concluded that t count = 1.27 and t table = 1.20, meaning that t count is greater than t table or (1.27 ≥ 1.20). Thus, H is rejected and H is accepted. Based on the results of the data analysis, it can be said that the Zapin Anvaya dance is taught at SMP Xaverius 3 Palembang using the recitation method.