Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

THE INFLUENCE OF 10% TRICHLOROACETIC ACID ON COVERING OF TYMPANIC MEMBRANE PERFORATION WITHOUT BRIDGE Wahju Budi Martono; Jogjahartono -; Noor Pramono
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2008: CONTINUING MEDICAL AND HEALTH EDUCATION (CMHE) | Peran Biomolekuler dalam Penegakan Diagnosis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.221 KB)

Abstract

Background: Up to now, the covering of tympanic membrane perforation on human either or without operation has always been using the bridge. The covering of tympanic membrane perforation without operation by attempting epithelization of perforation edge which initially perform by injuring the perforation edge. The material that can be used to make the injuring is 10% trichloroacetic acid (TCA). The covering of perforation without bridge was conductive on guinea pig and proven that spontaneous covering take place. And there for the covering of tympanic membrane perforation without bridge can also happened on human being, by making the injuring on the perforation edge using 10% TCA.Objective: The objective of the research to prove that application of 10% TCA on the edge of tympanic membrane perforation can cause the perforation covering although without using the bridge.Method: This is the experimental research using pre and post test design. The chronic tympanic membrane perforation patiens without infection with normal Eustachii tube function, the size of tympanic membrane perforation 25% were treated with 10% TCA application on their perforation edge every 2 weeks until the covering take place or maximal 5 times application if no covering take place. Measurement of perforation size was conducted prior to first application and after the treatment.Result: From 36 ears suffering chronic tympanic membrane perforation with normal Eustachii tube function and without infection with the size of perforation 25% were selected to the sample of the research. The perforation that can be covered after the treatment of 10% TCA application were higher in number than those were not covered (63,9%:39,1%).Conclusion: The application of 10% TCA on the edge of tympanic membrane perforation can cause perforation covering although without the use of bridge.Keywords: Tympanic membrane perforation, Trichloroacetic acid
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan ISPA Di Puskesmas Bandarharjo Semarang Astin Prima Sari; Nandhini Lawrence Ananta; Wahju Budi Martono; Novita Sari Dewi; Ruly Dwi Utami
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: ISPA merupakan penyakit yang banyak ditemui di masyarakat. Meskipun demikian,gejala ISPA dapat bersifat ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian. Salah satukeberhasilan pencegahan ISPA adalah pengetahuan masyarakat, yang ditentukan oleh banyak hal,seperti pendidikan dan budaya, dan lainnya.  Tujuan Penelitian: Menganalisis hal-hal yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat dalampencegahan ISPA di Puskesmas Bandarharjo Semarang. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi didapat darimasyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Teknik sampel melalui purposive sampling,diperoleh 30 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan terhadappentingnya pencegahan ISPA, serta faktor yang mempengaruhi pengetahuan tersebut. Analisis dataunivariat dan bivariat dengan chi square. Hasil: Didapatkan hasil mayoritas umur responden adalah usia >35 tahun (73,68%), jenis kelaminperempuan (58%), tingkat pendidikan SMA (52%), bekerja (79%). Tingkat pengetahuan mayoritasbaik (70%) dan tingkat sikap baik (70%). Tingkat pendidikan SMA(61,1%).  Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan status pekerjaanterhadap pengetahuan masyakat tentang pencegahan ISPA di wilayah Puskesmas BandarharjoSemarang. Kata kunci: ISPA, pendidikan, pengetahuan.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI NOISE INDUCED HEARING LOSS TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG TELINGA PADA PEKERJA PT. KAYU PERKASA RAYA Sari, Astin Prima; Ariwangsya, Ricko Dien; Martono, Wahju Budi; Kurniati, Ika Dyah
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i11.11865

Abstract

 Abstrak: Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Noise Induced Hearing Loss Terhadap Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Telinga Pada Pekerja PT. Kayu Perkasa Raya Noise Induced Hearing Loss (NIHL) merupakan penurunan pendengaran diakibatkan karena adanya bising yang di timbulkan saat bekerja dengan intensitas suara yang melampaui ambang batas dalam lingkungan kerja di waktu lama. NIHL  dapat  dicegah  dengan  penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT). pencegahan NIHL dalam dunia kerja perlu pemahaman dan pengetahuan yang baik dari pekerja. Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan tingkat pengetahuan mengenai NIHL terhadap kepatuhan penggunaan APT pada pekerja PT. Kayu Perkasa Raya. Penelitian observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional memakai sampel yang sesuai dengan kriteria iklusi maupun ekslusi sejumlah  53 responden pekerja PT. Kayu Perkasa Raya dengan teknik total sampling. Pengambilan data mempergunakan kuesioner lalu dilakukan pengujian menggunakan software computer. Analisis bivariat yang dipakai pada penelitian merupakan uji Spearman Rank didapatkan korelasi bermakna antara pengetahuan dan kepatuhan penggunaan APT dengan (r) sedang 0,465 dengan p-value 0,000 (p<0,05). Hasil didapatkan hubungan bermakna antara pengetahuan mengenai NIHL pada kepatuhan penggunaan APT
Efektivitas Media Edukasi Leaflet tentang Infeksi Saluran Pernapasan Atas di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang Martono, Wahju Budi; Sari, Astin Prima; Suryani, Redi Eka; Balqis, Indira Aura
PROSIDING SEMINAR KESEHATAN MASYARAKAT Vol 1 No Oktober (2023): Seminar (NiCe-PHResComS - 1)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/pskm.v1iOktober.199

Abstract

Latar Belakang: Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) merupakan penyakit menular yang memiliki risiko kematian tinggi di negara berkembang termasuk Indonesia. Insiden ISPA (per 1000 balita) di Indonesia tahun 2018 sebesar 20,06%. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberi penyuluhan serta menilai efektivitas leaflet sebagai media edukasi terhadap pengetahuan masyarakat mengenai ISPA di Puskesmas Bandarharjo Semarang. Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini berbasis penelitian intervensi yaitu quasi eksperimen dengan pre and post-test design untuk menilai efektivitas kegiatan. Pengabdian masyarakat dilakukan Desember 2022 di Puskesmas Bandarharjo. Responden adalah masyarakat umum yang datang ke penyuluhan di Puskesmas sejumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan ISPA yang sudah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang dibagikan saat penyuluhan dengan dibantu oleh petugas Puskesmas Bandarharjo. Analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro wilk. Uji Wilcoxon dijalankan guna mengetahui efektivitas intervensi penyuluhan dengan leaflet tentang pentingnya pencegahan ISPA dengan membandingkan pre-test dan post-test. Hasil: Didapatkan hasil sebagian besar umur responden adalah usia lebih dari 35 tahun (73,68%), jenis kelamin perempuan (58%), tingkat pendidikan SMA (52%), bekerja (79%). Tingkat pengetahuan pada pretest sebagian besar baik (70%). Ada perbedaan signifikan skor pre-test dan post-test (p= 0,000). Peningkatan skor rata-rata sebesar 18,67. Kesimpulan: Sebagian besar responden memiliki pengetahuan pencegahan ISPA yang baik. Media edukasi leaflet efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ISPA.