Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Shale Gas Potential In Jambi Sub-Basin, Indonesia: Insights From Geochemical and Geomechanical Studies Reddy Setyawan; Edy Ariyono Subroto; Benyamin Sapiie; Randy Condronegoro; Beiruny Syam
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 5 No. 2 (2020): JGEET Vol 05 No 02 : June (2020)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (827.955 KB) | DOI: 10.25299/jgeet.2020.5.2.4191

Abstract

Jambi sub-basin, which is located in South Sumatra, Indonesia has enormous potential of shale gas play. Yet, detailed geological studies are rarely undertaken to understand this relatively new hydrocarbon play concept. This paper presents a combination of geochemical and geomechanical studies with the aim to better understand: (1) the maturity level of source rock; (2) the mechanical properties of shale; and (3) the quality of hydrocarbon source rock. This research began with determination of wells that penetrate the Talangakar and Gumai Formations that have shale in it. Source rock analysis was done by using TOC (total organic carbon), S1, S2, S3, Tmax, and Ro (vitrinite reflectance) data. Geomechanical evaluation was done by using XRD and well logs data. Brittleness index was obtained by using Jarvie et al. (2007) formula, based on the XRD data. S-wave and P-wave are used to calculate the rock strength, Young's modulus and Poisson's ratio with UCS-To methods.Source rock in the Geragai belongs to the of moderate-to-good category because it has more than 0.5% TOC and potentially forms gas because it has a type III kerogen. JTBS-2 well is the only well in the Geragai area which already mature and has been able to produce hydrocarbons, because it passed the oil and gas windows. Source rock in the Betara belongs to moderate-to-good category because it has more than 0.5% TOC potentially forms gas because it has a type III kerogen. Most formations in the Betara are not yet mature based on the value of Ro and Tmax. In wells that have not reached the oil window nor gas windows, the prediction line drawn on the Petroleum Source Rock Summary chart, estimated that they would pass the gas window at Lower Talangakar Formation or Lahat Formation at depth of more than 8000 feet. The results of XRD analysis showed that the Betara had a high brittleness index with an average of 0.809. Talangakar Formation has a higher rock strength values than Gumai Formation, both in Betara high and Geragai deep. The principle that say the rocks which have high TOC values will have a high value of BI can be proven in the study area, the rocks that have high Ro will have a high value of BI, cannot be identified in the study area. With sufficient high value of rock strength and low abundance of clay minerals, the rocks at Talangakar Formation is good for hydraulic stimulation.
Identifikasi dan Karakterisasi Endapan Tsunami Berdasarkan Studi Sedimentologi dan Paleontologi di Desa Air Pinang dan Desa Sambai, Pulau Simeulue, Provinsi Aceh Khansa Mutia Yahya; Anis Kurniasih Kurniasih; Purna Sulastya Putra; Reddy Setyawan; Jenian Marin; Septriono Hari Nugroho; Eko Yulianto; Wahju Krisna Hidajat
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 1 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i1.10266

Abstract

Simeulue Island, Aceh Province is one of the areas that affected by the tsunami due to the Sumatra-Andaman earthquake. A lot of research about tsunami sediments around Aceh and Simeulue Island has been conducted, but there are only few in the eastern Simeulue. In 2017, the geological coastal chapter team of the 'Widya Nusantara Expedition' LIPI did the research and took samples including SIM 5A in Air Pinang Village and SIM 5C in Sambay Village. The study aims to determine the characteristic of tsunami deposits by sedimentological and paleontological data. The research continue with laboratory analysis which are granulometric analysis, X ray Fluorescence (XRF), Loss of Ignition (LoI) and diatom abundance. Based on granulometry analysis, the candidate of SIM 5A has a grain size is bimodal - unimodal pattern, very coarse silt – coarse silt, poorly sorted - very poorly sorted. While SIM 5C has fine sand - very coarse silt, distribution patterns are unimodal, bimodal and trimodal. LoI analysis shows average value of carbonate material 26,26% with organic material value 15,37% while SIM 5C has average value of carbonate material 13,42% and organic material value 6,55%. The candidate of both samples has the dominant chemical composition of Zr, Fe, K, Sr, Rb, Ca, Ti. Paleontological analysis of tsunami deposit has diatom species with three different salinity environments: air tawar, air payau and marine. In conclusion, all of the results show that tsunami candidates are proven to be tsunami deposit. Differents of characteristic deposits influenced by factors such as micro- topography and post-deposition process.  Pulau Simeulue, Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah yang mengalami dampak tsunami akibat gempa Sumatra-Andaman. Penelitian mengenai endapan tsunami di sekitar Aceh dan Pulau Simeulue sudah banyak dilakukan, namun masih sedikit pada daerah Simeulue bagian timur. Pada tahun 2017 Tim Geologi coastal chapter 'Ekspedisi Widya Nusantara' LIPI melakukan penelitian dan pengambilan sampel diantaranya SIM 5A pada Desa Air Pinang dan SIM 5C pada Desa Sambay. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karateristik endapan tsunami secara sedimentologi dan paleontologi. Pada kedua sampel tersebut masing-masing ditemukan satu kandidat endapan tsunami. Penelitian dilanjutkan dengan analisis laboratorium berupa analisis granulometri, X-Ray Fluorescence (XRF), Loss of Ignition (LOI) dan kelimpahan diatom. Analisis granulometri menunjukkan kandidat endapan tsunami SIM 5A memiliki distribusi ukuran butir pola bimodal – unimodal dengan ukuran lanau sangat kasar – lanau kasar, sortasi jelek – sangat jelek, sedangkan SIM 5C memiliki ukuran butir pasir halus – lanau sangat kasar, distribusi ukuran butir pola unimodal, bimodal dan trimodal. Analisis LOI memberikan nilai rata-rata material karbonat 26,26% dengan rata-rata material organik 15,37% sedangkan SIM 5C memiliki nilai rata-rata material karbonat 13,42% dan rata-rata material organik 6,55%. Endapan kandidat tsunami kedua sampel tersebut memiliki komposisi kimia dominan berupa Zr, Fe, K, Sr, Rb, Ca, Ti. Analisis paleontologi pada endapan tsunami memiliki spesies diatom dengan tiga lingkungan salinitas berbeda yaitu tawar, payau, asin. Keseluruhan hasil analisis menunjukkan bahwa kandidat endapan tsunami terbukti endapan tsunami. Perbedaan karakteristik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti mikrotopografi dan proses pasca pengendapan.
Karakteristik Endapan Tsunami Berdasarkan Bukti Palinologi dan Sedimentologi di Bagian Timur Pulau Simeulue, Aceh, Indonesia Winarni Winarni; Anis Kurniasih; Septriono Hari Nugroho; Jenian Marin; Reddy Setyawan; Purna Sulastya Putra; Eko Yulianto
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 1 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i1.4954

Abstract

Simeulue Island was located in an active tectonic zone that causes earthquakes followed by tsunamis. This research was conducted to get a detail explanation of tsunami deposits found in eastern Simeulue Island. The methods used in this study include granulometry analysis, Loss on Ignition (LOI), X-ray Fluorescence (XRF), and palynology. Based on analyzed, it was known that tsunami deposits in the studied area have non-uniform grain size characteristics and are dominated by gravel to boulder. The results of the LOI analysis show that the concentration of organic and carbonate material was very high, which is thought to be caused by a mixture of marine and terrestrial materials due to a tsunami. XRF analysis showed high content of Ca and Sr which indicated the influence of seawater on sediments. The palynological analysis showed that taxa from the lowlands and mangroves palynofacies dominate the presence of pollen, indicating that the possibility of depositional environments is the area around the mangrove coast. The presence of high lowland taxa is thought to originate from the tsunami backwash that brought material from the lowlands to the surrounding coast.  Pulau Simeulue terletak pada zona tektonik aktif yang menyebabkan terjadinya banyak gempa yang diikuti tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik detil endapan tsunami yang terdapat di Pulau Simeulue bagian timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis palinologi, granulometri, Loss on Ignition (LOI), dan XRay Flourescence (XRF). Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa endapan tsunami di daerah penelitian memiliki karakteristik ukuran butir yang tidak seragam dan didominasi oleh ukuran butir kerikil hingga bongkah. Hasil analisis LOI menunjukkan konsentrasi material organik dan karbonat sangat tinggi, yang diduga disebabkan oleh percampuran material asal laut dan darat karena tsunami. Analisis XRF menunjukkan tingginya kandungan unsur Ca dan Sr yang mengindikasikan adanya pengaruh air laut pada endapan. Analisis palinologi menunjukkan taksa dari palinofasies dataran rendah dan mangrove mendominasi kehadiran polen. Hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan lingkungan pengendapan adalah area sekitar pantai mangrove. Kehadiran taksa dataran rendah yang tinggi diduga berasal dari gelombang balik tsunami yang membawa material dari dataran rendah ke sekitar pantai tersebut.
Interpretasi Struktur Geologi Di Perairan Aru Selatan, Maluku Berdasarkan Data Seismik 2D Multi Channel Arief Budiman Ustiawan; Tumpal Bernhard Nainggolan; Reddy Setyawan
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 2, No 2 (2019): Juli (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (702.544 KB) | DOI: 10.14710/jgt.2.2.2019.53-60

Abstract

PProduksi minyak di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1885 ketika sumur minyak pertama di Indonesia berhasil berproduksi pada Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Faktor pemulihan yang rendah mengakibatkan produksi minyak di Indonesia telah menurun karena kurangnya eksplorasi dan investasi pada sektor minyak bumi. Salah satu metode geofisika yang digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon yang pada umumnya memiliki kedalaman yang dalam yaitu adalah metode seismik. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan interpretasi geologi terhadap penampang seismik sehingga menampilkan gambaran bawah permukaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) merupakan unit penelitian dan pengembangan dibawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang melakukan tahapan pengambilan data seismik refleksi terutama di daerah laut. Tulisan ini menggunakan data seismik refeksi pada Line-14, Laut Aru Selatan, Maluku. Data metode seismik multi channel sebanyak 1 lintasan tersebut kemudian diproses menggunakan perangkat lunak pengolahan data seismik. Proses interpretasi menggunakan perangkat lunak interpretasi geologi dengan melakukan picking horizon dari batas formasi dan struktur geologi. Berdasarkan tahapan interpretasi, tatanan stratigrafi daerah penelitian memiliki kesebandingan atas Formasi Kemum, Formasi Kais, Formasi Klasafet, dan Formasi Klasaman bagian bawah. Berdasarkan interpretasi struktur geologi didapatkan kumpulan sesar normal yang dapat diindikasikan sebagai migration pathway dari hidrokarbon.
Karakteristik Sedimentologi dan Geokimia Endapan Tsunami di Teluk Busong, Pulau Simeulue Yani Kusumastuti; Jenian Marin; Purna Sulastya Putra; Anis Kurniasih; Reddy Setyawan; Septriono Hari Nugroho; Eko Yulianto
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 3, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1182.992 KB) | DOI: 10.14710/jgt.3.1.2020.12-20

Abstract

Sejarah tsunami modern di Pulau Simeulue tercatat telah terjadi tahun 1861, 1907, 2004 dan 2005.  Teluk Busong yang terletak di pesisir barat Pulau Simeulue menjadi salah satu wilayah terdampak. Penelitian bertujuan mengidentifikasi dan mengetahui  karakteristik endapan tsunami tersebut di Teluk Busong. Metode yang digunakan adalah analisis granulometri, paleontologi, analisis loss on ignition, geokimia XRF, dan FTIR pada sampel inti sedimen. Endapan tsunami pada daerah penelitian memiliki sortasi buruk dengan ukuran butir pasir sedang – kasar yang terdistribusi bimodal. Analisis LOI menunjukkan bahwa endapan tsunami memiliki kandungan material organik dan karbonat yang tinggi, menunjukkan pengaruh darat dan laut. Pengaruh laut ditunjukkan kandungan material karbonat yang signifikan, terkonfirmasi dari keberadaan cangkang foraminifera. Secara geokimia, terdapat anomali kelimpahan unsur pada endapan tsunami dibanding dengan endapan nontsunami. Unsur kimia Zr, Sr, Fe, Ti, K, Cr, dan Rb menunjukkan anomali pada endapan tsunami yaitu cenderung naik, terutama Sr yang menjadi penciri pengaruh laut. Berdasarkan analisis FTIR, ditemukan mineral kuarsa, kalsit, feldspar, aragonit, monmorilonit, paligorskit, dan magnetit pada endapan tsunami yang menunjukkan asosiasi mineral asal darat dan laut.
Pemodelan Hidrogeologi Cekungan Airtanah Samarinda-Bontang Segmen Penajam Dalam Upaya Konservasi Airtanah Berbasis Cekungan, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur Arizatur Reza Wicaksono; Thomas Triadi Putranto; Reddy Setyawan
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 2, No 1 (2019): Maret (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2570.76 KB) | DOI: 10.14710/jgt.2.1.2019.13-23

Abstract

Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2017 tentang Cekungan Airtanah pasal 2 ayat 3 menyebutkan bahwa sistem pengelolaan airtanah didasarkan pada Cekungan Airtanah, namun di Indonesia masih banyak daerah-daerah yang masih menggunakan sistem pengelolaan berbasis sumur produksi yang dibatasi pada wilayah administrasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat model numerik pada Cekungan Airtanah (CAT) Samarinda segmen Penajam berdasarkan model konsep yang dibuat berdasarkan data-data di lapangan. Model nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan rekomendasi terkait konservasi airtanah dari hasil simulasi model. Model numerik dibuat dengan memasukkan parameter-parameter hidrogeologi. Diskritisasi geometri dan iterasi berdasarkan metode beda hingga (finite differences method). Simulasi model yang dilakukan berdasarkan prediksi debit pemompaan hingga 20 tahun kedepan. Hasil kalibrasi model didapatkan nilai RMSE sebesar 0,75 m, ME sebesar 0,1 m, dan MAE sebesar 0,63 m, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,944. Zona konservasi airtanah dibuat dengan mengkombinasikan persentase penurunan airtanah berdasarkan simulasi model pada skenario terburuk, daerah imbuhan dan lepasan, dan nilai daya hantar listrik di daerah penelitian. Didapatkan 4 (empat) prediksi zona konservasi airtanah, yaitu: zona perlindungan airtanah seluas 107,69 km2 (26,39%), zona aman seluas 229,35 km2 (56,21%), zona rawan seluas 60,35 km2 (14,79%), dan zona kritis seluas 10,64 km2 (2,61%).
Belajar dari Simeulue: Memahami Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia Anis Kurniasih; Jenian Marin; Reddy Setyawan
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 3, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.756 KB) | DOI: 10.14710/jgt.3.1.2020.21-30

Abstract

Sistem peringatan dini tsunami tidak hanya menyangkut teknologi namun juga melibatkan kesiapsiagaan masyarakat sebagai komponen sosial budaya dan ekonomi politik yang perlu diidentifikasi dan diperbaiki. Masyarakat Simeulue mengangkat kearifan lokal "smong" sebagai sistem peringatan dini tsunami tradisional yang berhasil menyelamatkan mereka dari bencana. Sistem ini dapat diadaptasi dan diterapkan ke masyarakat di daerah lain yang rentan terhadap bencana yang sama. Dengan latar belakang tersebut, artikel ini disusun dengan tujuan untuk memahami dan menggali permasalahan dalam penerapan sistem peringatan dini tsunami di Indonesia melalui studi literatur. Data dan bahan diperoleh dari jurnal, prosiding, buku, majalah, wawancara dan laporan serta wawasan yang didapat saat tinjauan lapangan pada Ekspedisi Widya Nusantara tahun 2017. Hasil studi menunjukkan kesiapsiagaan terhadap gempa dan tsunami masih rendah sehingga ketika bencana terjadi masyarakat belum dapat melakukan penyelamatan secara mandiri. Belajar dari kearifan lokal masyarakat Simeulue melalui cerita smong yang dipahami sebagai sistem peringatan dini tsunami, saat ini kita membutuhkan sebuah metode pendekatan yang dapat diterima dengan mudah untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana. Contohnya dengan membuat program televisi atau animasi yang dapat ditonton semua kalangan. Dengan menampilkan program ini secara berkala, muatan tentang kesiapsiagaan terhadap tsunami (dan atau bencana lainnya) akan tertanam dalam memori sehingga mampu meningkatkan kesiapsiagaan penontonnya.
Variasi dan Sebaran Litologi Batugamping di Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jwa Tengah Reddy Setyawan; Abdurrahman Hakim; Afif Sulestianson; Alfa Aulia Satria Bagaskara; Fitria Febyani; Hasbi As-Sidiqi Sutandiono; Kristian Jhonson Napitupulu; Nurjayanti Nurjayanti
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 3, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.47 KB) | DOI: 10.14710/jgt.3.1.2020.42-51

Abstract

Daerah Todanan merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Blora. Todanan merupakan wilayah dataran perbukitan landai yang secara geologi masuk ke dalam Zona Rembang. Zona Rembang merupakan bagian dari cekungan sedimentasi Jawa Timur bagian utara (East Java Geosyncline). Cekungan ini terbentuk pada Oligosen Akhir yang berarah Timur. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi litologi batugamping, umur dan fasies dari batugamping yang diharapkan dapat memperkaya pengetahuan geologi di lokasi ini. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan untuk mendapatkan data variasi litologi. Sampel batuan yang didapatkan dari lapangan selanjutnya dilakukan analisis petrografi dan mikrofosil. Hasil dari observasi di lapangan, dapat diketahui kondisi geomorfologi, variasi litologi dan kondisi struktur geologi di lokasi penelitian. Geomorfologi lokasi penelitian terbagi menjadi Dataran Landai Denudasional, Bergelombang Miring Denudasional, Berbukit Bergelombang Karst, Bergelombang Miring Struktural Karst, Bergelombang Miring Struktural Lembah Sinklin, dan Bergelombang Miring Struktural Bukit Antiklin. Struktur geologi cukup sulit dilakukan di lapangan, karena sebagian besar area di lokasi penelitian tertutup oleh hutan jati, sawah, dan pemukiman. Variasi litologi yag ditemukan di lapangan adalah Satuan Batupasir Karbonatan, Satuan Batugamping Kalkarenit, Satuan Lempung Karbonatan, Satuan Batugamping Wackestone, Satuan Batugamping Grainstone, dan Satuan Batugamping Packestone. Satuan litologi Wackestone, Grainstone dan Packestone terendapkan di fasies fore reef.
Analisis Perkembangan Fasies Dan Lingkungan Pengendapan Pada Interval Formasi Kujung Dan Tuban, Blok West Tuban, Cekungan Jawa Timur Anisa Nevi Saerina; Anis Kurniasih; Reddy Setyawan
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 4, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgt.4.1.2021.38-47

Abstract

Cekungan Jawa Timur merupakan cekungan hidrokarbon yang telah terbukti menghasilkan minyak bumi dengan reservoir utama yaitu pada Formasi Kujung dan Tuban. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui variasi litologi, distribusi litologi secara lateral, fasies dan lingkungan pengendapan berdasarkan asosiasi litologi serta perkembangan terumbu yang berkaitan dengan perubahan muka air laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif menggunakan data sumur berupa wireline log. Analisis kualitatif menggunakan software Paradigm Geolog 7.0 untuk mendeterminasi litologi. Langkah selanjutnya, menganalisis dan membuat permodelan fasies, lingkungan pengendapan dan sikuen stratigrafi.Berdasarkan hasil analisis Formasi Kujung dan Tuban terdiri dari 4 jenis litologi yaitu batugamping, batulempung, batulanau dan batupasir. Setelah dilakukan analisis fasies, formasi tersebut terdiri dari 4 fasies yaitu patch reef core, patch reef flank, off-mound near reef dan off-mound. Patch reef pada daerah penelitian dicirikan dengan litologi batugamping energi rendah diendapkan pada bagian rongga antar koloni terumbu, menghasilkan asosiasi skeletal wackestone – packstone. Lingkungan pengendapan terumbu berada pada platform terisolasi akibat segmentasi basement berarah timurlaut – baratdaya. Perubahan muka air laut Formasi Kujung dibagi menjadi yaitu TST-1 dan HST-1, kemudian dilanjutkan dengan TST-2 saat pengendapan Formasi Tuban. Fase transgresi awal terumbu tumbuh dengan fase catch up, pada fase high stand terumbu tumbuh dengan fase keep up dan pada saat transgresi kedua terumbu sebagian tetap berkembang sebagai keep up dan sebagian lainnya mengalami give up.
Karakteristik Reservoir Berdasarkan Analisis Petrofisik Pada Formasi Baturaja, Lapangan Aulia, Cekungan Jawa Barat Utara M Rio Aulia; Thomas Triadi Putranto; Reddy Setyawan
Jurnal Geosains dan Teknologi Vol 3, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.709 KB) | DOI: 10.14710/jgt.3.1.2020.31-41

Abstract

Formasi Baturaja merupakan salah satu formasi penghasil minyak dari Cekungan Jawa Barat Utara. Formasi Baturaja pada Cekungan Jawa Barat Utara ini memiliki keunikan yaitu kondisi batuan yang tergolong tight, namun bisa memproduksi minyak. Lokasi penelitian berada di Lapangan Aulia, Subcekungan Jatibarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi litologi secara vertikal, mengetahui lingkungan pengendapan Formasi Baturaja, mendapatkan nilai properti petrofisik dan menentukan kedalaman reservoir yang prospektif.Metode deterministik digunakan dengan pertimbangan lebih cocok pada litologi yang homogen. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data dari 6 sumur pemboran. Hasil analisis kualitatif pada semua sumur menunjukkan variasi litologi tersusun dari batugamping dan batugamping sisipan batulempung. Fasies batuan yang terdapat pada Formasi Baturaja berupa packstone dan perselingan packstone – wakckestone hasil pengendapan laut dangkal dengan fasies karbonat yaitu reef crest. Nilai properti petrofisik di Lapangan Aulia memiliki volume shale rata-rata 0,24281 dan nilai rata-rata porositas efektif sebesar 1-6,5% (porositas buruk). Porositas yang rendah pada batugamping Formasi Baturaja ini diinterpretasikan sebagai dampak dari fluktuasi muka laut dan akibat diagenesis batugamping. Nilai permeabilitas rata-rata adalah 0,0134 – 2,0452 mD (tight). Lapisan batuan prospek rerata di Lapangan Aulia adalah 5,67 m dengan lapisan paling tebal dijumpai pada RUO 25, yaitu setebal 9 m di kedalaman 1.846,110 m (TVDSS).