Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

The Influence of Steel Fiber on the Stress-Strain Behavior of Confined Concrete Widayat Amariansah; Rinda Karlinasari
JACEE (Journal of Advanced Civil and Environmental Engineering) Vol 2, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jacee.2.1.46-52

Abstract

This paper presents the result of an experimental study of confined concrete to evaluate the stress-strain behavior of fiber-reinforced concrete, which includes strength and ductility. The effectiveness of steel fibers in influencing the stress-strain behavior was also evaluated by creating a conventional concrete as a control specimen. The experimental results showed that there was a decrease in the value of the increased strength of confined concrete (f’cc/f’co) when the compressive strength of the concrete increased. Reducing the spaces of lateral reinforcement spaces will also increase the strength and ductility of confined concrete. The comparison of experimental results with various confinement models shows that there are substantial differences in the peak stress and the descending behavior of confined fiber concrete.
KESTABILAN DINDING PENAHAN BATU KALI PADA TANAH LUNAK Widayat Amariansah; Ummi Chasanah; Lintang Enggartiasto
Neo Teknika Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Neo Teknika Vol.3 No.2 Desember 2017
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.641 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v3i2.1390

Abstract

Lapisan tanah lunak di daerah pantai Tambak Lorok Semarang mengalami penurunan 4 cmper tahun dan kenaikan muka air laut 1 cm per tahun membutuhkan penimbunan tanah ketika akanmembuat bangunan baru di atasnya. Timbunan tanah ini memerlukan dinding penahan tanah atautalud dari pasangan batu kali agar timbunan tersebut tidak longsor sekaligus sebagai bataskepemilikan lahan. Talud yang dibuat harus stabil terhadap gaya vertikal, lateral, momen, dayadukung ijin tanah, gaya dalam dan penurunan tanah lunak yang bakal terjadi. Pada kondisi tertentupenambahan tiang pancang kayu dapat menambah kestabilan talud terutama terhadap efek penurunanstruktur talud.Kata kunci :Kestabilan, dinding penahan, tanah lunak
ANALISA PERPINDAHAN VERTIKAL PONDASI TOWER BTS DI DAERAH LERENG Arief Kusbiantoro; Widayat Amariansah
Neo Teknika Vol 2, No 2 (2016): Jurnal NeoTeknika Vol 2 No 2 Desember 2016
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.718 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v2i2.767

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin kompleksnya kebutuhan masyarakat,kebutuhan akan prasarana telekomunikasi pun semakin meningkat, terutama di daerah-daerah yangmemiliki potensi perkembangan ekonomi dan pusat-pusat pemerintahan. Adanya peningkatan kebutuhantelekomunikasi membuat perusahaan telekomunikasi meningkatkan pembangunan Base TransceiverStation (BTS) sebagai stasiun pemancar sinyal.Upaya peningkatan pembangunan BTS sebagai salah satu upaya peningkatan fasilitastelekomunikasi, ternyata mempunyai kendala terutama jika pembangunan BTS tersebut berada di daerahlereng dengan kondisi tanah dengan kapasitas dukung yang rendah serta letak tanah keras yang dalam.Penelitian meninjau struktur fondasi Base Transceiver Station (BTS) XL yang berlokasi di beberapalokasidi Jawa Tengah. Penelitian dititikberatkan pada analisis penurunantanah dasar denganmenggunakan metode elemen hingga.Parameter yg diambil pada penelitian ini dibatasi pada 2 jenis tanah (lanau dan lempung),ketinggian lereng dan jarak pondasi dari lereng. Tinggi lereng dan jarak pondasi mempengaruhi besarperpindahan vertikal. Semakin tinggi lereng dan semakin dekat jarak pondasi dengan lereng akanmemperbesar penurunan vertikal pondasi. Untuk jarak pondasi dan ketinggian lereng yang sama,perpindahan vertikal pada tanah lempung lebih besar dari yang terjadi pada tanah lanau.Kata kunci : pondasi tower, tinggi lereng, perpindahan vertikal
Optimalisasi Daya Dukung Kelompok Tiang Di Tanah Lunak Widayat Amariansah; Apriyanto Apriyanto; M Doni Febriansah
Neo Teknika Vol 7, No 2 (2021): Vol 7 No 2 (2021) : Jurnal Neoteknika Volume 7 Nomer 2 Desember 2021
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v7i2.1837

Abstract

Struktur bangunan di atas lapisan tanah lunak seperti lanau kelempungan setebal lebih dari 30 meter, menyebabkan pemilihan jenis pondasi tiang lebih mengandalkan gaya gesek (total friction) dari uji sondir dibanding nilai N-SPT. Studi kasus di daerah Sidoarjo menunjukkan bahwa lapisan lanau kelempungan sampai kedalaman 30 meter hanya mempunyai tekanan konus 40 kg/cm2, total friction 1092 kg/cm dan N-SPT 2. Pada lokasi ini dibangun jembatan kelas A dengan beban BM100 sehingga pekerjaan pondasi harus memperhatikan faktor ukuran tiang, kelangsingan tiang, jarak antar tiang yang mempengaruhi efisiensi kelompok tiang, tahanan tiang terhadap gaya lateral dan daya dukung ijin kelompok tiang. Hasil simulasi memunculkan beberapa kombinasi kelompok tiang yang bisa dijadikan optimalisasi daya dukung tiang. Rancangan kombinasi kelompok tiang ini harus diuji di lapangan dengan load factor minimal 2,00 agar tiang yang dipancang mempunyai daya dukung lebih besar dari daya dukung yang diijinkan. Kata kunci : optimalisasi, daya dukung tiang, tanah lunak.
Perkuatan Turap Baja Terhadap Gaya Lateral Berlebih Pada Galian Tanah Lunak Widayat Amariansah; Antonius Antonius; Lisa Fitriyana; Moch Dony Febriansyah
Neo Teknika Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Neo Teknika Volume 7 Nomor 1 Juni 2021
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v7i1.1832

Abstract

Galian konstruksi bangunan pada tanah lunak di daerah pantai Tambak Lorok Semarang memerlukan turap penahan tanah agar tidak longsor. Turap dari baja dibuat stabil terhadap gaya lateral, momen, gaya dalam dan potensi terangkatnya permukaan tanah dasar galian. Jika timbul tekanan tanah lateral yang berlebih di belakang turap, muka air tanah yang tinggi, pengurangan tekanan tanah pasif akibat pengerukan, perubahan kedalaman galian dan pemasangan turap yang tidak mengunci satu dengan lainnya, maka turap dapat mengalami deformasi lateral. Oleh sebab itu diperlukan perkuatan struktur turap secara struktural yaitu balok pengaku horisontal (strut) dan penopang (rakes)serta perkuatan non struktural yaitu metode penggalian secara bertahap yang diikuti pengecoran struktur dari dasar galian secara segmental. Cara ini cukup efektif menstabilkan tanah lunak di sekeliling galian sampai pengecoran struktur bawah bangunan selesai dikerjakan. Kata kunci : Perkuatan, turap baja, gaya lateral, tanah lunak
ADITIF SERAT KAWAT BAJA UNTUK MENAIKKAN KEKANGAN KOLOM BETON PERSEGI Widayat Amariansah; Antonius Antonius; Soehartono Soehartono
Neo Teknika Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Neo Teknika Vol 4 No.2 Desember 2018
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.962 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v4i2.1227

Abstract

Gempa tektonik besar berkekuatan 7 skala Richter di Lombok pada 5 dan 19 Agustus 2018 serta gempa dan tsunami Palu-Donggala berkekuatan 7,40 skala Richter pada 28 September 2018, menyebabkan kolom bangunan berpeluang mengalami deformasi yang mengakibatkan selimut beton terkelupas sehingga tinggal inti beton yang harus mempertahankan kekuatan dan daktilitasnya. Hasil penelitian Antonius dkk (2012) menyatakan bahwa penggunaan beton berserat kawat baja pada suhu tinggi dapat meningkatkan sifat daktilitas beton sehingga cocok digunakan pada daerah rawan gempa.Penelitian ini merupakan lanjutan dari riset Antonius dkk tersebut yang dilakukan terhadap benda uji beton persegi bermutu normal dan mutu tinggi baik yang mengandung serat baja ataupun tidak, pada suhu normal. Hasil pengujian divalidasi terhadap nilai peningkatan tegangan kekang betonnya saat beban puncak (K) terhadap model-model yang telah dikembangkan para peneliti sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kekuatan dan daktilitas beton berserat baja terkekang dipengaruhi oleh : (1) kuat tekan beton (fc’), (2) ada tidaknya serat baja pada beton dan (3) jarak tulangan lateral (s).Kata kunci : Serat baja, kuat tekan, kolom persegi
DESAIN KONSTRUKSI MEJA BETON PENYANGGA POWER TRANSFORMER 80 MVA PT KDL CILEGON Widayat Amariansah; Soehartono Soehartono
Neo Teknika Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Neo Teknika Vol 1 No.2 Juni 2016
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1069.921 KB) | DOI: 10.37760/neoteknika.v2i1.890

Abstract

PT Krakatau Daya Listrik (KDL) merupakan anak perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang berfungsi membangkitkan energi listrik dari PLTU 5x80 MW milik sendiri dan menyalurkannya melalui jaringan transmisi 150 kV dan distribusi 30 kV, 20 kV, 6 kV, 400 V ke seluruh industri, kantor dan perumahan karyawan di lingkungan Krakatau Industrial Estate Cilegon-Banten. Untuk meningkatkan keandalan dan jumlah pasokan listriknya, PT KDL membangun Main Transfer Station unit IV (MTS IV) yang berfungsi sebagai gardu induk yang menerima, mengatur dan mendistribusikan suplai listrik dari PLTU ke masing-masing pabrik. MTS IV terdiri dari bangunan gedung kontrol 30 kV dan bangunan penyangga power transformer 3x80 MVA yang berimpit di dekatnya. Kedua bangunan ini dipisahkan dengan sistem dilatasi. Struktur beton penyangga power transformer 3x80 MVA ini berbentuk meja yang mempunyai 3 ruang untuk setiap transformer. Setiap ruang terdiri dari 1 lantai dasar dan 2 lantai basement yang dirancang untuk menahan berat setiap transformer sebesar 115 ton.Kata kunci : Beton, bangunan penyangga, power transformer
Design of Stack Foundation in Berau Coal Steam Fire Power Plant on Soft Silty Clay Embankment Widayat Amariansah
International Conference on Coastal and Delta Areas Vol 1, No 1 (2015): Management and Engineering in the Sustainable Development on Delta Areas
Publisher : International Conference on Coastal and Delta Areas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berau CSFPP 2x7 MW is under construction now in Berau river estuary in NorthKalimantan province. This power plant has steel structure stack of 40 m height with 3028 mm diameter. Stack foundation is standing on soil embankment of 3,30 m height above original soil to anticipate tidal river water level and to have plain level in power plant areas. Below the embankment, original soil are consist of very soft-soft silty clay in 1-14 m depth with N-SPT = 1-2, qc = 1-21 kg/cm2; soft-medium stiff clayey silt in 14-23 m depth with N-SPT = 3-15, qc = 22-38 kg/cm2 and very stiff-hard silty clay in 24-30 m depth with N-SPT = 16-23, qc = 39-47 kg/cm2. Based on this condition, stack foundation has been designed with 25 points concrete pile K.600, Ø = 400 mm and 30m length. Design loads are consist of deadly weight stack, pile cap, concrete pile; wind load at top of stack in 120 km/hours velocity; earthquake; impact load and uplift force due electromechanical vibration; extended moment due eccentricity and negative skin friction. Pile stabilization calculationare satisfied enough i.e. bearing capacity ratio 1,63; safety factor for block failure 1,03 and uplift 8,47; settlement 3,25 cm.
Analisis Perbandingan Aspal AC-WC Dengan Bahan Perekat Modified Asbuton Granural B 5/20 Dan Aspal Emulsi JAP 57 Purnomo Widi; Zusdi Ghozali; Widayat Amariansah; Ummy Chasanah
Neo Teknika Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Neoteknika Volume 8 Nomor 1 Juni 2022
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v8i1.1907

Abstract

Saat ini Indonesia masih melakukan kegiatan pengimporan aspal minyak/emulsi yang cukup banyak pertahunnya dari beberapa negara lain untuk memenuhi kebutuhan aspal dalam pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional. Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dilakukan pemanfaatan bahan lain yang tersedia di dalam negeri antara pemanfaatan aspal alam yang dikenal dengan Asbuton.Penelitian ini dilakukan dengan uji laboratorium, yang membandingkan penggunaan aspal minyak JAP 57 dengan aspal asbuton granular B 5/20 modifikasi, sebagai bahan perekat pada aspal beton yg berfungsi sebagai lapis aus permukaan. Pengujian meliputi rongga dalam campuran, rongga di antara mineral agregat, rongga terisi aspal, kadar aspal optimum, kelelehan, kepadatan dan stabilitas sisa.. Hasil uji menunjukkan aspal buton granural memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan aspal emulsi JAP 57 karena meningkatkan keawetan campuran laston lapis aus yang ditunjukkan dengan pertambahan nilai kelelehan 1,34%, kenaikan nilai sitabilitas Marshall 0,97%, dan nilai rongga dalam campuran sebesar 1,30%. Kata Kunci : Perbandingan, aspal AC-WC, asbuton granular, aspal emulsi
Pengaruh Konfigurasi Kelompok Tiang Terhadap Daya Dukung Pondasi Di Tanah Lunak Widayat Amariansah; Apriyanto Apriyanto; M Doni Febriansah; Sasmito Sari
Neo Teknika Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Neoteknika Volume 8 No 2 Desember 2022
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37760/neoteknika.v8i2.1973

Abstract

Bangunan di tanah lunak umumnya menggunakan pondasi dalam. Kedalaman pondasi diupayakan mencapai tanah keras dengan prinsip end bearing atau menggunakan shear resistance jika lapisan tanah keras sangat dalam dan perubahan sifat kekakuan tanah menjadi hard soil tidak signifikan dengan kedalaman tanah. Jika bangunan baru berdiri di atas pondasi tiang bangunan eksisting yang tidak bisa dibongkar maka akan menimbulkan variasi bentuk pile cap dan konfigurasi titik tiang pancang yang berbeda-beda. Pemodelan konfigurasi ini harus tetap memperhatikan nilai efisiensi kelompok tiang minimal 0,60 dan jarak tiang efektif minimal dua kali diameter tiang agar daya dukung tiang kelompok menjadi optimal. Semakin tinggi nilai efisiensi dan jarak antar tiang maka daya dukung ijin tiang semakin besar sehingga dapat menghemat jumlah tiang namun tetap memperhatikan kelonggaran ruang antar pile cap. Hal ini berlaku jika kedalaman tiang, diameter tiang, bentuk tiang dan bahan tiang pada semua pile cap pada suatu bangunan adalah sama. Hasil analisis menunjukkan dengan 11 variasi pile cap yang memikul beban vertikal, lateral dan momen yang berbeda-beda, menghasilkan kapasitas daya dukung ijin kelompok tiang yang baik sehingga melebihi beban maksimum yang bekerja, prediksi penurunan 0,07 m dalam kurun waktu lebih dari 50 tahun, nilai heave 0,03 m dan angka keruntuhan blok 4,50 1,00. Kata kunci : konfigurasi, kelompok tiang, daya dukung, tanah lunak.