Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

EKSTRAKSI GELATIN KULIT IKAN TUNA DENGAN PROSES BASA (NaOH) Pangke, Rutmin Beatris; Lohoo, Helen Jenny; Agustin, Agnes Triasih
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.4.2.2016.14054

Abstract

Tuna fish skin is an untapped waste properly and it contains collagen that can be made of gelatin manufacture of gelatin from fish skin tuna using alkaline process (NaOH) , with the object of knowing the yield of fish skin gelatin tuna (Thunnus albacares) were processed using alkaline (NaOH) .Tuna fish skin gelatin extraction soaking in an alkaline solution (NaOH) at a concentration of 0.3% and 0.6% for 48 hours, then the fish skin is washed with running water till a neutral pH (6–7) and extracted with distilled water at 60ºC.degree for 3 hours. gelatin extract is filtered by the filter cloth and dried in an oven at 60ºC for 2 days in order to obtain a sheet of gelatin. The extraction of gelatin is then tested the water content and pH, the results of analysis by immersion base solution at a concentration of 0.3% for 3 hours and extracted at a temperature of 60ºC to produce gelatin at a concentration of 5.96% and 4.14% 0.6 produces gelatin. For analysis of the water content at a concentration of 0.3% (5.67%) and a concentration of 0.6% (5.17%), the pH value obtained in tuna fish skin gelatin treated with alkali (NaOH) 0.3% (5,98) while for the 0.6% concentration obtained pH value 6.81. results gelatin by extraction using an alkaline solution (NaOH) 0.3% more to produce higher yields. Keyword: Gelatin extract (NaOH).   kulit ikan tuna merupakan limbah yang belum dimanfaatkan dengan baik dan didalamnya mengandung kolagen sehingga dapat dibuat gelatin. pembuatan gelatin dari kulit ikan tuna dengan menggunakan proses basa (NaOH), dengan tujuan penelitian mengetahui rendemen gelatin kulit ikan tuna (Thunnus albacares) yang diproses menggunakan basa (NaOH). Ekstraksi gelatin kulit ikan tuna dilakukan perendaman dalam larutan basa (NaOH) dengan konsentrasi 0,3% dan 0,6% selama 48 jam, kemudian kulit ikan dicuci dengan air mengalir sampai pH netral (6–7) dan diekstraksi dengan akuades pada suhu 60ºC selama 3 jam. ekstrak gelatin disaring dengan kain saring dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60ºC selama 2 hari sehingga diperoleh lembaran gelatin. hasil ekstraksi gelatin ini kemudian diuji kadar air dan pHnya, hasil analisis dengan perendaman larutan basa pada konsentrasi 0,3% selama 3 jam dan diekstraksi pada suhu 60ºC menghasilkan gelatin 5,96% dan pada konsentrasi 0,6 menghasilkan gelatin 4,14%. Untuk analisa kadar air pada konsentrasi 0,3% (5,67%) dan konsentrasi 0,6% (5,17%), nilai pH yang diperoleh pada gelatin kulit ikan tuna dengan perlakuan basa (NaOH) 0,3% (5,98) sedangkan untuk konsentrasi 0,6% nilai pH yang diperoleh (6,81). Hasil gelatin dengan ekstraksi menggunakan larutan basa (NaOH) 0,3% lebih menghasilkan rendemen yang lebih tinggi. Kata Kunci: Ekstraksi Gelatin (NaOH).
Mutu Organoleptik Abon Ikan Roa Asap Dari Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara Lohoo, Helen Jenny; Palenewen, Joyce C. V.
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.1.2020.26057

Abstract

The utilization of smoked roa into a final product is still very limited, so it is necessary to diversify the smoked roa by processing to become shredded products. Processing smoked roa into shredded will give practicality to consumers in consuming ready-to-eat roa fish. This product has a soft texture, distinctive taste and aroma. Abon making is one alternative to fish processing. This is done to anticipate abundance of production or to diversify fishery products. In this process, fish made in shredded fish are smoked roa which are treated by using a spinner and without using a spinner machine, while panelists are women who process the shredded smoked roa and several woman in Desa Bahoi. Organoleptic test results and the quality of shredded smoked roa fish produced by coastal women of Desa Bahoi, Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara showed that the panelists gave an average response very like and extremely like (grades 8 and 9) on the taste, aroma and texture of shredded roa which is drained using a spinner machine. For other tests such as water content, and the Total Plate Count the results still meet the requirements of Indonesian National Standard (SNI) for shredded products in general 
PENGARUH KONSENTRASI PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI PADA PRODUKSI KARAGENAN Gerung, Marselino S; Montolalu, Roike Iwan; Lohoo, Helen Jenny; Dotulong, Verly; Taher, Nurmeilita; Mentang, Feny; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.1.2019.23908

Abstract

The purpose of this study is to obtain carrageenan from red seaweed Kappaphycus alvarezii using the steam method. In this study the treatment of 4% NaOH and 5% KOH was used and the extraction time was 7 hours and 10 hours. The stages of making carrageenan are; drying, soaking, washing, extraction, settling, filtering, drying and grinding. The results of this study showed that the highest yield was in 4% NaOH treatment, 10-hour extraction time was equal to 18.15%. The lowest water content was obtained from 5% KOH treatment, 10 extraction time which was 1.9%. The best pH value is in 4% NaOH treatment, 10 hours extraction time is 7.58. The best results of gel strength were obtained from 5% KOH treatment, 7 hours extraction time which was 78.3 mm/g/sec.Keyword: Carrageenan, Kappaphycus alvarezii, Steam Method, NaOH, KOH.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karaginan dari rumput laut merah Kappaphycus alvarezii dengan menggunakan metode uap. Pada penelitian ini digunakan perlakuan konsentrasi NaOH 4% dan KOH 5% dan waktu ekstraksi 7 jam dan 10 jam. Tahapan pembuatan karaginan ini adalah pengeringan, perendaman, pencucian, ekstraksi, pengendapan, penyaringan, pengeringan dan penggilingan. Hasil penelitian ini diperoleh rendemen terbanyak ada pada perlakuan NaOH 4%, waktu ekstraksi 10 jam yaitu sebesar 18,15%. Kadar air yang paling rendah diperoleh dari perlakuan KOH 5%, waktu ekstraksi 10 yaitu sebesar 1,9%. Nilai pH terbaik ada pada perlakuan NaOH 4%, waktu ekstraksi 10 jam yaitu sebesar 7,58. Hasil penelitian kekuatan gel paling terbaik diperoleh dari perlakuan KOH 5%, waktu ekstraksi 7 jam yaitu sebesar 78,3 mm/g/det.Kata kunci: Karaginan, Kappaphycus alvarezii, Metode Uap, NaOH, KOH.
ANALISA TOTAL BAKTERI PADA IKAN JAPUH (Dussumieria acuta C.V.) ASAP KERING YANG ADA DI PASAR TRADISIONAL TIMINTING MANADO Awom, Zakeus; Lohoo, Helen Jenny; Ijong, Frans Gruber
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.4.1.2016.6860

Abstract

Ikan Japuh (Dussumieria acuta C.V) asap kering dan termasuk jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi dan biasanya dipasarkan dalam bentuk ikan Kering, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa Kadar air, pH dan TPC dan untuk mengetahui total bakteri yang terdapat pada produk ikan Japuh asap kering, yang dipasarkan di pasar Tradisional Tuminting Kota Manado. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan Japuh asap kering kadar air berkisar 9,5–11%. pH 6,03–6,18, jumlah bakteri maksimum 1,0x105 sedangkan pengujian TPC  ini relatif tinggi jumlah koloninya dibandingkan dengan SNI, sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan Japuh asap kering tidak layak dikonsumsi apabila dilakukan pemanasan atau pemasakan terlebih dahulu. Ini kemungkinan oleh aspek lingkungan dimana ikan asap kering ini dibuat bahkan dalam proses pengolahan.Kata kunci: Ikan Japuh, Dussumieria acuta C.V, asap kering, kadar air, uji organoleptik, pasar tradisional.
IDENTIFIKASI BAKTERI ESCHERICHIA PADA IKAN SELAR (Selaroides sp.) BAKAR DI BEBERAPA RESTO DI KOTA MANADO Laluraa, Laydy F.H; Lohoo, Helen Jenny; Mewengkang, Hanny Welly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.1.2014.5359

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bakteri Escherichia pada ikan selar (Selaroides sp) bakar yang ada di beberapa resto dikota manado. Pada identifikasi bakteri Escherichia pada ikan selar bakar digunakan beberapa metode identifikasi seperti uji pewarnaan gram, uji moyiliti, uji katalase, uji oksidase, uji IMViC dan uji fermentasi karbohidrat ( fruktosa, laktosa, sukrosa, maltose, glukosa). Hasil analisa presumptive coliform berkisar antara 9,3x101 sampai 2,4x103 MPN/100g dan rata-rata koloni pada EMB Agar untuk total e.colli 1,3x102 sampai 9,7x103 MPN/100g dan total coliform 1,2x103 sampai TBUD. Dan untuk identifikasi sifat bakteri pada uji IMViC menggunakan acuan dari SNI 01-2897-1992
AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA DAUN MUDA MANGROVE Sonneratia alba KERING Ibrahim, Yayu Mukhmin; Dotulong, Verly; Wonggo, Djuhria; Lohoo, Helen Jenny; Montolalu, Roike Iwan; Makapedua, Daisy Monica; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23613

Abstract

Sonneratia alba mangroves are known to have bioactive compounds such as antibacterial. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of extract of S. alba dried mangrove leaves on Gram positive Staphylococcus aureus and Gram negative Escherichia coli bacteria. Extraction method by infusion, extraction time is 40 and 50 minutes. The extract obtained was then evaporated by the solvent above the water bath then the extracts were made concentrations of 5 and 10%. Antibacterial testing uses the modified Kirby-Bauer method. The highest yield is found in the treatment of 50 minutes infusion extraction time which is 15.6 ± 0.2%. The highest antibacterial activity against S. aureus was found in the treatment of 50 minutes extraction time both for 5% sample concentration of 7.0 mm (medium category) and at a sample concentration of 10% at 8.0 mm (medium category). While the highest antibacterial activity against E. coli bacteria was found in the treatment of 50 minutes extraction time both at 5% sample concentration of 8.0 (medium category) mm and at 10% sample concentration of 8.3 mm (medium category). From these results it can be seen that the S. alba extract of young mangrove leaf infusion has a broad spectrum antibacterial activity because it can inhibit both Gram positive S. aureus and Gram negative E. coli bacteria.Keyword: Mangrove, Sonneratia alba, infusion, rendemen, antibacterial. Mangrove Sonneratia alba diketahui memiliki senyawa bioaktif seperti antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak Infusa daun muda mangrove S. alba kering terhadap bakteri Grampositif Staphylococcus aureus dan bakteri Gram negatif Escherichia coli. Metode ekstraksi dengan cara infusa, lama waktu ekstraksi yaitu40 dan 50 menit. Ekstrak yang didapatkan kemudian dievaporasi pelarutnya diatas penangas air kemudian hasil ekstrak dibuat konsentrasi 5 dan 10%. Pengujian antibakteri menggunakan metode Kirby-Bauer yang dimodifikasi. Rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan lama ekstraksi infusa 50 menit yaitu sebesar 15,6±0,2 %. Aktivitas antibakteri tertinggi terhadap bakteri S. aureus terdapat pada perlakuan lama ekstraksi 50 menit baik untuk konsentrasi sampel 5% sebesar 7,0 mm (kategori sedang) dan pada konsentrasi sampel 10% sebesar 8,0 mm (kategori sedang). Sedangkan aktivitas antibakteri tertinggi terhadap bakteri E. coli terdapat pada perlakuan lama ekstraksi 50 menit baik pada konsentrasi sampel 5% sebesar 8,0 mm (kategori sedang) dan pada konsentrasi sampel 10% sebesar 8,3 mm (kategori sedang). Dari hasil ini dapat dilihat bahwa ekstrak infusa daun muda mangrove S. alba mempunyai aktivitas antibakteri dengan spektrum yang luas karena dapat menghambat baik  bakteri Gram positif S. aureus maupun Gram negatif E. coli.Kata kunci: Mangrove, Sonneratia alba, infusa, rendemen, antibakteri.
ANALISA TOTAL BAKTERI, KADAR AIR DAN pH PADA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DENGAN DUA METODE PENGERINGAN Kumesan, Evan Ch; Pandey, Engel Victor; Lohoo, Helen Jenny
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.1.2017.14911

Abstract

Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi Negara dan budidayanya merupakan sumber pendapatan nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung jumlah koloni bakteri, dan menentukan jumlah kadar air dan pH pada rumput laut (Kappaphycus alvarezii) dengan dua metode pengeringan. Penelitian ini menerapkan metode desktriptif yaitu metode analisa yang memberikan gambaran secermat mungkin tentang suatu individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada rumput laut (Kappaphycus alvarezii) rata-rata menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda, rumput laut yang dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari dari pukul 08.00-12.00 selama 40 jam adalah 5,45 x 105 CFU/gr, dan untuk pukul 12.00-16.00 selama 40 jam 5,13 x 105 CFU/gr. Sedangkan, untuk pengeringan menggunakan cabinet dryer untuk pengeringan selama 12 jam adalah 5,39 x 105 CFU/gr dan pengeringan selama 24 jam adalah 5,48 x 105 CFU/gr. Untuk kadar air nilai tertinggi yaitu 17,25% pada pengeringan menggunakan cabinet dryer selama 12 jam. Dan nilai rata-rata terendah yaitu 10,75% pada pengeringan sinar matahari selama 40 jam. Dan untuk nilai pH, nilai tertinggi yaitu 5,58 pada pengeringan menggunakan sinar matahari pada pukul 08.00-12.00 selama 40 jam dan untuk nilai terendah yaitu 4,93 pada pengeringan menggunakan cabinet dryer selama 24 jam.
MUTU KIMIA DAN MIKROBIOLOGI IKAN ROA ASAP PRODUKSI DESA BAHOI KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Lohoo, Helen Jenny; Mongi, Eunike Louisje
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23729

Abstract

Metode pendekatan yang ditawarkan untuk mengatasi persoalan mitra yakni penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan evaluasi; Contoh sampel ikan roa asap yang diperiksa di Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado diperoleh nilai yang memenuhi syarat SNI, seperti Kadar air 11.31%, protein 78,16%. Dengan adanya Program Kemitraan Masyarakat pada Kelompok Pengolahan ikan Roa Asap di Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara Propinsi Sulawesi Utara, Masyarakat dapat membentuk/mengembangkan kelompok masyarakat wirausaha yang mampu mengolah ikan Roa Asap yang berkualitas dengan bahan bakar yang tidak merusak lingkungan mangrove
IDENTIFIKASI KAPANG PADA IKAN TERBANG (Hirundichthys oxycephalus) ASIN DI PASAR BERSEHATI Jumalia, Jumalia; Agustin, Agnes Triasih; Lohoo, Helen Jenny
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6593

Abstract

The aim of this study was to identify the mold of salted flying fish (Hirundichthys oxycephalus) at pasar Bersehati Manado. The aim Manado this study was to identified the mold of salted Flying fish at pasar Bersehati Manado. These research was carried out chemical analysis and microbial analysis of salted fish in two steps which are the total plate colony and identified the species of mold. The chemical analysis was persentase of water content and pH. The result showed that the water content of the flying fish was 29.33–37.00% and pH was 7.24–7.37. And the result of the microbial test showed that total colony of mold was 7x102–13.1x103 CFU/gram and the spesies were Fusarium sp and Aspergillus sp.Keywords: flying fish, salted, microbial, Manado.
Efek Perendaman Terhadap Kandungan Serat Kasar, pH dan Skor Sensori Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Tamungku, Alfris Ekaputra Tuwokona; Mongi, Eunike L; Harikedua, Silvana D; Sanger, Grace; Lohoo, Helen J; Mentang, Feny; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29578

Abstract

One type of seaweed that is widely used in Indonesia is Kappaphycus alvarezii . This type of seawed is also known as Eucheuma cottonii. The purpose of this study was to compare the value of crude fiber content, pH, and sensory score of Kappaphycus alvarezii after being soaked with 2 different types of water (well water and demineralized water). Soaking process is intended for making seaweed -ice by using dried seaweed as raw material. The parameters tested in this study were crude fiber, pH and sensory using Hedonic scale 1-9. The results indicated that Kappaphycus alvarezii soaked with demineralized water had higher crude fiber content (1.37%) compared to seaweed soaked in well water (1.24%). Likewise, the pH level of seaweed products that are soaked with demineralized water have a higher pH value (6.27) than seaweed products that are soaked in well water (6.19). Furthermore, organoleptic test results show that seaweed products that are soaked with water demineralization was more preferable by panelist in terms of appearance, odor, texture and taste.Salah satu jenis rumput laut yang banyak dimanfaatkan di Indonesia adalah rumput laut Kappaphycus alvarezii . Rumput laut ini juga dikenal dengan nama Eucheuma cottonii. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan nilai kadar serat kasar, pH, dan skor sensori rumput laut Kappaphycus alvarezii setelah direndam dengan 2 jenis air berbeda (air sumur dan air demineralisasi). Proses perendaman ditujukan untuk pembuatan es rumput laut dengan menggunakan rumput laut kering. Parameter yang diuji pada penelitian ini adalah serat kasar, pH dan uji sensori menggunakan uji Hedonik skala 1 – 9. Hasil analisa menunjukkan bahwa rumput laut Kappaphycus alvarezii yang direndam dengan air demineralisasi memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi (1.37%) dibandingkan dengan rumput laut yang direndam dengan air sumur (1.24%). Pada pengujian kadar pH, produk rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi memiliki nilai pH yang lebih tinggi (6.27) dari pada produk rumput laut yang direndam dengan air sumur (6.19), Selanjutnya, hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa produk rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi lebih disukai panelis dari segi kenampakan, bau, tekstur dan rasa.