Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Kajian Mutu Ikan Kayu Serut Yang Dikemas Plastik Dengan Nitrogen Dan Tanpa Nitrogen Sitepu, Agape Isak; Reo, Albert Royke; Makapedua, Daisy Monica; Lohoo, Helen Jenny; Kaseger, Bertie Elias; Dotulong, Verly; Damongilala, Lena Jeane
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.1.2021.29584

Abstract

Skipjack (Katsuwonuspelamis L) is classified as a pelagic fish, and one of the fishery resources export commodity. Skipjack is found in almost all Indonesian waters, especially in North Sulawesi. Katsuobushi has a relatively long product durability compared to the fish preservation with other methods such as cakalang fufu fish preservation. The purpose of this study is to determine and study the quality and shelf life of Hanakatsuo  that was packed plastic with nitrogen and without nitrogen. Hanakatsuo was stored in ambient temperature for 0, 7 and 14 days in order to evaluate the quality of product during storage. The method used in this research was organoleptic test, water content and Total Place Count (TPC). The result of organoleptic test for appearance, odor and texture was an average of 7 which comply the Indonesia national standart (SNI). The result of moisture content of hanakatsuo that packed with nitrogen during the storage period for 0, 7 and 14 days showed increasing of water content according to the storage period experienced an increase in water content, The water content of  hanakatsuo which packed without nitrogen increased during the storage period of 0 and 7 days while on the storage of 14 days decreased to 16,45% but still comply to the SNI. Based on the TPC test showed that hanakatsuo that packed in plastic without nitrogen do not comply the SNI, while hanakatsuo that packed with nitrogen on days 0 and 7 comply the SNI. Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) tergolong sumber daya perikanan pelagis, dan merupakan salah satu komoditi ekspor. Ikan cakalang terdapat hampir di seluruh perairan Indonesia, terutama di Sulawesi Utara. Ikan kayu memiliki daya awet produk yang tergolong lama dibandingkan dengan pengawetan ikan dengan metode lainnya seperti pengawetan ikan cakalang fufu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mempelajari mutu dan masa simpan ikan kayu serut yang dikemas plastik dengan nitrogen dan tanpa nitrogen. Metode yang dilakukan untuk uji organoleptik, kadar air dan uji Angka Lempeng Total (ALT) dengan perlakuan penyimpanan 0 hari, 7 hari dan 14 hari. Berdasarkan hasil pengujian organoleptik kenampakan, bau dan tekstur dengan rata-rata 7 memenuhi SNI. Berdasarkan hasil uji kadar air penyimpanan hari ke 0, 7 dan 14 hari mengalami kenaikan kadar air sedangkan pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik tanpa nitrogen mengalami kenaikan kadar air pada penyimpanan hari ke 0, 7 dan mengalami penurunan kadar air pada hari ke 14 dengan nilai tertinggi 16.45 memenuhi SNI. Berdasarkan hasil uji ALT pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik tanpa nitrogen tidak memenuhi Standar SNI, sedangkan pada produk ikan kayu serut yang dikemas plastik dengan nitrogen pada hari ke 0 dan 7 memenuhi standar SNI. 
PKM Kelompok Perempuan Pengolah Ikan Cakalang Di Kelurahan Girian Bawah Kecamatan Girian Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara Makapedua, Daisy Monica; Lohoo, Helen Jenny
JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia Vol 2, No 2 (2021): JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/jpai.2.2.2021.32189

Abstract

Pengolahan ikan cakalang asap merupakan produk olahan ikan tradisional khas Sulawesi Utara. Cakalang asap dalam masyarakat setempat disebut “cakalang fufu” merupakan salah satu produk ikan Sulawesi Utara yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sekitar dan wisatawan domestik yang berkunjung ke kota Manado dan Bitung. Permintaan ikan asap terus meningkat, baik dari dalam maupun luar Sulut. Pasar ikan asap kini berkembang pesat. Hal tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan produksi cakalang asap yang berkualitas, bersih, dan dikemas dengan baik. Beberapa permasalahan yang dihadapi kelompok pengolah ikan (rekanan), seperti: kualitas bahan baku, cara pengolahan, penggunaan pewarna, dan pengemasan produk. Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengabdian masyarakat dimaksudkan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan yang melibatkan kelompok pengolahan ikan khususnya kelompok perempuan pengolah. Dengan melakukan kegiatan ini, kelompok perempuan pengolah dapat terlibat langsung untuk mengikuti setiap langkah yang telah ditetapkan bersama untuk mengatasi permasalahan guna meningkatkan produksi yang berkualitas, higienis dan sanitasi pangan serta peningkatan produksi dan produksi yang berkelanjutan. memperluas pasar. Kegiatan ini memberikan manfaat bagi kelompok pengolah ikan khususnya kelompok perempuan untuk memperbaiki perekonomian keluarga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta pengembangan hasil perikanan di Sulawesi Utara.
Pemberdayaan Kelompok Perempuan Pesisir Kelurahan Bahu Dalam Diversifikasi Produk Hasil Perikanan Lohoo, Helen Jenny; Palenewen, Joyce Christiana Valencia
JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia Vol 2, No 2 (2021): JPAI: Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/jpai.2.2.2021.32191

Abstract

Mitra sasaran program ini adalah Kelompok perempuan Kelurahan Bahu Lingkungan 1 Manado yang secara geografis terletak di pesisir pantai dengan potensi perikanan laut yang potensial untuk dikembangkan. Ikan tongkol merupakan salah satu jenis ikan yang paling banyak tertangkap di perairan Manado yang produk diversifikasi  olahannya masih sangat terbatas. Tujuan program ini yaitu memberdayakan kelompok Wanita Nelayan Kelurahan Bahu Lingkungan 1 Manado dalam mengolah /diversifikasi produk ikan tongkol menjadi abon. Metode pelaksanaan program ini adalah focus group discussion (FGD), penyuluhan dan pelatihan. Pembuatan abon merupakan salah satu alternatif pengolahan ikan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kelimpahan produksi dan untuk penganekaragaman produk perikanan. Berdasarkan SNI  01-3707-1995, abon merupakan hasil pengolahan yang diolah dengan cara perebusan/pengukusan, penggorengan dan pengepresan atau penirisan minyak. Proses pengolahan bahan baku yang telah ditambahkan bumbu-bumbu untuk meningkatkan cita rasa dan memperpanjang daya simpan.  Jenis ikan yang dibuat abon adalah ikan tongkol dan jenis ikan pelagis lainnya seperti ikan malalugis yang banyak terdapat di perairan Sulawesi Utara. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan skill dan pengetahuan atau keberdayaan kelompok ibu-ibu dalam pengolahan/diversifikasi produk hasil perikanan yaitu abon ikan yang enak dan disukai panelis yang dikemas praktis. Adanya kegiatan ini diharapkan kaum wanita yang ada di daerah pesisir kelurahan Bahu Lingkungan 1 dapat diberdayakan melalui kegiatan ekonomi yang berbasis usaha perikanan sehingga menjadi lokomotif baru dalam membawa ekonomi masyarakat nelayan yang lebih baik.
Substitusi Tepung Buah Mangrove Bruguiera gymnorrhiza Pada Camilan Stick Massie, Tita; Pandey, Engel Victor; Lohoo, Helen Jenny; Mentang, Feny; Mewengkang, Hanny; Onibala, Hens; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29434

Abstract

Bruguiera gymnorrhiza mangrove plant is one type of mangrove that can be used as a new food source, because this species contains high carbohydrates. The purpose of this study was to treat B. gymorrhiza mangroves into flour and processed into sticks. The study was divided into two stages, first treating B. gymorrhiza mangroves into flour including boiling, cutting, drying and grinding, secondly managing B. gymorrhiza mangrove flour into sticks including mixing ingredients, mixing dough, molding dough and frying. The first research was obtained yield of 27.96%, moisture content greater than SNI flour which was 14%, Total Plate Figures of 2.8x103 colonies/gram, and pH 5.0. The second study carried out organoleptic tests with two mangrove flour treatments namely 50% B. gymorrhiza +50% Wheat flour and 25% B. gymorrhiza +75% Wheat flour, from 41 semi-trained panelists the average value included appearance by 54% (25% B. gymorrhiza +75% Wheat flour), color by 36% (25% B. gymorrhiza +75% Wheat flour), aroma by 54% (50% B. gymorrhiza +50% Wheat flour), taste by 57 % (50% B. gymorrhiza +50% Wheat flour), and 51% texture like sticks of B. gymorrhiza mangrove flour. It was concluded that this study fully fulfilled the requirements for the management of flour and sticks so that it could be produced as a new food substitute for wheat, the B. gymorrhiza mangrove fruit.  Tanaman mangrove Bruguiera gymnorrhiza merupakan salah satu jenis mangrove yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan baru, karena spesies ini mengandung karbohidrat yang tinggi. Tujuan Penelitian ini untuk mengelolah buah mangrove B. gymorrhiza menjadi tepung dan diolah menjadi stick. Penelitian terbagi atas dua tahap, pertama mengelolah buah mangrove B. gymorrhiza menjadi tepung meliputi perebusan, pemotongan, pengeringan dan penggilingan, kedua mengelolah tepung buah mangrove B. gymorrhiza menjadi stick meliputi pencampuran bahan, pengadukan adonan, pencetakan adonan dan penggorengan. Penelitian pertama diperoleh Rendemen sebesar 27,96%, Kadar Air lebih besar dari SNI tepung yaitu 14%, Angka Lempeng Total sebesar 2,8x103 koloni/gram, dan pH 5,0. Penelitian kedua dilakukan uji organoleptik dengan dua perlakuan tepung mangrove yaitu 50% B. gymorrhiza +50% Tepung terigu dan 25% B. gymorrhiza +75% Tepung terigu, dari 41 panelis semi terlatih nilai rataan meliputi kenampakan sebesar 54% (25% B. gymorrhiza +75%Tepung terigu) , warna sebesar 36% (25% B. gymorrhiza +75%Tepung terigu), aroma sebesar 54% (50% B. gymorrhiza +50%Tepung terigu), rasa sebesar 57% (50% B. gymorrhiza +50%Tepung terigu) ,dan tekstur  sebesar 51% menyukai stick dari tepung buah mangrove B. gymorrhiza. Disimpulkan penelitian ini sepunuhnya telah memenuhi syarat untuk pengelolaan tepung dan stick sehingga dapat diproduksi sebagai sumber pangan baru pegganti gandum yaitu buah mangrove B. gymorrhiza.
Mutu Mikrobiologi Produk Surimi IkanTuna dan Produk Surimi di Pasar Swalayan Wior, Joshua Ferdinand Abednego; Lohoo, Helen Jenny; Pandey, Engel Victor; Salindeho, Netty; Kaparang, Josefa Tety; Makapedua, Daisy Monica; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29437

Abstract

Surimi is an export product and has a high economic value because it has high quality content, but surimi products can be contaminated. This study aims to determine the moisture content, pH, Total Plate Count, and Salmonella from self-made surimi of tuna fish and surimi from retailed store. The value of self-made surimi is 820 cfu/g as from supermarkets is 120 cfu/g but it meets the Indonesian National Standard, which is max. 50,000 cfu/g. The pH value for self-made surimi is 6.36, and for surimi from retailed store is 7.36. The moisture content of homemade surimi was 75.83% while surimi from retailed store was 70.33%. Furthermore, there is no Salmonella detected of surimi both sample. It can be concluded that both samples can be consumed after proper cooking. Surimi adalah produk ekspor dan memiliki nilai ekonomi tinggi karena memiliki konten berkualitas tinggi, tetapi produk surimi dapat terkontaminasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar air, pH, Angka Lempeng Total, dan Salmonella dari surimi buatan ikan tuna dan surimi yang diambil dari supermarket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ikan surimi Tuna adalah (63,50%). Nilai surimi buatan sendiri adalah 820 cfu/g karena dari supermarket adalah 120 cfu/g tetapi memenuhi Standar Nasional Indonesia, yaitu Max. 50.000 cfu/g. Nilai pH untuk surimi buatan sendiri adalah 6.36, dan untuk surimi yang diambil dari supermarket adalah 7.36. Juga, ini menunjukkan bahwa pH surimi buatan rumah bersifat asam sementara surimi dari supermarket basah. Nilai rata-rata untuk kadar air surimi buatan sendiri adalah 75,83% dengan surimi diambil dari supermarket yaitu 70,33% karena surimi diambil dari supermarket, memiliki kadar air lebih rendah dari surimi buatan sendiri. Produk dapat dikonsumsi dengan aman setelah proses pemasakan yang benar
Eel Fish Meal (Anguilla sp) As Raw Material for Food Processing Seru, Jalongga; Dien, Henny Adeleida; Pongoh, Jenki; Panelewen, Joyce Christina V; Montolalu, Lita Adonia Diana Y.; Lohoo, Helen Jenny
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 2 (2023): EDISI MEY-AGUSTUS 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i2.50942

Abstract

The distribution of eels covers almost all of Indonesia, especially areas such as Central Sulawesi and North Sulawesi. The purpose of this study was to determine the amount of yield in eel flour, determine the water content of eel flour and test the color of eel flour using a spectrophotometer UV-VIS. The method used is exploratory method and uses a simple completely randomized design (CRD) with 2 repetitions. The results of the analysis of the yield of eel flour in the first collection with the sun drying treatment ranged from 6.1% - 7.8% and the oven drying treatment ranged from 3.7% - 5.7%. In the second sampling, the sun drying treatment ranged from 3.1% - 6.7% and the oven drying treatment ranged from 2.8% - 6.1%. The results of the analysis of the water content of eel flour in the first collection with the sun drying treatment ranged from 10.4% - 13.1% and the oven drying treatment ranged from 10% - 12.3%. In the second sampling, the sun drying treatment ranged from 9.7% - 10.7% and the oven drying treatment ranged from 8.2% - 13.3%. The results of the analysis of the color test of eel flour in the first sampling with the sun drying treatment ranged from 22.45% - 31.95% and the oven drying treatment ranged from 34.1% - 44.95%, while in the second sampling with the Sun drying ranged from 26.05% - 71.55% and oven drying treatment ranged from 18.3% - 65.55%. Keywords: Eel fish meal, oven drying, sun drying, yield, moisture content, color test ABSTRAK Sebaran ikan sidat meliputi hampir seluruh Indonesia, khususnya daerah seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui banyaknya rendeman pada tepung ikan sidat, mengetahui kadar air tepung ikan sidat dan uji warna tepung ikan sidat menggunakan alat spektrofotometer UV-VIS. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif dan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) sederhana dengan ulangan sebanyak 2 kali. Hasil analisis rendemen tepung ikan sidat pada pengambilan pertama dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 6,1% - 7,8% dan perlakuan pengeringan oven berkisar, yaitu 3,7% - 5,7%. Pada pengambilan sampel kedua dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 3,1% - 6,7 % dan perlakuan pengeringan oven berkisar, yaitu 2,8% - 6,1%. Hasil analisis kadar air tepung ikan sidat pada pengambilan pertama dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 10,4% - 13,1% dan perlakuan pengeringan oven berkisar, yaitu 10% - 12,3%. Pada pengambilan sampel kedua dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 9,7% - 10,7% dan perlakuan pengeringan oven berkisar, yaitu 8,2% - 13,3%. Hasil analisis uji warna tepung ikan sidat pada pengambilan pertama dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 22,45% - 31,95% dan perlakuan pengeringan oven berkisar, yaitu 34,1% - 44,95%, sedangkan pada pengambilan sampel kedua dengan perlakuan pengeringan matahari berkisar, yaitu 26,05% - 71,55% dan perlakuan pengeringan oven berkisar 18,3% - 65,55%. Kata kunci: Tepung ikan sidat, pengeringan oven, pengeringan matahari, rendemen, kadar air, uji warna
Mineral Content of Mangrove Sonneratia alba and Bruguiera gymnorrhiza Fruit Flour Launda, Pitry; Wonggo, Djuhria; Lohoo, Helen Jenny; Damongilala, Lena J.; Harikedua, Silvana D.; Mentang, Feny
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 3 (2023): EDISI ESPTEMBER-DESEMBER 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i3.53670

Abstract

Now the mangrove fruit is used and processed into flour to be used as raw materials as well as complementary ingredients with other flour mixtures in certain proportions in making food products. The nutritional content of mangrove processed products can provide information that in addition to being delicious for consumption, mangroves are good for health because they contain nutrients needed by the body. This study aims to analyze calcium, magnesium, potassium, iron and zinc in mangrove fruit flour Sonneratia alba and Bruguiera gymnorhiza. The method used in this study is quantitative. The results showed that mangrove fruit flour sonneratia alba contains levels of calcium 1938.6 mg/100g, magnesium 2136.6 mg/100g, potassium 14688.8 mg/100g, iron 60.7 mg/100g and zinc 1.3 mg / 100g. While mangrove fruit flour Bruguiera gymnorrhiza contains levels of calcium 676.5 mg/100g, magnesium 41.7 mg/100g, potassium 3033.8 mg/100g, iron 12.8 mg/100g and zinc 0.2 mg / 100g. The results showed that the mineral content in mangrove sonneratia alba fruit flour is higher than Bruguiera gymnorrhiza fruit flour. Keywords: Mangrove flour, Sonneratia alba, Bruguiera gymnorrhiza, Mineral. Abstrak Sekarang ini buah mangrove dimanfaatkan dan diolah menjadi tepung untuk digunakan sebagai bahan baku maupun sebagai bahan komplementer dengan campuran tepung lain pada proporsi tertentu dalam membuat produk pangan. Kandungan gizi pada produk olahan mangrove dapat memberikan informasi bahwa selain nikmat untuk dikonsumsi, mangrove baik untuk kesehatan karena mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kalsium, magnesium, kalium, zat besi dan seng pada tepung buah mangrove Sonneratia alba dan Bruguiera gymnorhiza. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung buah mangrove Sonneratia alba mengandung kadar kalsium 1938.6 mg/100g, magnesium 2136.6 mg/100g, kalium 14688.8 mg/100g, zat besi 60.7 mg/100g dan seng 1.3 mg/100g. Sedangkan tepung buah mangrove Bruguiera gymnorrhiza mengandung kadar kalsium 676.5 mg/100g, magnesium 41.7 mg/100g, kalium 3033.8 mg/100g, zat besi 12.8 mg/100g dan seng 0.2 mg/100g. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kandungan mineral pada tepung buah mangrove Sonneratia alba lebih tinggi dari tepung buah Bruguiera gymnorrhiza. Kata kunci: Tepung mangrove, Sonneratia alba, Bruguiera gymnorrhiza, Mineral.
Total Plate Count (TLC) and Sensory Analysis of Tuna, Skipjack, and Mackerel (TCT) Landed at Tumumpa TPI Harikatan, Kristian; Salindeho, Netty; Wonggo, Djuhria; Lohoo, Helen Jenny; Pandey, Enggel V.; Damongilala, Lena Jeane
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 13 No. 1 (2024): EDISI JANUARI-APRIL 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v13i1.57198

Abstract

High water content can cause fish to deteriorate quickly, if not handled properly, fish will rot in about 6-7 hours after death. This study aims to determine the freshness level of tuna, skipjack, and tuna landed at TPI Tumumpa based on Total Plate Numbers (ALT) and Sensory Analysis values. The method used in the research is the descriptive method by conducting the Total Plate Count (ALT) test Total Plate Count (TPC) test and Sensory Analysis. The results obtained were high Total Plate Count (ALT) values in tuna, CFU/g, cob CFU /g and low in skipjack <25 CFU /g. These results meet the requirements of microbial contamination (ALT) in fresh fish according to SNI 2729:2021 which is a maximum of 5.0× ; the value of Sensory Analysis on tuna, skipjack, and tuna on eyes, gills, body surface mucus, meat, odor, and texture obtained a high average value in skipjack 8.31 with, tuna 8.07 and Tuna (7.99). Based on these results, it can be concluded that tuna, skipjack, and tuna are classified as fresh according to SNI 2729: 2021, namely the minimum fresh fish organoleptic value of . Keywords: Sensory Analysis, Total Plate Count (ALT), Tuna, Skipjack Abstrak Kadar air yang tinggi dapat menyebabkan ikan cepat mengalami kemunduruan mutu, jika tidak mendapatkan penanganan yang baik, ikan akan membusuk dalam waktu sekitar 6-7 jam setelah kematiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran ikan tuna, ikan cakalang dan ikan tongkol yang didaratkan di TPI Tumumpa berdasarkan nilai Angka Lempeng Total (ALT) dan nilai Analisis Sensori. Metode yang di gunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan melakukan Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) yaitu menggunakan uji Total Plate Count (TPC) dan Analisis Sensori. Hasil Penelitian yang diperoleh adalah nilai Angka Lempeng Total (ALT) tinggi pada ikan tuna yaitu CFU /g, ikan tongkol dan rendah pada ikan cakalang <25 CFU/g. Hasil tersebut memenuhi syarat cemaran mikroba (ALT) pada ikan segar menurut SNI 2729:2021 yaitu maksimal ; nilai Analisa Sensori pada ikan tuna, ikan cakalang dan ikan tongkol terhadap mata, insang, lendir permukaan badan, daging, bau dan tekstur diperoleh nilai rata-rata tinggi pada ikan cakalang 8.31 dengan, tongkol 8.07 dan Tuna (7.99). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan ikan tuna, ikan cakalang dan ikan tongkol tergolong segar menurut SNI 2729:2021 yaitu nilai organoleptik ikan segar minimum . Kata kunci: Analisis Sensori, Angka Lempeng Total (ALT), Ikan Tuna, Ikan Cakalang, Ikan Tongkol