Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TAWAN KARANG DALAM PERPOLITIKAN KOLONIAL BELANDA DENGAN RAJA-RAJA BALI BERDASARKAN SURAT-SURAT KONTRAK ABAD KE-19 Muhammad Ilham; Rahyu Zami
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 13, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um020v13i22019p217-227

Abstract

This article tries to explain the Tawan Karang Law which occurred in Bali in the 9th or 10th century until the entry of the Dutch colonials into the land of Bali. This law explains the right of the kingdoms in Bali to claim the ship and its contents which are stranded on the coast of their territory. This became a collision and a problem when many Dutch colonial ships were affected by this regulation. These conflicts then gave birth to various interpretations which later developed into warfare so that the colonial party wanted to force the abolition of the Tawan Karang law. The author on this occasion sought to explain based on the contents of the contract made by the Dutch Colonial Artikel ini berusaha menjelaskan Hukum Tawan Karang yang terjadi di Bali pada abad ke-9 atau ke-10 sampai masuknya para kolonial Belanda ke tanah Bali. Hukum ini menjelaskan hak dari kerajaan-kerajaan di Bali untuk mengklaim kapal beserta isinya yang terdampar di pantai wilayah kekuasaannya. Hal ini menjadi sebuah benturan dan masalah ketika banyak kapal-kapal colonial Belanda yang menjadi korban akibat peraturan ini. Benturan-benturan ini kemudian melahirkan berbagai mutitafsir yang kemudian berkembang menjadi peperangan sehingga pihak colonial ingin memaksakan penghapusan hukum Tawan Karang. Penulis pada kesempatan ini berupaya untuk menjelaskan berdasarkan isi kontrak yang dibuat oleh Kolonial Belanda
ORANG MELAYU PASTI ISLAM: ANALISIS PERKEMBANGAN PERADABAN MELAYU Rahyu Zami
JURNAL ISLAMIKA Vol 2 No 1 (2019): Jurnal ISLAMIKA
Publisher : Fakultas Studi Islam Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini berusaha menjelaskan bagaiamana Islam memberikan peranan yang besar dalam perkembangan peradaban di tanah Melayu. Walaupun sebelumnya dikawasan ini sudah berkembang suatu kebudayaan yang sangat kuat (Hindu-Budha) dan sudah cukup mengakar dan melahirkan berbagai macam budaya. Islam sebagai agama pengganti dan masuk setelah Hindu-Budha kemudian memberikan kemajuan yang lebih terhadap peradaban Melayu yang terasimilasi dan terakulturasi dengan budaya yang ada, akan tetapi tidak merusak kaidah inti dari agama Islam tersebut. Peradaban Islam meberikan kemajuan ke wilayah Melayu dalam bentuk aspek (social, politik, ekonomi dan keagamaan). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan bentuk kajian kepustakaan. Dalam peneltian ini penulis akan menguraikan perkembangan istilah “Orang Melayu Pasti Islam”, dan berusaha menjabarkan masuk dan berkembangya Islam di tanah Melayu dan menjelaskan pengaruh dan kemajuan-kemajuan peradaban Melayu setelah Islam menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam peradaban Melayu.
Undang-Undang Simbur Cahaya dan Piagam Dalam Kebijakan Pencegahan Korupsi Serta Kasus Gratifikasi dan Penyuapan di Kesultanan Palembang Rahyu Zami; Muhammad Ilham
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 4 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v4i1.146

Abstract

This discussion is about local law that applies in its application, regarding the corruption prevention system written in the charter and the Simbur Cahaya Law issued by the sultan of Palembang. The Simbur Cahaya Law is a very productive law in preventing corruption in remote areas, regional officials are given the authority to carry out legal settlements without the approval of the Palembang sultan so that the fine imposed on the suspect will be divided between the victim and officials in the interior. in solving cases that occurred in their village. After that, it was also discussed about the system of sultanate administration (government) in the hinterland which also carried out the law by giving it to government officials who represented the sultan in the interior and also disseminated to all regions in South Sumatra except the Besemah area because they have their own laws, the charter is also a legal rules that give authority to high-ranking officials in the area that are used to complement the laws that apply in the Besemah area. Gratification was used as a form of giving by local rulers to equal or higher rulers and this was also true in the Palembang Sultanate and one of the bribery cases at the end of the sultanate. The method used in this research is descriptive method, which is the method used to find the elements, characteristics, properties of a phenomenon. This method begins with collecting data, analyzing the data, and interpreting it. The problem that arises is what is the content of laws and charters that contain elements of preventing corruption? and what are the forms of gratification and bribery in the Palembang Sultanate as well as corruption within the VOC itself
UNDANG-UNDANG SIMBUR CAHAYA DAN HUKUM ISLAM DI KESULTANAN PALEMBANG Rahyu zami; Jago Ritonga; Hendra Gunawan
Nazharat: Jurnal Kebudayaan Vol. 29 No. 1 (2023): NAZHARAT: Jurnal Kebudayaan
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/nazharat.v29i1.98

Abstract

Islam diterima sebagai agama resmi institusi Kesultaan atau kerajaan melahirkan Hukum dan Undang-Undang yang teradopsi antara Hukum Adat dan Islam. Adopsi system hukum itu diterapkan apakah sepenuhnya menerapkan hukum Islam atau ada kompromi, atau sebaliknya sekehendak Raja/Sultan. Adopsi itu dikenal Undang-Undang Simbur Cahaya merupakan produk hasil adopsi antara hukum adat dan Islam untuk mengatur system pemerintahan dan hukuman.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Sejarah, Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data untuk mendapatkan data yang kredibel, dan menginterpretasikan data dan terakhir menuliskan atau memaparkan data resebut dalam narasi yang lengkap. Temuan dari kajian ini menunjukkan bahwa Undang-undang Simbur Cahaya merupakan produk adopsi antara Hukum adat dan Islam dan ternyata dalam penerapan hukuman tidak sepenuhnya sesuai dengan hokum Islam tetapi ada unsur kompromi dan beberapa hal tertentu sesuai kehendak sultan. 
KARYA-KARYA KITAB ULAMA DI PONDOK PESANTREN SEBERANG KOTA JAMBI Puji Rahayu, Alif; Gunawan, Hendra; Zami, Rahyu
Borneo : Journal of Islamic Studies Vol. 4 No. 2 (2024): BORNEO: Journal of Islamic Studies
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37567/borneo.v4i2.2830

Abstract

This research examines the books written by Islamic scholars in Islamic boarding schools throughout Jambi City, which serve as teaching materials for efforts to preserve the nation's cultural heritage. We conduct field research using historical methods. This study can be presented with data obtained through field research. According to the data collection, quite a few Ulama works have been discovered. The Pondok communThe Pondok community demonstrates a strong commitment to safeguarding these works, as evidenced by their continued preservation of the ulama's originTo date, some of these works have been reprinted for study and distribution.
Writing Tradition and Intellectual Heritage of Jambi Ulama Zami, Rahyu; Gunawan, Hendra
JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam) Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/juspi.v8i2.21325

Abstract

Ulama are very important figures in the writing tradition, and Islamic boarding schools are institutions where ulama produce many of their written works. As educational institutions, Islamic boarding schools have a crucial role in developing and strengthening Islamic intellectual traditions. Islamic boarding schools are also recognized as one of the institutions that effectively produces book writings for ulama, because Islamic boarding schools are a comfortable place for ulama to transmit their knowledge. The writings of scholars are generally handwritten using pure Arabic letters in Arabic and Arabic letters using Malay, Javanese or other regional languages, and studies in the broad Islamic studies section. This research uses historical methods through in-depth study and analysis of ulama books in Jambi. The findings in this research are, First, that Islamic boarding school ulama books are made in various types ranging from original books, translations, texts, summaries, adaptations and excerpts. Second, in general books written by ulama are used by the general public and used as teaching materials in Islamic boarding schools. Third, the work of the ulama and Islamic boarding school administrators is still used today with various uses, ranging from national, regional and local scopes.
Pendampingan Digitalisasi Pemetaan Situs Sejarah Kerinci dan Sungai Penuh dengan Menggunakan GIS Zami, Rahyu; Putra, Benny Agusti; Zahara, Mina
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i2.18920

Abstract

Background: Kegiatan ini bertujuan untuk memetakan situs cagar budaya yang ada di Kabupaten Kerinci dan Sungai Penuh menggunakan arcGIS bertujuan melestarikan warisan sejarah sekaligus meningkatkan aksesbilitas masyarakat. Metode: Kegiatan ini menggunakan Participatory Action Research (PAR), dengan langkah, (1) koordinasi dengan Dinas Pariwisata, (2) analisis kebutuhan dan perancangan peta digital, (3) penentuan titik lokasi, dan (4) pelatihan GIS bagi pemangku kepentingan. Hasil: Kegiatan ini menghasilkan dashboard interaktif yang menampilkan sebaran 18 situs cagar budaya (77,78% terawat, 11,11% rusak) serta rute wisata. Dampak kegiatan meliputi peningkatan kapasitas SDM pemerintah dalam pengelolaan situs, mempermudah akses kunjungan wisatawan dan kesadaran masyarakat akan nilai sejarah. Kesimpulan: Pengabdian ini membantu mengatasi masalah situs cagar budaya yang kurang dikenal dan membuat lebih mudah bagi para wisatawan untuk mencapai lokasi tempat bersejarah di Kerinci dan Sungai Penuh.