Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH FREKUENSI AKSES BBM, PATH, FACEBOOK TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI Dinda Dwimanda Wahyuningtias; Agus Naryoso; Sri Budi Lestari; Joyo NS Gono
Interaksi Online Vol 3, No 3: Agustus 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.56 KB)

Abstract

Komunikasi menjadi hal yang tidak dapat dihindari selama kita melakukan aktivitas.Semakin seringnya seseorang berkomunikasi informasi yang dipertukarkan semakin dalam dan luas.Tingginya frekuensi komunikasi melalui alat komunikasi yang disebabkan banyak faktor menjadikan orang lebih sering bertukar informasi melalui aplikasi yang tersedia, terlebih lagi kecanggihan teknologi membuat aplikasi komunikasi semakin baik hanya dengan memiliki smartphone sudah tersedia aplikasi seperti BBM, Path dan Facebook yang dijadikan sebagai media untuk bertukar cerita maupun informasi yang bersifat formal.Penelitian ini menggunakan teori CMC (Computer Mediated Communication) teori dimana program-program suatu aplikasi yang dapat menghubungkan dua orang atau lebih dengan suatu jaringan komputer atau format komputer di berbeda tempat. Sedangkan menurut Fulk dan Collins teori Computer Mediated Communication adalah teori yang dimaksudkan bukan tentang bagaimana dua atau lebih mesin saling berhubungan atau berinteraksi tetapi bagaimana dua atau lebih manusia bisa saling berubungan atau berinteraksi dengan dibantu menggunakan alat komputer pada program aplikasi tertentu yang tersedia pada komputer (Fulk dan Collins, 2001). Computer Mediated Communication juga melihat dan mempelajari cara membentuk kepribadian seseorang dengan pertukaran informasi melalui komputer khususnya pada jaringan internet pada komputer. Computer Mediated Communication memberikan dampak sosial kepada manusia. Rice dan Gattiker (2001) menyatakan bahwa Computer Mediated Communication berbeda dari komunikasi tatap muka. Computer Mediated Communication membatasi tingkat interaksi yang bisa menyebabkan penurunan aktifitas. Computer Mediated Communication dapat mengatasi masalah waktu dan keberadaan. Secara keseluruhan penggunaan Computer Mediated Communication menghasilkan beberapa perbedaan dalam komunikasi tatap muka yang dalam hal ini menjelaskan mengenai frekuensi tingginya orang menggunakan aplikasi BBM, Path, Facebook sehingga mengurangi intensitas komunikasi antar pribadi pada mahasiswa perantau yang ada di Semarang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 orang.Analisis yang digunakan adalah korelasi kendalls dengan spss. Hasil uji hipotesis pertama menunjukan bahwa variabel frekuensi akses BBM berpengaruh terhadap variabel intensitas komunikasi antar pribadi dan signifikan (sig.= 0,000) dengan koefisien korelasi -,509. Hasil uji hipotesis kedua menunjukan bahwa variabel frekuensi akses Path berpengaruh terhadap variabel intensitas komunikasi antar pribadi dan signifikan (sig.=0,000) dengan koefisien korelasi -,403. Dan hasil uji hipotesis ketiga menunjukan bahwa variabel frekuensi akses Facebook berpengaruh terhadap variabel intensitas komunikasi antar pribadi dan signifikan (sig.= 0,000) dengan koefisien korelasi -,536.Saran yang diberikan penelitian ini adalah menjadikan aplikasi media sosial seperti BBM, Path dan Facebook sebagai media komunikasi dengan menjaga intensitas komunikasi antar pribadi terutama komunikasi pribadi tatap muka agar mampu menghasilkan kualitas komunikasi yang jauh lebih baik.
AI-BASED JOURNALISTIC PRODUCTION IN INDONESIAN ONLINE MEDIA: A STRUCTURAL ANALYSIS WITH A HIERARCHY OF INFLUENCES APPROACH Maryami; Dinda Dwimanda Wahyuningtias; Hayu Lusianawati
Akrab Juara : Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Vol. 10 No. 3 (2025): Agustus
Publisher : Yayasan Azam Kemajuan Rantau Anak Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study analyzes how artificial intelligence (AI) adoption transforms news production in Indonesian online media, using the Hierarchy of Influences model by Shoemaker and Reese as the theoretical framework. The research explores how AI does not merely serve as a technical tool but functions as a structural agent influencing media content at the organizational, extramedia, and ideological levels. Using a qualitative-descriptive method based on document analysis, news texts, institutional reports, and regulatory documents from the Indonesian Press Council, the study finds that AI driven automation has reshaped newsroom hierarchies by replacing entry level journalists with algorithmic systems and promoting new roles such as editorial engineers. Additionally, external pressures from platform algorithms, SEO metrics, and audience expectations have significantly shifted editorial logic toward data-driven, market-oriented practices. Ideologically, AI reinforces digital capitalism, privileging speed and virality over journalistic ethics, diversity, and public interest. The study concludes that AI not only changes production techniques but also restructures values within media institutions, highlighting the need for critical regulation, technological literacy, and ethical safeguards in AI-assisted journalism.