Christi Mambo
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK UMBI BAWANG MERAH (Allium cepa L) TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI DENGAN ALOKSAN Kairupan, Bryan Y.; Wowor, Mona P.; Mambo, Christi
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.6732

Abstract

Abstract: People sure that onion bulbs ( Allium cepa L ) has a lot of advantage for health one of which is to lower blood sugar levels. The objective of this research were study the effectiveness of administration of onion bulbs extract on blood glucose levels of Wistar rats (Rattus norvegicus) induced by alloxan. The subject of research using laboratory animals such as male Wistar rats that were 18 samples were divided into 6 groups, the negative control group, and 5 groups of Wistar rats with alloxan-induced hyperglycemic dose of 130 mg / kg body weight of rats. In the group with hyperglycemic rats given onion bulbs extract at a dose of 9 mg, 18 mg, and 36 mg / 200 g body weight of rats, the positive control group was given novomix flexpen, and 1 group were only given alloxan. Data obtained from the results of blood sugar tests in all groups Wistar rats on the first day, second day, third in minutes 0, 6, 12, 18, and 24 hours. The results showed extract of onion bulbs (Allium cepa L) had an effect on blood glucose levels drop Wistar rats that had induced alloxan.Keywords: Allium cepa L, onion bulbs, blood sugar levels, alloxanAbstrak: Umbi bawang merah (Allium cepa L) diyakini masyarakat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan salah satunya yaitu menurunkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak umbi bawang merah terhadap kadar gula darah tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan. Subjek penelitian menggunakan hewan uji berupa tikus wistar jantan yang berjumlah 18 ekor yang dibagi dalam 6 kelompok, kelompok kontrol negatif, dan 5 kelompok tikus wistar hiperglikemik yang diinduksi aloksan dengan dosis 130 mg/kg berat badan tikus. Kelompok tikus hiperglikemik diberi ekstrak umbi bawang merah dengan dosis 9 mg, 18 mg, dan 36 mg/ 200 g BB tikus, kelompok kontrol positif diberikan novomix flexpen, dan 1 kelompok yang hanya diberikan aloksan. Data diperoleh dari hasil pemeriksaan gula darah pada semua kelompok tikus wistar pada hari pertama, hari kedua, ketiga pada menit ke- 0, jam ke- 6, 12, 18, dan 24. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak umbi bawang merah (Allium cepa L) mempunyai efek terhadap penurunan kadar gula darah tikus Wistar yang telah diinduksi aloksan.Kata kunci: Allium cepa L, Umbi Bawang Merah, Kadar Gula Darah, Aloksan
Uji daya hambat ekstrak daun patikan kerbau (euphorbia hirta l.) terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus dan escherichia coli Mahmud, Florencia I.; Mambo, Christi; Awaloei, Henoch
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14654

Abstract

Abstract: Patikan kerbau leaf contains alkaloid, flavonoid, phenol, and tannin can potentially be an antibacterial. The purpose of this research is to test the resisting potency of patikan kerbau leaf extract against Staphylococcus aureus (ATCC25923) dan Escherichia coli (ATCC11229). This was an experimental laboratory study using modified Kirby-Bauer with well diffusion technique at Research and Microbiology Laboratory of MIPA Faculty, Sam Ratulangi University Manado. Patikan kerbau leaf extract was obtained by using 96% etanol maceration. Extract concentrations used in this study were 50 mg/ml, 25 mg/ml, 12.5 mg/ml and 6.25 mg/ml. Ciprofloxacin was used as the positive control and CMC as the negative control. The CMC showed no inhibition zone. Ciprofloxacin had the widest zone of inhibition. The average of inhibition zone diameters produced by ciprofloxacin was 33,3 mm on S. aureus and 33 mm on E.coli. Euphorbia hirta leaf extract concentration of 50 mg/ml resulted in average inhibition zone diameter of 18.83 mm on S.aureus and 17.83 mm on E.coli. Extract concentration of 25 mg/ml resulted in 17.33 mm on S. aureus and 16.83 mm on E.coli. Extract concentration of 12,5 mg/ml resulted in 15.5 mm on S. aureus and 14.83 mm on E.coli. Then, extract concentration of 6.25 mg/ml resulted in 15.16 mm on S. aureus and 13.3 mm on E.coli. Conclusion: Extract of Euphorbia hirta leaf has potential inhibitory effect towards bacterial growth of S. aureus and E. coli. Moreover, the inhibitory effect of Euphorbia hirta extract is greater towards S. aureus rather than E.coliKeywords: antibacterial, patikan kerbau leaf extract, S. aureus, E. coli Abstrak: Daun patikan kerbau mengandung alkaloid, flavonoid, fenol dan tanin yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji daya hambat ekstrak daun patikan kerbau terhadap Staphylococcus aureus (ATCC25923) dan Escherichia coli (ATCC11229). Jenis penelitian ini ialah eksperimental laboratorium di Laboratorium Penelitian dan Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado dengan metode Kirby-Bauer yang dimodifikasi dengan sumuran. Ekstrak daun patikan kerbau diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 96%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam penelitian ialah 50mg/ml, 25mg/ml, 12,5mg/ml dan 6,25mg/ml. Siprofloksasin digunakan sebagai kontrol positif dan CMC sebagai kontrol negatif. Pada penelitian ini CMC yang tidak mempunyai zona hambat. Siprofloksasin memiliki diameter zona hambat yang paling besar. Rerata diameter zona hambat yang dihasilkan oleh siprofloksasin adalah 33,3 mm terhadap bakteri S.aureus dan 33 mm pada bakteri E.coli. Ekstrak daun patikan kerbau konsentrasi 50 mg/ml menghasilkan diameter zona hambat rata-rata sebesar 18,83 mm pada bakteri S.aureus dan 17,83 mm pada bakteri E.coli. Ekstrak daun patikan kerbau konsentrasi 25mg/ml sebesar 17,3 mm pada bakteri S.aureus dan 16,83 mm pada bakteri E.coli. Ekstrak daun patikan kerbau konsentrasi 12,5mg/ml sebesar 15,5 mm pada bakteri S.aureus dan 14,83 mm pada bakteri E.coli. Kemudian, konsentrasi 6,25mg/ml sebesar 15,16 pada bakteri S.aureus dan 13,3 mm pada bakteri E.coli. Simpulan: Ekstrak daun patikan kerbau berpotensi memiliki efek daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus dan E.coli. Daya hambat ekstrak daun patikan kerbau lebih besar pada S.aureus daripada E.coli Kata kunci: antibakteri, ekstrak daun srikaya, S. aureus, E. coli
UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica (L.) Less.) PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN Pulio, Kallan A. B.; Mambo, Christi
e-Biomedik Vol 2, No 1 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i1.3712

Abstract

Abstract: Background: Pluchea indica Less. is one of the widely known and widely distributed native potential medicinal plants in Indonesia. Objectives: To determine the antipyretic effect of pluchea indica Less. abstract on male Wistar rats (Rattus norvegicus). Metods: This is an experimental study conducted on 15 male Wistar rats with weight ranging from 150-200 gram. Study animals were divided into 5 groups, namely positive control group, negative control group and three intervention group to whom pluchea indica extract in various doses were administered. Temperature measurement was performed before the administration of DPT-HB vaccine, 2 hours after administration of the vaccine, as well as pn the 30th, 60th, 90th, and 120th minute after intervention. Result: There was a slight reduction in mean rectal temperature of Wistar rats administered with Pluchea indica Less. extract. Conclusion: Pluchea indica Less. extract has no antipyretic effect on rats. Keywords: Pluchea indica Less., Antipyretic effect, DPT-HB vaccine, Rat  Abstrak: Latar belakang: Salah satu tumbuhan asli Indonesia yang dikenal dan tersebar dengan luas pada beberapa daerah serta berpotensi untuk dikembangkan menjadi tanaman obat yaitu tanaman Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efek antipiretik ekstrak daun beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) pada tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Hewan coba yang digunakan adalah tikus wistar jantan sebanyak 15 ekor dengan berat badan 150-200 gram. Hewan coba dibagi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (aquades), kelompok kontrol positif (parasetamol), dan kelompok perlakuan yaitu pemberian ekstrak daun Beluntas. Pengukuran suhu dilakukan sebelum pemberian vaksin DPT-HB, 2 jam setelah pemberian DPT-HB, dan menit ke-30, 60, 90, 120 setelah pemberian perlakuan. Hasil: Suhu rata-rata rectal tikus yang diberikan ekstrak daun beluntas mengalami penurunan sedikit. Kesimpulan: Ekstrak daun beluntas tidak mempunyai efek antipiretik pada tikus. Kata Kunci : daun beluntas (Pluchea indica Less.), efek antipiretik, vaksin DPT-HB, tikus.
UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK DAUN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) PADA MENCIT (Mus musculus) Tone, Dinar Salsabila; Mambo, Christi
e-Biomedik Vol 1, No 2 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i2.3249

Abstract

ABSTRACTThe plant of Mahkota Dewa is a traditional plant which is used as a medicinal plant whose benefits are located in almost parts where it contains flavonoid and saponin compounds that have a variety of effects and one of them is analgesic effect. This research aims to determine the analgesic effect of the extract of Mahkota Dewa leaf (Phaleria macrocarpa) in mices (Mus musculus). This research uses an experimental method using nine male and female mices which are divided into three groups: the positive control group that was given aspirin and the negative control that was given aquades and the treatment group that was given the extract of the Mahkota Dewa leaf. The research is done by giving the stimulus of pain in the form of heat 55o.C and then observes the response of the tested animal such as jumping or licking its legs and at the minute of 0 before treatment, and at the minutes of 30, 60, 90, 120 after the treatment. The average value of the number of respons of mices which were given the extract of the Mahkota Dewa leaf decreases from the 30th minute until the 90th minute. Conclusion. The extract of Mahkota Dewa leaf has an analgesic effect in Mouse.Key Word: Analgesic, Aspirin, Mahkota Dewa leaf (Phaleria macrocarpa)ABSTRAKTanaman mahkota dewa merupakan tumbuhan tradisional yang digunakan sebagai tumbuhan obat yang manfaatnya terletak hampir di seluruh bagian dimana di dalamnya terkandung senyawa-senyawa flavonoid dan saponin yang mempunyai bermacam-macam efek dan salah satunya adalah efek analgesik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek analgesik dari ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) pada mencit (Mus musculus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan 9 ekor mencit jantan dan betina yang dibagi atas 3 kelompok yaitu kelompok kontrol positif yang diberi obat aspirin, kontrol negatif yang diberi aquades dan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak daun mahkota dewa. Penelitian dilakukan dengan cara memberi rangsangan nyeri berupa suhu panas 55o.C kemudian mengamati respon hewan uji berupa melompat dan atau menjilat kaki pada menit ke-0 sebelum perlakuan, dan pada menit ke-30, 60, 90, 120 setelah perlakuan. Nilai rata-rata jumlah respon mencit yang diberikan ekstrak daun mahkota dewa mengalami penurunan dari menit ke-30 sampai menit ke-90. Kesimpulan. Ekstrak daun mahkota dewa memiliki efek analgesik pada mencit.Kata kunci: Analgesik, Aspirin, Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)
Uji efek perasan daging buah labu kuning (Cucurbita moschata D.) terhadap kadar kolesterol total darah tikus wistar (Rattus norvegicus) Ratulangi, Lisa C.; Wowor, Pemsi; Mambo, Christi
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.12139

Abstract

Abstract: This study aimed to obtain the effect of pumpkin fruit pulp (Cucurbita moschata D.) juice on total blood cholesterol of wistar rats (Rattus norvegicus). This was an experimental laboratory study conducted in the Laboratory of Pharmacology and Therapy Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi. Samples were 10 rats with an average body weight of 150 g. Samples were divided into 5 groups, each group consisted of 2 rats: negative control group, only used standard food; propylthiouracil (PTU) treatment group; positive control group used simvastatin after PTU induced for 14 days; propylthiouracil (PTU) treatment group continued with standard food; and propylthiouracil (PTU) treatment group continued with pumpkin fruit pulp juice. Doses of the pumpkin fruit pulp juice were 0.93 g/ml/day/rat as many as 2 ml/day. The measurement of total blood cholesterol levels was on days 0, 15, and 22 by using Autocheck. Conclusion: The pumpkin fruit pulp juice had an effect in reducing total blood cholesterol levels in wistar rats.Keywords: juice of pumpkin fruit pulp, total blood cholesterol, propylthiouracil.  Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek air perasan daging buah labu kuning (Cucurbita moschata D.) terhadap kadar kolesterol darah total pada tikus wistar (Rattus norvegicus). Jenis penelitian ini eksperimental laboratorik di Laboratorium Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Subjek penelitian berupa tikus wistar jantan berjumlah 10 ekor dengan berat rata-rata 150 g yang dibagi kedalam 5 kelompok, masing-masing sebanyak 2 ekor, yaitu: kontrol negatif hanya menggunakan pakan standar; kelompok perlakuan propiltiourasil (PTU); kontrol positif menggunakan simvastatin setelah diinduksi PTU selama 14 hari; kelompok perlakuan pemberian PTU dilanjutkan dengan pakan standar; dan kelompok perlakuan pemberian PTU dilanjutkan dengan perasan daging buah labu kuning (Cucurbita moschata D.). Dosis perasan daging buah labu kuning yang diberikan 0.93 g/ml/hari/ekor sebanyak 2 ml/hari. Pengukuran kadar kolesterol darah total dilakukan pada hari ke 0, 15, dan 22 menggunakan alat pengukur Autocheck. Simpulan: Perasan daging buah labu kuning berefek menurunkan kadar kolesterol total pada tikus wistar.Kata kunci: perasan daging buah labu kuning, kolesterol total darah, propiltiourasil.
UJI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BIJI PETAI CINA (LEUCAENA LEUCOCHEPALA L) TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI DENGAN ALOKSAN Utami, Mahesti; Wowor, Mona P.; Mambo, Christi
eBiomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.1.2015.7408

Abstract

Abstract: Public believes that Lead Tree seeds (Leucaena leucochepala L) as a kind of medicinal plant that have capability of treating a lot of diseases, among them is diabetes. This study aimed to test whether the Lead tree seeds extract can reduce blood glucose levels of Wistar rats (R. norvegicus) which has induced alloxan. The subjects in these research were male wistar rat with total of 18 samples divided into six groups consisting of a negative control group and five groups induced by alloxan with dose 130 mg/kgBW of rat, which can cause wistar rats in hyperglycemic state. Hyperglycemic rats were given lead tree seed extract at a dose of 0,14 mg/200 gBW, 0,3 mg/200 gBW, and 0,6 mg/200 gBW, positive control group was given insulin analogue, and one group was given alloxan. Data obtained from the examination of blood glucose levels in all groups of Wistar rats on day zero, day one and day two every six hours on 0, 6, 12, 18, and 24. The results showed that giving lead tree seed extract does not have the effect to reduce blood glucose levels Wistar rats.Keywords: leucaena leucochepala L., lead tree seed, bood glucose level, alloxanAbstrak: Biji petai cina (Leucaena leucochepala L)diyakini masyarakat sebagai salah satu tanaman obat yang mampu mengobati berbagai penyakit, salah satunya diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah pemberian ekstrak biji petai cina dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus Wistar (R. norvegicus) yang diinduksi aloksan. Subjek penelitian berupa tikus Wistar jantan berjumlah 18 ekor yang dibagi dalam 6 kelompok, terdiri atas satu kelompok kontrol negatif dan lima kelompok tikus Wistar yang diberi aloksan dengan dosis 130 mg/kgBB yang menyebabkan tikus Wistar dalam keadaan hiperglikemik. Tikus hiperglikemik diberi ekstrak biji petai cina dengan dosis 0,14 mg/200 gBB tikus, 0,3 mg/200 gBB tikus, dan 0,6 mg/200 gBB tikus, kelompok kontrol positif diberi analog insulin, dan satu kelompok hanya diberi aloksan. Data diperoleh dari pemeriksaan kadar glukosa darah pada semua kelompok tikus Wistar pada hari ke nol, pertama, dan kedua pada jam ke-0, 6, 12, 18, dan 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak biji petai tidak mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah tikus Wistar.Kata kunci: leucaena leucochepala L., biji petai cina, kadar gula darah, aloksan
Uji daya hambat ekstrak biji pala (myristicae fragrans)terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus dan streptococcus pyogenes Rumopa, Praisia M.E.; Awaloei, Henoch; Mambo, Christi
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14655

Abstract

Abstract: People of Indonesia especially in North Sulawesi often use nutmeg powder for wound treatment. Comensalist bacterias that live in human skin, like Staphylococcus aureus and Streptococcus pyogenescan infect open wound especially those that are not treatedwell. This study aimed to find out the result of nutmeg extract inhibition test on Staphylococcus aureus and Streptococcus pyogenes. This was a laboratory experimental study using modified Kirby-Bauer wells at Phytochemistry and Micobriology Laboratory of Sam Ratulangi University Faculty of Mathematics and Science. Nutmeg extract was obtained from maceration process with 96% ethanol. Concentrations of the thick extract that was used were 100 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml, and 12,5 mg/ml. Cefuroxime was used as positive control and aquades was used as negative control. The results showed that aquades had no inhibition zone. Cefuroxime had the widest diameter of inhibition zone. The average of inhibition diameter that was produced by Cefuroxime was 37,33 mm toward S. Aureus bacteria and 42,67 mm toward S. Pyogenes bacteria. Nutmeg extract with 100 mg/ml concentration produced a 25,16 mm inhibition zone diameter on S. Aureus bacteria and 24,16 mm on S. Pyogenes bacteria. Nutmeg extract with 25 mg/ml concentration produced a 19,16 mm diameter on S. Aureus bacteria and 20,66 mm on S. Pyogenes bacteria. While nutmeg extract with 12,5 mg/ml concentration prodyced a 16,16 mm diameter on S. Aureus bacteria and 18,16 mm on S. Pyogenes bacteria. Conclusion: Nutmeg extract has a potential inhibition effect on the growth of S. Aureus and S. Pyogenes bacteria. The inhibition effect of nutmeg extract is stronger on S. Pyogenes than S. Aureus.Keywords: antibacterial , nutmeg extract, staphylococcus aureus, streptococcus pyogenes. Abstrak: Masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi Utara sering menggunakan serbuk biji pala untuk pengobatan luka. Bakteri bersifat komensal yang hidup di kulit manusia, seperti bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes dapat menginfeksi luka terbuka terutama yang tidak dirawat dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji daya hambat ekstrak ekstrak biji pala terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorium dengan modifikasi Kirby-Bauer sumuran di Laboratorium Fitokimia dan Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi,. Ekstrak biji pala diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 96%. Konsentrasi ekstrak kental yang digunakan ialah 100 mg/ml, 50 mg/ml, 25 mg/ml, dan 12,5 mg/ml. Sefuroksim sebagai kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif. Hasil peneltiian memperlihatkan bahwa akuades tidak mempunyai zona hambat. Sefuroksim memiliki diameter zona hambat yang paling besar. Rerata diameter zona hambat yang dihasilkan oleh sefuroksim adalah 37,33 mm terhadap bakteri S.aureus dan 42,67 mm pada bakteri S.pyogenes. Ekstrak biji pala konsentrasi 100 mg/ml menghasilkan diameter zona hambat sebesar 25,16 mm pada bakteri S.aureus dan 24,16 mm pada bakteri S.pyogenes. Ekstrak biji pala konsentrasi 50 mg/ml sebesar 21 mm pada bakteri S.aureus dan 23,16 mmpada bakteri S.pyogenes. Ekstrak biji pala konsentrasi 25 mg/ml sebesar 19,16 mm pada bakteri S.aureus dan 20,66 mmpada bakteri S.pyogenes. Sedangkan ekstrak biji pala konsentrasi 12,5 mg/ml sebesar 16,16 mm pada bakteri S.aureus dan 18,16 mmpada bakteri S.pyogenes. Simpulan: Ekstrak biji pala berpotensi memiliki efek daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus dan S.pyogenes. Daya hambat ekstrak biji pala lebih besar pada S.pyogenes daripada S.aureus. Kata kunci: antibakteri, ekstrak biji pala, staphylococcus aureus, streptococcus pyogenes.
Uji beberapa dosis ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia l.) terhadap kadar glukosa darah pada tikus wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan Zega, Victorson L.; Wowor, Pemsi M.; Mambo, Christi
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14646

Abstract

Abstract: Herbal and natural products of folk medicine have been used for centuries in every culture throughout the world. One of folks medicine that has been used in Indonesia is the noni fruit. According to research conducted by I Ketut Adnyana, et al, there is a decrease in blood glucose levels from noni fruit extract with a dose of 500 mg/kg BW and 1000 mg/kg BW. This research aims to know the minimal dose of noni fruit (Morinda citrifolia L.) extract against a decrease in blood glucose levels in Wistar rats (Rattus norvegicus) induced alloxan. This study used 15 Wistar rats with diabetic induced by 130 mg/kg BW alloxan intraperitoneal. The rats were randomly divided into 5 groups; each group were given Aquades, Insulin Novomix 0,4 IU/100 gr BW, Noni fruit extract 125 mg/kg BW, 250 mg/kg BW, and 500 mg/kg BW. The result data obtained by the results of blood glucose levels evaluation on each rats on the first, second, and second day before the treatment after 6 hours, 12 hours, 18 hours, and 24 hours. Data from the measurement showed that noni fruit extracts with a dose of 125 mg/kg BW has the effect to lower blood glucose levels in Wistar rats induced alloxanKeywords: morinda citrifolia L., noni fruit, blood glucose levels, alloxan Abstrak: Produk herbal dan alami dari obat tradisional telah digunakan selama berabad-abad di setiap kebudayaan di seluruh dunia. Salah satu obat tradisional yang sudah dimanfaatkan di Indonesia ialah buah mengkudu (Morinda citrifolia L.). Menurut penelitian yang dilakukan oleh I Ketut Adnyana, dkk terdapat penurunan kadar glukosa darah dari ekstrak buah mengkudu dengan dosis 500 mg/kg BB dan 1000 mg/kg BB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis minimal dari ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan. Tikus Wistar sejumlah 15 ekor diinduksi dengan aloksan intraperitoneal 130 mg/kg BB dan dibagi secara acak dalam 5 kelompok penelitian yaitu kelompok perlakuan dengan Aquades, Insulin Novomix 0,4 IU/100 gr BB, ekstrak buah mengkudu 125 mg/kg BB, 250 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada semua kelompok tikus Wistar pada hari pertama, hari kedua, dan hari kedua jam ke-0, 6, 12,18 dan 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah mengkudu dengan dosis 125 mg/kg BB sudah memiliki efek untuk menurunkan kadar glukosa darah pada tikus Wistar yang diinduksi aloksan. Kata kunci: morinda citrifolia L., buah mengkudu, kadar glukosa darah, aloksan.
Uji efek antibakteri ekstrak kulit kayu manis (Cinnamomum burmannii) terhadap Escherichia coli dan Streptococcus pyogenes Reppi, Noviano B.; Mambo, Christi; Wuisan, Jane
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.12204

Abstract

Abstract: Cinnamon (Cinnamomum burmannii) is a natural substance that has been known as one of the spices, but later known as traditional medicine. Cinnamon bark contains several antibacterial compounds, such as eugenol and cinnamaldehyde. There were two species of bacteria used in this study, Escherichia coli and Streptococcus pyogenes. These bacteria represent negative Gram bacteria and positive gram bacteria. The study aimed to determine antibacterial effect of cinamon bark againts E.coli and S.pyogenes by measuring the diameters of the inhibition zones. Cinamon bark samples were taken from Kaneyan, South Minahasa, and then be extracted by maceration using 80% etanol. The results showed that the total diameter of the inhibitory zone of Cinamon bark extract against E.coli was 43 mm with an average of 14,3 mm, and the total diameter of the inhibitory zone against S.pyogenes was 75 mm with an average of 25 mm. Conclusion: Cinamon bark extract had antibacterial effect against E Escherichia coli and Streptococcus pyogenes. Keywords: cinamon bark, escherichia coli, streptococcus pyogenes,antibacterial effect. Abstrak: Kayu manis (Cinnamomum burmannii) merupakan bahan alami yang selama ini hanya dikenal sebagai bumbu dalam masakan, tetapi ternyata memiliki khasiat obat. Kulit kayu manis mengandung beberapa senyawa yang bersifat antibakteri, seperti eugenol dan cinnamaldehyde. Bakteri Escherichia coli dan Streptococcus pyogenes merupakan bakteri yang digunakan didalam peneilitian ini. Kedua bakteri ini mewakili bakteri Gram negatif dan positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri kulit kayu manis terhadap E. coli dan S. pyogenes, yang dinilai dari besarnya zona hambat yang terbentuk. Jenis penelitian ini eksperimental dengan metode sumuran Kirby-Bauer. Sampel kulit kayu manis diambil dari daerah Kaneyan Kabupaten Minahasa Selatan, kemudian diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 80%. Hasil penelitian memperlihatkan diameter zona hambat total dari ekstrak kulit kayu manis terhadap E. coli sebesar 43mm dengan rerata 14,3mm, dan terhadap S. pyogenes diameter zona hambat total 75mm dengan rerata 25mm. Simpulan: Ekstrak kulit kayu manis memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Streptococcus pyogenesKata kunci: kulit kayu manis, Escherichia coli, Streptococcus pyogenes, antibakteri
UJI EFEK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus) Ramdani, Nurul Fitri; Mambo, Christi
e-Biomedik Vol 2, No 1 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i1.3708

Abstract

Abstract: Background and objectives : Medicinal plants have long been known and used in Indonesia, one of them being basil leaves (Ocimum basilicum L). Basil leaves contain flavonoid with anti-inflammatory properties that helps to reduce pain and swelling around wound. This study aimed to determine the effect of basil leaves on healing incision wound in rabbits. Methods: This current study is an experimental study using four rabbits as test animals. Three centimeters long and 0.3 cm deep incision wound were made on both the right side and the left side of the back. Incision wound on the right side of the back are treated with crushed basil leaves while the wounds on the left side of the back are left untreated, covered only with sterile gauze. Observations were carried out for two weeks with observe changes of the injuries in macroscopic length. Results: In the examination performed on the 14th day after incision were made, a reduction in wound size were observed. In the intervention wound, complete closure has not yet occurred, but the length of the wound is shorter and wound surface has started to blend with the surrounding tissues. Crusts are observed on the wound surface. In control wounds, a reduction in size is observed, with slight red coloration in the center of the wound. Conclusion: From the result of the study of effects of crussed basil leaves on the healing incision wound on rabbits, the length of the incision wound which were given crushed basil leaves reduced faster than the wounds which were left untreated.Keywords: Wound healing, incision wounds, basil leaves.   Abstrak: Latar belakang dan tujuan : Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat, salah satu tumbuhan alam di Indonesia adalah daun kemangi (Ocimum basilicum L).  Daun kemangi memiliki kandungan flavonoid bersifat anti inflamasi yang dapat mengurangi rasa sakit apabila terjadi pendarahan atau pembengkakan pada luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian daun kemangi terhadap  penyembuhan luka insisi pada kelinci. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan empat ekor kelinci sebagai hewan uji. Punggung kanan dan kiri kelinci diinsisi sepanjang 3 cm dan kedalaman 0,3 cm. Luka pada punggung kanan diberi daun kemangi sedangkan luka pada punggung kiri tidak diberi perlakuan hanya ditutup dengan kasa steril. Pengamatan dilakukan selama dua minggu dengan melihat perubahan panjang luka secara makroskopik. Hasil : Pada hari ke-14, luka yang diberi daun kemangi menunjukkan luka mulai menutup belum sempurna, kerak masih menempel, panjang luka semakin pendek dan tampak permukaan luka sudah mulai menyatu dengan kulit sekitar. Pada luka yang tidak diberi daun kemangi terlihat sedikit mengecil namun luka masih berwarna merah di bagian tengah. Kesimpulan : Dari hasil penelitian uji efek daun kemangi terhadap penyembuhan  luka insisi pada kelinci didapatkan bahwa panjang luka yang diberi daun kemangi lebih cepat mengecil dibandingkan dengan panjang luka yang tidak diberi daun kemangiKata Kunci : penyembuhan luka, luka insisi, daun kemangi.