Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

ISOTERMI SORPSI AIR IKAN KAYU (Katsuo-Bushi) YANG DIBUAT DENGAN KONSENTRASI ASAP CAIR DAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA Tinuwo, Greace; Berhimpon, Siegfried; Taher, Nurmeilita; Sanger, Grace; Mongi, Eunike Louisje; Mentang, Feny; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23614

Abstract

Dried smoked skipjack or better known as Katsuobushi, are included in smoking processed products, which are carried out in several stages. The weight of Katsuobushiis about 20% of the weight of the raw material, with a moisture content of 15-19%, because they have a long process of smoking and drying. According to Berhimpon et al. (2014), the weakness of katsuobushiin the world today is the high content of Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH), which it exceeds a maximum of 10 ppb, which it is the standard given by Korean as an importer country. Although, Japan as a bigger importer country did not gave a standard yet, but nowadays consumer have more concern to health. In their research Berhimpon et al. (2016) has examined katsuobushi processed using liquid smoke which it contains PAH <0.25 ppb. In this study katsuobushiwere smoked using liquid smoke, with concentration 2, 4, 6, 8% and soaking time 30, 60, 90, 120 minutes. The parameters tested were water content (AOAC, 2005), pH (AOAC, 2005),and moisture sorption isotherm (MSI) (Berhimpon, 1990). The results showed that soaking time had an effect on the value of water content and pH of liquid smoked katsuobushi, and MSI analysis showed a type 1 sorption isothermic curve and the best equation model fitted the MSI curves was Henderson equation with MRD value  of 4.9.Keyword: Isotherm sorpsi water (ISA) Katsuo-bushi, liquid smoke. Ikan kayu atau lebih dikenal dengan Katsuo-bushi termasuk dalam produk olahan pengasapan, yang dilakukan secara bertahap. Ikan kayu memiliki berat sekitar 20% dari berat bahan baku, dengan kadar air 15-17%, karena mengalami proses pengasapan/pengeringan yang lama. Berhimpon dkk.. (2014), mengatakan bahwa kelemahan ikan kayu yang ada di dunia dewasa ini adalah tingginya kandungan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon(PAH) yang melebihi 10 ppb, yaitu standar yang diberikan oleh Korea sebagai negara pengimpor. Walaupun Jepang sebagai negara pengimpor terbesar belum membatasi kandungan PAH, tetapi konsumen dewasa ini sudah mempertimbangkan kesehatan. Pada penelitian selanjutnya Berhimpon et al. (2016) telah meneliti pembuatan ikan kayu dengan menggunakan asap cair dan memperoleh ikan kayu yang kandungan PAH <0,25 ppb.Penelitian ini menggunakan metode pengasapan menggunakan asap cair dengan perlakuan yang digunakan ialah konsentrasi asap cair 2, 4, 6, 8% dan lama perendaman 30, 60, 90, 120 menit. Parameter yang di diuji adalah kadar air (AOAC, 2005), pH (AOAC, 2005), analisa isotermi sorpsi air (Berhimpon, 1990). Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa, lama perendaman memberikan pengaruh terhadap nilai kadar air dan pH dari ikan kayu asap cair dan untuk analisa ISA menunjukkan kurva isotermi sorpsi air tipe 1 dan model persamaan yang paling baik adalah persamaan Henderson dengan nilai MRD 4,915. Kata kunci: isotermi sorpsi air (ISA), ikan kayu, asap cair. 
ANALISIS FITOKIMIA DAN UJI TOTAL KAPANG PADA RUMPUT LAUT KERING Eucheuma denticulatum DAN Kappaphycus alvarezii Mayore, Sutardy; Damongilala, Lena Jeane; Mewengkang, Hanny Welly; Salindeho, Netty; Sanger, Grace; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.21256

Abstract

The purpose of this study was to determine the phytochemistry content of dried seaweed Eucheuma denticulatum and Kappaphycus alvarezii using methanol and ethanol as solvents and to measure the total plate count (TPC) in the simplicia of dried seaweed Eucheuma denticulatum and Kappaphycus alvarezii. The results showed that dried seaweed Eucheuma denticulatum and Kappahycus alvarezii extract with ethanol and methanol contained bioactive compounds such as Flavonoids, Saponins, Tannins, Terpenoids, Phenols and Alkaloid in Dragendorf reagents and Wagner reagents. However, alkaloid was not found in Mayer reagents in both seaweed. Moreover, steroid was only identified in both seaweed extracts with ethanol. While total plate count (TPC) in incubation for two days at 25–30˚C was 3.1x102 CFU/g for dried seaweed Eucheuma denticulatum and Kappaphycus alvarezii had total plate count (TPC) of 3.4x102 CFU/g.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kandungan fitokimia dari rumput laut kering Eucheuma denticulatum dan Kappaphycus alvarezii menggunakan pelarut methanol dan etanol, dan untuk mengukur total kapang dalam simplisia rumput laut kering Eucheuma denticulatum dan Kappaphycus alvarezii. Hasilnya menunjukkan bahwa rumput laut kering Eucheuma denticulatum dan Kappaphycus alvarezii yang di ekstrak dengan etanol dan methanol, mengandung senyawa Flavonoid, Saponin, Terpenoid, Tanin, Fenol dan Alkaloid pada pereaksi Dragendorf dan Wagner. Senyawa Alkaloid pada pereaksi Mayer tidak teridentifikasi pada kedua rumput laut. Senyawa Steroid yang teridentifikasi pada kedua rumput laut yang diekstrak dengan etanol. Sementara itu, total kapang yang di inkubasi selama dua hari pada suhu 25–30˚C ialah 3,1x102 CFU/g untuk rumput laut kering Eucheuma denticulatum, sedangkan rumput laut kering Kappaphycus alvarezii memiliki total kapang 3,4x102 CFU/g.
PENGEMBANGAN PRODUKSI MINUMAN RUMPUT LAUT Euchema cottonii DI KELURAHAN MALALAYANG DUA KECAMATAN MALALAYANG, KOTA MANADO Sanger, Grace; Assa, Yan R
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.2.2018.19930

Abstract

Sasaran program ini berlokasi di Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang Kota Manado, yang secara geografis sangat strategis untuk dikembangkan industri pengolahan minuman rumput laut. Kelurahan ini merupakan daerah wisata kuliner, dimana terdapat banyak pengusaha makanan dan minuman. Sulawesi Utara, merupakan penghasil rumput laut yang besar, dengan demikian ketersediaan bahan baku mudah diperoleh dan memadai untuk pengolahan secara industri. Pengolahan minuman rumput laut yang terdiri dari sirup, sari dan serbuk instan, sangat mudah serta pemasarannya tidak sukar, dapat dijangkau oleh masyarakat kelas ekonomi atas maupun bawah. Tujuan program ini yaitu pengembangan lapangan usaha baru untuk meningkatkan ekonomi masyarakat serta meningkatkan nilai jual dan ekonomi rumput laut. Target khusus program IbM ini yaitu 1. Memproduksi minuman rumput laut memenuhi syarat sanitasi dan higienis, dikemas dan dilabel dengan baik/menarik; 2. Mengembangkan usaha industri minuman sirup rumput laut. Adapun metode pelaksanaan yang disepakati dengan mitra yaitu: 1. Masalah produksi minuman sirup rumput laut, pemasaran produk dan keuangan; 2. Metode untuk menyelesaikan masalah dengan penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan evaluasi; 3. Prosedur kerja untuk menyelesaikan masalah melalui survei, penyuluhan, pelatihan, pendampingan, evaluasi, pelaporan dan jurnal.
KOMPOSISI KIMIA, SENYAWA BIOAKTIF DAN ANKGA LEMPENG TOTAL PADA RUMPUT LAUT Gracillaria edulis Musa, Susanti; Sanger, Grace; Dien, Henny Adeleida
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.3.2017.16865

Abstract

This study was conducted to determine the proximate composition, bioactive compound and total plate count (TPC) in Gracilaria edulis seaweed. This research used descriptive explorative method. The results showed the average value of moisture content (77.7%); protein content (39.4%); fat content (8.1%); carbohydrates by difference (71.7%); ash content (20.7%) and very low bacterial count. Phytochemical test results show this seaweed contains alkaloids, saponins, flavonoids, and triterpenoids compounds. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi proksimat, senyawa bioaktif dan angka lempeng total (ALT) pada rumput laut Gracilaria edulis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar air (77,7%); protein (39,4%); kadar lemak (8,1%); karbohidrat (71,7%); kadar abu (20,7%) dan jumlah bakteri yang sangat rendah. Hasil uji fitokimia menunjukkan rumput laut ini mengandung  senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, dan triterpenoid.
KANDUNGAN FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL RUMPUT LAUT SEGAR (Turbinaria sp., Gracilaria sp., dan Halimeda macroloba) Soamole, Hasri H; Sanger, Grace; Harikedua, Silvana Dinaintang; Dotulong, Verly; Mewengkang, Hanny Welly; Montolalu, Roike Iwan
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.21259

Abstract

Rumput laut atau dikenal dengan nama seaweed merupakan salah satu organisme laut yang berpotensi sebagai sumber bioaktif, pangan dan obat-obatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar air dan kandungan senyawa bioaktif seperti, alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, tanin dan saponin pada tiga jenis rumput laut segar Turbinaria sp., Gracilaria sp., dan Halimeda macroloba. Rumput laut yang dijadikan sampel didapatkan dari daerah Minahasa Utara (pulau Nain). Ekstraksi senyawa bioaktif dilakukan dengan metode maserasi (perendaman) dengan pelarut teknis (etanol), dan perbandingan (1:2 b/v), selama 48 jam pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan air pada ketiga jenis rumput laut ini bervariasi yaitu 75,6% untuk Turbinaria sp. 90,6% untuk Gracilaria sp. dan 72,7% untuk Halimeda macroloba. Dari penelitian ini juga menunjukkan ketiga jenis rumput laut mengandung senyawa bioaktif seperti; alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, saponin dan tanin. Dari hasil penelitian pada ketiga jenis rumput laut tersebut dapat disimpulkan bahwa tiga jenis rumput laut tersebut dapat digunakan sebagai pangan fungsional, obat-obatan dan industri makanan karena memiliki senyawa bioaktif.
PENGARUH KONSENTRASI PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI PADA PRODUKSI KARAGENAN Gerung, Marselino S; Montolalu, Roike Iwan; Lohoo, Helen Jenny; Dotulong, Verly; Taher, Nurmeilita; Mentang, Feny; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.1.2019.23908

Abstract

The purpose of this study is to obtain carrageenan from red seaweed Kappaphycus alvarezii using the steam method. In this study the treatment of 4% NaOH and 5% KOH was used and the extraction time was 7 hours and 10 hours. The stages of making carrageenan are; drying, soaking, washing, extraction, settling, filtering, drying and grinding. The results of this study showed that the highest yield was in 4% NaOH treatment, 10-hour extraction time was equal to 18.15%. The lowest water content was obtained from 5% KOH treatment, 10 extraction time which was 1.9%. The best pH value is in 4% NaOH treatment, 10 hours extraction time is 7.58. The best results of gel strength were obtained from 5% KOH treatment, 7 hours extraction time which was 78.3 mm/g/sec.Keyword: Carrageenan, Kappaphycus alvarezii, Steam Method, NaOH, KOH.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karaginan dari rumput laut merah Kappaphycus alvarezii dengan menggunakan metode uap. Pada penelitian ini digunakan perlakuan konsentrasi NaOH 4% dan KOH 5% dan waktu ekstraksi 7 jam dan 10 jam. Tahapan pembuatan karaginan ini adalah pengeringan, perendaman, pencucian, ekstraksi, pengendapan, penyaringan, pengeringan dan penggilingan. Hasil penelitian ini diperoleh rendemen terbanyak ada pada perlakuan NaOH 4%, waktu ekstraksi 10 jam yaitu sebesar 18,15%. Kadar air yang paling rendah diperoleh dari perlakuan KOH 5%, waktu ekstraksi 10 yaitu sebesar 1,9%. Nilai pH terbaik ada pada perlakuan NaOH 4%, waktu ekstraksi 10 jam yaitu sebesar 7,58. Hasil penelitian kekuatan gel paling terbaik diperoleh dari perlakuan KOH 5%, waktu ekstraksi 7 jam yaitu sebesar 78,3 mm/g/det.Kata kunci: Karaginan, Kappaphycus alvarezii, Metode Uap, NaOH, KOH.
KAJIAN PERUBAHAN MUTU KESEGARAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) YANG DIRENDAM DALAM EKSTRAK RUMPUT LAUT (Eucheuma spinosum) DAN EKSTRAK BUAH BAKAU (Sonneratia alba) Pianusa, Anggriani Fedrika; Sanger, Grace; Wonggo, Djuhria
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.4.2.2016.12927

Abstract

The research has been done to know the influence of seaweed extract (Eucheuma spinosum) and mangrove fruit extract (Sonneratia alba) as antibacterial in preserving tongkol fish. Seaweed (Eucheuma spinosum) and mangrove fruit (Sonneratia alba) were refined, filtered, and dissolved into sterile aquades. Fresh tongkol fish soaked in that extract added ice to maintain the temperature not more than 5 celsius degree. Observation was done to chemistry characteristic (pH), there was microbe pollution (ALT) and sensory characteristic and hedonic of tongkol fish produced by using score test. The result of observation to the sensory value and hedonic of tongkol fish which soaked in each extract give very real influence. On the other side, treatment of soak in extract did not give real influence to pH and microbe pollution (ALT).Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dari ekstrak rumput laut Eucheuma spinosum dan ekstrak buah bakau Sonneratia alba sebagai antibakteri dalam mengawetkan ikan tongkol. Rumput laut Eucheuma spinosum dan buah bakau Sonneratia alba dihaluskan, disaring dan dilarutkan ke dalam aquades steril. Ikan tongkol segar direndam dalam ekstrak tersebut sambil diberi es dengan mempertahankan suhu agar tidak lebih dari 5ºC. Pengamatan dilakukan terhadap sifat kimia (pH), adanya cemaran mikroba (ALT) dan sifat sensori dan hedonik ikan tongkol yang dihasilkan dengan menggunakan uji skor. Hasil pengamatan terhadap nilai sensori dan hedonik ikan tongkol yang direndam dalam masing-masing ekstrak memberikan pengaruh yang sangat nyata. Sebaliknya perlakuan perendaman dalam ekstrak tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pH dan cemaran mikroba (ALT).
PENGUJIAN KAPANG DAN BAKTERI PATOGEN PADA IKAN KAYU (KATSUOBUSHI) ASAP CAIR SELAMA PENYIMPANAN Iqlima, Annisa; Dien, Henny Adeleida; Kaparang, Josefa Tety; Agustin, Agnes Triasih; Timbowo, Semuel Marthen; Makapedua, Daisy Monica; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23618

Abstract

Wooden fish products that are usually processed traditionally have a weakness, namely deposit of tar in food ingredients which endangers health and air pollution that is not environmentally friendly. Today's wood processing is the high content of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), especially benzopirene which can cause cancer, as an alternative to wood fish processing conducted research using liquid smoke wood fogging technology. The purpose of this study is to calculate the presence of molds and pathogenic bacteria that can contaminate processed fishery products, namely wood fish. The microbial test results showed that the mold value in the lowest range was 2.0x102 on day 0 with a concentration of 4% soaking 30 minutes and the highest value was 1.4x103 on the 30th day with a concentration of 2% immersion 120 minutes. The total plate number of fresh skipjack with a value of 5.8x104 cfu/gram and after being processed into wood fish the lowest ALT value is 2.9x102 cfu/gram on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and a high value of 9.9x102 cfu/gram on the 30th day with a concentration of 8% soaking 30 minutes, testing of pathogenic bacteria showed negative results (none). Chemical testing showed that the lowest water content value was 13% on day 0 with a concentration of 6% and the highest value was 17.25% on day 30 concentration of 2% soaking and 120 minutes. The lowest pH value is 5.38 on day 0 with a concentration of 2% 120 minutes soaking and the highest value is 5.96 on day 15 with a concentration of 2% soaking 30 minutes. The test results showed significant results in the ANOVA test.Keyword: Wood Fish, Liquid Smoke, Microbes. Produk ikan kayu yang biasa diolah secara tradisional memiliki kelemahan yaitu terdepositnya tar pada bahan makanan sehingga membahayakan kesehatan serta adanya polusi udara yang tidak ramah lingkungan. Pengolahan ikan kayu dewasa ini adalah tingginya kandungan senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) terutama benzopiren yang dapat menyebabkan kanker, sebagai alternatif dalam pengolahan ikan kayu dilakukan penelitian menggunakan teknologi pengasapan ikan kayu asap cair. Tujuan penelitian ini untuk menghitung keberadaan kapang dan bakteri patogen yang dapat mengkontaminasi produk olahan hasil perikanan yaitu ikan kayu. Hasil pengujian mikroba menunjukkan bahwa nilai kapang pada range paling terendah yaitu 2,0x102 pada hari ke 0 dengan konsentrasi 4% perendaman 30 menit dan nilai tertinggi yaitu 1,4x103 pada hari ke 30 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit. Angka Lempeng total ikan cakalang segar dengan nilai 5,8x104 cfu/gram dan setelah diolah menjadi ikan kayu nilai ALT terendah yaitu 2,9x102 cfu/gram pada hari ke 0 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit dan nilai tertinggi yaitu 9,9x102 cfu/gram pada hari ke 30 dengan konsentrasi 8% perendaman 30 menit, pengujian bakteri patogen menunjukkan hasil negatif (tidak ada). Pengujian kimia, menunjukkan bahwa nilai kadar air yang terendah yaitu 13% pada hari ke 0 dengan konsentrasi 6% dan nilai tertinggi yaitu 17,25% pada hari ke 30 konsentrasi 2% perendaman dan 120 menit. Nilai pH yang terendah yaitu 5,38 pada hari ke 0 dengan konsentrasi 2% perendaman 120 menit dan nilai tertinggi yaitu 5,96 pada hari ke 15 dengan konsentrasi 2% perendaman 30 menit. Hasil uji menunjukkan signifikan pada uji anova.Kata kunci: Ikan Kayu, Asap Cair, Mikroba.
KAJIAN MUTU IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis, L.) ASAP DARI TEMPAT PENGASAPAN DESA GIRIAN ATAS YANG DIKEMAS VAKUM DAN NON VAKUM SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Angela, Gabriella Christy; Mentang, Feny; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.3.2.2015.9219

Abstract

Sub sector of fishery is constitute primary mainstay which source of food and nutrition for Indonesian society. Fish is a source of protein also recognized as “function food” which has significant important for health because it contains unsaturated fatty acid chain length (especially those classified as Omega-3 fatty acid), vitamins, as well as macro minerals. One way of processing and preserving fish is by fogging. Fogging is a way of processing or preservation by utilizing a combination of drying treatment and giving the natural chemical compound from the results combustion of natural fuel. One right way to maintain durable power of cakalang (Katsuwonus pelamis, L.) is by the vacuum packed fish. The main principles of the vacuum packed is expenditure especially air from the product so that extend the self life. And next modified with the cold storage to obtain good results. This research aims to observe the setback chemical quality of cakalang. Fogging for 0 day, 7 day, and 21st day. Storage temperatures (5°C) at vacuum and non vacuum packed with testing of the quality water content, pH, Total Plate Count (TPC), Total Volatile Base Nitrogen (TVBN), and Organoleptik. The Method Experiment Explorative which reveal facts based on the exciting problems by hypothesis. Parameter used in this research is testing water content, pH, TPC, TVB, and Organoleptik. The results of this research from 5 parameter obtained: The Value of highest water level (53.95%), lowest (20.14%). The Value of highest pH (5.9), lowest (5.8). The Value of highest TVB (43.36mg N/100gr), lowest (21.84mg N/100gr). The Value of highest TPC (TBUD), lowest (<30). The Organoleptic value of flavor (6.3–8.2), appearance (4.3–7.5), aroma (4.3–8.9) and texture (4.9–7.9). Keyword: Skipjack (Katsuwonus pelamis L), Smoke, Study Quality, Chemical, TVB-N, pH, Moisture, TPC, Organoleptik.   Sub sektor perikanan merupakan andalan utama sumber pangan dan gizi bagi masyarakat Indonesia. Ikan merupakan sumber protein, juga diakui sebagai functional food yang mempunyai arti penting bagi kesehatan karena mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang (terutama yang tergolong asam lemak omega-3), vitamin serta makro dan mikro mineral. Salah Satu cara pengolahan dan pengawetan ikan adalah dengan cara pengasapan. Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Salah satu cara yang tepat untuk mempertahankan daya awet ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L.) asap yaitu dengan dikemas vakum. Prinsip utama dari pengemasan vakum adalah pengeluaran khususnya 02 dari produk sehingga dapat memperpanjang masa simpan. Selanjutnya dimodifikasi dengan penyimpanan dingin untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kemunduran mutu kimiawi ikan Cakalang asap selama 0 hari, 7 hari, dan 21 hari, penyimpanan pada suhu dingin (±5 ºC ) yang dikemas vakum dan non vakum dengan pengujian mutu meliputi Kadar air, pH, Total Plate Count (TPC), Total Volatile Base Nitrogen (TVB-N), dan Organoleptik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen eksploratif yaitu mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan permasalahan yang ada melalui hipotesa. Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah uji Kadar Air, uji pH, uji TPC, uji TVB-N, dan uji Organoleptik. Hasil penelitian yang diperoleh dari 5 parameter uji, diperoleh nilai kadar air tertinggi (53,95%), terendah (20,14%); nilai pH tertinggi 5,9, terendah 5,8; nilai TVB tertinggi (45,36mg N/100gr), terendah (21,84mg N/100g); nilai TPC tertinggi (TBUD), terendah (<30); nilai Organoleptik (Rasa) tertinggi (8,2), terendah (6,3); nilai Organoleptik (Kenampakan) tertinggi (7,5), terendah (4,3); Nilai Organoleptik (Bau) tertinggi (8,9), terendah (4,3); nilai Organoleptik (Tekstur) tertinggi (7,9), terendah (4,9). Kata Kunci: Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L.), asap, Kajian Mutu, TVB-N, pH, Kadar Air,TPC, Organoleptik.
Kajian Mutu Ikan Layang (Decapterus russelli) Segar di Pasar Tuminting Kota Manado Umpain, Johannis; Wonggo, Djuhria; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6852

Abstract

The aim of the research was to observe the freshness of flying fish (Decapterus russelli) in Pasar Tuminting, Manado, North Sulawesi. The highest pH degree of D. ruselli was 5.6 and the lowest was 5.4. The range of TVB value was 28.01–14 mg N/100 g of flesh. The organoleptic test on eyes, mucus, gill, texture and odour approximately was 6. The conclusion of the research was flying fish in Pasar Tuminting was still fresh. Keywords: Flying fish, Decapterus russelli, pH, TVB, organoleptic.