Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Potensi konflik dan pembentukan modal sosial: belajar dari sebuah desa transmigran di Kalimantan Timur Sukapti Wartiharjono
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 30 No. 1 (2017): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.287 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V30I12017.84-93

Abstract

Conflicts caused by differences in cultural backgrounds and competition over natural resources among social groups in the project areas of transmigrations in Indonesia are not uncommon occurrences. This paper seeks to explore two aspects pertaining to this issue: (1) social conflict potentials among transmigrant communities particularly those between local transmigrants and the inter island transmigrants; and (2) the formation of social capital as an instrumental power in achieving and sustaining harmonious social relationship in the area in question. The research on the two subjects was a qualitative field research. In-depth interview and observation were employed in gathering data. The research had led to the finding that the conflict potentials in the observed transmigrant area were related to land distribution among transmigrant households and access to economic resources. Nonetheless, the conflict potentials did not inhibit the formation of social capital that bound all the members of the society. The result of the observation showed that a social trust has been constructed among the transmigrant settlers based on the value of cooperation or working together formutual benefit both in the daily interactions in the settlement area and in the plantation management activities. The prevalent social trust has prevented open conflict from breaking out among different ethnic social groups and hencecreated harmonious social relations
Meningkatkan Kesadaran Ekologis Warga di Kawasan Tepian Sungai Karang Mumus di Kota Samarinda Sukapti Sukapti; Sri Murlianti
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 5 No. 02 (2021): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya nyata untuk mengatasi pencemaran air Sungai Karang Mumus (SKM) di Samarinda perlu dukungan dari berbagai kalangan. Program Studi Pembangunan Sosial Unmul telah melakukan kegiatan perawatan SKM sejak tahun 2016 bersama komunitas-komunitas lain, namun belum melibatkan masyarakat sekitar. Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ekologis masyarakat yang tinggal di kawasan tepian SKM di Kelurahan Lempake, Kota Samarinda. Secara khusus, tujuan program adalah meningkatkan pengetahuan tentang ekosistem sungai, meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam gerakan lingkungan penyelamatan sungai dengan berbasis internet. Intervensi pengetahuan dilakukan dengan mengundang narasumber yakni seorang aktivis gerakan restorasi SKM. Setelah tahap intervensi pengetahuan dan wawasan dilakukan, tahap selanjutnya adalah memberikan pelatihan tentang membuat konten YouTube tentang kegiatan penyelamatan lingkungan alam demi kelangsungan kehidupan. Hasil karya video peserta dapat dilihat di link: https://youtu.be/ZsfopQP3s_0 dan https://youtu.be/JFrSDGPACXI. Video yang diunggah tersebut menggambarkan kegiatan warga dalam membersihkan dan menjaga lingkungan. Dari aktivitas lokal di tingkat RT dan desa dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat yang lebih luas.
Inheriting Tradition: Acculturation at the Naek Ayun Ceremony of Kutai Community in Kutai Kartanegara Regency Sukapti Sukapti; Aljasiyah Elsa Suhandita
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 3 (2022): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i3.5804

Abstract

The Naek Ayun ceremony which is thought to be a legacy of pre-Islamic traditions is still practiced by the Kutai people in Kutai Kartanegara Regency, who are generally Muslim.The continuity of the pre-Islamic tradition to date is the result of negotiations and acculturation between pre-existing cultures and Islam.This study was conducted to see the forms of cultural crossing or acculturation that occurred and the meaning of the ceremony for the participants in the present. The field research was conducted in Tenggarong District, Kutai Kartanegara Regency, using a qualitativedescriptive method.Based on the results of this study, it can be predicted that the existence of the Naek Ayun ceremony which has its roots in pre-Islamic times willcontinue in the future.The procession and meaning of the Naek Ayun ceremony are inherited by the new generation dynamically through the stages of being processed, created, and renewed with the tasmiyah ceremony.The general meaning behind the series of activities and symbols of the Naek Ayun ceremony is an expression of gratitude to God for the grace that has been bestowed uponthe society.In addition, the Naek Ayun ceremony means maintaining good relations between humans and their environment.
PERKEBUNAN SAWIT: EKSKLUASI MASYARAKAT LOKAL DARI TANAHNYA KRISTILA KRISTILA; SUKAPTI SUKAPTI; ADI RAHMAD; A. ISMAIL LUKMAN
ETNOHISTORI: Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Kesejarahan Vol 9, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/etnohistori.v9i2.5780

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses masyarakat kampung Besiq tereksklusi dari tanahnya. Eksklusi dalam hal ini adalah suatu kondisi dimana orang berada dalam situasi tuna akses pada tanah, atau situasi yang mana tanah dikuasai dalam bentuk kepemilikan secara pribadi. Eksklusi juga bermakna “proses” yang mana aksi-aksi kekerasan secara intens dan berskala luas mengakibatkan orang miskin. Eksklusi bukanlah proses yang acak, ia telah distrukturasi oleh relasi kekuasaan. Dimana hal ini terjadi dalam masyarakat lokal yang berada di Kampung Besiq masyarakat tereksklusi dari tanahnya karena orang-orang berkuasa. Ada tiga kekuatan yang menyebabkan masyarakat tereksklusi dari tanahnya. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 8 orang masyarakat kampung Besiq. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik wawancara, studi pustaka, observasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada tiga kekuatan yang menyebabkan masyarakat kampung Besiq tereksklusi dari tanahnya yaitu ada kebijakan, kekuatan dan pasar.Kata kunci: Perkebunan Sawit, Eksklusi, Masyarakat Lokal, Tanah
TAMBANG BATUBARA SEBAGAI TRIGGER KRISIS SOSIAL DAN LINGKUNGAN DI RT. 24 KELURAHAN SANGA-SANGA DALAM KECAMATAN SANGA-SANGA, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Hastuti Tahir; Sukapti Sukapti; Zulkifli Abdullah
Learning Society: Jurnal CSR, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 1 (2022): Juni
Publisher : Program Studi Pendidikan Masyarakat, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas industry tambang batubara sebagai trriger terjadinya krisis social dan lingkungan di RT. 24, Kel. Sanga-Sanga Dalam, Kec. Sangsanga, Kutai Kartanegara. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan penyajian data secara deskriptif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa aktivitas tambang batubara menjadi trriger terjadinya dua krisis sekaligus, yaitu: krisis social dan krisis lingkungan. Pertama, Krisis Sosial: pada aspek ini aktivitas tambang batubara menjadi penyebab terjadinya konflik horizontal dan konflik vertical. Secara horizontal konflik social terjadi antara warga vs warga, sedangkan konflik vertical melibatkan warga vs pemerintah Kec. Sanga-Sanga dan warga vs perusahaan tambang batubara. Kedua, Krisis Lingkungan: pada aspek ini aktivitas tambang batubara menjadi penyebab hilangnya keseimbangan lingkungan. Dampaknya adalah wilayah RT. 24 Sanga-Sanga Dalam sering terjadi bencana alam seperti banjir jika hujan turun, air menjadi tercemar, dan tanah dipenuhi lubang galian tambang yang tidak kunjung direhabilitasi. Dua krisis tersebut masih bertahan hingga kini meskipun aktivitas tambang batubara telah berhenti.
MEMPERTAHANKAN KARET, MENOLAK SAWIT: RASIONALITAS TINDAKAN MASYARAKAT KAMPUNG LINGGANG MELAPEH MENOLAK ADOPSI TANAMAN KOMODITAS BARU Margareta Mita Dewi; Sukapti Sukapti; Zulkifli Abdullah
Learning Society: Jurnal CSR, Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2022): Desember
Publisher : Program Studi Pendidikan Masyarakat, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ls.v3i2.1999

Abstract

Maraknya alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit menuai polemik masyarakat di Kampung Linggang Malapeh. Polemik ini membagi masyarakat kedalam dua kelompok yang menerima dan yang menolak lahan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui rasionalitas tindakan masyarakat Kampung Linggang Melapeh dalam mempertahankan perkebunan karet untuk menolak perkebunan kepala sawit. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang berfokus pada rasionalitas tindakan masyarakat dalam mempertahankan perkebunan karet dan menolak perkebunan kelapa sawit. Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder yang dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis melalui teknik reduksi data, display data, lalu dibuat kesimpulan. Temuan penelitian ini menggambarkan rasionalitas tindakan kelompok masyarakat yang menolak perkebunan kelapa sawit didasarkan atas alasan kerusakan lingkungan dan pelestarian perkebunan karet. Secara rasional kelompok masyarakat yang menolak perkebunan kelapa sawit tidak ingin mengambil resiko kerugian, dan berpikir agar lingkungan tetap terjaga. Maka dari itu masyarakat memilih untuk tetap bertahan pada perkebunan karet yang dimiliki.
Evaluation of the Usefulness of the CSR Program of Oil and Gas Companies in East Kalimantan on the Implementation of Accuracy, Suitability, and Usefulness Sukapti Sukapti; Arie Wahyu Prananta; Agustinus Gergorius Raja Dasion
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 11 (2023): November
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i11.5588

Abstract

The motivation to carry out activities after receiving assistance from the CSR program used as a measure in this research is to see the extent to which students' attitudes towards work behavior are based on Islamic values. The use of measuring instruments in several cultures requires an implementation process to obtain valid and reliable measuring instruments. This implementation process uses ITC references. This research aims to implement the Indonesian Santri version of an entrepreneurial intention measurement tool. Content validity uses the Content Validity Index (CVI) method, while construct validity uses the Confirmatory Factor Analysis method using Amos 23. The scale validation subjects involved 308 respondents. The results of the research show that 16 items measure motivation to carry out activities after receiving assistance from the students' CSR program. The modification results show that the model fits with 16 statements containing the Motivation factor for carrying out activities after receiving CSR program assistance, which is indicated by the Chi-Square values which are not significant, GFI (0.99), CFI (0.915), TLI (0.90) and RMSEA (0.01), This proves that the Motivation scale for carrying out activities after receiving CSR program assistance is suitable and meets the assumption of unidimensionality, and has a positive relationship with entrepreneurial motivation