Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penyesuaian Ruang dalam membentuk Behavioral Setting Lingkungan Pembelajaran di Ruang Kelas TKQ Ulul Ilmi – MUI Kota Bandung DYAH ARIANI PRATIWI; G. PRASETYO ADHITAMA; NEDINA SARI
Jurnal Rekarupa Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang kelas sebagai lingkungan pembelajaran bila berada pada ruangan yang bukan diperuntukkan khusus sebagai ruang kelas, maka terjadi kecanggungan dalam menggunakan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukkan aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian ruang pada bangunan aula serbaguna MUI Kota Bandung menjadi ruang kelas TKQ Ulul Ilmi agar tercapai lingkungan pembelajaran optimal dalam memfasilitasi perkembangan dan cara belajar anak usia prasekolah. Metode penelitian merupakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Berlandaskan ruang interior dan pola perilaku melalui behavior mapping, kemudian dikaitkan dengan perkembangan dan cara belajar anak usia prasekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setting ruang kelas yang luas sekaligus memanjang mengakibatkan aktivitas di dalamnya menjadi bebas, tetapi karena suasana lingkungan pembelajaran yang dihadirkan belum sesuai, maka pola perilaku anak usia prasekolah menjadi tidak terlalu bervariasiKata kunci: behavioral setting, lingkungan pembelajaran, penyesuaian ruang, interior ruang kelas, ruang kelas PAUDABSTRACTClassrooms as a learning environment when in a room that is not specifically designated as a classroom, then there is awkwardness in using space that is not appropriate for the purpose of its activities. This research aims to determine the adjustment of space in the multipurpose hall of MUI Bandung City into the TKQ Ulul Ilmi classrooms in order to achieve an optimal learning environment in facilitating the development and learning methods of preschoolers. The research method is qualitative with a descriptive approach. Based on interior spaces and behavior patterns through behavior mapping, then associated with the development and learning methods of preschoolers. The results of the study showed that a large and elongated classroom setting  resulted in free activities within it, but because the atmosphere of the learning environment presented was not appropriate, the pattern of preschoolers' behavior was not too varied.Keywords: Behavioral setting, learning environment, adjustment space, interior classrooms, early childhood classrooms
Kajian Faktor-faktor Pembentuk Lingkungan Kerja pada Desain Interior Coworking Space di Kota Bandung Shafira Maemanah; Dwinita Larasati; G. Prasetyo Adhitama
Jurnal Rekarupa Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coworking space pada dasarnya merupakan tempat kerja bersama bagi para profesional yang bekerja mandiri namun membutuhkan interaksi sosial. Tempat ini berkembang luas secara global, termasuk di Indonesia. Di Kota Bandung jumlah coworking space terus bertambah, namun setelah ditinjau ulang, beberapa tempat tutup atau sepi pengunjung. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya pengembangan coworking space dari segi kenyamanan pengguna saat bekerja di dalamnya. Faktor-faktor yang diteliti adalah pengaturan spasial, jenis furnitur, kebisingan, penghawaan yang mempengaruhi temperatur, pencahayaan, dan suasana yang dihadirkan dari tampilan visualnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan memberikan saran pengembangan desain interior yang dapat diterapkan di Kota Bandung. Sampel yang diambil adalah 3 tempat dengan pemilihan nonprobabilitas. Metode penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan melakukan observasi di masing-masing tempat dan wawancara pengguna untuk mengetahui persepsinya sebagai data pendukung. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa faktor pembentuk lingkungan kerja belum diterapkan secara optimal untuk kenyaman penggunanya.Kata kunci: desain interior, lingkungan kerja, coworking space, bandungAbstractCoworking space is basically a shared workplace for professionals who work independently but require social interaction. This place is growing globally, including in Indonesia. In the city of Bandung,the number of coworking space continues to grow, but after pre-field research, some places closed or have quiet visitors. This research is conducted as an effort to develop coworking space in terms of user's comfort while working in it. Factors studied are spatial arrangement, type of furniture, noise, air circulation that affect temperature, lighting, and atmosphere presented from visual appearance. The purpose of this research is to review and provide suggestions for interior design development that can be applied in Bandung. Three places were taken as samples with non-probability selection. This research method is done qualitatively by doing observation in each place and user interview to know perception as supporting data. The results show that some of the factors that form the working environment have not been optimally applied for user’s convenience.Keywords: interior design, working environment, coworking space, bandung
Pengaturan Ulang Tata Letak Ruang di Rumah Industri Rajut Binong Jati Kota Bandung dengan Metoda Bubble Diagram Reny Maryani; G. Prasetyo Adhitama; Deddy Wahyudi
Jurnal Rekarupa Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mayoritas penduduk Binong Jati Kota Bandung menggunakan sebagian area di rumah tinggalnya menjadi ruang usaha rajutan dan tempat tinggal pekerjanya. Dengan keterbatasan luas lahan dan bangunan bagi kegiatan rumah tangga untuk penghuni serta ruang usaha untuk pekerja dan tempat tingggalnya, menyebabkan terjadinya alihfungsi ruang, blurred area serta sirkulasi silang. Sehingga tidak terciptanya privasi dan kenyamanan antara penghuni ataupun terhadap pekerja. Maka perlu adanya rancangan organisasi ruang yang menitikberatkan pada pola pembagian ruang berdasarkan kebutuhan penghuni ataupun pekerja dalam berkegiatan di rumah industri, serta pola sirkulasi penghuni dan pekerja dengan tujuan tidak terjadinya sirkulasi silang yang dapat tertuang dalam bentuk bubble diagram. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan mengangkat empat contoh rumah industri yang di kawasan sentra industri rajut Binong Jati.Kata kunci: permukiman padat penduduk, rumah industri rajut, binong jati, organisasi ruang, bubble diagram.AbstractBinong Jati is one of the most population settlements in Bandung which raised knitting as their source for livelihood. Most of people in Binong Jati using part of their home area converted to be business space and place to live for their workers. With the limited space and building for domestic activities for residents with business space or place to live for the workers, have been caused converted room, blurred area and cross circulation. So there are no privacy and ease between residents nor to workers. Therefore, it is necessary to design a space organization that focuses on the pattern of space division on the needs of residents or workers in home industry activities, the aim of circulation patterns of residents and workers are not to occuring of cross circulation which can be stated in the form of bubble diagram. This research using case study method by four example home industries in the Binong Jati Industrial Knitted Hub. Keywords: Dense populated settlements, knitted home industry, space organization, bubble diagram.
PENGGUNAAN MASKOT SEBAGAI BAGIAN DARI CITY BRANDING KOTA MALANG (STUDI KASUS: OSI DAN JI) Aris Kurnia Wicaksono; Agung Eko Budiwaspada; G. Prasetyo Adhitama
Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 3 No 2 (2021): Gestalt : Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/gestalt.v3i2.90

Abstract

In this modern era, cities play an important role in the country's development strategy, urban planners and designers and all stakeholders build a strong image and reputation in order to compete between cities and introduce them to the world for sources of regional cash income. City branding is one of the city's strategies to display uniqueness so that it is easily recognized and as a differentiator between a city. Currently, many cities in Indonesia have implemented a city ​​branding strategy and some have mascots as part of their city ​​branding. Mascot is part of the visualization of city ​​branding which has a role to strengthen brand identity. Malang City is one of the big cities in Indonesia that has implemented a city ​​branding strategy, namely Beautiful Malang. The city of Malang also has a mascot which is part of the city ​​branding of the city of Malang, namely the mascot of Osiji which is the official mascot of the Malang City government. This research is a study that examines the Osiji mascot in terms of its application. This study discusses the use of the Osiji mascot as part of the city ​​branding strategy of Malang City and how the visual perception arises from the application of the mascot. The purpose of this research is to find out the strategy that has been implemented by the Malang city government in applying the Osiji mascot as part of the city ​​branding of Malang City and to know the visual perception created from the application of the Osiji mascot. This research uses descriptive qualitative method. The theory used in this research is Gestalt's theory of visual perception and Anholt's The City Brand Hexagon theory. The final results in this study indicate that the city ​​branding of Malang through Osiji is considered less than optimal so that the popularity of Osiji has not been able to strengthen the positive image of Malang City. The low popularity of the Osiji mascot is due to the application strategy that does not consider the design principles and concepts of city ​​branding.
Kedudukan Workstation Canting pada Tata Ruang Workshop Batik Tulis Oey Soe Tjoen Rachmi Kumala Widyasari; Agus Sachari; Andar Bagus Sriwarno; G. Prasetyo Adhitama
PANGGUNG Vol 31, No 1 (2021): Eksistensi Seni Budaya di Masa Pandemi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1882.984 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i1.1173

Abstract

Rumah batik Oey Soe Tjoen adalah salah satu workshopbatik tulis tradisional Nusantara yang mempertahankan orisinalitas dalam menghasilkan kain batik secara turun temurun. Proses produksi kain batik dengan canting memegang peranan penting dalam rumah batik Oey Soe Tjoen.  Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau kedudukan proses pembuatan kain batik dengan canting pada usaha batik tulis tradisional, baik dalam lingkup proses kerja maupun dalam lingkup tatanan ruang. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi melalui studi literatur, observasi dan wawancara langsung kepada nara sumber. Data dipaparkan secara deskriptif dan dianalisis sehingga menghasilkan temuan bahwa, proses produksi kain batik dengan canting adalah sebuah proses yang signifikan dalam menghasilkan batik tulis secara tradisional. Sehingga ruang yang mewadahi proses ini menjadi ruang penting dalam tata ruang sebuah workshop batik tulis tradisional yang perlu dipertimbangkan guna mendukung kelancaran produktivitas kerja. Kata kunci: batik tulis, canting, hirarki, Oey Soe Tjoen, workstation
SENSE OF PLACE PADA RUANG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS INDONESIA: Sense of Place in the University of Indonesia Library Nisa Putri Rachmadani; G. Prasetyo Adhitama; Agus Sachari
Rumoh Journal of Architecture Vol. 12 No. 1 (2022): Rumôh, Journal of Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/rumoh.v12i1.192

Abstract

Perpustakaan akademik sebagai sebuah tempat sosial bagi mahasiswa dimaknai sebagai sebuah tempat yang sunyi dan tenang. Tetapi konsep library as a place membawa perpustakaan menjadi sebuah tempat beraktivitas sosial baik akademik maupun non-akademik. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia merupakan salah satu perpustakaan akademik di Indonesia yang mengusung konsep library as a social place. Dengan konsep library as a place, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia diharapkan akan meningkatkan tingkat kenyamanan pengguna perpustakaan. Fenomena library as a place yang tercipta antara keseimbangan aktivitas akademik dan non-akademik menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Melalui teori Place milik Hashemnezhad, maka dikaji pengaruh aspek fisik, emosi dan perilaku terhadap makna yang terbentuk pada ruang perpustakaan sebagai ruang publik. Dalam mengkaji penelitian ini secara komprehensif, metode yang digunakan adalah pendekatan campuran dengan strategi eksploratori sekuensial. Sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung yang Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, baik warga Universitas Indonesia maupun non-UI, yang dipilih dengan metode purposive sampling. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa (1) aspek fisik area perpustakaan yang paling mempengaruhi kepuasan pengunjung perpustakaan adalah suhu ruang; (2) suasana nyaman yang tercipta dari aktivitas sosial yang terjadi terbentuk dari adanya elemen ruang sosial (plaza dan lobi) sehingga perpustakaan akademik juga berperan sebagai tempat untuk berinteraksi sosial dan tempat bersantai; dan (3) pengunjung perpustakaan memaknai ruang perpustakaan sebagai tempat mencari ide/gagasan/inspirasi. Makna tempat (place) pada perpustakaan akademik terbentuk oleh perannya sebagai ruang sosial. Kehadiran ruang sosial pada Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia menjadikan identitas baru bagi perpustakaan akademik, sehingga Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia memiliki ciri khas dan ketertarikan untuk dikunjungi.
Kedudukan Workstation Canting pada Tata Ruang Workshop Batik Tulis Oey Soe Tjoen Rachmi Kumala Widyasari; Agus Sachari; Andar Bagus Sriwarno; G. Prasetyo Adhitama
PANGGUNG Vol 31 No 1 (2021): Eksistensi Seni Budaya di Masa Pandemi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v31i1.1173

Abstract

Rumah batik Oey Soe Tjoen adalah salah satu workshopbatik tulis tradisional Nusantara yang mempertahankan orisinalitas dalam menghasilkan kain batik secara turun temurun. Proses produksi kain batik dengan canting memegang peranan penting dalam rumah batik Oey Soe Tjoen.  Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau kedudukan proses pembuatan kain batik dengan canting pada usaha batik tulis tradisional, baik dalam lingkup proses kerja maupun dalam lingkup tatanan ruang. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi melalui studi literatur, observasi dan wawancara langsung kepada nara sumber. Data dipaparkan secara deskriptif dan dianalisis sehingga menghasilkan temuan bahwa, proses produksi kain batik dengan canting adalah sebuah proses yang signifikan dalam menghasilkan batik tulis secara tradisional. Sehingga ruang yang mewadahi proses ini menjadi ruang penting dalam tata ruang sebuah workshop batik tulis tradisional yang perlu dipertimbangkan guna mendukung kelancaran produktivitas kerja. Kata kunci: batik tulis, canting, hirarki, Oey Soe Tjoen, workstation