Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Implementasi Program Penugasan Dosen di Sekolah Nana, Nana; Surahman, Endang; Ridwan, Irwan Muhammad
DIFFRACTION Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.913 KB) | DOI: 10.37058/diffraction.v1i2.992

Abstract

Program Penugasan Dosen di sekolah merupakan salah satu Program Pengabdian kepada Masyarakat. Program ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan relevansi antara LPTK dan SMA. Tujuan khusus program ini adalah untuk menyusun dan mengembangkan bahan ajar pendidikan Fisika berbasis karakter. Program ini dilaksanakan oleh 3 Dosen Fisika dari FKIP Pendidikan Fisika Universitas Siliwangi. Tempat pelaksanaan program ini adalah SMA Negeri 1 Ciamis sebagai sekolah laboratorium/mitra. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini mencakup pengelolaan pembelajaran dan pendampingan dalam mengatasi permasalahan pembelajaran. Adapun pencapaian dalam program ini diwujudkan dengan tersusunnya silabus, RPP, dan bahan ajar Fisika berbasis karakter dan adanya pengembangan bahan ajar Fisika melalui penggunaan Model POE2WE.
Perbedaan Gender dalam Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa Pendidikan Fisika Barnas, Syarif; Ridwan, Irwan Muhammad
DIFFRACTION Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.471 KB) | DOI: 10.37058/diffraction.v1i2.1328

Abstract

Dalam proses pendidikan, lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pembentukan tingkah laku mahasiswa. Perguruan Tinggi sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan, situasi dan kondisinya akan turut menentukan dalam mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku mahasiswa. Cara dan kebiasaan hidup antara mahasiswa satu dengan mahasiswa lainnya tentu berbeda. Mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki memiliki perbedaan tertentu dengan mahasiswa yang berjenis kelamin wanita. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang sifatnya kausal komparatif. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Siliwangi angkatan 2018/2019. Metode pengumpulan data dengan tes, kuesioner dan wawancara. Sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, uji kesamaan dua varian, dan uji keseimbangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa perempuan lebih baik dalam hal pengetahuan dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata yang diperoleh tingkat pengetahuan mahasiswa laki-laki yaitu 19,11 dan mahasiswa perempuan sebesar 20,30. sikap terhadap pemeliharaan kebersihan lingkungan menunjukan bahwa mahasiswa perempuan lebih baik dari laki-laki dengan rata-rata skor untuk laki-laki 107,10 dan perempuan 108,20. Untuk perilaku dalam memelihara kebersihan lingkungan di kampus, mahasiswa perempuan lebih baik dibanding dengan mahasiswa laki-laki dengan nilai rata-rata skor mahasiswa laki-laki adalah sebesar 79,72 dan skor rata-rata mahasiswa perempuan adalah 82,70.
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Ridwan, Irwan Muhammad
DIFFRACTION Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.644 KB) | DOI: 10.37058/diffraction.v1i1.805

Abstract

Telah dilakukan penelitian eksperimen semu tentang penerapan model pembelajaran berbasis pengalaman untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains materi pokok kalor siswa SMP. Sampel penelitian ini siswa kelas tujuh di salah satu SMP di Tasikmalaya tahun pelajaran 2012/2013 dengan desain penelitian Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Instrumen yang digunakan meliputi tes pemahaman konsep  yang mencakup aspek translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi, tes keterampilan proses sains, angket tanggapan siswa. Kelompok eksperimen menerima model pembelajaran berbasis pengalaman sedangkan kelas kontrol menerima pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman konsep siswa meningkat dengan kategori sedang dengan rata-rata gain yang dinormalisasi 0,52 untuk kelas eksperimen sedangkan kelas kontrol mengalami peningkatan kategori sedang dengan rata-rata gain yang dinormalisasi 0,41. Peningkatan keterampilan proses sains pada kelas ekspermen ditunjukan dengan gain yang dinormalisasi 0,65 pada kategori sedang dan kelas kontrol 0,41 pada kategori sedang. Hasil uji statistik (Uji-t) menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis pengalaman secara signifikan dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penerapan model pembelajaran berbasis pengalaman dengan nilai sebesar 93%.
Authentic Learning dan Berpikir Kreatif pada Calon Guru Fisika Sujarwanto, Eko; Ridwan, Irwan Muhammad
DIFFRACTION Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/diffraction.v3i1.4414

Abstract

Pembelajaran autentik dan kontekstual merupakan hal penting untuk menciptakan pembelajaran bermakna dan merangsang berpikir kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tentang Authentic Learning dengan pendekatan kolaboratif. Selain itu, paparan juga mengaitkan authentic learning dengan berpikir kreatif. Metode yang digunakan dalam penulisan adalah kajian pustaka. Fokus kajian pada Authentic Learning, pendekatan kolaboratif, dan Kemampuan Berpikir Kreatif. Hasil kajian menunjukkan Authentic Learning dengan pendekatan Kolaboratif sesuai dengan karakter Pembelajaran Fisika dan juga hakikat Fisika. Dengan kolaborasi, peserta didik memiliki pengalaman bagaimana bekerja dalam sebuah kelompok. Keterampilan berpikir tingkat tinggi, termasuk kemampuan berpikir kreatif, dapat dilatih dalam kolaborasi saat memecahkan permasalahan authentic. Dengan menggunakan Authentic learning dengan pendekatan kolaboratif, Calon Guru Fisika diharapkan dapat membelajarkan konsep fisika secara kreatif, kontekstual, dan nyata.
Pedagogical Content Knowledge Guru dalam Pembelajaran Matematika Daring Diar Veni Rahayu; Dedi Muhtadi; Irwan Muhammad Ridwan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.337 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v11i2.1386

Abstract

Perkembangan teknologi yang pesat mendorong terjadinya pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran matematika, di mana pembelajaran daring menjadi salah satu pilihan yang sering dilakukan. Hal tersebut berimplikasi pada adanya perubahan kerangka Pedagogical Content Knowledge (PCK) guru dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerangka PCK guru dalam pembelajaran matematika daring. Penelitian ini menggunakan metode analisis konten yang digunakan untuk merancang kerangka konseptual PCK guru dalam pembelajaran matematika daring. Analisis konten yang dilakukan berupa literatur review dan penggalian data. Untuk penggalian data, digunakan instrumen berupa angket dan pedoman wawancara dengan subjek sebanyak lima orang guru matematika. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerangka PCK guru dalam pembelajaran matematika daring dapat diadaptasi dan dioperasionalkan dari model PCK Lannin yang meliputi: knowledge of instructional strategies for mathematics, knowledge of student understanding within mathematics, knowledge of curriculum for mathematics dan knowledge of assessment for mathematics. Guru sudah memiliki paradigma, kesiapan dan faktor pendukung yang cukup baik dalam melaksanakan pembelajaran matematika daring, namun masih belum optimal dalam kemampuan dan struktur tugas siswa.Rapid technological developments encourage a paradigm shift in the mathematics learning process, where online learning is one of the choices that is often done. This implies a change in the teacher's Pedagogical Content Knowledge (PCK) framework in learning mathematics. This study aims to describe the PCK framework of teachers in online mathematics learning. This study uses the content analysis method used to design the conceptual framework of teachers' PCK in online mathematics learning. Content analysis is carried out in the form of a literature review and data mining. For data mining, instruments in the form of questionnaires and interview guidelines were used with the subject of five mathematics teachers. The data analysis technique used is triangulation. The results showed that the teacher's PCK framework in online mathematics learning can be adapted and operationalized from Lannin's PCK model which includes: knowledge of instructional strategies for mathematics, knowledge of student understanding within mathematics, knowledge of the curriculum for mathematics and knowledge of assessment for mathematics. Teachers already have a fairly good paradigm, readiness, and supporting factors in implementing online mathematics learning, but they are still not optimal in the abilities and structure of students' assignments.
HARMONI, DISHARMONI, DAN INTEGRASI ANTARA SAINS DAN AGAMA Irwan Muhammad Ridwan
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v3i1.22472

Abstract

Sains dan Agama dan Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) masih menjadi topik yang selalu hangat dan menaik untuk dibahas. Proses pergulatan antara Sains dan Agama telah melahirkan hubungan-hubungan yang luar biasa kompleks dan panjang dalam sejarah peradaban manusia. Harmoni dan Disharmoni. Bahkan beberapa kalangan yakin bahwa sains dan agama tidak dapat dipertemukan. Padahal tidak semua isu antara sains dan agama selalu dihiasi dengan pertentangan. Bahkan ada beberapaa ahli yang berusaha untuk mengintegrasikan keduanya disamping pendapat beberapa kalangan yang menyatakan bahwa Sains dan Agama adalah sesuatu hal tak tidak bisa dibandingkan, baik dari segi objek formal material (ontologi), metode penelitian (epistemologi), serta manfaat yang ditimbulkan dari Sains dan Agama (aksiologi).
Rasch modeling: Developing a critical thinking ability test for students on climate change material Irwan Muhammad Ridwan; Ida Kaniawati; Andi Suhandi; Taufik Ramlan Ramalis; Ifa Rifatul Mahmudah; Berry Kurnia Vilmala
Momentum: Physics Education Journal Vol. 7 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/mpej.v7i2.8310

Abstract

The goal of this study was to examine critical thinking skills on the topic of climate change. This study is quantitative in nature. The information was gathered by creating a 30-question test to assess the ability to think critically about climate change. Respondents were 52 physics education students from one of Tasikmalaya's campuses. Winstep software version 4.00 was utilized for data analysis. Rasch modeling was employed in this investigation. The results of the Rasch modeling study show a value of 0.38 for person reliability and 0.91 for item reliability, indicating that the instrument items manufactured are dependable. The raw variance value of 23.4% suggests that the standards for dichotomous data construct validity are met. The separation value of 3.15 supports this. It suggests that this item has a good answer distribution and can assess critical thinking skills on the topic of climate change. As a result, it can be used for study.
What substances do we inhale? - Air quality measurement using an Android-based application Endang Surahman; Eko Sujarwanto; Irwan Muhammad Ridwan
Indonesian Physics Communication Vol 21, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jkfi.21.1.7-12

Abstract

Measurement of pollutants in the air is important because it’s related to health issues and environmental sustainability. This study aims to measure the concentration of pollutants in the air and learn in the environmental physics course. Measurements were carried out in 108 places with various characters in West Java Province i.e. factories, public facilities, highways, and residential. Measurements were made using the BreezoMeter application to measure the concentration of O3, CO, SO2, NO2, PM2.5, and PM10. In general, the results show that air quality is in a good category based on the air pollutant standard index. Although the air quality is in a good category in general, some places have the air quality in the unhealthy category. By knowing air quality, it is hoped that people will be more concerned about environmental sustainability and health.
Synthesized Research on Computer Modeling in Science Education: Addressing Pedagogical Challenges and Implementation Barriers Supriyadi, Supriyadi; Suhandi*, Andi; Samsudin, Achmad; Setiawan, Agus; Ridwan, Irwan Muhammad; Andriyanto, Andriyanto
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia Vol 13, No 1 (2025): JANUARY 2025
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jpsi.v13i1.42608

Abstract

This systematic literature review investigates the role of computer modeling in science education with the objective of synthesizing its effectiveness in enhancing students' understanding of complex scientific concepts and providing actionable recommendations for pedagogical and policy improvements. The study employs a systematic approach to analyze 27 peer-reviewed articles published between 2019 and 2023, sourced from the Scopus database. Through this review, it is evident that computer modeling facilitates the visualization of abstract phenomena, such as molecular changes and planetary movements, which are otherwise challenging to observe in traditional classroom settings. Furthermore, the findings demonstrate that computer simulations positively impact student engagement and motivation, leading to increased interest, participation, and critical thinking skills in science subjects. However, several challenges persist, including teacher skill gaps, insufficient technological infrastructure, and an over-reliance on virtual experiences, which limit the broader implementation of this innovative tool. This review concludes that addressing these barriers is crucial to maximizing the potential of computer modeling in science education. The insights derived from this study serve as valuable guidelines for educators and policymakers to effectively integrate computer modeling into science curricula, thereby advancing both teaching practices and student learning outcomes. This study concludes with actionable policy recommendations, including teacher training, infrastructure development, and curriculum integration, to address pedagogical challenges and technological barriers