Stephanus Djunatan
Faculty Of Philosophy, Parahyangan Catholic University, Bandung, Indonesia

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pikiran dan Filsafat Buddhisme Djunatan, Stephanus
Extension Course Filsafat ( ECF ) 2017: Phylosophy of Mind
Publisher : Extension Course Filsafat ( ECF )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pikiran dan Filsafat Buddhisme
Kultur Masyarakat Industri dan ideologi Ekonomi Djunatan, Stephanus
Extension Course Filsafat ( ECF ) No 1 (2015): ECF Filsafat Uang
Publisher : Extension Course Filsafat ( ECF )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam konteks perubahan menuju masyarakat industri modern di Indonesia,kita perlu memperhatikan lebih jauh bagaimana masyarakat tradisional tetap menawarkanpilihan dan interaksi antar manusia. Kita memang tidak bisa menghapuskan bentukmasyarakat industri modern, demi menghidupkan lagi bentuk masyarakat tradisional.Keberadaan dan peran mereka di tengah komunitas modern semakin menandai bahwa masihada alternatif bagi wujud masyarakat modern. Lebih penting masih ada interaksi dialogis diantara berbagai sistem masyarakat. Jika masyarakat tradisional ini dilenyapkan dari tengahtengahmasyarakat Indonesia modern, kita akan jatuh pada jebakan yang sama dialamimasyarakat industri modern. Ketiadaan pilihan dapat menggiring kita pada semunyapengakuan pada uniknya tiap pribadi/kolektivitas dan kebebasannya dalam menentukan danmengembangkan diri. Untuk itu kita mendiskusikannya lebih jauh
Eksplorasi paradigma negativitas sebagai akar kekerasan kultural Stephanus Djunatan; FX. Rudi Setiawan
Research Report - Humanities and Social Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Research Report - Humanities and Social Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (983.511 KB)

Abstract

Kekerasan tidak hanya digeluti dengan pendekatan sosiologis, politis, ekonomis atau anthropologis. Melengkapi pendekatan tersebut, kekerasan sebagai fenomena manusia didekati pula dari perspektif filosofis. Sebagai fenomena manusia, kekerasan tidak hanya berkaitan dengan sistem ekonomi, politik, budaya dan sosial; juga tidak hanya berkaitan dengan struktur sosial. Kekerasan terjadi juga pada wilayah kultural. Kekerasan kultural menuntun kita masuk pada wilayah internal manusia, yakni pada ranah kesadaran dan ketaksadaran. Karena itulah, kajian terhadap kekerasan kultural membutuhkan pula pendekatan filosofis: salah satunya pendekatan hermeneutika. Kajian hermeneutik akan menelusuri pola-pola berpikir yang mempengaruhi pemikiran dan kesadaran individual dan kolektif sedemikian rupa sehingga opsi yang dinyatakan ialah agenda dan praksis kekerasan. Pola berpikir yang dimaksud berkaitan dengan paradigma negatif. Paradigma negatif ini berkaitan dengan pola pikir yang terjajah (colonized mind). Pola pikir tersebut dapat dicermati melalui ungkapan verbal yang bersifat diametrikal seperti pribumi dan non-pribumi, asli dan pendatang. Preferensi pada paradgima negatif ini cenderung mendorong pilihan untuk melakukan kekerasan kultural, yang tampil baik dalam sistem dan struktur sosial. Dalam penelitian filosofis ini, kami memilih kasus kekerasan terhadap orang Tionghoa Indonesia sebagai konteks medan penelaahan epistemologis terhadap kekerasan kultural. Telaah epistemologi dalam rekaman sejarah kasus kekerasan terhadap orang Indonesia ini mencoba menyoroti preferensi pada negativitas sebagai salah satu akar fenomena kekerasan. Penelitian ini juga berupaya menawarkan paradigma afirmatif, sebagai wacana bagi preferensi opsi kepada pembentukan paradigma dan praksis yang mengutamakan pendekatan tanpa-kekerasan.Kata kunci: kekerasan kultural, Tionghoa Indonesia, hermeneutika kecurigaan, Paradigma negatif, pola pikir yang terjajah, paradigma afirmatif.
Membawa Keadilan Bagi Identitas-Diri Orang Papua Stephanus Djunatan
Jurnal Administrasi Publik Vol. 11 No. 2 (2014): Jurnal Administrasi Publik, Volume 11, Nomor 2, Oktober 2014, ISSN 1412 - 7040
Publisher : Centre for Public Policy and Management Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.493 KB)

Abstract

Bringing justice and peace to the Papuans would not be complete without the attention to any internal or private aspects of the Papuans. Efforts to improve the lives of the people of Papua such as building infrastructure facilities, education, health, security and law enforcement needs to be equiped with an appreciation of the fundamental aspects of the tribes in Papua and their culture. The fundamental aspect is the Papuans identity appreciation. This article intends to conceive how the identity appreciation of the Papuans should occur. Cultural and philosophical approach to the aspects of self-identity shows that the appreciation of the self-identity of the Papuan People is associated with the idea that everyone is existentially equal. We are not equivalent because of the legal aspects of such orders, not because of religious or advise it. Therefore, this paper is divided into three sections: the first section describes the philosophical-cultural approach to self-identity aspects. The second part initiate stigmatic stereotypes and perceptions that build ethnic identity in the archipelago, including the identity of the Papuans. The third discusses the appreciation of self-identity of the Papuans, which becomes a central issue for efforts in building prosperity or bringing justice and peace to the people of West Papua.
Kultur Masyarakat Industri dan ideologi Ekonomi Stephanus Djunatan
Extension Course Filsafat ( ECF ) No. 1 (2015): ECF Filsafat Uang
Publisher : Fakultas Filsafat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/ecf.v0i1.1982.%p

Abstract

Dalam konteks perubahan menuju masyarakat industri modern di Indonesia,kita perlu memperhatikan lebih jauh bagaimana masyarakat tradisional tetap menawarkanpilihan dan interaksi antar manusia. Kita memang tidak bisa menghapuskan bentukmasyarakat industri modern, demi menghidupkan lagi bentuk masyarakat tradisional.Keberadaan dan peran mereka di tengah komunitas modern semakin menandai bahwa masihada alternatif bagi wujud masyarakat modern. Lebih penting masih ada interaksi dialogis diantara berbagai sistem masyarakat. Jika masyarakat tradisional ini dilenyapkan dari tengahtengahmasyarakat Indonesia modern, kita akan jatuh pada jebakan yang sama dialamimasyarakat industri modern. Ketiadaan pilihan dapat menggiring kita pada semunyapengakuan pada uniknya tiap pribadi/kolektivitas dan kebebasannya dalam menentukan danmengembangkan diri. Untuk itu kita mendiskusikannya lebih jauh
Pikiran dan Filsafat Buddhisme Stephanus Djunatan
Extension Course Filsafat ( ECF ) 2017: Phylosophy of Mind
Publisher : Fakultas Filsafat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/ecf.v0i0.2895.%p

Abstract

Pikiran dan Filsafat Buddhisme
Does Infinite Mind Exist in A Universe? Stephanus Djunatan
Extension Course Filsafat ( ECF ) No. 1 (2018): ECF Universal Mind
Publisher : Fakultas Filsafat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/ecf.v0i1.3127.%p

Abstract

Does Infinite Mind Exist in A Universe?
Concept of Happiness Stephanus Djunatan
Extension Course Filsafat ( ECF ) No. 2 (2018): ECF Chinese and Indian Philosophy
Publisher : Fakultas Filsafat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/ecf.v0i2.3140.%p

Abstract

Concept of Happiness
Philosophical Concept of Space and Time: Michel Foucault dan Gilles Deleuze Stephanus Djunatan
Extension Course Filsafat ( ECF ) No. 1 (2019): ECF Slow-sofia
Publisher : Fakultas Filsafat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/ecf.v0i1.3405.%p

Abstract

Philosophical Concept of Space and Time: Michel Foucault dan Gilles Deleuze
Pancasila Pengetahuan atau Kultur Stephanus Djunatan
Extension Course Filsafat ( ECF ) No. 2 (2019): Pancasila sebagai Kekuatan Pembebas
Publisher : Fakultas Filsafat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/ecf.v0i2.3755.%p

Abstract

Pancasila Pengetahuan atau Kultur