Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Karakteristik Fisika Kimia Karaginan Rumput Laut Jenis Kappaphycus alvarezii Pada Umur Panen Yang Berbeda di Perairan Desa Tihengo Kabupaten Gorontalo Utara Harun, Maya; Montolalu, Roike Iwan; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.1.2013.4139

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan di kabupaten Gorontalo Utara. Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan di Kabupaten Gorontalo Utara adalah Kappaphycus alvarezii. K. Alvarezii memiliki nilai ekonomis penting karena menghasilkan karaginan. Karaginan banyak digunakan sebagai bahan tambahan industri farmasi, bahan tambahan kosmetik, pengatur keseimbangan, bahan pengental, pembentuk gel dan pengemulsi. Mutu karaginan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis rumput laut, tingkat pertumbuhan dan umur panen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik kimia rumput laut K. alvarezii, membandingkan kandungan karaginan rumput laut K. alvarezii dari berbagai umur panen, menentukan umur panen rumput laut yang tepat dalam hubungannya dengan karakteristik karaginan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah perlakuan umur panen 30 hari ke atas, dengan parameter kandungan rendemen tertinggi diperoleh pada hari ke 40 (30,63%), kadar air terendah diperoleh pada hari ke 30 (17,72%), kadar abu terendah diperoleh pada hari ke 40 (14,62%), nilai viskositas tertinggi diperoleh pada hari ke 30 (85 cP) dan kekuatan gel tertinggi diperoleh pada hari ke 50 (80,31 g/cm2). Berdasarkan hasil parameter tersebut, maka rumput laut K. alvarezii yang ada di perairan Desa Tihengo dapat dipanen sejak umur 30 hari.
KARAKTERISTIK SIFAT FISIKA KIMIA KARAGINAN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii PADA BERBAGAI UMUR PANEN YANG DIAMBIL DARI DAERAH PERAIRAN DESA ARAKAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Bunga, Selvanda M; Montolalu, Roike Iwan; Harikedua, Johanna; Montolalu, Lita ADY; Watung, Alexander H; Taher, Nurmeilita
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.1.2.2013.767

Abstract

Rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu komoditas unggulan penghasil karaginan yang banyak dimanfaatkan dalam industri kertas, tekstil, fotografi, pasta dan pengalengan ikan. Karaginan dipakai dalam bebaragi industri karena berfungsi sebagai pengatur keseimbangan, bahan pengental, pembentuk gel, dan pengemulsi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan membandingkan sifat fisika kimia karaginan rumput laut dari berbagai umur panen, serta menentukan umur panen yang tepat. Penelitian dilakukan 2 tahap, tahap pertama penanaman rumput laut di daerah perairan desa Arakan  dan diambil dalam waktu 0 (bibit), 10, 20, 30, 40 dan 50 hari. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rendemen karaginan tertinggi diperoleh dari perlakuan 20 hari (28,402%), kadar air terendah diperoleh pada hari ke 30 (13,76%), kadar abu terendah diperoleh pada hari ke 30 (16,19%), nilai viskositas terendah diperoleh pada hari ke 20 dan 50 (60 cps) dan kekuatan gel tertinggi diperoleh pada hari ke 50 (78,505 g/cm2). Karakteristik kimia untuk parameter kadar air, tidak memenuhi standard yang ditetapkan (12%) dan karakteristik fisika untuk parameter kekuatan gel juga belum memenuhi standard yang ditetapkan (900–1200 g/cm2). Hasil Penelitian ini, diharapkan bisa memberi informasi tentang kandungan fisika kimia karaginan yang terkandung dalam rumput laut dalam perannya di bidang industri perikanan dan kelautan.
Kajian Mutu Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Segar di Pasar Bahu Manado Manggaprouw, Agustina E; Montolalu, Roike Iwan; Suwetja, I Ketut
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.2.2.2014.6855

Abstract

Penelitian ini bertujuan mempelajari tingkat kesegaran ikan Tongkol yang dijual di pasar Bahu. Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Waktu pengambilan sampel yang terdiri atas: jam 06.00–07.00, 11.00–12.00 dan 16.00–17.00, serta pedagang yang terdiri atas: pedagang 1, pedagang 2 dan pedagang 3. Ulangan dalam penelitian ini adalah 3 kali pengambilan sampel yaitu hari pertama, hari kedua, dan hari ketiga. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, data dianalisis menggunakan Microsoft excel sebagai rerata 3 variabel independen dengan standar deviasi (SD). Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata TVB-N ikan Tongkol (Euthynnus affinis) yang terendah adalah (11,2 mg N/100 gr sampel) pada pengambilan ikan Tongkol jam 06.00–07.00 sedangkan nilai rerata (14 mg-N/100g sampel). Nilai rerata terendah pada pengambilan ikan Tongkol pada jam 12.00–13.00 adalah (11,2 mg N/100 gr sampel) sedangkan nilai rerata TVB-N yang tertinggi adalah (14 mg-N/100g sampel). Nilai rerata TVB-N yang terendah pada jam 16.00–17.00 (22,4 mg N/100 gr sampel) sedangkan nilai rerata yang tertinggi adalah (28 mg N/100 gr sampel). Nilai rerata pH pada jam 06.00–07.00, nilai rerata terendah pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,4 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,43. Nilai rerata pH terendah pada pengambilan ikan tongkol pada jam 12.00–13.00 ditemukan pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,46 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,53. Nilai rata-rata pH terendah pada pengambilan ikan tongkol pada jam 16.00–17.00 ditemukan pada pedagang 1 adalah 5,53 sedangkan nilai tertinggi ditemukan pada pedagang 2 dan 3 nilainya sama 5,56. Nilai organoleptik yaitu mata, insang, lendir permukaan badan, daging (warna dan kenampakan) dan tekstur terdapat korelasi positif yaitu nilai tertinggi pada ketiga pedagang terdapat pada pengambilan sampel pagi hari, selanjutnya menurun pada pengambilan sampel siang hari dan sore hari, walaupun demikian nilai organoleptik ini masih masuk kategori ikan bermutu segar dan agak segar yaitu >6. Kata kunci: Ikan Tongkol (Euthynnus affinis), kajian mutu, pH, TVB-N, organoleptik.
KANDUNGAN FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL RUMPUT LAUT SEGAR (Turbinaria sp., Gracilaria sp., dan Halimeda macroloba) Soamole, Hasri H; Sanger, Grace; Harikedua, Silvana Dinaintang; Dotulong, Verly; Mewengkang, Hanny Welly; Montolalu, Roike Iwan
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.21259

Abstract

Rumput laut atau dikenal dengan nama seaweed merupakan salah satu organisme laut yang berpotensi sebagai sumber bioaktif, pangan dan obat-obatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar air dan kandungan senyawa bioaktif seperti, alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, tanin dan saponin pada tiga jenis rumput laut segar Turbinaria sp., Gracilaria sp., dan Halimeda macroloba. Rumput laut yang dijadikan sampel didapatkan dari daerah Minahasa Utara (pulau Nain). Ekstraksi senyawa bioaktif dilakukan dengan metode maserasi (perendaman) dengan pelarut teknis (etanol), dan perbandingan (1:2 b/v), selama 48 jam pada suhu ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan air pada ketiga jenis rumput laut ini bervariasi yaitu 75,6% untuk Turbinaria sp. 90,6% untuk Gracilaria sp. dan 72,7% untuk Halimeda macroloba. Dari penelitian ini juga menunjukkan ketiga jenis rumput laut mengandung senyawa bioaktif seperti; alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, saponin dan tanin. Dari hasil penelitian pada ketiga jenis rumput laut tersebut dapat disimpulkan bahwa tiga jenis rumput laut tersebut dapat digunakan sebagai pangan fungsional, obat-obatan dan industri makanan karena memiliki senyawa bioaktif.
MUTU KARAGINAN DAN KEKUATAAN GEL DARI RUMPUT LAUT MERAH Kappaphycus alvarezii Erjanan, Sopina; Dotulong, Verly; Montolalu, Roike Iwan
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.5.2.2017.14872

Abstract

The study aim to determine the quality and gel strength of carrageenan produced by red algae Kappaphycus alvarezii. The carrageenan was produced using various concentration, cooking time and water ratio that is 0.05, 0.1 and 0.15% potassium hydroxide; 1, 1.15, 1.25, 1.5, 3 and 4.5%, potassium chloride (KCl); cooking time 2h or 3h; and carrageenan and water ratio, 1:20L or 1:30L The results showed that the best treatment produced the highest gel strength (188.53 g/cm2) with 17.7% moisture content and 19.9% ash content. This condition was achived by mixing 0.15% KOH and 1.25% KCl, cooked for 2h with 1:20 carrageenan to water ratio.Keyword: Carageenan, Kappaphycus alvarezii, seaweed. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan mutu akhir karaginan dari rumput laut merah Kappaphycus alvarezii yang dibuat dengan 5 perlakuan berbeda. Perlakuan variasi konsentrasi pelarut KOH dan KCl, lama pemasakan, dan perbandingan air yang berbeda. Proses ekstraksi karaginan menggunakan pelarut KOH dengan konsentrasi 0,05%, 0,1 %, dan 0,15% sedangkan pelarut KCl dengan konsentrasi 1%, 1.15%, 1.25%, 1,5%, 3%, dan 4,5%, lama permasakan 2 dan 3 jam, dan perbandingan air 1:20 L dan 1:30 L. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuaan F dengan konsentrasi  KOH 0,15 + KCl 1,25 % dan lama pemasakan 2 jam,dan perbandingan karaginan dan air 1: 20 Liter menghasilkan  kekuataan gel 188,53 g/cm2, dengan pH 8.04, kadar air 17.75, dan kadar abu 19,99%.Kata Kunci: Karaginan, Kappaphycus alvarezii, rumput laut.
PENGARUH KONSENTRASI PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI PADA PRODUKSI KARAGENAN Gerung, Marselino S; Montolalu, Roike Iwan; Lohoo, Helen Jenny; Dotulong, Verly; Taher, Nurmeilita; Mentang, Feny; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.1.2019.23908

Abstract

The purpose of this study is to obtain carrageenan from red seaweed Kappaphycus alvarezii using the steam method. In this study the treatment of 4% NaOH and 5% KOH was used and the extraction time was 7 hours and 10 hours. The stages of making carrageenan are; drying, soaking, washing, extraction, settling, filtering, drying and grinding. The results of this study showed that the highest yield was in 4% NaOH treatment, 10-hour extraction time was equal to 18.15%. The lowest water content was obtained from 5% KOH treatment, 10 extraction time which was 1.9%. The best pH value is in 4% NaOH treatment, 10 hours extraction time is 7.58. The best results of gel strength were obtained from 5% KOH treatment, 7 hours extraction time which was 78.3 mm/g/sec.Keyword: Carrageenan, Kappaphycus alvarezii, Steam Method, NaOH, KOH.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karaginan dari rumput laut merah Kappaphycus alvarezii dengan menggunakan metode uap. Pada penelitian ini digunakan perlakuan konsentrasi NaOH 4% dan KOH 5% dan waktu ekstraksi 7 jam dan 10 jam. Tahapan pembuatan karaginan ini adalah pengeringan, perendaman, pencucian, ekstraksi, pengendapan, penyaringan, pengeringan dan penggilingan. Hasil penelitian ini diperoleh rendemen terbanyak ada pada perlakuan NaOH 4%, waktu ekstraksi 10 jam yaitu sebesar 18,15%. Kadar air yang paling rendah diperoleh dari perlakuan KOH 5%, waktu ekstraksi 10 yaitu sebesar 1,9%. Nilai pH terbaik ada pada perlakuan NaOH 4%, waktu ekstraksi 10 jam yaitu sebesar 7,58. Hasil penelitian kekuatan gel paling terbaik diperoleh dari perlakuan KOH 5%, waktu ekstraksi 7 jam yaitu sebesar 78,3 mm/g/det.Kata kunci: Karaginan, Kappaphycus alvarezii, Metode Uap, NaOH, KOH.
KAJIAN MUTU KIMIAWI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis L.) ASAP (FUFU) SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG DAN SUHU DINGIN Wally, Erni; Mentang, Feny; Montolalu, Roike Iwan
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.3.1.2015.8327

Abstract

Fish as a functional food plays an important role for health and preventing diseases. The objective of the study was to difermined the quality of smoked Skipjack (Katsuwonus pelamis L.) found from the traditional market in Bahu Manado. The method of the study was to analyzet the TVB-N by using Conway, pH by using pH meters and water contents by using oven method. The product was storage at 40C and 27-280C ( refrigeratot and room temperature) for 4 days, data were analyzet using statistical test from the triplicate analyzet. The results obtained, the TVB-N value of smoked Skipjack (Katsuwonus pelamis L.) at 0 day storage in 27-280C (A1B1) and refrigerator 40C (A1B2) was 11,2 mg/100gr, 2 days storage 27-280C (A2B1) is 44,8 mg/100gr and 40C (A2B2) is 19,6 mg/100gr, and 4 days storage in 27-280C (A3B1) is 56 mg/100gr and 40C (A3B2) is 28 mg/100gr. The pH value storage at 40C was 5,7 and no differents among the sample, in contrast at 27-280C value varied from 5,7 to 6,3 and 6,6. The water contents storage at 27-280C were at 0 day (A1B1) is 62,5%, 2 days (A2B1) is 62,8% and 4 days (A3B1) is 63,8% and storage 40C were 0 day (A1B2) is 59%, 2 days (A2B2) is 61,1% and 4 days (A3B2) is 62,7%. Based on the results of the TVB-N value, pH and water contents of smiked Skipjack (Katsuwonus pelamis L.) found from the traditional market at Bahu Manado were acceptable until 4 days storage. While the smoked Skipjack (Katsuwonus pelamis L.) storage at 27-280C (room temperature) acceptable until 2 days storage.   Keywords: Skipjack (Katsuwonus pelamis L.), Smoke, Study Quality, Chemical, TVB-N, pH, Moisture.
EKSTRAKSI KARAGINAN RUMPUT LAUT MERAH (Kappaphycus alvarezii) DENGAN PERLAKUAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN BASA Panggabean, Jessica E; Dotulong, Verly; Montolalu, Roike Iwan; Damongilala, Lena Jeane; Harikedua, Silvana Dinaintang; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.6.3.2018.20642

Abstract

Semi-refined carrageenan are a type of carrageeanan product that have a low level of purity because it still contains a small amount of selulose within the carageenan. The purpose of this study is to find out the effect of the concentration of both NaOH and KOH towards rendemen, and the physical and chemical charactheristic of semi refined carrageenan made from kappaphycus alvarezii seaweed,  and also to minimize the use of chemical product on SRC production process. The method used in this study is steaming method. The results are the rendemen from NaOH is 10% and KOH 14%. This proves that the concentration of alkali affects the amount of rendemen. The higher the amount of alkali used, the higher the amount of rendemen obtained.  Water content obtained from the NaOH samples are 3,75%; while those from the KOH samples are 5%.  The ash content of semi-refined carrageenan obtain from NaOH samples are 55,42% and KOH are 55,27%. For the pH level on semi-refined carrageenan obtain from the NaOH samples are 8,06; and KOH are 8,69. The alkali concentration  greatly affects the amount of rendemen that is obtained because a higher concentration of alkali during the alkalization process will result in higher pH level, therefore the extration ability of alkali are increased.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA DAUN MUDA MANGROVE Sonneratia alba KERING Ibrahim, Yayu Mukhmin; Dotulong, Verly; Wonggo, Djuhria; Lohoo, Helen Jenny; Montolalu, Roike Iwan; Makapedua, Daisy Monica; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.2.2019.23613

Abstract

Sonneratia alba mangroves are known to have bioactive compounds such as antibacterial. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of extract of S. alba dried mangrove leaves on Gram positive Staphylococcus aureus and Gram negative Escherichia coli bacteria. Extraction method by infusion, extraction time is 40 and 50 minutes. The extract obtained was then evaporated by the solvent above the water bath then the extracts were made concentrations of 5 and 10%. Antibacterial testing uses the modified Kirby-Bauer method. The highest yield is found in the treatment of 50 minutes infusion extraction time which is 15.6 ± 0.2%. The highest antibacterial activity against S. aureus was found in the treatment of 50 minutes extraction time both for 5% sample concentration of 7.0 mm (medium category) and at a sample concentration of 10% at 8.0 mm (medium category). While the highest antibacterial activity against E. coli bacteria was found in the treatment of 50 minutes extraction time both at 5% sample concentration of 8.0 (medium category) mm and at 10% sample concentration of 8.3 mm (medium category). From these results it can be seen that the S. alba extract of young mangrove leaf infusion has a broad spectrum antibacterial activity because it can inhibit both Gram positive S. aureus and Gram negative E. coli bacteria.Keyword: Mangrove, Sonneratia alba, infusion, rendemen, antibacterial. Mangrove Sonneratia alba diketahui memiliki senyawa bioaktif seperti antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak Infusa daun muda mangrove S. alba kering terhadap bakteri Grampositif Staphylococcus aureus dan bakteri Gram negatif Escherichia coli. Metode ekstraksi dengan cara infusa, lama waktu ekstraksi yaitu40 dan 50 menit. Ekstrak yang didapatkan kemudian dievaporasi pelarutnya diatas penangas air kemudian hasil ekstrak dibuat konsentrasi 5 dan 10%. Pengujian antibakteri menggunakan metode Kirby-Bauer yang dimodifikasi. Rendemen tertinggi terdapat pada perlakuan lama ekstraksi infusa 50 menit yaitu sebesar 15,6±0,2 %. Aktivitas antibakteri tertinggi terhadap bakteri S. aureus terdapat pada perlakuan lama ekstraksi 50 menit baik untuk konsentrasi sampel 5% sebesar 7,0 mm (kategori sedang) dan pada konsentrasi sampel 10% sebesar 8,0 mm (kategori sedang). Sedangkan aktivitas antibakteri tertinggi terhadap bakteri E. coli terdapat pada perlakuan lama ekstraksi 50 menit baik pada konsentrasi sampel 5% sebesar 8,0 mm (kategori sedang) dan pada konsentrasi sampel 10% sebesar 8,3 mm (kategori sedang). Dari hasil ini dapat dilihat bahwa ekstrak infusa daun muda mangrove S. alba mempunyai aktivitas antibakteri dengan spektrum yang luas karena dapat menghambat baik  bakteri Gram positif S. aureus maupun Gram negatif E. coli.Kata kunci: Mangrove, Sonneratia alba, infusa, rendemen, antibakteri.
KANDUNGAN FITOKIMIA, KADAR TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK RUMPUT LAUT Halymenia durvillae Pontoh, Finka Widyastri; Sanger, Grace; Kaseger, Bertie Elias; Wonggo, Djuhria; Montolalu, Roike Iwan; Damongilala, Lena Jeane; Makapedua, Daisy Monica
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.7.3.2019.23615

Abstract

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahuikandungan fitokimia, kadar total total fenoldan aktivitas antioksidan yang terdapat pada H.durvillaeyang  diekstraksi menggunakan pelarut etanol dan etyl asetat. Analisa uji fitokimiameliputi alkaloid, flavonoid,  saponin, steroid dan triterpenoid ),kadar total fenol menggunakan folin Ciocalteau dan  uji aktivitas antioksidan menggunakan1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl(DPPH). Hasil analisis kandungan fitokimia diperoleh bahwa ekstrak etanol H.durvilaemengandungalkaloid dengan pereaksi wagner, flavonoid fengan pereaksi H2SO4, Saponin, triterpenoid dan steroid sedangkan ekstrak etil asetat mengandung alkaloid dengan pereaksi wagner dan flavonoid dengan pereaksi H2SO4,  Kadar total fenol  H.durvillaeekstrak etanol 70%, etanol 50% dan etyl asetat masing-masing 336,250 mg GAE/gr, 83,750 mg GAE/gr dan 86,250 mg GAE/gr, Aktifitas antioksidan ekstrak etanol H.durvilaeadalah lebih besar dari ekstrak etil asetat, dengan nilai pada etanol 70%sebesar 465,163 ppm dan etanol 50% adalah 614,796 ppm.Hasil penelitian ini  disimpulkan bahwa rumput laut H.durvillae memiliki sejumlah senyawa metabolit sekunder, kadartotal fenolik dan aktifitas antioksidan alami sehingga  dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan fungsional untuk sumber senyawa bioaktif alami. Â