Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Konsumsi Susu Kedelai terhadap Blood Clotting Time Kurniati, Ika Dyah; Astuti, Yoni
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 1 (s) (2008): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v8i1 (s).1638

Abstract

Soy is raw material of food know and tempeh which have so common among Indonesian society. In the reality soy not only made as food. Soy also can be made milk. High enough protein that content at soy milk have important role in calcium metabolism. Calcium besides good for forming of bone and tooth, and also maintain health of nerve function and muscle, also to help blood coagulation at hurt. The objective of this esearch is to measure the duration time of blood coagulation (clotting time) at subject which given soy milk and subject which do not given soy milk, and also compare the result of measurement between both. Research design used is pretest - post test control group design, using subject 10 people and divided randomly in 2 groups. Group I is group of subject which given soy milk 200 cc twice one day during 14 day. Group II is negative control group and subject did not get treatment. Blood sample was taken before and after research, and measured it clotting time using modification way of Lee White ’s. Result of this research showed that consuming soy milk can quicken clotting time, but this influence were not significantly different (p 0,05). The average of clotting time of group I before given of soy milk 06.26 minut /ml and after it 05.07 minute/ml, average of clotting time of group II before research 04.38 minute/ml and after research 06.36 minut/ml.Kedelai adalah bahan baku makanan pada tahu dan tempe yang sudah begitu melekat di kalangan masyarakat Indonesia. Kedelai juga dapat dijadikan susu. Kandungan protein yang cukup tinggi pada susu kedelai mempunyai peran penting dalam metabolisme kalsium. Kalsium selain berguna untuk pembentukan gigi dan tulang, serta mempertahankan kesehatan fungsi syaraf dan otot, juga membantu pembekuan darah pada luka.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur lamanya waktu pembekuan darah (bloodclotting time) pada subjek yang diberi susu kedelai dan subjek yang tidak diberi susu kedelai, serta membandingkan hasil pengukuran antara keduanya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest - post test control group design, dengan menggunakan subjek sebanyak 10 orang dan dibagi secara acak dalam 2 kelompok. Kelompok I adalah kelompok subjek yang diberikan susu kedelai 200 cc dua kali sehari selama 14 hari. Kelompok II merupakan kelompok kontrol negatif dan subjek tidak mendapat perlakuan. Sample darah diambil pada sebelum dan sesudah penelitian, dan diukur clotting time-nya dengan menggunakan modifikasi dari cara Lee White.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu kedelai dapat mempercepat blood clotting time, namun tidak signifikan (p 0,05) secara statistik. Rerata clotting time kelompok I sebelum pemberian susu kedelai 06.26 menit/ml dan setelah pemberian 05.07 menit/ml. Rerata clotting time kelompok II sebelum penelitian 04.38 menit/ml dan setelah penelitian 06.36 menit/ml.
Efek Ekstrak Buah Kersen (Muntingia Calabura) terhadap Jumlah Sel Epitel Bersilia Bronkus pada Tikus Wistar yang Dipapar Asap Rokok. Rohmani, Afiana; Kurniati, Ika Dyah
Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 4 (2018): MAGNA MEDICA
Publisher : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Asap rokok menyebabkan stress oksidatif dan memicu  aktifitas Epidermal Growth Factor Receptor (EFGR)pada sel epitel bronkial, sehingga menyebabkan hiperplasia dan peningkatan jumlah sel epitel tersebut.  Buah kersen (Muntingia Calabura) mempunyai aktifitas antioksidan yang kuat dan diharapkan dapat menurunkan jumlah oksidan yang ditimbulkan oleh paparan asap rokok. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek ekstrak buah kersen terhadap jumlah sel epitel bersilia pada saluran nafas pada tikus wistar yang dipapar asap rokok.Metode : Tikus wistar berjumlah 24 ekor dibagi menjadi 4 kelompok : kelompok kontrol negatif (K-)diberikan  plasebo saja, kelompok kontrol positif (K+) diberikan plasebo dan dipaparkan asap rokok, kelompok perlakuan 1 (P1) dan kelompok perlakuan 2 (P2) yang dipapar asap rokok dan diberi ekstrak buah kersen per oral  dengan dosis 100 mg/kg BB /hari dan 200 mg/kgBB/hari. Pemaparan asap rokok dilakukan selama 30 menit setiap hari. Perlakuan ini dilakukan selama 20 hari  , kemudian semua binatang coba diterminasi. Kemudian dilakukan analilsis sel epitel bronkial.Hasil : Melalui analisis Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0,000) antara  jumlah sel sepitel bersilia pada kelompok kontrol negatif (K-)   dengan kelompok kontrol positif (K+). Terdapatperbedaan yang signifikan (p=0,001) jumlah epitel bersilia antara kelompok kontrol positif (K+) dengan kelompok perlakuan 1 (P1).Simpulan : Pemberian ekstrak buah kersen dengan dosis 100mg/kgBB/hari memberikan efek signifikan dalam hal menurunkan jumlah sel epitel bersilia bronkial pada tikus yang dipapar asap rokok.Kata kunci : asap rokok, buah kersen, sel epitel bersilia.
Efek Pemberian Ekstrak Buah Kersen ( Muntingia Calabura) terhadap Histopatologi Paru Tikus yang Dipapar Asap Rokok Kurniati, Ika Dyah; Nugraheni, Dyah Mustika
Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 5 (2018): MAGNA MEDICA
Publisher : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.229 KB)

Abstract

Latar belakang : Oksidan yang terkandung dalam asap rokok dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Buah kersen (Muntingia calabura) mengandung antioksidan diantaranya flavonoid. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek proteksi ekstrak buah kersen terhadap kerusakan histologis alveolus paru tikus Sprague dawley yang terpapar asap rokokMetode : Tikus sejumlah dibagi 4 kelompok, kemudian di papar asap rokok 7 batang perhari dan ekstrak buah kersen (EBK) selama 4 minggu. Kelompok pertama sebagai kontrol (K1) diberi plasebo, kelompok kedua (K2) dipapar asap rokok saja, sedangkan sisanya merupakankelompok Perlakuan 1 (P1) diberi EBK 100mg/kgBB/hari dan Perlakuan 2 (P2) diberi EBK 200mg/kgBB/hari. Perbedaan derajat kerusakan alveolus di analisis dengan Kruskal-Wallis Test.Hasil : Rerata derajat kerusakan alveolus pada kelompok kontrol (K1)sejumlah (69,44) kelompok perlakuan 1 (P1) sejumlah (80,00) dan kelompok perlakuan 2 (P2) sejumlah (79,63) sedangkan yang terendah yaitu pada kelompok kontrol paparan asap rokok (K2) sejumlah (61,11). Nilai P =  0.464, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaaan yangbermakna derajat kerusakan alveolus antar kelompok, dimana rerata derajat kerusakan alveolus paru > 60%  (kerusakan berat).Simpulan : Pemberian ekstrak buah kersen tidak berpengaruh terhadap gambaran mikroskopis paru tikus yang di papar asap rokok. Kata kunci : asap rokok, buah kersen, kerusakan histologi alveolus paru
Hubungan Usia Kehamilan dengan Kejadian Makrosomia Diana Handaria; Ika Dyah Kurniati; Azmi Yunita
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.935 KB)

Abstract

Latar Belakang: Salah satu komplikasi pada kehamilan yang akan berdampak buruk pada persalinan dan pada bayi lahir adalahmakrosomia. Bayi makrosomia umumnya dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes melitus, kehamilan lewat bulan (postterm) dan padagrande multipara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia kehamilan dengan kejadian makrosomia.Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan data rekam medis 100 ibuyang melahirkan di RSUD Tugurejo Semarang periode Januari-Desember 2014. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square, dengan bataskemaknaan adalah p < 0,05 dan interval kepercayaan 95%.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 sampel penelitian, 71 (71%) bayi dengan berat lahir normal dan 29 (29%) bayidengan berat lahir makrosomia. Dari 29 sampel bayi makrosomia, 26 (89,7%) dilahirkan dari ibu dengan usia kehamilan postterm dan 3(10,3%) dilahirkan ibu dengan usia kehamilan aterm. Hasil analisis bivariat antara usia kehamilan dengan kejadian makrosomia diperolehnilai p=0,017 (<0,05) dan nilai OR = 4,426, artinya wanita dengan kehamilan postterm mempunyai peluang 4,426 kali melahirkan bayimakrosomia dibandingkan dengan kehamilan aterm.Simpulan: Ada hubungan antara kehamilan lewat bulan (postterm) dengan kejadian makrosomia. Ibu dengan usia kehamilan lewat bulan(postterm) akan beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir besar (makrosomia).Kata kunci : Usia kehamilan, postterm, berat bayi lahir, makrosomia.
Indeks Massa Tubuh pada Pasien DM Tipe 2 sebagai Faktor Resiko Terjadinya Tuberculosis Paru Setyoko .; Ika Dyah Kurniati; Dyah Dwi Putri Anggraini
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LatarBelakang: Tuberkulosis paru dan diabetes mellitus tipe 2 merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan kejadian tuberkulosis paru pada pasien diabetes mellitus tipe 2.Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross sectional. Data diambil dari rekam medis dengan sampel dalampenelitian ini sebanyak 53 sampel pasien diabetes mellitus tipe 2. Data yang diperoleh di analisis dengan uji statistik chi-square dengantingkat kemaknaan 95%.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 53 sampel pasien diabetes mellitus tipe 2 yang juga menderita tuberkulosis paru sebanyak 47(88,7%) sedangkan yang memiliki indek massa tubuh kurang sebanyak 41(77,4%). Hasil dari uji chi-square menunjukkan p= <0,001 yangmenunjukan ada hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian tuberkulosis paru pada pasien diabetes mellitus tipe 2.Simpulan: Indeks massa tubuh merupakan faktor risiko kejadian tuberkulosis paru pada pasien diabetes mellitus tipe 2.Kata kunci : indeks massa tubuh, tuberkulosis paru, diabetes melitus tipe 2
Perbedaan Intelegensia Anak berdasarkan Status Gizi Galuh Ramaningrum; Ika Dyah Kurniati; Netra Mada Subiyanto
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 2 (2013): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.408 KB)

Abstract

Latar belakang: Status gizi anak yang baik akan menghasilkan derajat kesehatan dan tingkat kecerdasan yang baik pula. Gizi yang baik atau giziburuk yang dialami seorang anak merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kesehatan dan kecerdasan mereka. Anak di SD NegeriKemijen 04 Semarang memiliki latar belakang status gizi yang serta memiliki intelektualitas anak yang berbeda-beda pula. Penelitian inibertujuan untuk mengetahuai hubungan antara status gizi dengan intelektualitas anak di SD Negeri Kemijen 04 Semarang. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan observational analitik dengan desain crossectional. Sampel penelitian ini adalah 58 siswa kelas 5 SDKemijen 04 Semarang dengan menggunakan alat ukur Tes IQ (CFIT dan WISC) dan pengukuran Z-Skor yang dikoreksi dengan NCHS. Datayang diperoleh di analisis menggunakan analisis korelasi pearson.Hasil: Status gizi dari 58 sampel, 3 anak kategori kurus (5,2%), 53 anak kategori normal (91,4%) dan 2 anak lainnya (3,4%), kategori gemuk.Tingkat intelegensi sebagian besar sampel 47 anak (81%) mempunyai tingkat intelegensi pada kategori rata-rata, sebanyak 5 anak (8,6%)memiliki tingkat intelegensi rata-rata tinggi, sedangkan sisanya memiliki tingkat intelegensi rata-rata rendah (10,4%). Nilai r sebesar 0,268,dengan nilai signifikansinya sebesar 0,042 (p< 0,05). Kesimpulan : Status gizi dapat mempengaruhi tingkat intelegensia anak.Kata kunci : status gizi, intelektualitas anak, tumbuh kembang anak.
Kualitas Fisik dan Sumber Air yang Dikonsumsi Berpengaruh Terhadap Kejadian Diare pada Balita Ika Dyah Kurniati; Harsoyo Notoatmojo; Dhevana Pradika Yanda Putra
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 3, No 1 (2014): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.239 KB)

Abstract

Latar Belakang: Sumber air utama merupakan sumber air yang digunakan oleh keluarga. Diare merupakan salah satu penyakit utama pada balita. Kurangnya perhatian pada sumber air utama dapat menimbulkan berbagai penyakit terutama diare. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas fisik dan sumber air utama dengan kejadian diare pada balita.Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian crossectional yang dilakukan pada bulan Desember 2012-Januari 2013. Sampel penelitian ini adalah balita usia 1-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banget Ayu Semarang. Pengambilan data menggunakan alat bantu kuesioner dan data dianalisis menggunakan uji Chi-square.Hasil : Jumlah responden sebanyak 90 sample, dimana 58 keluarga menggunakan PDAM dengan 27 balita (46,6%) terserang diare infeksi, 7 balita (12,1%) diare non infeksi dan 24 balita (41,4%) tidak diare. Sedangkan dari 32 keluarga (35.6%) pengguna air sumur terdapat 19 balita (59,4%) terserang diare infeksi, 3 balita (9.4%) terserang diare non infeksi dan 10 balita (31,3%) tidak diare. Hasil analisis chi-square hubungan diare dengan sumber air utama sebesar 0,507(p>0,05) sedangkan hubungan diare dengan kualitas fisik air sebesar p =0,005(p<0,05).Kesimpulan : Kualitas fisik dan sumber air minum berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita.Kata Kunci: kualitas air minum, sumber air minum, diare pada balita,
Asfiksi Meningkatkan Kejadian Hiperbilirubinemia Patologis pada Bayi di RSUD Tugurejo Semarang Agus Saptanto; Ika Dyah Kurniati; Siti Khotijah
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.602 KB)

Abstract

Latar belakang : Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Hiperbilirubinemia yang tidak terkontrol dapatmenyebabkan kerusakan otak. Pada tahun 2014 hiperbilirubinemia menempati urutan ke 2 kasus terbanyak di ruang rawat inap perinatologiRSUD Tugurejo Semarang. Beberapa faktor risiko hiperbilirubinemia antara lain usia kehamilan, jenis kelamin dan asfiksia. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asfiksia dengan insiden hiperbilirubinemia patologis di RSUD Tugurejo Semarang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah 74 neonatus yangmengalami hiperbilirubinemia dengan berat badan?2500 gram dan dipilih dengan teknik sistemrandom sampling. Data ini diambil daricacatan rekam medik dari periode Januari sampai Desember 2014. Analisis statistik yang digunakan adalah chi-square.Hasil : Dari 74 neonatus dengan hiperbilirubinemia, sebanyak 68,9% neonatus mengalami hiperbilirubinemia patologis. Dari hasil analisismenunjukkan bahwa asfiksia memiliki hubungan yang signifikan dengan insiden hiperbilirubinemia patologis (p= 0.004).Kesimpulan : Asfiksia meningkatkan insiden hiperbilirubinemia patologis.Keyword : asfiksia, hiperbilirubinemia patologis, hiperbilirubinemia fisiologi
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Dermatitis Atopik Retno Indrastiti; Ika Dyah Kurniati; Eka Oktaviani Saputri
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.952 KB)

Abstract

hidup individu yang terkena serta keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan luas lesi dengantingkat kualitas hidup penderita dermatitis atopik di RSUD Tugurejo Semarang.Metode: Studi observasional dengan desain cross sectional dengan Uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 95%.Penelitian ini menggunakan data primer dengan Indeks Kualitas Hidup Dermatologi (IKHD) dan rekam medis sebagai datasekunder. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan carapurposive sampling.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan, sebagian besar responden berusia lansia (70,0%) dengan jenis kelaminperempuan (56,7%) dengan luas lesi kategori berat (56,7%). Terdapat hubungan yang signifikan antara luas lesi dengankualitas hidup (p=0,049).Kesimpulan: Semakin berat luas lesi maka semakin besar pengaruhnya dengan kualitas hidup penderita.Kata kunci: dermatitis atopik, luas lesi, kualitas hidup.
KADAR LDL TIKUS WISTAR SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (CITRUS HYSTRIX) Dyah Mustika Nugraheni; Ika Dyah Kurniati; Henas Deliara; Mutiara Aura Kusuma
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 3, No 3 (2020): Herb-Medicine Journal Oktober 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v3i3.8065

Abstract

ABSTRAK Dislipdemia berhubungan dengan penyakit jantung koroner. Hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) Indonesiatahun 2013 menunjukkan sebesar 35,9% penduduk di atas usia 15 tahun memiliki kadar kolesterol yang tidak normaldan 15.9%  penduduk memiliki kadar low density lipoprotein(LDL) yang tinggi. Fenomena ini memicu terusberkembangnya studi-studi in vivo untuk membantu upaya penurunan kadar LDL sebagai salah satu target terapidislipidemia. Salah satu pendekatannya adalah penggunaan ekstrak kulit jeruk purut yang memiliki aktivitasantioksidan dan antikolesterol pada studi terdahulu. Penelitian ini diharapkan mampu membuktikan efek kulit jerukpurut dalam menurunkan kadar LDL.Penelitian denganpost-test only controlled group designini menggunakan 25ekor tikus wistar. Tikus wistar dibagi dalam 5 kelompok yaitu kontrol negatif (K-) tanpa pemberian diet tinggi lemakdan ekstrak, kontrol positif (K+) dengan diberikan diet tinggi lemak saja, perlakuan 1 (P1) diberikan ekstrak kulitjeruk purut dosis 35 mg/kgBB tikus/hari, perlakuan 2 (P2) diberikan ekstrak dosis 70 mg/kgBB tikus/hari danperlakuan 3 (P3) diberikan ekstrak dosis 140 mg/kgBB tikus/hari. Intervensi diberikan selama 3 minggu kemudiandilakukan pengambilan darah untuk pengukuran kadar LDL masing-masing tikus dengan metode CHOD-PAP. Datakemudian dianalisis dengan uji One Way Anova. Rerata kadar LDL kelompok K-, K+, P1, P2, dan P3 masing-masing adalah 71,20±18,29 mg/dl ; 76,91±4,58 mg/dl ; 66,84±6,71 mg/dl ; 58,17±10,71 mg/dl ; 63,19±11,68 mg/dl.Hasiluji signifikansi menunjukkan nilai p = 0.134. Pemberian ekstrak kulit jeruk purut tidak menunjukkan efek yangsignifikan untuk menurunkan kadar LDL.
Co-Authors Afiana Rohmani Afiana Rohmani Agus Saptanto Aida Zakiyatul Fikriyah Aini, Gita Nurtaningtyas Aini, Hasna Nabiilah Nur Aisyah Lahdji Aisyah Lahdji, Aisyah Ali Rosidi Amygda, Rony Andra Novitasari Andra Novitasari Anika Intan Nur Aliyah Arfiyanti, Mega Pandu Ariwangsya, Ricko Dien Astin Prima Sari Astuti, Yoni Azmi Yunita Dhevana Pradika Yanda Putra Diana Handaria Dinda Tiara Firdaus Dyah Dwi Putri Anggraini Dyah Mustika Nugraheni Dyah Mustika Nugraheni Dyah Mustika Nugraheni Dyah Mustika Nugraheni Dyah Mustika Nugraheni Dyfan Elian Rahmatullah Eka Oktaviani Saputri Galuh Ramaningrum, Galuh Ginda Nabila Choirunnisa Harsoyo Notoatmojo Hema Dewi Anggraheny Hema Dewi Anggraheny Henas Deliara Ika Riyani, Risky Islamilenia, Nurul Syifa Izza Alya Ardana Putri Jayawarsa, A.A. Ketut Kanti Ratnaningrum Kanti Ratnaningrum Laila Arina Hukma Adila Martono, Wahyu Budi Maya Dian Rakhmawatie Mega Pandu Arfiyanti Mega Muhamad Irsam Muhammad Ilham Gandi Ilham Muslimah Muslimah Mutiara Aura Kusuma Mutiara Aura Kusuma Nabilah Rochmaningrum, Putri Nanik Marfu&#039;ati Netra Mada Subiyanto Novianti Novianti Nugraheni, Dyah Mustika Nurtika Afi Wijayanti Oky Rahma Prihandani Pramayshera Erinda Ayuning Diaz Primasari, Astin Putri, Feby Ananda Retno Indrastiti Retno Indrastiti Rizky Ika Riani Rizqiawan, Andika Sari, Astin Prima Setyoko . SOFIATUN, KAROMAH RIZKY Stalis Norma Ethica Swasty Swasty, Swasty Tefia Riswanda Lumban Gaol Tri Kartika S Tri Kartika Setyarini Tri Kartika Setyarini, Tri Kartika Ulfa Wahyuningsih Vika Pangesty Wafi, M Azka Hibbat Wahju Budi Martono Wahju Ratna Martiningsih Yanuarita Tursinawati Yanuarita Tursinawati Yanuarita Tursinawati, Yanuarita Yovita Nur Latifah Yuliana Rochmawati Safitri