Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Histologis Usus Besar Sapi Aceh (Histological Study of Large Intestine of Aceh Cattle) resti aulia putri; Dian Masyitha; zainuddin zainuddin; fitriani Fitriani; Nazaruddin Nazaruddin; Fadli A Gani; Ummu Balqis
JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER Vol 3, No 2 (2019): FEBRUARI-APRIL
Publisher : JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.188 KB) | DOI: 10.21157/jim vet..v3i2.10812

Abstract

ABSTRAKSapi aceh merupakan rumpun sapi asli Indonesia yang mempunyai keseragaman bentuk, fisik, dan komposisi genetik serta kemampuan adaptasi dengan baik pada keterbatasan lingkungan, sehingga perlu dilindungi, dilestarikan, dan dikembangkan keunggulannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur histologis usus besar sapi aceh. Sampel penelitian diambil dari tiga ekor sapi aceh yang telah dewasa kelamin dan berjenis kelamin jantan yang dipotong di Rumah Potong Hewan Lambaro, Aceh Besar. Terhadap sampel penelitian dilakukan proses mikroteknik untuk selanjutnya dilakukan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE). Pengamatan terhadap struktur histologi menggunakan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan struktur histologi sekum, kolon, dan rektum sapi aceh tersusun atas empat lapisan, yaitu tunika mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Tunika mukosa sekum, kolon, dan rektum tersusun oleh epitel silindris selapis, sel Goblet, kelenjar Lieberkuhn, limfosit, jaringan ikat longgar, fibroblas, dan otot polos. Ketebalan mukosa sekum yaitu (419±12 µm), kolon (749±13 µm), dan rektum (1308±10 µm). Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar, fibroblas, sel lemak, pembuluh darah dan nodus limfatikus dengan ketebalan sekum (943±13 µm), kolon (744±10 µm), dan rektum (2076±10 µm). Tunika muskularis tersusun oleh otot polos transversal dan longitudinal, plexus saraf mientericus, dan jaringan ikat, dengan ketebalan masing masing yaitu sekum (2579±19 µm), kolon (2380±16 µm), dan rektum (4748±19 µm). Tunika serosa merupakan lapisan paling luar dari usus besar yang terdiri dari sel lemak, pembuluh darah, dan jaringan ikat dengan ketebalan sekum (1621±13 µm), kolon (331±18 µm), dan rektum (1639±9 µm). Dapat disimpulkan, bahwa struktur histologi sekum, kolon, dan rektum sapi aceh memiliki lapisan yang sama, namun memiliki ketebalan yang berbeda pada tiap lapisan, ketebalan lapisan berhubungan dengan fungsi dan letak dari usus besar, dimana rektum memiliki ketebalan lapisan yang lebih tebal dibandingkan sekum, dan kolon.Kata kunci : Histologi, usus besar, sapi acehABSTRACT               Aceh cattles were the pure bred Indonesian cattle that have uniformity in shape, physical and genetic composition and good adaptability to environmental limitations, so they need to be protected, preserved and developed. The aims of this research was to study the histological structure of the large intestine in aceh cattle. The samples were collected from three male aceh cattle in Lambaro abbatoir, Aceh Besar. The samples were processed by microtechnique and Hematoksilin-eosin dyning. Microscopic analysis was performed using binocular microscope. The results showed that the histological structure of cecum, colon, and rectum of the aceh cattle was composed of four layers, which were  tunica mucosa, submucosa, muscularis, and serosa. The mucosa of cecum, colon, and rectum is composed of ephitelium simple columnar cell, Goblet cell, Lieberkuhn gland, connective tissue, fibroblast, and smooth muscles. The mucosal thickness of cecum was (419± 12μm), colon (749±13 μm), and rectum (1308±10 μm). The submucosal tunica was composed of connective tissue, fibroblast, adipose cells, blood vecells, and lymph nodes. The submucosal thickness of cecum was  (943±13 μm), colon (744±10 μm), and  rectum (2076±10 μm). The muscularis tunica was composed of transversal and longitudinal smooth muscles, mientericus nerve plexus and connective tissue, the muscularis thickness of cecum was (2570±19 μm), colon (2380±16μm), and rectum (4748±19 μm). Tunica serous was composed of adipose cells, blood vecell, and connective tissue. The  serous thickness of cecum was (1621±13 μm), colon (331±18 μm), and rectum (1639±9 μm). It can be concluded that the histological structure of the cecum, colon, and rectum had the same layer, but different in thicknesses of each layer, the thickness of the intestinal layer is related to the function and location of the large intestine, which the rectum has the thicker layer than the cecum and colon.Keyword: Histology, large intestine, aceh cattle
Sistem Pengambilan Keputusan dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam Pemilihan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan Nurman, Try Azisah; Hikmawati Pathuddin; Resti Aulia Putri
Jurnal MSA (Matematika dan Statistika serta Aplikasinya) Vol 11 No 1 (2023): VOLUME 11 NO 1 TAHUN 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/msa.v11i1.34967

Abstract

Pengambilan keputusan adalah penetapan atau pemilihan suatu alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia. Tidak jarang penyelesaian suatu masalah memiliki tingkat kesulitan yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan yang dianggap paling baik. Tidak terkecuali pada pengambilan keputusan pemilihan pustakawan. Metode yang dapat digunakan dalam membantu pemecahan persoalan pengambilan keputusan adalah Simple Additive Weighting (SAW). Permasalahn yang dikaji dalam penelitian inni adalah mengetahui kriteria dan alternatif manakah yang menjadi prioritas dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Sumber data dari penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada calon pustakawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan kriteria prioritas untuk menjadi pustakawan dan A48 merupakan alternatif prioritas dengan nilai 0,7445
MELESTARIKAN WARISAN RASA: ES KASTURI, MINUMAN DINGIN, PEMBAWA CERITA DAN TRADISI DARI GENERASI KE GENERASI Nursalam , Laila; Nurul Jannah Ramadhan; Putri Thamara Utami; Serlin Astria Togito; Lily Tazkiyah; Nurhayati Nurhayati; Resti Aulia Putri; Zachri Al Hafis
Jurnal Padamu Negeri Vol. 2 No. 4 (2025): Oktober : Jurnal Padamu Negeri (JPN)
Publisher : CV. Denasya Smart Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69714/9px8w442

Abstract

Kasturi ice is a traditional beverage from Riau, made from the kasturi fruit (Mangifera casturi). This drink has a unique taste, combining sweet and sour flavors with a distinctive aroma. More than just a thirst quencher, kasturi ice is a symbol of cultural heritage that carries historical, philosophical, and social values. Amidst globalization and the rise of modern beverage products, the existence of kasturi ice has been declining. This study aims to uncover the cultural values contained in kasturi ice and explore strategies for its preservation. A qualitative approach was used through observation, interviews, and documentation of social activities. The results indicate that preserving kasturi ice can be achieved through innovative, educational, and participatory approaches to ensure its relevance in the modern era. Kasturi ice should be seen as part of the cultural identity of the Malay community in Riau that must be preserved and passed down to future generations.