Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

SENSE OF PLACE PADA RUANG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS INDONESIA: Sense of Place in the University of Indonesia Library Nisa Putri Rachmadani; Gregorius Prasetyo Adhitama; Agus Sachari
Rumoh Vol. 12 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.976 KB) | DOI: 10.37598/rumoh.v12i1.192

Abstract

Tren desain perpustakaan di era modern kini telah menggeser perubahan fungsi dan makna perpustakaan dan penerapan teori sense of place pada desain interior. Perpustakaan akademik sebagai sebuah tempat sosial bagi mahasiswa dimaknai sebagai sebuah tempat yang sunyi dan tenang. Tetapi konsep library as a place membawa perpustakaan menjadi sebuah tempat beraktivitas sosial baik akademik maupun non-akademik. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia merupakan salah satu perpustakaan akademik di Indonesia yang mengusung konsep library as a social place. Dengan konsep library as a place, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia diharapkan akan meningkatkan tingkat kenyamanan pengguna perpustakaan. Fenomena library as a place yang tercipta antara keseimbangan aktivitas akademik dan non-akademik menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Melalui teori Place milik Hashemnezhad, maka dikaji pengaruh aspek fisik, emosi dan perilaku terhadap makna yang terbentuk pada ruang perpustakaan sebagai ruang publik. Dalam mengkaji penelitian inisecara komprehensif, metode yang digunakan adalah pendekatan campuran dengan strategi eksploratori sekuensial. Sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung yang Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, baik warga Universitas Indonesia maupn non-UI, yang dipilih dengan metode purposive sampling. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa (1) aspek fisik area perpustakaan yang paling mempengaruhi kepuasan pengunjung perpustakaan adalah suhu ruang; (2) suasana nyaman yang tercipta dari aktivitas sosial yang terjadi menambah kenyamanan pengunjung perpustakaan untuk dapat bersantai dan menghabiskan waktu luang; dan (3) pengunjung perpustakaan memaknai ruang perpustakaan sebagai tempat mencari ide/gagasan/inspirasi. Makna tempat (place) pada perpustakaan akademik terbentuk oleh perannya sebagai ruang sosial. Kehadiran ruang sosial pada Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia menjadikan identitas baru bagi perpustakaan akademik, sehingga Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia memiliki ciri khas dan ketertarikan untuk dikunjungi.
IDENTIFIKASI ORNAMEN RUMAH ADAT ACEH DI GAMPONG REUBEE KECAMATAN DELIMA DI KABUPATEN PIDIE Reza Sastra Wijaya; Saniman Andi Kafri; Nisa Putri Rachmadani
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.1023

Abstract

Pidie is one of the districts in Aceh Province. Pidie has a rich culture that can be enjoyed until now, starting from dance, music, carving, ornaments, crafts, kasab embroidery, kupiah meuketop, kupiah riman, artifacts, and architecture. In this study, the object of research is the Aceh house belonging to King Husein in Reubee Village, Delima District, Pidie Regency. Rumoh Aceh basically consists of 3 types, of houses: ordinary people's houses, noble houses, and Ulee Balang (king) houses. The typological can be easily identified through their structures and ornaments. The higher the social strata of the homeowner, the more diverse and complex the ornaments will be. The identification of ornaments in this research object aims to see, search for, find, and classify Acehnese house ornaments with the ulee balang ones. In identifying research ornaments, the research method uses a qualitative method with a descriptive analysis approach. The selected types of data are primary data and secondary data, with data collection carried out through observation, interviews, and documentation. The data analysis technique was carried out by means of data reduction, data presentation, and drawing conclusions from the data that had been collected. The results of the identification show that the ornaments found in Raja Husein's house consist of natural, geometric, and calligraphic motifs, namely the tendril motif, Bungong Mawo, Bungong Meulu, Bungong Tobue, Awan Meucanek, Puta Taloe Oun Pula, Pucuk Rebung, Bungong Seulanga, Oun Ranub, Bungong Taboe, Bungong Seulupo, Bungong Kipah, Bungong Chandelier, Cloud Si Tangke, Triangle, Bulen, Star, Geometric, Calligraphy with Lafadz (Allah), Lafadz (Muhammad), and address calligraphy (Kuta Baro Reube). Keywords: rumoh Aceh, decorations. AbstrakPidie merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Aceh. Pidie memiliki kekayaan budaya yang dapat dinikmati sampai saat ini mulai dari tarian, musik, ukiran, ornamen, kerajinan, sulam kasab, kupiah meuketop, kupiah riman, serta berbagai artefak, dan arsitektur. Pada penelitian ini, objek penelitian yang dikaji adalah rumoh Aceh milik Raja Husein di Gampong Reubee Kecamatan Delima, Kabupaten Pidie. Rumoh Aceh yang terdapat di daerah Aceh Pidie pada dasarnya terdiri dari 3 jenis, yaitu rumah masyarakat biasa, bangsawan, dan Ulee Balang (Raja). Perbedaan tipologi ketiga jenis rumah Aceh tersebut dapat dengan mudah diidentifikasi melalui bentuk rumah dan ornamennya. Semakin tinggi strata sosial pemilik rumah, semakin beragam dan rumit ornamen yang dimiliki. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi ornamen pada objek penelitian guna melihat, mencari, menemukan dan mengelompokan ornamen rumah Aceh dengan tipe ulee balang. Dalam mengidentifikasi ornamen penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisa deskriptif. Jenis data yang dipilih berupa data primer dan data sekunder dengan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ornamen yang terdapat pada rumoh Aceh Raja Husein terdiri dari motif alam, geometris dan kaligrafi, yaitu motif sulur, Bungong Mawo, Bungong Meulu, Bungong Tobue, Awan Meucanek, Puta Taloe Oun Pula, Pucuk Rebung, Bungong Seulanga, Oun Ranub, Bungong Taboe, Bungong Seulupo, Bungong Kipah, Bungong Lampu Gantung, Awan Si Tangke, Segitiga, Bulen, Bintang, Geometris, Kaligrafi Lafadz (Allah), Kaligrafi Lafadz (Muhammad), dan kaligrafi bertuliskan alamat (Kuta Baro Reube).Kata Kunci: rumoh Aceh, ornamen. Authors:Reza Sastra Wijaya : Institut Seni Buday Indonesia AcehSaniman Andi Kafri : Institut Seni Buday Indonesia AcehNisa Putri Rachmadani : Institut Seni Buday Indonesia Aceh References:Afriadi, D. (2022). “Penamaan Ornamen Pada Rumoh Aceh Pidie”. Hasil Wawancara Pribadi: 2 Oktober 2022, Aceh Pidie.Aiyub, H. (2017).  Perubahan Tata Nilai dan Bentuk pada Arsitektur Tradisional Rumoh Aceh di Pidie. Laporan Tugas Akhir tidak diterbitkan. Medan: Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.Andriyanti, S., Sinaga, R., & Lubis, R. (2022). Aplikasi Ornamen Sumatera Utara Kreasi Kekinian pada Desain Busana Ready-To-Wear dengan Teknik Sablon Printing. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 25-35. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.28791.Guntur, G. (2004). Ornamen Sebuah Pengantar. Surakarta: P2AI Bekerjasama dengan STSI Press.Haikal, R., & Syam, H. M. (2019). Makna Simbolik Arsitektur Rumoh Adat Aceh (Studi Pada Rumah Adat Aceh Di Pidie). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, 4(4). https://jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article/view/12973.Hasibuan, A. T., & Misgiya, M. (2020). Penerapan Ornamen Tradisional pada Rumah Adat Mandailing. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 455-461. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.22119.Inagurasi, L. H. (2017). Ragam Hias Batu Nisan Tipe Aceh pada Makam-Makam Kuno di Indonesia Abad ke 13-17. Kalpataru Majalah Arkeologi, 26(1), 37-52. https://doi.org/10.24832/kpt.v26i1.259.Kafri, S. A., & Wijaya, R. S. (2020). Perkembangan Bentuk Kerajinan Rencong di Desa Baet Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 326-335. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.Kumsatun, K. (2002). Ragam Hias dan Motif Aceh. Darussalam: Dekranas Provinsi Nanggroe Aceh.Maulana, I., Akmal, A., & Yulika, F. (2018). Estetika Ornamen Rumoh Aceh Lubuk Sukon Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 7(2), 205-211.Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Muttaqin, K. (2022). “Fase Arsitektur Rumoh Aceh, Pidie”. Hasil Wawancara Pribadi: 22 Juni 2022, Gampong Reubee Kabupaten Pidie.Natasya, N. (2020). Tipologi Motif Ornamen pada Arsitektur Rumah Vernakular Desa Lubuk Sukon dan Lubuk Gapuy Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi, 18(2), 170-183. http://dx.doi.org/10.35760/dk.2019.v18i2.2648.Oetomo, R. W. (2016). Metamorfose Nisan Aceh, dari Masa ke Masa. Berkala Arkeologi Sangkhakala, 19(2), 130-148. https://doi.org/10.24832/sba.v19i2.32.Rahmat, R. (2022). “Pengelompokan dan pengkategorian Rumoh Aceh di Pidie”. Hasil Wawancara Pribadi: 2 Juli  2022, Gampong Reubee Kabupaten Pidie.Sugiyono, S. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Live To Learn, Pengembangan Keterampilan Cerita Bergambar Menggunakan Media Digital Untuk Murid SMPN 02 di Gampong Teureubeh, Jantho, Aceh Besar Nisa Putri Rachmadani; Yulfa Haris Saputra; Dian Permata Sari
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 2, No 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v2i1.42776

Abstract

Budaya bercerita merupakan salah satu cara terbaik dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak terhadap literasi. Salah satu unsur kebudayaan bercerita di Indonesia yang masih berlangsung dan ceritanya berkembang di setiap daerah adalah cerita rakyat. Cerita rakyat memiliki pesan moral dan nilai-nilai yang dapat kita terapkan di kehidupan kita sehari-hari. Seiring dengan perkembangan teknologi, budaya bercerita semakin jarang dilakukan oleh orang tua modern. Hal ini membawa pengaruh kurangnya pengetahuan anak mengenai cerita rakyat yang ada di daerahnya, tak terkecuali di SMPN 02 Gampong Teurebeh. Di tengah menjamurnya teknologi seperti televisi, games dan gadget dengan beragam fitur menarik. Salah satu cara tersebut adalah dengan mengkreasikan cerita rakyat yang didapat secara lisan dapat dituangkan dengan menggambarkan cerita tersebut secara visual. Selain dapat menarik perhatian anak untuk mengetahui cerita rakyat dengan menumbuhkan minat baca anak, hal ini juga dapat mengembangkan kreativitas seni gambar dan lukis. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk menjadikan kreativitas seni anak sebagai salah satu media pendidikan yang harus terus dikembangkan. Dalam melaksanakan program ini akan dilakukan beberapa tahap, yaitu persiapan, pelatihan, dan pameran. Pada tahapan pelatihan, materi yang ditawarkan adalah pengertian dan jenis cerita rakyat, ilustrasi cerita bergambar dengan metode sketsa, dan digitalisasi ilustrasi cerita bergambar. Tahapan terakhir adalah pameran, di mana karya para siswa SMPN 02 Gampong Teurebeh, Jantho, Aceh Besar dikemas dalam bentuk zine cerita rakyat bergambar dan menampilkan karya scene per scene dari masing-masing siswa.
Bentuk dan Fungsi Mimbar Masjid Tuha Trienggadeng Di Desa Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya Anni Kholillah; Miftahun Naufa; Nisa Putri Rachmadani
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 6 No. 2 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v6i2.15338

Abstract

Kabupaten Pidie Jaya adalah salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Aceh, yang terbentuk pada tahun 2007 dengan beribukotakan Meureudu. Pidie Jaya termasuk salah satu kabupaten berusia muda yang terus melakukan pengembangan. Pengembangan kabupaten ini salah satunya terdapat pada aspek kebudayaan, di mana pemerintah setempat masih terus berusaha untuk menginvetarisir koleksi kebudayaannya. Mimbar dikenal sebagai fasilitas penunjang bagi Masjid atau tempat beribadah. Mimbar milik daerah Pidie Jaya nyatanya memberikan kekhasan tersendiri. Dalam penelusurannya, Pidie Jaya telah tercatat memiliki 7 mimbar yang dijadikan cagar budaya. Pada penelitian ini, objek penelitian yang dikaji adalah mimbar Masjid Trienggadeng. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk mimbar Masjid Tuha Trienggadeng serta mengemukakan fungsi mimbar Masjid Tuha Trienggadeng berdasarkan teori fungsi karya seni. Dalam mengetahui bentuk dan fungsi objek penelitian, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisa interaktif. Jenis data yang dipilih berupa data primer dan data sekunder dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk yang dimiliki oleh mimbar Masjid Tuha Trienggadeng terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian dudukan, bagian dinding dan bagian atas. Tipologi mimbar yang ada pada Kabupaten Pidie Jaya terdapat pada bagian atas mimbar, yaitu terdapat mahkota yang menyerupai kubah berbentuk Bungong Awang. Secara fungsi, mimbar memiliki makna sangat istimewa bagi masyarakat setempat karena alasan keagamaan dan penghormatan terhadap ulama-ulama dalam menyampaikan pesan.Kata kunci:  Masjid Tuha Trienggadeng, Mimbar, Bentuk, Fungsi
Pengaruh Desain Interior terhadap Kenyamanan Pengguna di Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh Muhammad Naufal; Nisa Putri Rachmadani; Mira Alfitri
Bayt ElHikmah: Journal of Islamic Architecture and Locality Vol 1 No 2 (2023): Bayt El Hikmah
Publisher : Prodi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jial.v1i2.4136

Abstract

Abstract. The college library is a place for students to be used as a science-based recreation area. To fulfill this, a comfort is needed for visitors, especially students, to feel at home and feel / want to continue to linger while in the library. Wicaksana (2016) defines comfort as a relaxed condition, where pain is not felt between all limbs. Factors from the interior of the library also greatly influence students to feel more comfortable when they are in the room in the library. The purpose of this study is to determine the level of user comfort when in the UIN Ar-R aniry library room, especially in the reading area / room which includes lighting, air, and sound efficiency (acoustic) factors. This research uses qualitative methods with descriptive data analysis methods (data coding) and calculations based on the results of questionnaires (Likert scale), observation, and documentation. The results showed that the average visitor was a student of UIN Ar-Raniry and chose to visit in groups, with a frequency of visits ranging from 1 to 3 visits, and a visit time of less than or for 2 hours. Serta prefers to visit during the day (14.00 WIB) to afternoon (16.30 WIB). Common activities are doing assignments or looking for references with the reading room as the most visited area. Based on open questions to respondents and has been categorized, the comfort factor is the reason users want to stay longer in the UIN Ar-Raniry library. Respondent also feels comfortable in terms of lighting and air both naturally and artificially. But for the noise level, occasionally respondents feel a little disturbed due to the sound generated from other users' activities.
KONSEP SUSUNAN RUANG DAN RAGAM VITRIN PADA PAMERAN TEMPORER NASKAH FILOLOGIKA Muhammad Naufal Fadhil; Aji Sofiana Putri; Nisa Putri Rachmadani; Zuhrahmi DE
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 7 No. 1 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v7i1.14846

Abstract

Museum Aceh pada Bulan Agustus hingga September 2023 mengadakan sebuah pameran temporer yang bertajuk “Rahasia Peradaban dalam Aksara”. Pameran ini mengangkat koleksi filologika (naskah kuno) sebagai objek pamer. Naskah-naskah tersebut terdiri dari ayat suci Al-Qur’an, kitab ajaran Islam, sejarah dan mantra-mantra masa lalu yang sebagian besar ditulis dalam kaligrafi Arab berbahasa Melayu. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengkaji susunan ruang dalam perspektif arsitektur dan desain interior, pada pameran koleksi filologikan yang memuat konten sakral. Selain itu, studi ini juga bertujuan untuk mengkaji bagaimana ragam vitrin yang melindungi naskah-naskah filologika tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa dalam suatu ruang pameran tanpa pembatas yang masif, terdapat area-area dengan fungsi yang berbeda-beda. Selain itu, terbentuk hubungan antar area dalam pameran yang dihasilkan dari susunan konten pameran berdasarkan geografis asal koleksi dan pengurutan koleksi berdasarkan waktu. Untuk melindungi naskah dan menyampaikan informasi filologika, pameran ini juga mengembangkan ragam jenis vitrin yang terdiri dari box tertutup transparan dan panel lepas. From August to September 2023, Museum Aceh held a temporary exhibition entitled "Rahasia Peradaban dalam Aksara." The exhibition highlights the collection of philology (ancient manuscripts) as the object of the exhibition. The manuscripts consist of Qur'anic verses, Islamic scriptures, history, and past mantras, most of which are written in Arabic calligraphy in Malay. By using a qualitative descriptive methodology, this study investigates the spatial configuration of philological collections containing religious material within the context of interior design and architecture. In addition, this study also aims to investigate how various vitrines can protect the manuscripts containing the Qur'an, religious books, and mantras. This study indicated that exhibition spaces without enormous walls have diverse uses. Additionally, the arrangement of exhibition content according to the geographical origin of the collection and the chronological categorization of the collection established the relationship between regions. To conserve the manuscripts and provide philological information, the exhibition introduced a set of vitrines made out of transparent closed boxes and loose panels  
Pelatihan Digital Marketing pada Desa Wisata Gampong Nusa Melalui Media Sosial Rachmadani, Nisa Putri; Wulanda, Destri; Jamil, Alfikhairina
Batoboh Vol 8, No 2 (2023): BATOBOH : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v8i2.3864

Abstract

Gampong Nusa merupakan salah satu desa di Aceh Besar yang memiliki potensi pariwisata yang besar. Desa ini terkenal akan alamnya yang indah, dimana desa ini dikelilingi oleh sawah dan perbukitan. Dideklarasikan sebagai desa wisata pada tahun 2015, Gampong Nusa menawarkan banyak hal untuk wisatawan, seperti penginapan, atraksi seni, sanggar seni, workshop tari, dan lain-lain. Gampong Nusa juga   berperan   aktif   dalam   proses pengembangan pariwisata melalui kegiatan usaha kerajinan dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Gampong Nusa sudah mulai gencar melakukan promosi mengenai kegiatan dan fasilitas yang ada melalui media sosial Instagram. Namun permasalahan yang dijumpai adalah konten yang dihadirkan kurang tertata dan terkelola dengan baik. Sehingga, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melakukan pendampingan dalam beberapa jenis pelatihan, yaitu pelatihan foto dan video promosi dan pelatihan pembuatan template pada media sosial desa wisata. Pelatihan ini menghasilkan dokumentasi foto dan video yang dibuat dengan konsep yang menarik untuk mempromosikan Desa Wisata Gampong Nusa.
PERANCANGAN GRAFIS LINGKUNGAN PASAR KAMIS KILANGAN SINGKIL Salihin, Dayu; Yuda, Rino; Rachmadani, Nisa Putri
VCoDe : Visual Communication Design Journal Volume 2, Nomor 2, Juni 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/vcode.v2i2.3690

Abstract

ABSTRAKPentingnya media informasi pada suatu lingkungan dalam bentuk identitas dan sign system, dapat digunakan sebagai salah satu sebagai alat bantu publik dalam berinteraksi dengan ruang. Kemajuan teknologi sekarang sangat memudahkan pengguna dalam berkegiatan, dengan adanya perkembangan zaman yang canggih sitem informasi dalam media digital yaitu Perancangan Grafis Lingkungan Pasar Kamis Kilangan Singkil target audiens yaitu masyarakat singkil, khususnya pembeli atau pengunjung pasar kamis kilangan singkil. Dimulai dengan observasi langsung ke pasar kamis kilangan singkil dan wawancara online melalui  kuesioner kepada masyarakat yang tiap minggunya berbelanja di Pasar Kamis Kilangan Singkil. Kemudian dianalisa menggunakan metode yang digunakan dalam menganalisis data yaitu dengan menggunakan metode analisis SWOT dan Target Audience. Grafis Lingkungan berperan sebagai menginformasikan, mengarahkan, dan mengidentifikasi tetapi juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas estetika dan psikologis dari suatu lingkungan. Dan berfungsi sebagai penunjuk yang berbentuk landmark dan sign sytem. Aplikasi pembuatan grafis lingkungan menggunakan procreate dan Adobe Photoshop. Proses terlebih dahulu dilakukan membuat sketsa landmark dan sketsa sign system, kemudian diolah kedalam bentuk digitalisasi, pewarnaan, layouting. Dengan menyajian diambil dari bentuk-bentuk elemen yang berkaitan dengan lingkungan Pasar Kamis Kilangan Singkil, yaitu bentuk bangunan dan jenis dari setiap pedagang sehingga membentuk suatu alur yang menyatu. Perancangan juga memperindah tampilan pasar dan memiliki nilai daya Tarik. Adapun karya-karya pendukung dari perancangan grafis lingkungan Pasar Kamis Kilangan Singkil ini berupa karya digital, baju, pin, dan apron.ABSTRACKThe importance of media information in an environment in the form of identity and sign systems, can be used as one of the public tools in interacting with space. Advances in technology now make it very easy for users to carry out their activities, with the development of a sophisticated information system in digital media, namely Graphic Design for the Thursday Singkil Market Environment, the target audience is the Singkil community, especially buyers or visitors to the Singkil Thursday market. Starting with direct observations at the Thursday Kilangan Singkil market and online interviews via questionnaires to the public who shop at the Thursday Kilangan Singkil Market every week. Then analyzed using the method used in analyzing the data, namely by using the SWOT and Target Audience analysis methods. Environmental graphics serve to inform, direct, and identify but also serve to enhance the aesthetic and psychological qualities of an environment. And serves as a pointer in the form of landmarks and sign systems. Environmental graphic creation application using procreate and Adobe Photoshop. The first process is to make landmark sketches and sign system sketches, then process them in the form of digitization, coloring, layouting. By presenting it taken from the forms of elements related to the Thursday Kilangan Singkil Market environment, namely the shape of the building and the type of each trader so as to form a unified path. The design also beautifies the appearance of the market and has an attractive value. The supporting works of the environmental graphic design of the Singkil Kilangan Thursday Market are in the form of digital works, clothes, pins and aprons. 
SENSE OF PLACE PADA RUANG PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS INDONESIA: Sense of Place in the University of Indonesia Library Nisa Putri Rachmadani; G. Prasetyo Adhitama; Agus Sachari
Rumoh Journal of Architecture Vol. 12 No. 1 (2022): Rumoh: Journal of Architecture
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/rumoh.v12i1.192

Abstract

Perpustakaan akademik sebagai sebuah tempat sosial bagi mahasiswa dimaknai sebagai sebuah tempat yang sunyi dan tenang. Tetapi konsep library as a place membawa perpustakaan menjadi sebuah tempat beraktivitas sosial baik akademik maupun non-akademik. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia merupakan salah satu perpustakaan akademik di Indonesia yang mengusung konsep library as a social place. Dengan konsep library as a place, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia diharapkan akan meningkatkan tingkat kenyamanan pengguna perpustakaan. Fenomena library as a place yang tercipta antara keseimbangan aktivitas akademik dan non-akademik menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Melalui teori Place milik Hashemnezhad, maka dikaji pengaruh aspek fisik, emosi dan perilaku terhadap makna yang terbentuk pada ruang perpustakaan sebagai ruang publik. Dalam mengkaji penelitian ini secara komprehensif, metode yang digunakan adalah pendekatan campuran dengan strategi eksploratori sekuensial. Sampel dalam penelitian ini adalah pengunjung yang Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, baik warga Universitas Indonesia maupun non-UI, yang dipilih dengan metode purposive sampling. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa (1) aspek fisik area perpustakaan yang paling mempengaruhi kepuasan pengunjung perpustakaan adalah suhu ruang; (2) suasana nyaman yang tercipta dari aktivitas sosial yang terjadi terbentuk dari adanya elemen ruang sosial (plaza dan lobi) sehingga perpustakaan akademik juga berperan sebagai tempat untuk berinteraksi sosial dan tempat bersantai; dan (3) pengunjung perpustakaan memaknai ruang perpustakaan sebagai tempat mencari ide/gagasan/inspirasi. Makna tempat (place) pada perpustakaan akademik terbentuk oleh perannya sebagai ruang sosial. Kehadiran ruang sosial pada Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia menjadikan identitas baru bagi perpustakaan akademik, sehingga Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia memiliki ciri khas dan ketertarikan untuk dikunjungi.
Eksplorasi Makna Simbolis Ornamen pada Rumoh Aceh Raja Husein di Pidie. Rachmadani, Nisa Putri; Wijaya, Reza Sastra; Kafri, Saniman Andi
DESKOVI : Art and Design Journal Vol. 8 No. 1 (2025): Vol. 8 No.1 JUNI 2025
Publisher : Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/deskovi.v8i1.16913

Abstract

Ornamen Rumoh Aceh merupakan peninggalan budaya dari nenek moyang suku Aceh yang masih dapat dinikmati hingga kini. Bentuk ornamen yang diterapkan, seperti motif tumbuhan, hewan, dan kaligrafi, merupakan representasi dari elemen alam yang ditemukan di daerah Pidie, serta berfungsi sebagai penanda identitas kultural masyarakat. Salah satu objek penting yang dikaji adalah Rumoh Aceh Raja Husein, rumah tradisional yang dibangun pada masa kolonial Belanda dan memiliki keunikan dalam desain ruang serta kekayaan ornamen. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami makna simbolis ornamen-ornamen tersebut guna memperkaya pemahaman tentang sejarah, budaya, dan identitas masyarakat Aceh Pidie. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis. Data diperoleh melalui studi pustaka, observasi, dokumentasi visual, dan wawancara. Teori bentuk dari Dharsono digunakan sebagai landasan teoretis, yang memaknai seni sebagai tontonan dan tuntunan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa tiap ornamen mengandung makna filosofis dan spiritual. Motif Bungong Mawo melambangkan cinta dan keindahan; Pucuk Reubung sebagai simbol harapan dan pertumbuhan; Sulur menggambarkan keterikatan dengan alam dan prinsip hidup yang berkelanjutan. Kaligrafi lafadz Allah dan Muhammad menegaskan nilai religius dalam rumah ini. Motif Awan Meucanek menyimbolkan perlindungan dan ketenangan; Bungong Seulanga melambangkan keanggunan dan kelembutan; sedangkan Puta Taloe bermakna dua kalimat syahadat sebagai dasar iman. Temuan juga memperlihatkan bahwa keberagaman dan jumlah ornamen menjadi penanda status sosial, semakin banyak dan kompleks ornamen yang digunakan, semakin tinggi kedudukan pemilik rumah. Ornamen pada rumah ini tidak hanya merefleksikan keindahan estetis, tetapi juga menjadi cerminan nilai-nilai lokal seperti kehormatan, ketahanan, spiritualitas, serta hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan. Penelitian ini memperkuat pemahaman bahwa ornamen tradisional Aceh adalah ekspresi dari pengetahuan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam pelestarian warisan budaya visual Aceh.