Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati Azma Rosida
Berkala Kedokteran Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.623 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v12i1.364

Abstract

Abstract: Liver as the largest glandular organ which has an important role in glucose and lipid metabolism which helps digestion, absorption of fats and fat-soluble vitamins, as well as the detoxification of the body against toxic substances. Laboratory tests often required liver disease clinician for screening and detecting of abnormalities or liver disease, to help maintaining diagnosis, to estimate the severity of the disease, to help find the etiology of a disease, assess the results of treatment, and also to help direct further diagnostic efforts and assessing the prognosis of liver disease and organ dysfunction. Interpretation of the results of liver function tests was not able to use only one parameter but also used a combination of the results examination, because the integrity of the liver cells was also influenced by factors extra hepatic. In this article discussed some liver function test is divided into three big that liver function tests, measurement of enzyme activity, and a test to look for the etiology of liver disease.Keywords: laboratory, liver disease, liver function tests Abstrak: Hati sebagai organ kelenjar terbesar memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa dan lipid, membantu proses pencernaan, absorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, serta detoksifikasi tubuh terhadap zat toksik.  Pemeriksaan laboratorium penyakit hati sering diminta klinisi untuk penapisan dan deteksi adanya kelainan atau penyakit hati, membantu menengakkan diagnosis, memperkirakan beratnya penyakit, membantu mencari etiologi suatu penyakit, menilai hasil pengobatan, membantu mengarahkan upaya diagnostik selanjutnya serta menilai prognosis penyakit dan disfungsi organ hati.  Interpretasi hasil pemeriksaan uji fungsi hati tidak dapat menggunakan hanya satu parameter tetapi menggunakan gabungan beberapa hasil pemeriksaan, karena keutuhan sel hati juga dipengaruhi faktor ekstrahepatik. Pada artikel ini dibahas  beberapa uji fungsi hati yang dibagi menjadi 3 besar yaitu uji fungsi hati, pengukuran aktivitas enzim, dan uji untuk mencari etiologi penyakit hati. Kata-kata kunci :laboratorium, penyakit hati, uji fungsi hati
NILAI RUJUKAN HEMATOLOGI ORANG DEWASA NORMAL DI RSUD ULIN BANJARMASIN Azma Rosida; FX Hendriyono
Berkala Kedokteran Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.712 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v11i1.190

Abstract

Results of laboratory tests are interpreted through value. Hematological examination is an examination that is often requested and performed to determine the state of the blood and its components so that the patient's medical condition can be known. Reference value can be obtained from brochure instruments or laboratory has its own research using populations in the laboratory because of possible variation between the laboratory values with other laboratories due to differences in methods of examination and patient characteristics. The objective of the study is to get hematology reference values in Ulin Hospital, Banjarmasin. This study is cross-sectional observasional analytic  study, conducted in hospitals Ulin Banjarmasin, June-July 2014. The subject of the study consisted of 120 women and 120 men who came for medical examinations in clinical pathology laboratories Hospital Ulin, Banjarmasin. Results obtained Hb 12.5-16.7 from the men and women are from 12.0 to 15.6 g / dL. The numbers of male erythrocytes are from 4.1 to 6.0 million / uL and women are 4.0 to 5.3 million / uL. Leukocyte numbers are 4650-10300 / uL. Platelet numbers are 150-356 thousand from men and women are 177-401 thousand / uL. Parameters 75-96 fL MCV, MCH 28-32 pg, MCHC 33-37 g / dL, and RDW-CV 12.1 to 14%. The results of this study did not differ significantly with the reference value that has been used but the obtained values of MCV are lower. Keywords: Reference value, haematology, normal adult,  RSUD Ulin
HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT DAN DERAJAT KEPARAHAN PASIEN STROKE ISKEMIK FASE AKUT Bernardus Nathan Geson; Fakhrurrazy Fakhrurrazy; Azma Rosida
Homeostasis Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i1.8795

Abstract

Stroke merupakan penyakit yang menimbulkan kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga di dunia. Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang terbanyak. Stroke iskemik terjadi akibat plak aterosklerosis yang menyebabkan terjadinya iskemia jaringan. Mikroglia yang teraktivasi akan mengeluarkan sitokin proinflamasi yang menyebabkan aktivasi leukosit. Proses aktivasi leukosit dimulai dari marginasi, rolling, adhesi dan migrasi antar sel endotel. Derajat keparahan stroke iskemik dinilai berdasarkan skor NIHSS. Penelitian ini bertujuan menjelaskan hubungan antara jumlah leukosit dan derajat keparahan pasien stroke iskemik kurang dari 72 jam onset stroke. Penelitiaan ini dilakukan dengan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional pada 40 pasien stroke iskemik kurang dari 72 jam onset stroke di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling yaitu consecutive sampling dimana semua responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dijadikan sebagai subjek penelitian. Data primer adalah derajat keparahan stroke berdasarkan skor NIHSS dan data sekunder adalah jumlah leukosit dari rekam medis. Analisis data menggunakan uji statistik chi square. Hasil analisis data didapatkan nilai p=0,502, yang berarti tidak terdapat hubungan antara jumlah leukosit dan derajat keparahan pasien stroke iskemik kurang dari 72 jam onset stroke.
PROFIL SEDIMEN URIN PADA INFEKSI SALURAN KEMIH KASUS OBSTETRI Muhammad Wijdaan Nabil; Ihya Ridlo Nizomy; Azma Rosida; Ferry Armanza; Franciscus Xaverius Hendriyono
Homeostasis Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i2.9991

Abstract

Bakteriuria asimptomatik merupakan ISK yang umum terjadi pada wanita hamil. Apabila tidak diobati, 20%-30% akan berkembang menjadi pielonefritis. Penapisan dan pengobatan ISK yang tepat pada populasi ini dapat mencegah pielonefritis dan masalah perinatal yang merugikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan profil ISK kasus obstetri berdasarkan usia, pekerjaan, alamat, paritas, usia kehamilan dan hasil sedimentasi urin di bagian OBSGIN RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juni 2021-Mei 2022. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data melalui rekam medik pasien. Jumlah subjek penelitian ini berjumlah 264 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi ISK kasus obstetri Periode Juni 2021-Mei 2022 sebanyak 270 orang (34,8%). Berdasarkan usia paling banyak terjadi rentang usia 20-35 tahun sebanyak 191 orang (72,3%) dengan pekerjaan tidak bekerja sebanyak 186 orang (70,5%), dan alamat di Banjarmasin sebanyak 150 orang (56,8%). Berdasarkan paritas pasien ISK kasus obstetri paling banyak pada multipara sebanyak 94 orang (35,6%) dan usia kehamilan pada trimester III sebanyak 221 orang (83,7%). Berdasarkan hasil sedimentasi urin paling banyak didapatkan jumlah leukosit ≤ 3 LPB sebanyak 54,2%, jumlah eritrosit > 2 LPB sebanyak 80,3%, sel epitel negatif sebanyak 82,2% dan silinder negatif sebanyak 97,7%.