Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Skrining Fitokimia, Formulasi, dan Uji Sifat Fisik Sediaan Foot Sanitizer Spray Minyak Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon citratrus sp.) Rifqi Ferry Balfas; Yuniarti Dewi Rahmawati
Jurnal Pharmascience Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v9i1.11990

Abstract

Kulit merupakan bagian permukaan tubuh yang paling luar yang sangat vital untuk menutupi dan melindungi organ di bawahnya dari gangguan fisik maupun kimiawi. Bau kaki disebabkan oleh keringat karena bagian yang tertutup lama dan menjadi masalah bagi sebagian manusia.  Foot sanitizer spray merupakan sediaan topikal pembersih kaki yang dapat membunuh bakteri, ragi dan jamur. Kandungan sereh wangi yaitu minyak atsiri, saponin, polifenol dan flavonoid dan mempunyai aktivitas antibakteri Tujuan penelitian ini untuk analisis fitokimia minyak atsiri sereh wangi dan memformulasikan agar memiliki sifat fisik yang sesuai dan disukai responden. Metode yang digunakan yaitu destilasi uap dan hasilnya skirining fitokima, sediaan foot sanitizer spray minyak atsiri di uji fisik dan uji kesukaan. Hasil penelitian analisis fitokimia minyak atsiri sereh wangi yaitu hasil positif pada uji triterpenoid, tanin, flavonoid, dan saponin, sedangkan negatif pada uji alkaloid dan steroid. Uji fisik yang di dapatkan untuk uji pH 4,5-4,8 sehingga sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5; uji viskositas 1,720 – 1,003; dan hasil cycling test serta uji stabilitas tidak adanya perubahan yang signifikan pada pengamatan organoleptis (warna, bau, bentuk, dan tekstur). Uji kesukaan yang dihasilkan untuk kontrol 6,67 %, formulasi 1 (F1) 10 %, F2 36,67 %, dan F3 46,67 %. Kata Kunci: Foot Sanitizer Spray, Kaki, Kulit, Sereh Wangi Skin is outermost part of the body's surface which is vital to cover and protect the underlying organs from physical and chemical disturbances. Foot odor is caused by sweat because the part is covered for long time and becomes problem for some people. Foot sanitizer spray is a topical foot cleaning preparation that can kills bacteria, yeast and fungi. Citronella’s compound contents are essential oil, saponin, polyphenol and flavonoid that has antibacterial activity. This research aimed to analyzed phytochemicals of citronella essential oil and to formulated it in order to had appropriate physical properties and being preferred by the respondents. Method that used was steam distillation and the results would analyzed for phytochemical screening, the preparation of citronella essential oil foot sanitizer spray was tested for physical and hedonic tests. The results of phytochemical analysis of citronella essential oil were positive for triterpenoids, tannins, flavonoids and saponins. Negative for alkaloids and steroids. Physical test that was obtained for pH 4.5-4.8 test, so that it was suitable with skin pH, namely 4.5-6.5. Viscosity test result were 1.720–1.003 and results of the cycling test and stability test showed no significant changes in organoleptic observations (color, smell, shape and texture). The resulting preference test for control is 6.67%, formulation 1 (F1) is 10%, F2 is 36.67 %, and F3 is 46.67 %.
Formulasi dan Uji Standar Mutu Sabun Wajah Anti Jerawat Ekstrak Daun Suruhan Widia Sheli Fidianti; Rifqi Ferry Balfas; Alik Kandhita Febriani
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 4 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i4.3888

Abstract

Sabun wajah dibuat dengan tekstur lebih  lembut  berfungsi untuk membersihkan sel kulit mati, debu, minyak, sisa mekap, dan bakteri yang menempel di wajah. Ekstrak daun suruhan mengandung senyawa saponin, tanin, flavonoid, steroid sebagai antibakteri dan anti inflamasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui formulasi sediaan sabun wajah anti jerawat dari ekstrak daun suruhan (Peperomia Pellucida L). Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimental. Formulasi ekstrak daun suruhan dengan F0 (0 g), F1(3 g) ,F2 (4g) dan (5g). Setiap formula dilakukan uji mutu meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, pemeriksaan pH, uji viskositas dan uji stabilitas busa. Hasil penelitian diperoleh, F0 memiliki warna kuning, bau khas mawar dan bentuk sediaan kental. F1, F2 dan F3 memiliki warna hijau kehitaman, bau khas ekstrak daun suruhan dan bentuk sediaan kental. Pada uji homogenitas formula homogen. Pada uji pH diperoleh pH 10, 8, 8, 8. Pada uji viskositas diperoleh hasil sebesar 6420 cPs, 9663 cPs, 13.430 cPs, 20.240 cPS. Pada uji stabilitas busa diperoleh stabilitas busa 73%,71%, 71%, 71%. Dapat disimpulkan bahwa formulasi sediaan sabun wajah anti jerawat dari ekstrak daun suruhan belum memenuhi persyaratan untuk uji pH.
Formulasi dan Uji Mutu Sediaan Sabun Cuci Tangan Cair dari Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) Regita Fikriana; Rifqi Ferry Balfas; Alik Kandhita Febriani
JLEB: Journal of Law, Education and Business Vol 1, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jleb.v1i2.1179

Abstract

Sabun cuci tangan cair adalah bentuk sediaan yang digunakan oleh masyarakat yang berfungsi sebagai pembersih kotoran, debu dan mikroorganisme yang menempel pada tangan secara mekanis dari kulit kedua belah tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana formulasi sediaan sabun cuci tangan dan uji mutu sediaan dari buah tomat (Solanum lycopersicum l.). Metode peneliitian eskperimental dilakukan dengan cara meserasi. Formulasi ekstrak tomat dengan 1g, 2g, dan 3g. Setiap formula dilakukan uji mutu meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas dan uji stabilitas busa. Hasil penelitia ini, sediaan pada F1, F2, dan F3 memili warna kuning, kuning kecoklatan, dan kuning coklat tua. Berbentuk cair, aroma khas tomat. Pada uji homogenitas F1, F2 dan F3 homogenitas. Pada uji pH F1 9, F2 8, dan F3 8 ketiganya memenuhi syarat SNI yaitu 8-11. Pada uji viskositas F1 1339 cPs F2 1590 cPs dan F3 840 cPs ketiganya memenuhi syarat yaitu 400 – 4000 cPs. Pada Uji stabilitas busa F1 76,47%, F2 73,33%, F3 66,66% pada formulasi F1 dan F2 tidak memenuhi standar dikarenakan hal ini melebihi syarat yaitu 60-70%. Dapat disimpulkan bahwa formulasi sediaan sabun cuci tangan cair dari ekstrak buah tomat pada F1 dan F2 belum memenuhi persyartan untuk uji satbilitas busa.
Pola Penggunaan Obat Tuberkulosis Resisten Obat pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes Novita Intan Setiani; Hanari Fajarini; Rifqi Ferry Balfas
MOTEKAR: Jurnal Multidisiplin Teknologi dan Arsitektur Vol 1, No 2 (2023): November 2023
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/motekar.v1i2.1169

Abstract

Tuberkulosis resisten obat (TB RO) menjadi ancaman terhadap pengendalian TB RO dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama nomor 2 didunia. Metode:Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif menggunakan metode retrospektif dari register (Rekam Medik) yaitu peneliti berusaha melihat kebelakang mengumpulkan data primer yang di dapat langsung dari tempat peneliti dengan pengambilan data jenis kelamin, usia, berat badan, tekanan darah, peresepan obat OAT dan non-OAT, penyakit kronis lain pasien TB RO di RSUD Brebes bulan April 2023. Pasien TB RO paling banyak ditemukan berjenis kelamin laki-laki (54,7%) dan pada kelompok usia produktif 60-85 tahun (41,5%), berat badan 41-55 49,06% ,tekanan darah 140-159 mmHg 39,6%, peresepan obat OAT terbanyak sikloserin 28,3% dan non-OAT Aminophylin sebanyak 39,62%, penyakit kronis lain ditemukan HIV sebanyak 20,8% pasien TB RO di RSUD Brebes bulan April 2023. Penyakit penyerta paling banyak dialami adalah gangguan gastrointestinal diikuti dengan atrhalgia serta neuropati perifer sedangkan paling jarang ditemukan adalah penyakit penyerta SGPT atau liver.Waktu kemunculan efek samping banyak terjadi pada tahap awal yaitu hari pertama. Terdapat pasien laki-laki paling banyak terdiagnosa TB RO sebanyak 29 pasien dengan penyakit penyerta kronis yang ditemukan adalah HIV dan Secara umum pola pengobatan TB RO pada pasien di RSUD Brebes bulan April 2023 belum sepenuhnya sesuai standar penanganan TB RO menurut RSUSD Brebes, jika ditinjau dari penegakan diagnosis, penggunaan jenis dan paduan obat anti tuberkulosis, cara pemberian dan dosis obat.
Evaluasi Pelayanan Informasi Obat di Apotek Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Annisya Putri Sulaeman; Hanari Fajarini; Rifqi Ferry Balfas
MOTEKAR: Jurnal Multidisiplin Teknologi dan Arsitektur Vol 1, No 2 (2023): November 2023
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/motekar.v1i2.1168

Abstract

Pelayanan informasi obat adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif dan terkini untuk menghindari terjadinya medication error oleh apoteker kepada pasien dan masyarakat yang membutuhkan informasi obat dapat meningkatkan keberhasilan terapi, memaksimalkan efek terapi dan meminimalkan resiko efek samping. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan informasi obat di Apotek Alma sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Penelitian ini merupakan penelitian farmasi sosial dengan menggunakan metode kualitatif, alat pengumpulan data berupa wawancara dan lembar observasi (check list). Analisis data yang dilakukan adalah analisa kualitatif yaitu dengan cara memaparkan hasil wawancara dan observasi terkait dengan Pelayanan Informasi Obat Di Apotek Alma menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.73 Tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Evaluasi Pelayanan Informasi Obat Di Apotek Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 dapat disimpulkan bahwa Pelayanan Informasi Obat di Apotek Alma sudah sesuai dengan Peraturam Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara langsung dengan Apoteker, Tenaga Teknis Kefarmasian, dan Pasien.
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DESA RENGASPENDAWA KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN BREBES TENTANG PENYALAHGUNAAN DEKSTROMETORFAN Hanari Fajarini; Rifqi Ferry Balfas; Ameliya Dwi Septi
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 3 (2023): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v12i3.3831

Abstract

Permasalahan narkoba dan penyalahgunaan obat-obatan di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgent dan kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti dengan bertambahnya jumlah penyalahguna obat-obatan dan pecandu narkoba secara signifikan. Banyak pengedar obat-obatan yang memanfaatkan logo obat bebas terbatas yang tercantum pada kemasan dekstrometorfan maupun sediaan kombinasi dekstrometorfan. Mereka beranggapan dengan memanfaatkan status dekstrometorfan sebagai obat bebas terbatas dapat terhindar dari jerat hukum. Dekstrometorfan sering disalahgunakan dengan dosis yang berlebih sehingga memberikan  efek euforia, rasa tenang, halusinasi penglihatan dan pendengaran. Menurut Polda Jateng Provinsi Jawa Tengah menduduki posisi keempat kasus penyalahgunaan narkoba terbanyak di seluruh Indonesia. Tahun 2020 tercatat ada 1.642 kasus narkoba atau naik 20 banding tahun 2019 yaitu 1.372 kasus. Berdasarkan survei pada keadaan  masyarakat yang ada di Desa Rengaspendawa Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes dijumpai salah satu masyarakat membeli dekstrometorfan dalam jumlah yang tidak wajar, meski demikian Apotek tidak melayaninya dengan pertimbangan khawatir disalahgunakan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Desa Rengaspendawa Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes dengan jumlah informan/responden sebanyak 15 orang. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja di Desa Rengaspendawa Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes tentang dekstrometorfan adalah baik dan sikap remaja menggambarkan penolakan terhadap penyalahgunaan dekstrometorfan.