Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JURNAL BIOMEDIK

SHORT TANDEM REPEATS (STRs) AS A PRIMARY METHOD FOR PERSONAL IDENTIFICATION (A Case Report) Mallo, Johannis
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 1, No 1 (2009): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.1.1.2009.811

Abstract

Abstrak: Mayat seorang perempuan tak dikenal yang ditemukan di daerah Malalayang dibawa oleh polisi ke Rumah Sakit Umum Pusat Prof.dr.R.D Kandou. Mayat tersebut telah mengalami proses awal pembusukan. Selain itu pihak kepolisian mengalami kesulitan untuk menentukan identitas mayat tersebut serta menemukan keluarganya. Demi pengungkapan kejadian yang menyebabkan kematian perempuan tak dikenal ini, terlebih dahulu polisi harus dapat menentukan identitas mayat. Melalui data medis yang dikumpulkan dari proses autopsi forensik, digabungkan dengan daftar orang hilang yang dibuat oleh kantor kepolisian Sektor Malalayang dan Kepolisian Kota Besar Manado, ditemukan kecocokan data yang merujuk pada seorang perempuan yang dilaporkan hilang oleh keluarganya. Polisi kemudian meminta pemeriksaan identifikasi melalui metode analisis DNA untuk membandingkan DNA mayat dengan DNA individu-individu yang mengaku sebagai keluarga korban. Pada saat autopsi forensik, diambil sampel tulang padat iga kanan dan kiri sepanjang 10 cm dari mayat. Sebagai pembanding diambil apusan mukosa pipi dan 2 cc darah tepi dari individu-individu yang diduga ayah dan adik kandung dari mayat yang ditemukan. Proses ekstraksi, kuantifikasi, PCR, dan proses analisis akan dilakukan di Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Republik Indonesia. Kata kunci: identitas mayat, identifikasi DNA, PCR, STR.     Abstract: Ms X’s corpse was brought to Prof.R.D Kandou general hospital by police officers. Ms X was found in Malalayang without any identity attached to her body. Her body had begun to decompose, and the police had difficulties in finding Ms X’s relatives. In order to uncover the case behind Ms X’s death, the police had to first discover the true identity of Ms X. Medical data was acquired during an autopsy, and from a list that the police made, a match was found in a report of missing persons when two data were compared. The Police requested a paternity DNA examination in order to have a positive identification of Ms X. During the forensic autopsy of Ms X, 10 cm of left and right costal compact bones were obtained. Buccal swabs were made and 2 cc of peripheral blood were taken, each from the suspected father and a suspected sister of Ms X. Extraction, quantification, PCR, and the analysis was made at Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Republik Indonesia the main Police Forensic Laboratory of Indonesia. PCR involves 13 to 15 of nuclear STR loci, and the analyzing process of the samples involves comparing the 13 to 15 nuclear STR loci of the 3 people. If a match is found with 99% accuracy, then identification is verified. The Paternity Index indicates the greatest possibility that the suspected father is the real father of Ms X, compared to other males in the Asian / Indonesian Population.1 Keywords: corpse identity,  DNA identification, PCR, STR.
PERAN ENTOMOLOGI FORENSIK DALAM PERKIRAAN SAAT KEMATIAN DAN OLAH TEMPAT KEJADIAN PERKARA SISI MEDIS (INTRODUKSI ENTOMOLOGI MEDIK) Kristanto, Erwin; Wangko, Sunny; Kalangi, Sonny; Mallo, Johannis
Jurnal Biomedik : JBM Vol 1, No 1 (2009): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.1.1.2009.809

Abstract

Abstract: Scrutinized and devoted efforts are needed to unveil mysteries of forensic cases. A variety of methods may be needed, methods that are accountable in court. During the flow of time, some evidence, especially human tissues will degrade and eventually vanish. Albeit, to forensic entomologists, the degradation of human remains will bring other new evidence which is scientifically accountable in court. Just as in life, after death the tissues of humans are still attractive to a variety of insects. Different insects are attracted at different stages of decomposition of the body. These insects follow certain set patterns of development in or on the body. Identification of the types of insects present, and their stages of development, in conjunction with the knowledge of the rates of their development, can be used to determine approximately how long a body has been dead. In addition, this identification might indicate whether a body has been moved from one area to another. Key words: forensic cases, methods, insects.     Abstrak: Dibutuhkan dedikasi dan ketelitian dalam mengungkap berbagai misteri di balik kasus-kasus forensik. Berbagai metode akan amat dibutuhkan dalam menjawab berbagai pertanyaan terkait kasus-kasus tersebut, dan sudah menjadi keharusan bahwa bukti atau kesaksian ahli ini dapat dipertanggungjawabkan. Dengan berjalannya waktu, beberapa barang bukti, terutama jaringan tubuh manusia akan mengalami proses degradasi dan akhirnya hilang. Namun demikian, bagi seorang ahli entomologi forensik, kerusakan dan hilangnya jaringan tubuh tadi dapat membawa bukti-bukti baru. Bukti yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah di pengadilan. Seperti saat hidup, jaringan tubuh manusia setelah kematian tetap menarik bagi berbagai jenis serangga. Jenis serangga yang berbeda akan tertarik pada tahap yang berbeda pula dari tahapan-tahapan pembusukan jaringan tubuh manusia. Serangga-serangga ini mengikuti suatu pola perkembangan. Terkait dengan pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan mereka, hal ini dapat digunakan untuk membuat suatu perkiraan berapa lama tubuh tadi telah mati. Sebagai tambahan, identifikasi hal di atas juga akan dapat mengindikasikan apakah mayat telah dipindahkan dari satu area ke area yang lain. Kata kunci: kasus forensik, metode, serangga.
CEDERA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA MANADO Kristanto, Erwin; Mallo, Johannis; Yudhistira, Aria
Jurnal Biomedik : JBM Vol 1, No 3 (2009): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.1.3.2009.833

Abstract

Abstract: Nowadays, the incidence of traffic accidents increases annually. Injuries caused by traffic accidents show specific patterns, which differ from that of injuries due to other causes. Information of injury patterns due to accidents can be very useful in the management of treatment. The aim of this retrospective study is to describe the kinds of injuries in autopsied victims due to traffic accidents, which were autopsied, and in some cases handled in Prof.dr.R.D.Kandou Manado General Hospital from 2004 until 2008.  The results showed that 77.7% of deaths were due to traffic accident head injuries, and 22.2% to chest injuries. We observed that they had obvious internal organ damage, especially in the abdomen, which observation could not have been predicted just from external examination.  Therefore, it can be concluded that not only deaths by traffic accidents, but all fatalities should undergo autopsy to verify the exact cause of death. Keywords: injury pattern, retrospective study, forensic autopsy     Abstrak: Angka kecelakaan lalu lintas tiap tahun meningkat. Cedera yang ditimbulkan memiliki pola tertentu yang berbeda dengan cedera akibat kekerasan lain. Informasi mengenai pola cedera pada kecelakaan lalu lintas dapat digunakan dalam pengobatan. Studi retrospektif ini mendeskripsi-kan cedera yang ditemukan pada autopsi korban kecelakaan lalu lintas di rumah sakit umum Prof.dr.R.D Kandou di Manado, periode tahun  2004 – 2008. Hasil survei menemukan bahwa 77,7% kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh cedera kepala, dan 22,2 % akibat cedera pada dada. Dari pengamatan penulis tampak dengan jelas kerusakan organ dalam, terutama pada perut tidak dapat diperkirakan hanya dengan pemeriksaan luar mayat. Perlu dipikirkan bersama agar dapat diciptakan kondisi di mana korban meninggal pada kasus kecelakaan lalu lintas maupun untuk kasus yang lain dapat menerima pelayanan autopsi forensik. Kata kunci: Pola cedera, studi retrospektif, autopsi forensik