Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Evaluasi dan Desain Ulang Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Tekstil di Kota Surabaya Menggunakan Biofilter Tercelup Anaerobik-Aerobik Muzakky, Achmad; Karnaningroem, Nieke; Razif, Mohammad
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3117

Abstract

Perkembangan dunia fashion saat ini membuat permintaan produk tekstil meningkat. Industri tekstil Z sebagai salah satu industri tekstil tua di Kota Surabaya berusaha untuk tetap bersaing dipangsa pasarnya dengan memproduksi berupa pakaian berwarna gelap. Peningkatan kegiatan produksi yang tidak diikuti dengan perubahan pada sistem pengolahan IPAL membuat perubahan pada karakteristik air limbah yang dikeluarkan oleh industri. Hal ini menyebabkan air yang dikeluarkan tidak memenuhi baku mutu. Sehingga diperlukan sebuah evaluasi dari setiap unit dan perencanaan ulang dari sistem IPAL. Perkembangan dunia fashion saat ini membuat permintaan produk tekstil meningkat. Industri tekstil Z sebagai salah satu industri tekstil tua di Kota Surabaya berusaha untuk tetap bersaing dipangsa pasarnya dengan memproduksi berupa pakaian berwarna gelap. Peningkatan kegiatan produksi yang tidak diikuti dengan perubahan pada sistem pengolahan IPAL membuat perubahan pada karakteristik air limbah yang dikeluarkan oleh industri. Hal ini menyebabkan air yang dikeluarkan tidak memenuhi baku mutu. Sehingga diperlukan sebuah evaluasi dari setiap unit dan perencanaan ulang dari sistem IPAL.Evaluasi dilakukan dengan mengukur dimensi dari masing-masing unit IPAL eksisting, menganalisa sampel air limbah, dan membandingkannya dengan kriteria desain dari masing-masing unit. Perencanaan ulang dilakukan pada unit yang tidak berfungsi dengan baik. Biofilter tercelup anaerobik-aerobik adalah salah satu teknologi yang dapat dijadikan sebagai alternatif karena memiliki banyak kelebihan dari aspek teknis dan finansial.Hasil evaluasi IPAL eksisting menunjukkan bahwa semua unit tidak memenuhi kriteria desain. Hal inilah yang menyebabkan air limbah yang dihasilkan tidak memenuhi baku mutu. Limbah yang dihasilkan IPAL eksisting adalah 52,05 mg/L TSS; 899,3 mg/L COD; 182,61 mg/L BOD; dan 31,85 PtCo warna. Rekomendasi berupa perencanaan ulang menggunakan biofilter tercelup anaerobik-aerobik menghasilkan limbah dengan kadar TSS, COD, BOD, dan warna secara berurutan adalah 15,93 mg/L; 29,05 mg/L; 2,99 mg/L; dan 2,63 PtCo dengan biaya investasi sebesar Rp 793.175.680.
Pengolahan Air Limbah Dometsik dengan Metode Kombinasi Filtrasi dan Fitoremediasi (Studi Kasus Di Kelurahan Margorejo Surabaya) H Poernomo, Moerdiyanto; Razif, Mohammad; Mansur, Anang
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2020: Memberdayakan Riset dan Inovasi untuk Teknologi yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah domestik (grey water) di wilayah Margorejo Sawah Surabaya yang terbuang pada saluran drainase disaat musim kemarau terkumpul pada wilayah terendah dan menjadi tampungan akhir, dari tampungan ini tidak dapat terbuang ke berbagai arah sehingga menjadikan kumpulan limbah yang cukup bahaya dengan dicirikan warna air kehitaman dan bahkan beberapa jenis ikan seperti nila dan lele pada mati dalam beberapa jam setelah ditebar pada saluran drainase, sehingga perlu adanya pengolahan fisik dan biologis. Tujuan dalam penelitian ini untuk menganalisis kemampuan penurunan konsentrasi air limbah dari saluran drainase dengan media filtrasi pasir silika dan karbon aktif. Analisis kualitas air limbah di saluran drainase cukup buruk dengan konsentrasi cukup tinggi sebesar 800,18 mg/L untuk BOD; 1.653,92 mg/L untuk COD dan 432 mg/L untuk TSS. Penurunan konsentrasi air limbah dengan media filtrasi pasir silica dan karbon aktif memenuhi baku mutu pada hari ke 9 dengan konsetrasi baku mutu COD sebesar 100 mg/L; BOD sebesar 30 mg/L dan TSS sebesar 30 mg/L.
Peranan Aspek Lingkungan dalam Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Razif, Mohammad
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.92 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v2i2.4342

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami peranan aspek lingkungan dalam Manjemen Aset Infrastruktur, penelitian ini dilakukan dengan menguraikan pengertian aspek dan dampak lingkungan, jenis kegiatan pembangunan dan pengoperasian infrastruktur beserta fasilitasnya yang menimbulkan dampak lingkungan. Suatu aspek lingkungan hidup penting adalah aspek lingkungan hidup yang memiliki satu atau lebih dampak lingkungan hidup penting. Dampak lingkungan hidup sendiri diartikan perubahan pada lingkungan, baik yang merugikan atau menguntungkan keseluruhan atau sebagian disebabkan oleh aspek lingkungan suatu organisasi. Kegiatan manajemen aset infrastruktur dan fasilitasnya merupakan kegiatan yang secara umum menimbulkan dampak lingkungan sehingga perlu menyusun amdal atau UKL-UPL sesuai dengan penting atau tidaknya dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya. Untuk kegiatan manajemen aset infrastruktur dan fasilitasnya yang sudah dan sedang beroperasi tapi belum memiliki izin lingkungan, masih perlu menyusun DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup) atau DPLH (Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup) sesuai dengan penting tidaknya dampak lingkungan yang sudah dan sedang berlangsung. Pelaksanan dokumen amdal, UKL-UPL, DELH, DPLH perlu dilaporkan dengan membuat pelaporan setiap 6 bulan sekali ke Dinas Lingkungan Hidup di Kabupaten/Kota/Propinsi atau ke Kementerian Lingkungan Hidup disesuaikan dengan kewenangannya masing-masing.
Perbandingan Desain IPAL Proses Atached Growth Anaerobic Filter dengan Suspended Grwoth Anaerobic Baffled Reactor untuk Pusat Pertokoan di Kota Surabaya Abdul Hamid; Mohammad Razif
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.507 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.6921

Abstract

Perencanaan IPAL dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik dan kuantitas limbah dari pusat pertokoan X di Surabaya. Selanjutnya ditetapkan baku mutu dan kriteria desain. Perhitungan desain meliputi dimensi dan rencana anggaran biaya. Dari hasil perhitungan desain didapatkan desain rinci IPAL unit Anaerobic Filter meliputi dimensi bak ekualisasi (2,2 m x 1,1 m x 1,3 m), Bak Pengendap kompartemen I (7 m x 2,5 m x 1,25) kompartemen II (3,5 m x 2,5 m x 1,25 m), AF tiap kompartemen (1,25 m x 0,56 m x 1,25 m) sebanyak 6 buah. Desain rinci Unit IPAL Anaerobic Baffled Reactor meliputi dimensi bak ekualisasi (2,2 m x 1,1 m x 1,3 m), Bak Pengendap (8 m x 2 m x 1,5 m), ABR tiap kompartemen (0,75 m x 4 m x 1,5m) sebanyak 7 buah. Biaya konstruksi unit AF sebesar Rp 178.383.868,- dan Rp 4.688.912,-/ bulan untuk OM. Sedangkan biaya konstruksi unit ABR Rp 239.247.347,- serta Rp 4.677.801,-/bulan untuk OM.
Perbandingan DED IPAL Anaerobic Filter dengan Upflow Anaerobic Sludge Blanket untuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sedati di Kabupaten Sidoarjo Rachmat Ridho Permata Putra Siregar; Mohammad Razif; Mas Agus Mardyanto
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.569 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18985

Abstract

Pengoperasian  tempat  pelelangan  ikan  (TPI)  di  Kabupaten Sidoarjo  memberikan  dampak  positif  dan  negatif.  Salah  satu  dampak negatif yang ditimbulkan berupa timbulan limbah cair yang apabila tidak ditangani dengan tepat, maka akan mencemari lingkungan di sekitar TPI. Limbah  yang  dibuang  harus  memenuhi  baku  mutu  yang  diatur  dalamPeraturan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya. Oleh karena itu,  diperlukan  suatu  detailed  engineering  design (DED)  instalasi pengolahan  air  limbah  (IPAL)  yang  memadai,  yang  merupakan  tujuan tugas akhir (TA) ini. Dalam TA ini, IPAL jenis  Anaerobic Filter(AF) dan Upflow Anaerobic Sludge Blanket(UASB), dibandingkan. Data  primer  pada  perencanaan  ini  adalah  data  pemakaian  air bersih dari TPI tiap bulan selama tahun 2015 serta data karakteristik air limbah, meliputi konsentrasi BOD, COD, TSS, dan Total N. Data sekunder meliputi  data  kualitas  dan  kuantitas  effluent  TPI  yang  diperoleh  dari analisis laboratorium. Perhitungan tiap sistem IPAL mengacu pada kriteria desain  sebagai  dasar  pembuatan  DED  dan  Rencana  Anggaran  Biaya (RAB)  tiap  sistem  IPAL. Hasil  perhitungan  tiap  unit  IPAL  akan dibandingkan dari segi efisiensi penyisihan, luas lahan yang dibutuhkan, dan RAB.Hasil analisis kandungan air limbah adalah sebagai berikut, BOD = 894 mg/L, COD = 1443 mg/L, TSS = 280 mg/L, dan Total N = 423,9 mg/L. Hasil perhitungan desain AF adalah diperlukannya 2 kompartemen, demikian pula dengan sistem UASB. Efisiensi penyisihan BOD pada AF dan  UASB  bertutrut-turut  adalah  88,95%  dan  97,96%.  Sedangkan, efisiensi  COD  berturut-turut  adalah  89,68% dan  90,24%.  RAB  sistem IPAL  sebesar  Rp  59.609.889,-;  Sedangkan  sistem  UASB  sebesar  Rp 50.914.605,. Sehingga unit IPAL yang dipilih adalah sistem UASB.
PEMETAAN TINGKAT KONSENTRASI PARTIKULAT AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI WILAYAH SURABAYA PUSAT Mohammad Razif
Purifikasi Vol 7 No 1 (2006): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v7.i1.232

Abstract

Particulate that has diameter less than 10 u (PM10) is known as the dominant transportation air pollutant in Surabaya City. This research was done with counting particulate concentration level as an early stage in providing a distribution pattern map and air pollution control. The research was implemented in road segment which was predicted as the highest pollutant source. The roads included Basuki Rahmat, Gubernur Suryo, Panglima Sudirman, Pemuda and Kayun, Surabaya. The sampling method followed the East Java Province Governor Decree No128/1997. The research resulted in particulate concentration, which exceeded the ambient air quality standards according to Indonesian Government Regulation No 41/1999 of 150 μg/m3.
PEMANFAATAN KULIT BIJI METE UNTUK ARANG AKTIF SEBAGAI ADSORBEN TERHADAP PENURUNAN PARAMETER PHENOL Mohammad Razif
Purifikasi Vol 6 No 1 (2005): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v6.i1.266

Abstract

Proses adsorpsi merupakan salah satu cara pengolahan air yang mengandung bahan organik, yang pada umumnya menggunakan karbon aktif sebagai bahan penyerap (adsorben). Kulit biji mete dapat digunakan sebagai bahan untuk menghasilkan arang aktif yang berkualitas baik, karena terdiri dari tiga lapisan kulit yaitu lapisan endokarp, mesokarp dan epikarp yang memiliki kandungan lemak dan protein yang tinggi. Bahan pengaktif (aktivator) yang digunakan yaitu H3PO4, ZnCl2 dan NaOH. Pada proses karbonasi dilakukan variasi suhu pemanasan. Karbon aktif yang dihasilkan diuji kemampuannya untuk mengadsorpsi limbah phenol dengan menggunakan persamaan Isoterm Langmuir, Isoterm Freundlich dan Isoterm BET. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penurunan phenol terbesar didapatkan oleh karbon aktif dengan aktivator ZnCl2 dengan suhu pemanasan 6000C selama 1 jam yaitu sebesar 96,9% sampai 98,5% dengan konsentrasi awal phenol 300 mg/l.
PENGARUH KATALIS OKSIDA TEMBAGA + KROM TERHADAP EMISI GAS CO, C02 DAN HC PADA KENDARAAN BERMOTOR Mahirul Mursid; Mohammad Razif
Purifikasi Vol 5 No 1 (2004): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.153 KB) | DOI: 10.12962/j25983806.v5.i1.304

Abstract

Rancang bangun catalytic converter pada penelitian ini menggunakan oksida logam transisi tembaga dan krom. Variasi parameter adalah konsentrasi gas CO, C02 dan HC serta putaran mesin uji sedangkan katalis oksida tembaga+krom dengan variasi 3, 5, 7, 11 dan 15 lapis. Removal terbesar pada katalis oksida tembaga untuk CO sebesar 35,6% pada 2000 rpm sedangkan HC 34,13% pada 3000 rpm. Daya mesin menurun 5,2% akibat penambahan katalis oksida tembaga. Efektifitas terbesar pada katalis oksida tembaga+krom 15 sebesar 64,05% pada 2000 rpm sedangkan HC sebesar 49,5% pada 3000 rpm. Penurunan daya akibat penambahan katalis oksida tembaga + krom 15 lapis adalah sebesar 3,4%.
ADSORPSI DETERGEN MEMAKAI BATUBARA PADA KOLOM KONTINYU Mohammad Razif
Purifikasi Vol 4 No 3 (2003): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.953 KB) | DOI: 10.12962/j25983806.v4.i3.333

Abstract

This research used three kinds of concentration of detergent, three kinds of coal media size, three kinds of media height in columns adsorption and three kinds of detergent type and was done in laboratory scale. This research resulted for the influence of condensation concentration, seen [by] that excelsior of condensation concentration, on the wane operation time. While for the influence of media height, a high addition of media will improve the efficiency removal. This research have also yielded by the kinetics constantan of adsorption and capacities of coal media for the detergent of So Klin, Rinso And Daia.
ANALISA DISPERSI PM2,5 MENGGUNAKAN MODEL GAUSS POINT SOURCE DIKAWASAN INDUSTRI DAN DESAIN VENTURI SCRUBBER BESERTA IPAL UNTUK EFFLUENT VENTURI (Studi Kasus : Industri Peleburan Aluminium PT.X Kecamatan Kesamben, Jombang) Ida Dwi Maharani; Mohammad Razif
Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol 12 No 2 (2020): Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.463 KB) | DOI: 10.33005/envirotek.v12i2.65

Abstract

The activity of aluminum smelting industry at X Ltd has decreased the quality of air around the industrial area as many people have complained about it. PM2,5 refers to one of particulates resulted from aluminum smelting process which gives negative effects to human health. This research aimed at analyzing the concentration of PM2,5 in the people’s settlement area by using gauss point source model as well as designing an air pollution controller of venturi scrubber for the kitchen of aluminum smelting and waste water treatment installation. The results of calculation demonstrated that the PM2,5 concentration at the industrial area of X Ltd point 1 (50 m from the industrial location) was 2.7 x 10-5 /m3, point 2 (100 m from the industrial location) as 6.7 x 10-6 /m3, point 3 (200 m from the industrial location) was 1.6 x 10-6 /m3. All the three points have fulfilled the quality standard of ambient air based on The Government Regulation of Indonesian Republic No. 41 Year 1999. The results of calculating the design of venturi scrubber indicated the dimension of throat diameter venture 0.55m, throat length 1.65 m, and diverging length 2.2 m. Moreover, the particulate removal of PM2,5 got 95%, whereas the design of Waste Water Treatment Installation presents the coagulation building having the dimension of length 0.86 m, width 0.86 m, and height 1.2 m, flocculation building with 2.1 m in length, l4.2 m in width, and 2 m in height, sedimentation building with 5.6 m in diameter and 1,57 m in height. Accordingly, the Cost budget Plan for designing Venturi Scrubber and Waste Water Treatment Installation is IDR. 83,647,421.