Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN VISUAL DESAIN KARAKTER PADA MASKOT KOTA MALANG Novica, Dimas Rifqi; Hidayat, Ima Kusumawati; Herwanto, Andhika Putra
JADECS Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.441 KB)

Abstract

Daya pikat dibutuhkan untuk mengalihkan perhatian audiens kepada desain, walaupun hanya sesaat. Daya pikat ini terdapat dalam semua bidang desain, terutama desain karakter. Salah satu contoh desain karakter adalah maskot. Malang merupakan kota pertama yang memiliki maskot yang dibuat dengan prosedur yang ideal, hasil dari kerjasama ADGI (Asosiasi Desainer Grafis Indonesia) Chapter Malang dengan Barenlitbang Kota Malang. Osi dan Ji adalah Maskot Kota Malang dengan bentuk anthropomorphism dari hewan singa dan burung manyar sebagai lambang kota Malang. Penelitian ini mengkaji desain karakter maskot tersebut menggunakan prinsip karakter desain, yaitu: silhoutte, shape, proportion dan pose. Data yang didapat dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi desain karakter maskot Kota Malang dikaji dengan metode kualitatif dengan pendekatan analisis visual. Keempat prinsip desain saling menguatkan keseluruhan makna bahasa visual yang terdapat pada desain karakter maskot tersebut sehingga daya pikatnya tinggi terhadap khalayak sasaran dengan rentang usia yang luas.
REPRESENTASI VISUAL PRASI UNTUK MEMPERTAHANKAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT BALI PADA ERA DISRUPTIF 4.0 Novian Wahyu Firmansyah; Andika Agung Sutrisno; Pujiyanto Pujiyanto; Andhika Putra Herwanto
JADECS (Journal of Art, Design, Art Education & Cultural Studies) Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um037v6i12021p8-14

Abstract

Eksistensi merupakan  kebutuhan yang mendasar untuk mempertahankan kearifan  lokal di era disrupsi 4.0. Masyarakat bali masih mempertahankan berkarya prasi, yakni menorehkan wujud visual   pada  daun   lontar  dengan   menggunakan   penguprak (sebuah pisau kecil).   Pendekatan  fenomenologi  di gunakan untuk mengalokasikan analasis data  yang diperoleh.  Dalam  perkembangan teknologi di  era  digitalisasi  saat  ini,  eksistesni  karya  tradisi  sangat  dipertaruhkan.  Bukan  menghindar akan tetapi  harus beradaptasi, kompromi dengan  perkembangan teknologi  menjadi strategi. Representasi  visual  menjadi titik awal  dalam  melihat  keberadaan  desain  yang  muncul  pada karya prasi pada era digitalisasi saat ini, wujud desain secara visual membangun  persepsi postif dalam   mempertahakan   seni   tradisi   menjadi   hal   esensial   dari   karya   prasi.   Digitalisasi menggunakan  teknologi manjadi penting mempertahankan eksistensi karya prasi, dikarenakan karya ini dapat diinformasikan secara luas dengan dokumen  yang berbentuk digital. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberikan inspirasi bagi karya-karya tradisional lainnya dapat bertahan di era disrupsi 4.0 ini dengan memanfaatkan digitalisasi, tidak hanya di Bali, namun juga di daerah-daerah lainnya di Indonesia.
CONTINOUS LIGHT DAN ARTIFICIAL LIGHT PADA KARYA PORTRAIT FOTOGRAFI BANTENGAN Andhika Putra Herwanto; Andika Agung Sutrisno
JADECS (Journal of Art, Design, Art Education & Cultural Studies) Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.878 KB) | DOI: 10.17977/um037v4i12019p32-38

Abstract

Fotografi hadir sebagai unique distinction, yaitu kemampuannya berbicara (spoken) dan tulisan (writen) dan membuat menjadi partially (not complete), out of date (tidak bertahan lama). Pengetahuan subject dan implikasinya menjadi penting bagi fotografer selain persoalan teknikal optimalisasi lensa. Ketika membuat portrait, fotografer melakukan kegiatan menafsirkan objek (model) foto. Dalam fotografi, pencahayaan atau lighting dapat digolongkan ke dalam berbagai topik bahasan. Umumnya pembahasan tersebut berkaitan dengan sumber cahaya. Bila ditinjau dari sumbernya, cahaya yang ada bisa dibagi menjadi dua, yaitu cahaya alam (continous light) dan cahaya buatan (articial light)Kata kunci: fotografi portrait, continuous light, artificial light
Jejak Perubahan dan Dinamika Kota Malang : Studi Literatur dalam Fotografi Andhika Putra Herwanto
MAVIS : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 6 No 02 (2024): Mavis : Jurnal Desain Komunikasi Visual
Publisher : LPPM STIKI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32664/mavis.v6i02.1180

Abstract

This article documents the role of photography in capturing and analyzing the transformation of Malang City, which celebrates its 110th anniversary in 2024. Through careful literature review, this study identifies the contribution of photography from various genres in enhancing our understanding of the development of infrastructure, social dynamics, and cultural changes in Malang City. The aim of this research is to depict photography not only as a documentation tool but also as an analytical medium that provides profound insights into urban changes from social, economic, and cultural perspectives. The method employed involves content analysis of photographs collected from various sources, including public archives, art exhibitions, and private collections. The findings of this research highlight the importance of photography in recording the history of Malang City's development over time, as well as understanding the impact of these changes on the local community and culture. The implication of this research is to increase appreciation for the documentary and analytical value of photography in the context of urban studies, and to promote the use of photography as a means of reflection and learning for the city's residents.
Visual communication strategy of Pecel Lele Lamongan’s advertising banner Herwanto, Andhika Putra; Sunarto, Bambang; Pujiyanto, Pujiyanto
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 52, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um015v52i12024p11

Abstract

Warung Pecel Lele Lamongan is one of the SMEs that operates in the culinary sub-sector which are spread almost in every city in Indonesia. These food vendors uses an advertising banner as their information and promotion medium. This research was qualitative with qualitative data interpretation analysis through formal and communication approach. Art forms are analyzed through formalism by inspecting the elements that became a part of the subjects, such as visual elements like color, lines, shapes, textures, and visual principles such as unity and balance. Approach to communication used is to identify the visual communication strategies utilized by the advertising banners. This research shows that the visual elements and principles on Warung Pecel Lele advertising banners is a communication media that have been remembered by people and acts as a unique flagship for Pecel Lele Lamongan.Komunikasi visual iklan spanduk Pecel Lele LamonganWarung Pecel Lele Lamongan merupakan salah satu UMKM sub sektor kuliner yang tersebar hampir di seluruh kota di Indonesia. Warung ini menggunakan iklan spanduk sebagai media informasi dan promosinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, analisis data dilakukan dengan interpretasi analisis data kualitatif dengan pendekatan formal dan komunikasi. Pendekatan pada bentuk karya seni menggunakan analisis formal dengan cara memperhatikan elemen yang menjadi bentuk subjek, seperti unsur rupa yakni warna, garis, bentuk, tekstur  dan prinsip rupa seperti unity dan keseimbangan. Pendekatan komunikasi digunakan untuk mengenali strategi komunikasi visual yang ada pada iklan spanduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media spanduk dan peranan unsur dan prinsip rupa pada iklan spanduk warung pecel lele merupakan sarana komunikasi visual yang melekat pada benak khalayak luas dan menciptakan citra tersendiri bagi pecel lele Lamongan.