Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PSIKOEDUKASI MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM MENGHADAPI REMAJA PADA GURU SMA DI MALANG Puspitasari, Dwi Nikmah; Prabawangi, Rani Prita; Ridhoi, Ronal; Febrinan, Jhodie; An-Nisa, Lhulu
Jurnal Graha Pengabdian Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1143.559 KB)

Abstract

Abstrak: Masa remaja merupakan periode perkembangan dimana individu mengalami banyak perubahan di berbagai hal. Perubahan-perubahan tersebut secara langsung dapat mempengaruhi pembentukan sikap dan respon remaja dalam menghadapi persoalan hidup sehari-hari, data di SMA Negeri 8 Malang, dari tahun ke tahun masalah siswa, seperti motivasi belajar cenderung menurun, kesopanan dan tata cara siswa dalam berkomunikasi dengan guru menjadi sorotan. Pendekatan psikoedukasi dengan tema pemberian informasi seputar bagaimana membangun komunikasi efektif pada guru perlu diberikan. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi seputar dinamika remaja kepada para guru, dan memberikan pendekatan penyelesaian masalah yang lebih sesuai dengan kondisi dan tahap perkembangan remaja. Psikoedukasi ini diikuti oleh 65 guru dengan metode pemberian ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hasil dari psikoedukasi ini diakui oleh para guru dapat memberikan pemahaman lebih terkait dengan kondisi remaja dan bagaimana cara pendekatan yang sesuai, para guru juga menyampaikan bahwa psikoedukasi ini membantu untuk menyusun strategi dan pendekatan pembelajaran di kelas. Abstract: Adolescence is a period of development in which individuals experience many changes in various. These changes can directly affect the formation of adolescent attitudes and responses in dealing with problems of daily life, data in SMA Negeri 8 Malang, from year to year student problems, such as learning motivation tends to decrease, politeness and procedures for students in communicating with teachers in the spotlight. A psychoeducation approach with the theme of providing information about how to build effective communication with teachers needs to be given. This activity aims to provide education around the dynamics of youth to teachers, and provide an approach to solving problems that is more appropriate to the conditions and stages of adolescent development. This psychoeducation was attended by 65 teachers by the method of giving lectures, discussions, and questions and answers. The results of this psychoeducation are recognized by the teachers can provide more understanding related to the condition of adolescents and how to approach accordingly, the teachers also said that this psychoeducation helps to develop strategies and approaches to learning in the classroom.
PENGARUH PENAMPILAN KANDIDAT TERHADAP EVALUASI KANDIDAT OLEH PEMILIH (Studi Eksperimental Penggunaan Jilbab Oleh Caleg Perempuan) Rani Prita Prabawangi
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 2, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.032 KB)

Abstract

Abstract:In legislative elections, it’s so common that voter went to polling station without having decision to whom would he gave his trust to be his representative. In fact, it’s not even uncommon that when they looked at the photos of those who ran in the polls, it was the first time for the voters saw their faces. Under this conditions, where the level of information’s very low, simple cues such as the appearance of the candidate, candidates degree, party affiliation, and others became sources of voters argument making. This study’s about the perception that came to voters mind when they saw a photograph of the candidate. It focused  to see the effect of candidate appearance, in this case : the use of the veil and not, to the candidate evaluation by voters. It questioned did certain forms of appearance such as the wearing of a veil, made the wearer considered better than the one without. One of the most interesting finding of this study was that women candidates who wore veils were not considered more religious or more honest than the other candidates who didn’t.Abstrak:Pada Pemilu legislatif, seringkali seorang pemilih mendatangi TPS tanpa memiliki pilihan mengenai siapa yang akan dia pilih untuk menjadi wakilnya di daerah dan pusat, karena minimnya pengetahuan mereka akan pilihan yang mereka miliki. Bahkan tak jarang ketika melihat foto-foto dari mereka yang mencalonkan diri di TPS, itu adalah kali pertama melihat wajah calon wakil mereka. Dalam kondisi di mana tingkat informasi sangat rendah ini, petunjuk-petunjuk sederhana seperti penampilan kandidat, gelar, afiliasi partai, dan lain-lain menjadi sumber penyusunan argumen bagi pemilih. Studi ini adalah studi mengenai persepsi yang muncul di benak pemilih saat melihat foto kandidat. Fokus dari studi ini, melihat pengaruh penampilan kandidat dalam hal ini penggunaan jilbab dan tidak terhadap evaluasi kandidat oleh pemilih. Apakah bentuk penampilan tertentu seperti pemakaian jilbab, membuat pemakainya dinilai lebih baik dari yang tidak menggunakan. Hasil uji komparatif menunjukkan bahwa kandidat wanita yang menggunakan jilbab tidak dinilai lebih religius ataupun lebih jujur dibanding kandidat yang lain DOI : http://dx.doi.org/10.17977/um019v2i12017p054 
MEME POLITIK DALAM RUANG WACANA KOMUNIKASI POLITIK DI INDONESIA Rani Prita Prabawangi; Megasari Noer Fatanti
Mediakom Vol 4 No 2 (2021): Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika, Informasi dan Komunikasi Publik (APTIKA dan IKP) Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17933/diakom.v4i2.253

Abstract

Fenomena komunikasi politik di Indonesia sejak tahun 2014 mulai bergeser dengan memanfaatkan ruang-ruang virtual sebagai medan pertarungan gagasan. Kemunculan meme di internet/media sosial turut berkontribusi dalam mengubah citra politik yang terkenal dengan dominasi elit menjadi ulasan keseharian masyarakat awam. Sejak pemilihan presiden tahun 2014, linimasa media sosial kerap dipenuhi oleh meme politik maupun politisi. Namun, munculnya meme dalam konstelasi politik elektoral yang awalnya sebagai bentuk ekspresi politik dengan semangat kebebasan berpendapat berujung pada konsekuensi hukum bagi kreator dan juga yang menyebarluaskannya. Tulisan ini hendak menggali secara mendalam tentang makna di balik meme politik dan politisi dalam rentang waktu 2014-2019 dan persepsi anak muda dengan fenomena meme politik dalam ruang komunikasi politik digital di Indonesia. Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana. Penelitian ini menggunakan kerangka analisis teks hermeneutika-fenomenologis Paul Ricoeur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meme politik dan politisi adalah bentuk komunikasi politik keseharian yang berpotensi untuk menumbuhkan literasi politik, partisipasi politik, serta mereduksi amarah publik. Meme politik merupakan bentuk kritik sosial yang lebih mudah diterima karena kandungan unsur humor di dalamnya. Meski tidak seluruh meme politik bersifat satir namun konsekuensi pidana terhadap produktor maupun penyebar meme politik dapat membatasi ruang deliberatif anak muda dalam menyampaikan gagasan politik mereka
PENINGKATAN KESADARAN BERETIKA DI MEDIA SOSIAL BAGI PESERTA DIDIK PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA MALANG Megasari Noer Fatanti; Kun Sila Ananda; Rani Prita Prabawangi; Ananda Dwitha Yuniar
Aptekmas Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 4 No 4 (2021): APTEKMAS Volume 4 Nomor 4 2021
Publisher : Politeknik Negeri Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.308 KB) | DOI: 10.36257/apts.v4i4.4349

Abstract

Media sosial saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Terlebih lagi pada generasi Z yang merupakan digital native. Maka dari itu, remaja perlu dibekali etika komunikasi dalam media sosial, hal ini karena seringnya kabur antara ranah privat dan publik di media sosial. Pengabdian masyarakat ini dilakukan pada siswa SMA di Kota Malang dan Guru MGMP PPKn Kota Malang. Dalam kegiatan ini, kami melaksanakan sosialisasi partisipatif mengenai etika bermedia sosial serta perilaku cyber bullying yang dapat dialami peserta didik di internet. Hasil yang didapatkan bahwa siswa belum banyak memahami etika yang harus dilakukan dalam bersikap di media sosial. Namun sosialisasi ini membantu mereka memperbaiki etika dan perilaku saat berselancar di dunia maya.
MENCIPTAKAN PEREMPUAN CERDAS BERINTERNET MELALUI PENANAMAN LITERASI DIGITAL KOMUNITAS ‘RUANG BERKARYA PEREMPUAN’ Ananda Dwitha Yuniar; Alan Sigit Fibrianto; Rani Prita Prabawangi; Kun Sila Ananda
Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial (JPDS) Vol. 2, No. 2, Oktober 2019
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.048 KB) | DOI: 10.17977/um032v2i2p47-53

Abstract

Berbagai fitur menarik yang ditawarkan oleh gadget smartphone telah menyebabkan ketergantungan dalam kehidupan sehari-hari mulai generasi orang tua hingga balita. Ketergantungan akan pemakaian smartphone juga tidak terlepas dari akses penggunaan internet yang semakin mudah. Pertumbuhan internet begitu banyak membawa pengaruh positif seperti banyaknya terserap tenaga kerja, media aktualisasi diri, dan kemudahan akses informasi. Namun, pertumbuhan internet juga tak dapat dilepaskan dari pengaruh negatif antara lain hoaks yang terdiri dari misinformasi, malinformasi, dan disinformasi. Selain itu, orangtua khususnya ibu memiliki peran yang fundamental dalam menavigasi segala tantangan yang disajikan oleh teknologi internet. Penggunaannya menjadi candu bagi balita, hingga banyak menimbulkan kekhawatiran orangtua akan berpengaruh terhadap daya tumbuh kembang anak. Melalui program literasi digital diharapkan akan menciptakan ibu-ibu cerdas untuk generasi anak selanjutnya.
“Gara-Gara Pagebluk” Film Pendek Dialek Jawa Timur-an sebagai Media Sosialisasi Protokol Kesehatan Pencegahan Penularan Covid-19 Rani Prita Prabawangi; Megasari Noer Fatanti; Kun Sila Ananda
Surya Abdimas Vol. 5 No. 4 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/abdimas.v5i4.1364

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kewaspadaan masyarakat terhadap penyebaran virus Covid-19 yang semakin bertambah setiap harinya. Berdasarkan data statistik dari John Hopkins University, tercatat 203 juta kasus positif Covid-19 sejak tahun 2020 dengan jumlah kematian mencapai 4.29 juta jiwa. Hingga artikel ini ditulis, pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah telah melakukan sosialisasi pencegahan dan penularan virus Covid-19 melalui berbagai media, seperti iklan layanan masyarakat, poster, siaran radio, dan publisitas media. Sejauh ini, materi sosialisasi masih menggunakan bahasa ilmiah sehingga tak jarang masyarakat kesulitan memahami makna dari pesan yang disampaikan. Berdasarkan kondisi tersebut, tim pengabdian merancang bentuk sosialisasi pencegahan Covid-19 melalui media film pendek dengan menggunakan dialek atau logat Jawa Timur- an dengan konsep humor. Tujuannya agar pesan terkait protokol kesehatan dapat diterima, diingat, dan dipraktikkan oleh warga Jawa Timur. Penggunaan dialek Jawa Timur juga bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pengetahuan dalam pesan kesehatan yang dikelola oleh pemerintah pusat melalui Gugus Tugas Nasional Covid-19 dengan warga biasa. Dari hasil pre-test dan post-test, kami menemukan bahwa film pendek mampu menjadi sarana edukasi kesehatan, dimana jumlah responden yang berada dalam kategori sangat paham meningkat secara bervariasi dari 35 – 80% dalam setiap kategori. Hasil positif ini kami harap dapat menjadi langkah awal pengembangan dan penggunaan konten-konten kreatif yang diproduksi baik untuk kepentingan selama pandemi Covid-19 maupun tujuan edukatif lainnya.
Ketika Fakta Bukanlah Kebenaran: Peran Media Daring dalam Amplifikasi Misinformasi Kesehatan di Era Pandemi Covid-19 Rani Prita Prabawangi; Megasari Noer Fatanti
Jurnal Komunikasi Vol. 17 No. 2 (2023): VOLUME 17 NO 2 APRIL 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/komunikasi.vol17.iss2.art4

Abstract

During the Covid-19 epidemic, people must not only escape getting infected with the virus, but also avoid being targeted by hoaxes. In cyberspace, there are several topics of misinformation ranging from conspiracy theories to claims of finding anti-corona medications. Various studies have discovered that during a pandemic, social media is the mechanism through which health misinformation begins and spreads. However, there is a lack of data on misinformation disseminated by other media, particularly verified media. This study intends to bridge a research gap by investigating more into how claims of traditional medicine healing Covid-19 are publicized by Indonesian online news outlets. This study did a content analysis of 14 media articles from various online media about anti-corona herbal remedies affiliated to the 'Covid-19 Herbal Research Team for the Nation.' The study's findings suggest that in reporting on anti-corona medications, the majority of the media have abandoned the discipline of verification in the news production process. The media has amplified the lies of the 'Covid-19 Herbal Research Team for the Nation' through misleading headlines and reports that only feature sole claims.
EDUKASI PEMELIHARAAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN WARGA DESA WATUTULIS KECAMATAN PRAMBON DARI LIMBAH POSPAK Prabawangi, Rani Prita; Fatanti, Megasari Noer; Ridhoi, Ronal; Pramesti, Lilya Windi; Alfianistiawati, Rohmatin
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i2.47580

Abstract

Hasil penelitian Ecoton menyatakan sekitar 37% aliran sungai Brantas tercemar oleh bekas popok sekali pakai (pospak). Kondisi tersebut semakin diperparah dengan adanya kepercayaan warga lokal akan penyakit suleten, yang akan menjangkiti bayi dan batita jika pospak tidak dibuang ke sungai. Dengan harga yang jauh lebih murah daripada popok kain, masyarakat cenderung memilih pospak sebagai kebutuhan dasar bayi dan batita mereka. Namun, sebagian besar orang tua masih belum memahami bagaimana cara yang benar dalam membuang dan mengelola sampah pospak bekas. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengedukasi kader PKK dan Posyandu Desa Watutulis sebanyak 60 orang terkait (1) cara membuang sampah pospak yang benar dan (2) literasi informasi menangkal hoaks seputar pospak. Metode pelaksanaan terbagi menjadi (1) perencanaan (diskusi dan wawancara dengan mitra); (2) pelaksanaan sosialisasi dan edukasi terkait bahaya membuang popok sekali pakai ke sungai dan hoaks seputas pospak; dan (3) evaluasi kegiatan melalui kuis dan pengisian kuesioner yang dibagikan kepada kader posyandu dan PKK Desa Watutulis Kecamatan Prambon Sidoarjo. Hasil post-test menunjukkan bahwa peserta memahami bahaya membuang sampah pospak  ke sungai, faktor penyebab suleten,  serta tertarik untuk mendaur ulang sampah pospaknya. Oleh karena itu, sebagai bentuk kelanjutan program, pihak mitra meminta untuk mengadakan program sosialisasi serupa dengan target sasaran yang lebih luas agar masyarakat dapat lebih teredukasi khususnya terkait limbah pospak.