Arthur E. Mongan
Universitas Sam Ratulangi

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Gambaran Kadar Ureum Serum pada Wanita Hamil Normal Hajia, Muh. A.; Mongan, Arthur E.; Wowor, Mayer F.
eBiomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.5.2.2017.18606

Abstract

Abstract: During pregnancy, there are a variety of anatomical, physiological, biochemical, and hormonal changes that greatly affect several organ systems. Functional changes resulted from hormonal changes, increased load due to fetal growth, and ureter obstruction due to uterus enlargement cause increased glomerular filtration rate (GFR) that indicates an increase in renal function. These changes are accompanied by altered plasma concentration of certain substances such as ureum. Increased GFR results in declining plasma urea level. This study was aimed to obtain the serum urea levels in women with normal pregnancy. This was a descriptive observational study. There were 30 blood samples obtained from normal pregnant women in public health centers at Minanga, Bahu, and Sario from October 2017 to November 2017. The results showed that 30 normal pregnant women (100%) had decreased serum urea, as follows: 12.33 mg/dl in the 1st trimester; 9.09 mg/dl in the 2nd trimester; and 11,8 mg/dl in the 3rd trimester. Conclusion: Serum urea of normal pregnant women in the 1st trimester was higher than in the 2nd and 3rd trimester.Keywords: normal pregnancy, urea Abstrak: Selama kehamilan, wanita mengalami perubahan anatomis, fisiologis, biokimia dan endokrin yang sangat memengaruhi beberapa sistem organ. Perubahan fungsi selama kehamilan karena efek hormonal, peningkatan beban dari janin, dan obstruksi ureter oleh rahim yang semakin membesar mengakibatkan peningkatan Glomerular Filtration Rate (GFR) yang merupakan indikasi peningkatan fungsi filtrasi ginjal disertai perubahan konsentrasi plasma. Sebagai hasil dari peningkatan GFR, ureum plasma menurun pada kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar ureum serum pada wanita hamil normal. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional. Terdapat 30 sampel darah dari wanita hamil normal di Puskesmas Minanga, Bahu, dan Sario sejak Oktober-November 2017. Hasil penelitian mendapatkan 30 wanita hamil normal (100%) mengalami penurunan kadar serum ureum yaitu 12,33 mg/dl pada trimester I; 9,09 mg/dl pada trimester II; dan 11,8 mg/dl pada trimester III. Simpulan: Ureum serum pada wanita hamil normal trimester 1 lebih tinggi dibandingkan kadar serum ureum trimester 2 dan kadar serum ureum trimester 3.Kata kunci: hamil normal, ureum serum
HITUNG JENIS LEUKOSIT PADA PASIEN ANAK DENGAN INFEKSI VIRUS DENGUE DI MANADO Harahap, Ellisabeth M.; Mongan, Arthur E.; Memah, Maya F.
eBiomedik Vol 3, No 2 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.3.2.2015.8513

Abstract

Abstract: Dengue is the most rapidly spreading mosquito-borne viral disease in the world. The decreasing leukocytes can be found between the third and eighth day with normal differential telling. The number of granulocytes decreases on the third until the eighth day. This study used a cross-sectional design. esearch. Samples were children with dengue virus infection at Wolter Mongisidi Hospital, Advent Hospital, and Pancaran Kasih Hospital in Manado from December 2014 until January 2015. There were 36 children as samples. The results showed that 48.6% of samples had increases of basophils, 54% had decreases of eosinophils, 64.8% had decreases of neutrophils, 54% had increases of lymphocytes, and 59.4% had increases of monocytes. Conclusion: In this study, most of the children with dengue viral infection had decreased number of neutrophil.Keywords: dengue viral infection, children, differential count, leukocyteAbstrak: Infeksi virus dengue adalah penyakit virus ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran paling cepat di dunia. Penurunan leukosit dapat dijumpai antara hari ke 1-3 demam dengan hitung jenis yang masih dalam batas normal. Jumlah granulosit menurun pada hari ke 3-8. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hitung jenis leukosit pada anak terinfeksi virus dengue di Manado. bersifat potong lintang. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah pasien anak yang terinfeksi virus dengue di RS Wolter Mongisidi Manado, RS Advent Manado, dan RS Pancaran Kasih Manado selama bulan Desember 2014 sampai Januari 2015. Jumlah sampel sebanyak 36 anak. Hasil penelitian menunjukkan 48,6% sampel mengalami peningkatan jumlah basofil, 54% penurunan eosinofil, 64,8% penurunan neutrofil, 54% peningkatan limfosit, dan 59,4% peningkatan monosit. Simpulan: Pada penelitian ini sebagian besar pasien anak terinfeksi virus dengue menunjukkan penurunan neutrofil.Kata kunci: infeksi virus dengue, anak, hitung jenis, leukosit
Gambaran berat jenis urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Pratama, Aldira B.; Mongan, Arthur E.; Wowor, Mayer F.
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14712

Abstract

Abstract: Tuberculosis (TB) is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium Tuberculosis. Drugs that given to the TB patients such as isoniazid, pyrazinamide, ethambutol, streptomycin, and rifampicin. Rifampicin and streptomycin can damage the kidneys and can changes in the urine specific gravity. This study aims to describe the specific gravity of urine in adult pulmonary TB patients in the department of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This research uses descriptive observational method by means of random consecutive sampling to obtain data on the weight of the urine in adult pulmonary TB patients conducted in October-November 2016 in the department Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. The sample used is a urine sample from pulmonary TB patient with inclusion criteria. The result of urine specific gravity test that obtained from 30 patients with pulmonary tuberculosis, 27 patients (90%) with the results of 1010-1025, 1 patient (3.33%) with the results of the urine specific gravity ≤1.005, and 2 patients with the results of the urine specific gravity ≥ 1030. outpatients have an average urine specific gravity higher than inpatients. Overview urine specific gravity in this study largely still in the normal range.Keywords: pulmonary tuberculosis, Urinalysis, urine specific gravity Abstrak: Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Obat yang diberikan pada pasien TB meliputi isoniazid, pirazinamid, etambutol, streptomisin, dan rifampisin. Rifampisin dan streptomisin dapat merusak ginjal dan dapat menyebabkan perubahan berat jenis urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran berat jenis urin pada pasien TB paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan cara random consecutive sampling untuk mendapatkan data tentang berat jenis urin pada pasien TB paru dewasa yang dilakukan pada oktober-november 2016 di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel yang digunakan adalah sampel urin sewaktu pasien TB paru yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Hasil pemeriksaan berat jenis urin yang didapatkan dari 30 pasien TB paru, 27 pasien (90%) dengan hasil 1.010-1.025, 1 pasien (3,33%) dengan hasil berat jenis urin ≤1.005, dan 2 pasien dengan hasil berat jenis urin ≥1.030. pasien rawat jalan mempunyai rerata berat jenis urin lebih tinggi daripada pasien rawat inap. Gambaran berat jenis urin pada penelitian ini sebagian besar masih pada rentang normal. Kata kunci: tuberkulosis paru, urinalisis, pemeriksaan berat jenis urin
GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT DAN LAJU ENDAP DARAH PADA ANAK DENGAN INFEKSI VIRUS DENGUE DI MANADO Kamuh, Sitti S. P.; Mongan, Arthur E.; Memah, Maya F.
e-Biomedik Vol 3, No 3 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i3.9517

Abstract

Abstract: Dengue is a major public health problem that can be found throughout the tropical and subtropical countries around the world. Spectrum of clinical manifestations of dengue virus infection varies greatly. In addition to clinical symptoms, the diagnosis of dengue virus infection need to be supported by blood tests such as hematocrit and erythrocyte sedimentation rate. This study aimed to determine the hematocrit value and erythrocyte sedimentation rate (ESR) in children with dengue virus infection in Manado. This study used a cross-sectional design and was conducted from Desember 2014 to January 2015 at GMIM Pancaran Kasih, Advent, and Robert Wolter Mongisidi hospitals in Manado. There were 37 patients that fulfilled the inclusion criteria, consisted of 17 males and 20 females. The results showed that of 37 patients, there were 36 with hematocrit within normal limits. Moreover, of 37 patients only 6 patients performed the ESR examination; only 1 child had a rapid ESR result (> 15mm/h). Conclusion: In this study, most of the pediatric patients with dengue virus infection in Manado had normal hematocrit. Of 6 patients who had performed ESR test, only 1 had rapid ESR.Keywords: dengue, hematocrit, erythrocyte sedimentation rateAbstrak: Dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan dapat ditemui diseluruh daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia. Spektrum manifestasi klinis infeksi virus dengue sangat bervariasi. Selain gejala klinis, diagnosis infeksi virus dengue perlu ditunjang hasil uji darah di laboratorium antara lain hematokrit dan laju endap darah (LED). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai hematokrit dan LED pada anak dengan infeksi virus dengue di Manado. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai Januari 2015 di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado, RS Advent Manado, dan RSAD Robert Wolter Mongisidi Teling17 anak laki-laki dan 20 anak perempuan. Hasil penelitian memperlihatkan 36 dari 37 pasien mempunyai hematokrit normal. Dasri 37 pasien, hanya 6 anak yang menjalani pemeriksaan LED; hanya 1 anak dengan LED cepat (> 15mm/jam). Simpulan: Pada studi ini, sebagian besar pasien anak dengan infeksi virus dengue di Manado mempunyai nilai hematokrit normal. Dari 6 pasien yang dilakukan pemeriksaan LED, 1 anak mempunyai hasil LED cepat.Kata kunci: dengue, hematrokrit, laju endap darah.
Gambaran kadar kalsium pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis Idris, Nur Azizah; Mongan, Arthur E.; Memah, Maya F.
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.10870

Abstract

Abstract: Calcium is the largest mineral in the body and is necessary in most biological processes. The body's calcium levels are influenced by a variety of renal disorders, one of which is chronic kidney disease. Chronic kidney disease is a pathophysiological process with diverse etiology, resulting in a progressive decline in renal function, and generally end up with kidney failure (stage 5 / end stage). This study aims to describe the levels of calcium in patients with non dialysis stage 5 chronic kidney disease. The method used in this study was a descriptive study conducted from December 2015-January 2016 at two hospitals, Prof. Dr. R. D Kandou hospital and Advent Teling hospital in Manado. The samples were blood samples of all patients with non-dialysis CKD stage 5 in the period and criteria set determined by non-probability sampling types consecutive sampling. Examination serum calcium using O-Cresolphthalein Complexon method. The result obtained 22 (62.9%) were decreased calcium levels (hypocalcemia), 12 (34.3%) calcium levels nomal and 1 (2.9%) with increased levels of calcium (hypercalcemia). The results of this study concluded that most of the non-dyalisis stage 5 chronic kidney disease patients (62,9%) were decline in calcium levels.Keywords: calcium, chronic kidney disease stage 5, non dialysisAbstrak: Kalsium sangat penting karena merupakan mineral terbanyak dalam tubuh dan diperlukan pada sebagian besar proses biologis. Kadar kalsium tubuh dipengaruhi oleh berbagai gangguan ginjal, salah satunya penyakit ginjal kronik. Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (stadium 5/end stage). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kalsium pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif cross sectional dilakukan sejak Desember 2015-Januari 2016 di dua rumah sakit yaitu RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Sampel penelitian adalah sampel darah dari semua pasien PGK stadium 5 non dialisis dalam kurun waktu dan kriteria yang telah ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive sampling. Pemeriksaan kalsium serum dengan metode O-Cresolphthalein Complexon. Hasilnya didapatkan 22 orang (62,9%) yang mengalami penurunan kadar kalsium (hipokalsemia), 12 orang (34,3%) kadar kalsium nomal dan 1 orang (2,9%) dengan peningkatan kadar kalsium (hiperkalsemia). Kesimpulannya sebagian besar terjadi penurunan kadar kalsium (62,9%) pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis.Kata kunci: kalsium, penyakit ginjal kronik stadium 5, non dialisis
HUBUNGAN NILAI HEMATOKRIT DAN NILAI JUMLAH TROMBOSIT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE Hukom, Andrew O. E.; Warouw, Sarah M.; Memah, Maya; Mongan, Arthur E.
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.4154

Abstract

Abstract: Dengue hemorrhagic fever (DHF) has been a global problem especially for children. There are two main pathophysiological changes occur in DHF. The first one is an increased vascular permeability and the second one is the disorder of haemostasis. Haematocrit and thrombocyte count are laboratory parameters that are needed for monitoring the development of DHF. This was a retrospective analytical study with a cross sectional design. Samples were patients who were diagnosed as dengue hemorrhagic fever in RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado in 2012. Inclusion criteria were patients aged <15 years, were diagnosed based on WHO 1997, and were already tested for haematocrit test and platelet count. Data obtained from the medical records were analyzed by using t test and Spearman?s correlation test. There were 137 children with DHF in 2012, and as samples we used 62 children. The t-test of haematocrit values showed a P-value 0.0001 which meant that there was a significant increase of haematocrit among DHF patients. The t-test of thrombocyte counts showed a P-value 0.0001, which meant that there was a significant decrease of thrombocyte count among the DHF patients. The Spearman test showed a correlation of haematocrit level and thrombocyte counts among DHF patients with a P-value 0.133. Conclusion: There was no significant correlation between haematocrit and thrombocyte count among dengue hemorrhagic fever patients.Keywords: dengue hemorrhagic fever, children, haematocrit, thrombocyte coountAbstrak: Demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi masalah masyarakat internasional terutama pada anak-anak. Dua perubahan patologik utama pada penyakit DBD yaitu peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan hemostasis. Hematokrit dan hitung trombosit merupakan parameter laboratorik yang diperlukan untuk memantau perkembangan DBD. Penelitian ini bersifat analitik retrospektif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah pasien anak yang terdiagnosis DBD di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado selama periode tahun 2012. Kriteria inklusi ialah pasien berusia <15 tahun dan telah terdiagnosis menurut kriteria WHO 1997, serta melakukan pemeriksaan laboratorium hematokrit dan trombosit. Penelitian ini menggunakan catatan rekam medik, dan untuk analisis statistik digunakan uji t dan Spearman?s correlation test. Dari 137 anak dengan DBD pada periode 2012, diambil 62 anak sebagai sampel. Melalui uji t untuk hematokrit didapatkan nilai P = 0,0001 yang menunjukkan terdapat peningkatan bermakna nilai hematokrit pada pasien DBD. Melalui uji untuk jumlah trombosit didapatkan nilai P = 0,0001, yang menunjukkan terdapat penurunan bermakna nilai jumlah trombosit pada pasien DBD. Hasil uji Spearman terhadap korelasi nilai hematokrit dan nilai jumlah trombosit memperlihatkan nilai P = 0,133 (? ? = 0,05). Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara nilai hematokrit dan nilai jumlah trombosit pada pasien demam berdarah.Kata kunci: demam berdarah dengue,anak, hematokrit, trombosit
GAMBARAN KADAR ALBUMIN SERUM PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM 5 NON DIALISIS Putri, Tiffany D.; Mongan, Arthur E.; Memah, Maya F.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.10861

Abstract

Abstract: Chronic kidney disease is a pathophysiology process with diverse etiology, causing a progressive decline on kidney function, and in most cases ends with kidney failure (stage 5). The low level of albumin serum is an important predictor of the morbidity and mortality, as a low albumin level is indicating the weak immunity and vitality in kidney failure patients. This is caused by an increase on inflammation and deficiency of protein intake. The low level of albumin serum is also a major indicator which can be used to show a person?s kidney function. Hypoalbuminemia occurred if blood albumin level is less than 3,5 g/dL. Research objective: To find out the description of albumin serum level on non-dialysis chronic kidney disease patients. Research method: Cross sectional descriptive, to obtain the data of albumin serum on non-dialysis chronic kidney disease patients carried out on December 2015 ? January 2016 at two hospitals, which are RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado and Rumah Sakit Advent Manado. The research sample were the blood sample from 35 people suffering a stage five non dialysis chronic kidney disease, which determined by consecutive sampling from non-probability sampling model. Result: According to the laboratory result, from the 35 patients diagnosed with a stage five non dialysis chronic kidney disease, 16 patients are having a decrease on albumin serum (45.7%), and 19 patients are having a normal albumin level (54.4%). None of the samples are having an increase on albumin level. Conclusion: From the research it can be concluded that there are more patients with normal albumin level which is 29 people (54.5%) compared to the patients with hypoalbuminemia which is 16 people (45.7%), with male having a higher tendency of prevalence compared to female on each category of albumin serum checkup.Keywords: albumin serum, stage five chronic kidney disease, non-dialysis.Abstrak: Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal (stadium 5). Kadar serum albumin rendah merupakan prediktor penting dari mordibitas dan mortalitas karena rendahnya serum albumin pada pasien gagal ginjal menggambarkan rendahnya ketahanan dan daya hidup pasien gagal ginjal terminal. Hal ini disebabkan adanya peningkatan inflamasi dan kekurangan asupan protein pada penderita. Rendahnya serum albumin juga salah satu penanda penting yang dapat digunakan untuk menunjukan fungsi ginjal dari seseorang. Dikatakan hipoalbuminemia jika kadar albumin darah kurang dari 3,5 g/dL. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui gambaran kadar albumin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis. Metode Penelitan: deskriptif cross sectional, untuk mendapatkan data tentang kadar albumin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis yang dilakukan sejak Desember 2015-Januari 2016 di dua rumah sakit yaitu RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Sampel penelitian adalah sampel darah dari 35 orang yang menderita penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive. Hasil: Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan, terdapat 35 pasien yang terdiagnosis penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis didapatkan bahwa 16 pasien mengalami penurunan kadar albumin serum (45.7%), 19 orang memiliki kadar albumin dalam batas normal (54.3%) dan tidak terdapat peningkatan kadar albumin sama sekali pada pasien yang dilakukan penelitian. Simpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kadar albumin serum pada pasien dengan kadar albumin yang masih dalam batas normal yaitu sebanyak 19 orang (54.3%) lebih banyak dibandingkan dengan hipoalbuminemia yaitu sebanyak 16 orang (45.7%) dimana jenis kelamin laki-laki cenderung lebih tinggi prevalensinya dibandingkan dengan perempuan pada tiap kategori hasil pemeriksaan kadar albumin serum.Kata kunci: albumin serum, penyakit ginjal kronik stadium 5, non dialisis.
Gambaran nitrit urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Berhandus, Lusye A.H.; Mongan, Arthur E.; Wowor, Mayer F.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14650

Abstract

Abstract: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium Tuberculosis. Pulmonary TB influence nutritional status because the course of the disease that affects immune system and caused immunodeficiency which makes TB patient prone to infection including urinary tract infection. The most common diagnostic method is chemical urinalysis using urine dipstick especially nitrite. Nitrite urine examination can be used to find bacteria in urine. In normal urine, nitrite is usually absent, but nitrate in urine will be reduced by the bacteria that have reductase enzyme and change to nitrite. This study was aimed to obtain the urine nitrite profile in adult pulmonary tuberculosis patients at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was a descriptive study with a cross sectoional design to obtain data of nitrite in urinalysis of pulmonary tuberculosis patients from October to November 2016 at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. Sampels were urine of all pulmonary tuberculosis patients that met the inclusion criteria. The results showed that all 30 patients’ urine samples did not contain nitrite. Conclusion: The profile of urine of 30 pulmonary tuberculosis patients showed absence of nitrite.Keywords: pulmonary tuberculosis, urinalysis, nitrite Abstrak: Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB paru dapat mempengaruhi status gizi penderita karena proses perjalanan penyakitnya yang mempengaruhi daya tahan tubuh menyebabkan immunodefisiensi sehingga rentan terkena berbagai penyakit infeksi diantaranya infeksi saluran kemih. Metode paling umum pada urinalisis adalah uji kimia dengan menggunakan dipstick urin terutama nitrit. Pemeriksaan nitrit urin dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya bakteriuria. Pada urin normal tidak terdapat nitrit, namun nitrat yang terdapat pada urin akan mengalami reduksi oleh bakteri yang mempunyai enzim reduktase menjadi nitrit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nitrit urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah urin sewaktu dari semua pasien tuberkulosis paru yang memenuhi kriteria inklusi. Dari hasil urinalisis nitrit urin yang dilakukan terhadap 30 pasien yang terdiagnosis penyakit tuberkulosis paru dewasa, seluruhnya (30 pasien) didapatkan hasil nitrit negatif. Simpulan : Dari 30 pasien yang diperiksa nitrit urin didapatkan seluruhnya hasil nitrit negatif. Kata kunci : tuberkulosis paru, urinalisis, nitrit
HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PASIEN ANAK DEMAM BERDARAH DENGUE Masihor, Jilly J. G.; Mantik, Max F. J.; Memah, Maya; Mongan, Arthur E.
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.4152

Abstract

Abstract: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an acute fever disease with high mortality and morbidity in many regions of the world. Leucopenia and thrombocytopenia are two of several laboratory findings that could be found in the course of DHF. This was an analytical retrospective study with a cross sectional design. Samples were patients diagnosed with DHF in Prof. Dr. R.D Kandou General Hospital Manado during the period of 2012. The inclusion criteria were patients <15 years, were diagnosed as DHF according to WHO 1997 criteria, and were examined for platelet and white blood cell count. This study used the medical record data which were analyzed statistically by using the Pearson's correlation test. There were 137 children with DHF during the period of 2012. Samples were 56 children that fulfiled the inclusion criteria. The Pearson correlation test showed a P value 0.801 and correlation coefficient r = -0.034 that indicated that there was a negative correlation which was not significant. Conclusion: There was no significant correlation between the number of thrombocytes and leukocytes in children with dengue hemorrhagic fever.Keywords: dengue hemorrhagic fever, leukocyte, thrombocyteAbstrak: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di banyak daerah di dunia. Leukopenia dan trombositopenia merupakan dua temuan laboratorik yang sering ditemukan pada DBD. Penelitian ini bersifat analitik retrospektif dengan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian ialah pasien anak yang terdiagnosis DBD di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado selama periode tahun 2012. Pasien yang masuk dalam kriteria inklusi ialah pasien < 15 tahun, telah terdiagnosis menurut kriteria WHO 1997, serta melakukan pemeriksaan laboratorium trombosit dan leukosit. Penelitian ini menggunakan catatan rekam medik, dan untuk analisis statistik digunakan Pearson’s correlation test. Terdapat 137 anak dengan demam berdarah dengue pada periode 2012 dan 56 anak menjadi sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian melalui uji korelasi Pearson mendapatkan nilai P = 0,801 dan koefisien korelasi r = -0,034 yang berarti bahwa korelasi tidak bermakna, dengan kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi negatif. Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah trombosit dan leukosit pada pasien anak demam berdarah dengue.Kata kunci: demam berdarah dengue, leukosit, trombosit
Gambaran Kadar Kreatinin Serum dan Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (eLFG) pada Wanita Hamil Normal Sumardiani, .; Rambert, Glady I.; Mongan, Arthur E.
e-Biomedik Vol 5, No 2 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i2.18607

Abstract

Abstract: Creatinine is the end result of the metabolism of muscle creatine phosphate which was synthesized in the kidney. Serum creatinine level can normally decrease during pregnancy due to hyperfiltation of the renal glomeruli. Estimation of glomerular filtration rate (GFR) with CKD-EPI formula is beneficially used in populations with GFR >60 ml/min/1.73m2 especially in pregnant women. The creatinine levels of normal pregnant women are lower than of non-pregnant women and pregnant women with pre-eclampsia. This study was aimed to obtain the serum creatinine level and estimated GFR (eGFR) in normal pregnant women. This was a descriptive observational study with a cross sectional design. Samples were obtained by using non-probability sampling of purposive sampling method. Blood samples of 30 normal pregnant women were obtained at three Public Health Centers (Minanga, Sario, and Bahu Manado) from October to November 2017. The laboratory examinations revealed that all samples (100%) showed decreased serum creatinine levels with a mean of 0.53 mg/dL and increased eGRF >90 ml/min/1.73m2. Conclusion: During pregnancy, there was an increase in eGFR and a decrease in serum creatinine level in all trimesters.Keywords: normal pregnant women, serum creatinine, eGFR Abstrak: Kreatinin merupakan hasil akhir metabolisme dari kreatin fosfat otot, yang awalnya disintesis di ginjal. Pemeriksaan kreatinin sering digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal. Kadar kreatinin serum normalnya dapat menurun selama kehamilan karena terjadi hiperfiltasi glomerulus ginjal. Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (eLFG) dengan formula CKD-EPI lebih baik digunakan pada populasi dengan laju filtrasi glomerulus >60 ml/min/1,73m2 khususnya wanita hamil. Kadar kreatinin wanita hamil normal lebih rendah daripada wanita tidak hamil dan wanita hamil dengan pre-eklampsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gamabaran kreatinin serum dan eLFG pada wanita hamil normal. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dengan desain potong lintang. Sampel diambil dengan cara non-probability sampling jenis purposive sampling. Sampel penelitian ialah sampel darah dari 30 wanita hamil normal yang memeriksakan diri di Puskesmas Minanga, Sario, dan Bahu selama bulan Oktober-November 2017. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan 30 orang (100%) wanita hamil normal mengalami penurunan kreatinin dengan rerata 0,53 mg/dL dan peningkatan laju filtrasi glomerulus dengan nilai eLFG >90 ml/min/1,73m2. Simpulan: Selama kehamilan terjadi peningkatan eLFG dan penurunan kreatinin serum pada semua trimester.Kata kunci: wanita hamil normal, kreatinin serum, eLFG