Sarno Sarno
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN, SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG PADA TANAH ULTISOL GEDUNG MENENG BANDAR LAMPUNG Harris Oktaviansyah; Jamalam Lumbanraja; Sunyoto Sunyoto; Sarno Sarno
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.294 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i3.1968

Abstract

Teknik persiapan lahan pada percobaan ini dikelompokkan ke dalam sistem olah tanah sempurna (OTS) dan olah tanah minimum (OTM). Olah tanah sempurna yang umumnya menggunakan alat-alat sederhana hingga alat-alat berat pada dasarnya bertujuan mengendalikan gulma dan menggemburkan tanah sehingga aerasi dan kapasitas infiltrasi tanah meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh olah tanah dan herbisida terhadap pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman jagung serta nilai ekonomisnya. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung pada bulan Februari 2014 hingga Mei 2014. Plot percobaan disusun dalamRancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu A (olah tanah minimum), B (olah tanah minimum + herbisida), C (olah tanah sempurna), D (olah tanah sempurna + herbisida) dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan olah tanah minimum + herbisida secara nyata lebih tinggi menghasilkan bobot pipilan basah, bobot pipilan kering oven, bobot pipilan KA 14%, dan bobot kering total tanaman dibandingkan dibandingkan perlakuan lainnya. Olah tanah minimum + herbisida secara nyata lebih tinggi menghasilkan serapan hara total tanaman N, P, dan K dibandingkan olah tanah minimum, olah tanah sempurna, dan olah tanah sempurna + herbisida. Serapan hara N P K berkorelasi positif terhadap jumlah daun, bobot pipilan, bobot bonggol, dan bobot brangkasan tanaman jagung. Dalam hal R (nisbah penerimaan terhadap pengeluaran), olah tanah minimum + herbisida menghasilkan nilai ekonomis tertinggi dibandingkan olah tanah minimum, olah tanah sempurna, dan olah tanah sempurna + herbisida.
PENGARUH KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP NITROGEN TOTAL SELAMA PERTUMBUHAN JAGUNG MANIS (Zea Mays saccharata) DI TANAH ULTISOL Gaby Chintya; Dermiyati Dermiyati; Sarno Sarno; Jamalam Lumbanraja
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.053 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i1.2992

Abstract

Ketersediaan nitrogen di dalam tanah cukup rendah, karenanya dalam budidaya jagung manis perlu dilakukan kombinasi pemupukan yaitu dengan pupuk oganik dan pupuk anorganik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kombinasi pupuk Organonitrofos dan pupuk anorganik terhadap nitrogen total tanah selama pertumbuhan jagung manis (Zea Mays saccharata) di tanah Ultisol Taman Bogo, Lampung Timur. Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2016 sampai dengan Maret 2017 bertempat di kebun percobaan Taman Bogo, Lampung Timur yang terdiri dari 11 perlakuan dengan 3 ulangan yang diacak dengan Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan terdiri dari P0 (0% Organonitrofos + 0% NPK), P1 (0% Organonitrofos + 100% NPK), P2 (100%Organonitrofos + 0% NPK), P3 (100% Organonitrofos +25% NPK), P4 (100% Organonitrofos + 50% NPK), P5 (100% Organonitrofos + 75% NPK), P6 (100% Organonitrofos +100% NPK), P7 (25%Organonitrofos + 75% NPK), P8 (50% Organonitrofos + 75% NPK), P9 (75% Organonitrofos + 75% NPK), P10 (50% Organonitrofos + 50% NPK). Analisis data diuji dengan ANOVA dan selanjutnya diuji dengan BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi 100% Organonitrofos dan 50% NPK dapat memberikan pengaruh terbaik terhadap nitrogen total tanah pada 78 HST (panen) dan tidak berbeda nyata dengan kombinasi 100% Organonitrofos dan 0% NPK. Selanjutnya, terdapat korelasi yang nyata antara C- organik terhadap N-total tanah 78 HST.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN APLIKASI MULSA BAGAS TERHADAP RESPIRASI TANAH PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum Officanarum L) TAHUN KE-5 PLANT CANE DI PT GUNUNG MADU PLANTATIONS Deni Setiawan; Ainin Niswati; Sarno Sarno; Sri Yusnaini
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.077 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1910

Abstract

Respirasi tanah merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tanah karena adanya kehidupan dan aktivitas dari mikroorganisme di dalam tanah yang dalam aktivitasnya membutuhkan O 2 dan mengeluarkan CO 2 . Respirasi tanah juga merupakan suatu indikator yang baik terhadap mutu tanah. Sistem olah tanah pada tanah yang diolah mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) karena tanah yang diolah mempunyai aerasi yang lebih baik dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) dan tanah yang diaplikasi kan mulsa bagas mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanpa aplikasi mulsa bagas karena pemberian bahan organik akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme, mikroorganisme menggunakan bahan organik sebagai sumber energinya.oleh karena itu perlakuan sistem olah tanah dan pemberian mulsa bagas akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat diukur dengan respirasi tanah. Penelitian dilaksanakanbulan September 2014 hingga Januari 2015. Penelitian ini dirancang secara split plot dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Petak utama yaitu sistem olah tanah yang terdiri dari dari tanpa olah tanah (T 0 ) dan olah tanah intensif (T 1 ). Anak petak adalah aplikasi mulsa bagas, yang terdiri dari tanpa mulsa bagas (M 0 ) dan mulsa bagas 80 t ha -1 (M 1 ). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5%, yang sebelumnya telah diuji homogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey, dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 1% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas memberikan pengaruh yang nyata terhadap respirasi tanah pada 0 BSP dan 3 BSP namun tidak ada interaksi antara pengolahan tanah dan aplikasi mulsa bagas. Hasil uji BNT 5% menunjukan respirasi pada tanah yang diolah lebih tinggi dibandingkan tanah yang tidak diolah dan tanah yang diaplikasikan mulsa lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi mulsa. Rata-rata respirasi tanah tertinggi pada olah tanah pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu 41,92 mg jam -1 m -2 dan 45,62 mg jam -1 m -2 sedangkan yang terendah yaitu 36,46 mg jam -1 m -2 dan 40,55 mg jam -1 m -2 dan rata-rata respirasi tanah tertinggi yang diaplikasi mulsa pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu42,11 mg jam -1 m -2 dan 46,40 mg jam -1 m -2 dan respirasi tanah terendah yang tanpa aplikasi mulsa yaitu 36,26 mg jam -1 m -2 dan39,77 mg jam -1 m -2 . Hasil uji korelasi menunjukkan tinggi rendahnya C-Organik tanah, pH tanah, kelembaban tanah dan suhu tanah tidak berpengaruh nyata terhadap respirasi tanah.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP EFISIENSI SERAPAN NITROGEN PADA TANAMAN PADI GOGO (Oryza sativa L.) TAHUN KE-27 DI LAHAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG Fajri Taufik Akbar; Muhajir Utomo; Sarno Sarno
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.734 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1906

Abstract

Padi gogo merupakan tanaman pangan yang dibudidayakan di lahan kering. Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi serapan nitrogen di lahan kering adalah dengan sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap efisiensi serapan nirogen pada tanaman padi gogo. Penelitian dilakukan di lahan Politeknik Negeri Lampung, dari bulan Oktober 2014 sampai dengan Maret 2015. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah sistem olah tanah jangka panjang yaitu T 1 = Olah Tanah Intensif (OTI), T 2 = Olah Tanah Minimum (OTM), T 3 = Tanpa Olah Tanah (TOT), dan faktor kedua adalah pemupukan nitrogen jangka panjang yaitu N o = 0 kg N ha -1 , N 1 = 50 kg N ha -1 , dan N 2 = 100 kg N ha -1 . Analisis tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi dan Laboratoium Pengelolaan Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Data yang diperoleh diuji homogenitasnya dengan uji Barlet dan adifitasnya dengan uji Tukey serta diolah dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi serapan nitrogen antara sistem olah tanah OTM, TOT, dan OTI tidak berbeda nyata, dengan rerata mencapai 20,42%, 22,15%, dan 27,26%; efisiensi serapan nitrogen antara pemupukan nitrogen dosis 50 kg N ha -1 dan 100 kg N ha -1 tidak berbeda nyata, dengan rerata mencapai 20,07% dan 26,49%; dan tidak terdapat pengaruh interaksi antara sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen jangka panjang terhadap efisiensi serapan nitrogen.
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN APLIKASI HERBISIDA TERHADAP KANDUNGAN ASAM HUMAT PADA TANAH ULTISOL GEDUNG MENENG BANDAR LAMPUNG Restu Yaasin Adi Putra; Sarno Sarno; Didin Wiharso; Ainin Niswati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.943 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i1.1847

Abstract

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting perlu mendapat perhatian sungguh-sungguh agar terhindar dari kerusakan yang dapat menurunkan produktivitasnya. Kerusakan tanah dapat terjadi karena salah dalam pengolahaan. Aplikasi herbisida merupakan bagian tak terpisahkan yang dilakukan pada kegiatan pengolahan tanah sistem olah tanah intensif, akan berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme tanah. Penurunan kandungan bahan organik di dalam tanah akibat praktik pengolahan tanah intensif mengakibatkan tanah menjadi tidak optimal dalam menunjang pertumbuhan tanaman dan kurang responsif terhadap pemupukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah terhadap kandungan asam humat, untuk mengetahui pengaruh aplikasi herbisida terhadap kandungan asam humat, dan untuk mengatahui kombinasi sistem olah tanah dan aplikasi herbisid terhadap ketersediaan kandungan asam humat. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan yaitu : Otm = olah tanah minimum; Otm+herbisida = olah tanah minimum+ herbisida yang berbahan aktif Glifosat 2,4- D; Ots = olah tanah sempurna; Ots+herbisida= olah tanah sempurna+herbisida yang berbahan aktif Glifosat 2,4- D dan masing- masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 16 satuan percobaan. Rancangan perlakuan yang digunakan adalah faktorial. Masing- masing percobaan diterapkan pada petak percobaan yang berukuran 3 m x 4 m. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet, aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam, perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.Selanjutnya dilakukan uji korelasi variabel utama yaitu C, N, P dan K.Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah minimum memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi terhadap ketersediaan asam humat dibandingkan perlakuan pengolahan tanah sempurna. Perlakuan herbisida tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap ketersedi aan asam humat di dalam tanah. Perlakuan pengolahan tanah minimum dan tanpa herbisida memberikan pengaruh yang nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya terhadap ketersediaan asam humat.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMUPUKAN NITROGEN JANGKA PANJANG TERHADAP KANDUNGAN ASAM HUMAT DAN ASAM FULVAT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TAHUN KE-29 DI LAHAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG Ratna Ayu Andita; Sarno Sarno; Muhajir Utomo; Abdul Kadir Salam
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 2 (2019): JAT Mei 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v7i2.3259

Abstract

Tanah-tanah yang diolah secara intensif tanpa diimbangi oleh pengembalian bahan organik ke tanah, maka kandungan bahan organik akan semakin menurun. Cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kandungan bahan organik tanah antara lain dengan cara menerapkan sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen. Tujuanpenelitian untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen terhadap kandungan asam humat dan asam fulvat, serta untuk mengetahui interaksi antara sistem olah tanah dan pemupukan nitrogen terhadap kandungan asam humat dan asam fulvat. Faktor pertama adalah sistem olah tanah yaitu T1= olah tanah intensif, T2= olah tanah minimum, T3= tanpa olah tanah, dan faktor kedua adalah pemupukan nitrogen yaitu N0= tanpa pemupukan dan N2= pemupukan 200 kg N ha -1 . Data yang diperoleh diuji homogenitasnya dengan uji Bartlet dan aditifitasnya diuji dengan uji Tukey dan dilakukan analisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam humat pada kedalaman tanah 0-5 cm, dan 5-10 cm pada perlakuan tanpa olah tanah lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan olah tanah intensif, tetapi sama pada kedalaman tanah 10-20 cm. Asam fulvat pada kedalaman tanah 0-5 cm, 5-10 cm, dan 10-20 cm setiap perlakuan olah tanah sama. Asam humat dan asam fulvat pada semua kedalaman tanah pada perlakuan pemupukan nitrogen 200 kg N ha -1 lebih tinggi dibandingkan tanpa pemupukan nitrogen. Asam humat kedalaman tanah 0-5 cm dan 5-10 cm pada perlakuan sistem tanpa olah tanah dengan pemupukan nitrogen 200 kg N ha -1 (N2T3) lebih tinggi dibandingkandengan perlakuan sistem olah tanah intensif dengan tanpa pemupukan nitrogen (N0T1). Asam fulvat pada semua kedalaman tanah tidak terdapat interaksi antara sistem olah tanah dengan pemupukan nitrogen.
PENGARUH DOSIS DAN UKURAN BUTIR PUPUK FOSFAT SUPER YANG DIASIDULASI LIMBAH CAIR TAHU TERHADAP SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Debby Novita Sari; Sri Yusnaini; Ainin Niswati; Sarno Sarno
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.226 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1907

Abstract

Sumber P yang saat ini digunakan dalam pertanian umumnya adalah pupuk kimia seperti SP-36 dan TSP, dengan ditiadakannya subsidi pupuk P ini maka harga pupuk meningkat di pasaran karena semua bahan baku pembuatan pupuk tersebut berasal dari impor sehingga harga pupuk menjadi mahal. Oleh karena itu perlu dicari alternatif untuk mengatasinya, yaitu dengan menggunakan batuan fosfat yang dicampur limbah cair tahu dan asam sulfat. Pupuk tersebut dinamakan Fosfatsuper, yang merupakan hasil asidulasi batuan fosfat dengan kombinasi antara 85% limbah cair tahu dan 15% H 2 SO 4 1N . Pupuk Fosfatsuper akan diuji kelarutannya dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan mencari dosis dan ukuran butir pupuk Fosfatsuper yang terbaik dalam pertumbuhan dan serapan P tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Lampung bulan Agustus2014 sampai April 2015. Penelitian disusun secara faktorial 2x4 dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kelompok. Faktor pertama adalah dosis pupuk Fosfatsuper (360 kg ha -1 ; 720 kg ha -1 ) dan faktor kedua adalah ukuran butiran pupuk fosfat super (1 mm, 2 3 mm, 3 5 mm, > 5mm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa P-tersedia terbaik pada dosis 50% (setara dengan dosis SP-36 360 kg ha -1 ) pada ukuran butir 1 mm dan jumlah daun terbaik pada dosis 50% pada ukuran butir 1 mm. Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan korelasi nyata antara serapan P dengan bobot berangkasan kering, P-tersedia dengan bobotberangkasan kering, dan pH dengan bobot akar kering tanaman jagung.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN KOMBINASI PUPUK MAJEMUK NPK DENGAN KOMPOS TERHADAPPERTUMBUHAN DANBIOMASA GULMAPADA PERTANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) Sirot Julaili; Jamalam Lumbanraja; Hidayat Pujisiswanto; Sarno Sarno
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 3 (2019): JAT September 2019
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.977 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i3.3549

Abstract

Keberadaan gulma pada lahan budidaya kacang hijau dapat menyebabkan terjadinya persaingan sarana tumbuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan gulma adalah pengolahan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan pemupukan terhadap pertumbuhan gulma dan produksi tanaman.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan april 2016 sampai dengan Januari 2017. Analisis gulma dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari dua faktor, sistem olah tanah yang terdiri dari: olah tanah minimum dan olah tanah sempurna, dan pemupukan yang terdiri dari: kombinasi pupuk majemuk NPK 200 kg ha -1 dengan 1 Mg ha -1 kompos dan tanpa pemupukan. Setiap perlakuan diulang 4 kali. Seluruh data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam. Homogenitas ragam diujidengan Uji Bartlet, jika asumsi terpenuhi data dianalisis dengan sidik ragam menggunakan Uji F, perbedaan antar nilai tengah perlakuan diuji dengan BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwaJenis gulma yang dominan pada pengamatan 3 MST adalah gulma Rottboellia exaltata dan 6 MST adalah Synedrella nodiflora pada semua perlakuan. Perlakuan olah tanah minimum memberikan bobot kering gulma daun lebar dan Asystasia gangetica yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya di 3 MST, sedangkan pada 6 MST perlakuan olah tanah minimum memberikan bobot kering gulma Asystasia gangetica lebih tinggi di bandingkan perlakuan lainnya. Perlakuan pemupukan pupuk majemuk NPK 200 kg ha -1 dan kompos 1 Mg ha -1 berpengaruh terhadap bobotkering gulma total, daun lebar, rumput, gulma Rottboellia exaltata dan gulma Synedrella nodiflora yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya di 3 MST. Terdapat interaksi antara pengolahan tanah dan pemupukan terhadap tinggi tanaman kacang hijau, dimana interaksi antara perlakuan olah tanah minimum + pemupukan menunjukan tanaman kacang hijau paling tinggi dibandingkan dengan 3 interaksi perlakuan lainnya.